Read More >>"> Phsycopath vs Indigo (Who Is The Killer?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Phsycopath vs Indigo
MENU
About Us  

 

 

Aku seperti terbangun dari mimpi buruk, disekelilingku kini kulihat dedaunan berserakan, jalanan tampak terkejut atas pengotor-pengotor tubuhnya, dipayungi langit yang muram. Anak-anak berkumpul kembali didepan mading, melihat kabar berita sukacita dan duka. Aku melihat ternyata langit mendung memberi kabar duka saat itu. Sekolah pun penuh polisi dan intel, entah apa lagi yang terjadi hari ini. aku melihat mading, dan tepampang foto Harmson, sejuta tanda tanya langsung menghantuiku. “Apalagi ini?”.

      “Nah.. ini nih pak orangnya! Si gadis pembawa kematian!” Ucap Carissa, seraya menunjuk-nunjuk kearahku. “Apa kamu yang bernama Feyandra?” tanya seorang laki-laki bertubuh kekar, dibelakangnya seorang wanita paruh baya menangis dan berusaha ditenangkan oleh laki-laki sebaya nya. Aku memanggut sebagai pengganti kata ‘ya’. “Harmton Alexanda, tadi pagi ditemukan mayatnya tebujur kaku ditaman belakang dan..”

“Dan anda menuduh saya yang melakukannya?” tanyaku memotong pembicaraannya. Ia memanggut, aku seolah-olah tida percaya dengan anggapan orang-orang berpendidikan itu.

      ”Menurut penjaga sekolah, anda lah murid terakhir yang berada di taman waktu itu.” Ucapnya. Aku tidak bersalah, namun mengapa aku takut? Aku mengatur nafasku sehingga tidak terlihat panik. Aku jadi bahan tontonan anak-anak satu sekolah, dipojok sekolah terlihat Riana menatapku. ”Berkatalah sejujur mungkin” suara samar-samar Riana terdengar olehku.

“Pak, bapak adalah orang yang berpendidikan lalu bapak percaya dengan bualan-bualan anak-anak tentang gadis pembawa kematian itu? Saya memang murid terakhir yang berada disini kemarin, namun bukan orang terakhir. Tanpa bukti, apa yang akan bapak perbuat terhadap saya?” ucapku memberanikan diri. Intel beserta polisi itu menatapku tajam, tapi mereka tidak bisa membela dirinya.

      “Baiklah, hari ini saya tidak mecurigai kamu. Namun jangan salahkan saya esok kamu telah berada dibalik sel besi.” Ujarnya dengan logat menyombong. Aku hanya menaikkan bahuku sebagai ganti kata ‘terserah’. Omong kosong apa ini, berita kabar Harmton yang mati karena kemarin mem-bully ku kemarin menjadi perbincangan satu sekolah. Tapi tunggu, ternyata tadi aku telah bertelepati dengan Riana. Ternyata kemampuan telepatiku telah berfungsi kembali, setelah sebelumnya tidak berfungsi karena terakhir aku bertelepati ketika umur 7 tahun.

      Dan karena kejadian dikelas waktu itu, ketika meja berantakan mengikuti arah tanganku, beberapa guru mencoba kemampuan telekinesisku. “Feyandra!” panggil salah satu guruku, aku membalikkan badan ternyata ia menyuruhku untuk keruangannya. Setelah sampai diruangannya, ia hanya menaruh sebuah pulpen dimeja yang berada dihadapanku “coba tunjukkan kemampuan telekinesis mu!” ujarnya. “Aku bukan bahan eksperimen kalian, bukan pula film yang kalian tonton, mengapa semua orang hanya menguji kemampuanku tapi tak ada yang pernah bertanya ataupun memikirkan tentang dampak negatif ketika aku melakukan telekinesis? Apa mereka hanya bisa menyuruh saja?” gumamku dalam hati. Aku sangat tidak nyaman berada di ruangan ini, posisi dudukku gelisah, sampai akhirnya guru itu menyadari kegelisahanku “Feyandra, are you okay?” tanyanya. Aku mengangguk pelan, aku pura-pura tidak bisa menggunakan telekinesis ku sampai akhirnya ia mengizinkanku untuk keluar dari ruangannya. Aku sangat kecewa dengan semua guru disekolah ini, apa tidak disisakan satu saja guru yang mengerti keadaanku?

Apa mereka tidak tau, ketika aku melakukan telekinesis energiku terkuras? Apa mereka tidak tau aku akan jatuh sakit setiap melakukan itu? Tubuhku terguncang, kepalaku pusing, dan wajahku akan pucat. Karena aku belum bisa mengendalikan kemampuan itu.

      Aku berjalan menuju kelas yang sepi dan hanya ada Fyan disana, aku menarik seragam Fyan dengan penuh emosi “gara-gara kamu, sekarang aku yang dituduh-tuduh menjadi phsycopath Fy!” ucapku seraya mendorong kembali tubuh Fyan yang terjatuh lemas itu, memang akhir-akhir ni Fyan menjadi pemurung dan pucat dari biasanya. “Kenapa aku Fey?” suaranya sekarang menjadi serak seperti Riana, “kamu kan yang membunuh Riana?! Tega kamu Fy! Hilangin penyakit kamu!” ucapku masih dalam keadaan emosi, wajah Fyan tampak kaget “aku? Mana mungkin? Aku sudah bilang kalau aku ga mungkin dan ga akan membunuh manusia! Lagipula dikit demi sedikit penyakit aku ini sudah hilang Fey!” ucap Fyan membela dirinya. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala tak percaya, dia masih saja bisa membela dirinya.

                                                      *****

      “Alice!” panggilku melihat Alice yang berada ditaman belakang sekolah, Alice terlihat kaget melihat kedatanganku. “Eh, F.. Fey” ucapnya membuang tatapan matanya, bak orang yang bersalah. ”Lagi apa disini?” tanyaku.

“Hem, ini.. iniloh aku lagi cari angin saja disini. Aku duluan yah!” ucapnya dan berlalu dari hadapanku. Tingkah anehnya membuat aku curiga, akupun menemui Riana dibawah pohon beringin tempat dia biasa duduk bersama seorang anak kecil. Darahnya terus saja keluar dari bola matanya yang tertancap pisau, wajah pucat pasinya menujukkan sebuah kesedihan, bibir kering dan suara seraknya terus merintih meminta tolong, aku menghampirinya. Aku mencoba membiasakan diri bertemu dengannya, “Riana” panggilku. Riana mengangkat kepalanya, bibirnya tersenyum kearahku, sebuah senyuman tragis yang membuatku miris.

“Riana, jangan jadikan ini teka-teki. Siapa yang membunuhmu, pak Erlan, dan Harmton? Apa masih satu orang yang sama?” tanyaku dan duduk disebelahnya.

      “Ya. Pegang tanganku dan bukalah portal masalalu.” Ucap Riana menyodorkan tangannya.

“Portal masalalu? Dan apa.. apa aku dapat memegangmu?”

      “Sebuah kemampuan mu yang akan melihatku 1 tahun silam. Peganglah tanganku, kau adalah gadis istimewa yang diperuntukkan untuk menolongku, kau dapat menolongku. Peganglah!” ucap Riana penuh harap. Aku memegang tangannya, aku mentup mataku. Tibalah aku disebuah ruangan serba hitam, kelam, dan sepi. Dan seketika aku bayanganku berada dikamar mandi sekolah ini.

 

Flashback

      Wajah Riana tampak sumringah, bajunya tidak lusuh seperti yang aku lihat selama ini. Senyumannya selalu bertebaran, sepertinya dia terkenal disekolah ini. Episode demi episode aku perhatikan, sampai aku menyadari bahwa Riana adalah kekasih Fyan. Mereka sangat akrab, dan sepertinya tidak ada masalah dalam hubungan mereka. Namun tiba-tiba kepalaku pusing sehingga banyak episode-episode yang terlewat. Hingga pada akhirnya aku hanya menemukan akhir dari kisah mereka, ketika Riana sudah berada dalam kondisi yang mengenaskan. Matanya tertancap pisau, wajahnya tenggelam dalam bak air sekolah, dan kulit kakinya telah terobek-robek. Disampingnya Fyan merangkulnya, Fyan mengusap darahnya seraya tersenyum getir, setelah itu tiba-tiba Fyan menangis.

 

      Tubuhku lemas membuka portal masalalu saat itu, aku rasa energi ku belum cukup untuk menguji semua kemampuanku. Dan aku masih tidak mengerti dengan semua episodenya, mengapa Fyan tertawa? Lalu dia juga menangis? Jadi siapa yang sebenarnya pembunuh Riana? Segelimang tanda tanya selalu saja menghantuiku saat itu. Jutaan rasa takut mengalir mengikuti aliran darahku, aku masih duduk mendengarkan suara Riana yang selalu merintih. Apakah dia belum mendapat tempat yang tenang? Terik matahari kala itu menjadi saksi bisu tekadku untuk mengetahui siapa pembunuh Riana, pak Erlan, dan Harmton, juga anak kecil itu.

                                                      ******

      “Fey, kamu punya sixsense?” tanya Alice ketika aku pulang sekolah bersamanya. “Iya” jawabku singkat. Langkah Alice terhenti saat mendengar jawabanku “kamu pernah bertemu Riana?” tanya Alice curiga. Tiba-tiba suara samar-samar Riana sekilas terdengar ”jangan katakan”. Aku diam sejenak dan akhirnya berbohong kepada temanku itu “pernah, cuma sekali.”

“Lalu dia bicara apa kepadamu?”

      “Tidak bicara apapun.” Alice menghela nafas mendengar jawabanku. Mukanya yang membeku berubah menjadi normal kembali. Aku masih belum bisa memecahkan teka-teki ini. Siapa pembunuhnya? Fyan atau Alice? Mereka berdua adalah orang yang paling dekat dengan Riana. Namun tidak mungkin Fyan karena ia kekasihnya, tidak mungkin juga Alice karena dia adalah sahabatnya. Lalu siapa?

Hanya ada dua cara untuk memecahkan masalah ini. Cara pertama, adalah menganggap seakan-akan tak ada keajaiban. Cara kedua, adalah menganggap semua yang terjadi adalah keajaiban, sehingga teka-teki itu akan terpecahkan dengan sendirinya. Sekolah itu adalah saksi bisu dari semua tragedi ini, tragedi yang mengenaskan tentang seseorang yang membunuh kekasihnya. Atau seseprang yang membunuh sahabatnya. Entahlah…

                                                      *****

      Aku sudah berada ditikungan jalan, tempat aku dan Alice berpisah menuju rumah kami masing-masing. Namun tidak seperti biasanya, Alice tidak mengucapkan sepatah katapun untuk perpisahan kami dijalan ini. “Al, aku duluan ya!” ucapku membuka pembicaraan. Alice yang tadinya sudah berjalan, lalu menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadapku “Fey! Jangan coba mencari tau tentang kabar pembunuhan itu.” Ucap Alice dan berlalu, meninggalkan aku yang berdiri mematung. Aku melanjutkan perjalananku menuju rumah. Sesampainya dirumah ka Karin mencegahku “kenapa kamu bisa disebut gadis pembawa kematian?” tanya ka Karin yang duduk disofa bersama ibu, “aku ga tau ka” ucapku singkat. Aku membuka sepatuku dan hendak kekamar, namun sekarang wajah teduh ibu yang memaksa ku membuka mulut. ”Nak, katakan. Sebenarnya apa yang terjadi padamu disekolah itu?”

      ”Sudahlah bu, mereka itu hanya mengolok-olokku tidak usah didengarkan!”

“Bagaimana dengan kabar telekinesis, six sense, dan sebagainya itu?!” ka Karin angkat bicara dengan nada yang tinggi membuat emosi ku terpancing. Aku pernah berjanji kepada ayah untuk tidak mengatakan semua kemampuan yang ayah turunkan kepadaku. Tiba-tiba saja sofa yang ka Karin duduki tergeser ke belakang, namun sofa yang ibu duduki tidak.

“Apa-apaan ini?” ucap ka Karin melonjak kaget. ”Aku tidak menggunakan telekinesis.” Gumamku dalam hati. Lalu siapa yang menggerakan sofa ka Karin?

Tiba-tiba ibu membuka pembicaraan dalam suasana yang beku itu, “teman batin” ucap ibu. Aku dan ka Karin saling memandang tidak mengerti, “maksudnya bu?” tanya ka Karin. Ibu mengangkat kepalanya melihatku, “adikmu mempunyai teman batin, ia seperti ayahmu. Siapa yang membuatnya emosi, dan siapa yang mencoba menyakitinya akan dibalas oleh teman batinnya dengan kesakitan berlipat-lipat ganda.” Ucap ibu menjelaskan. Ka Karin membekap mulutnya tidak percaya, “teman batin..” ucap ka Karin lirih. Tubuhku lemas sehingga aku menjatuhkan sepatu basah yang aku pegang, keanehan apalagi yang terdapat dalam tubuhku?

      Aku membenamkan wajahku dibantal kamarku, aku masih benci dengan semua kemampuan yang aku punya. Sangat benci. Bahkan kemampuan ini tidak berguna, karena sampai detik ini aku tidak tau siapa pembunuh yang sebenarnya.

 

How do you feel about this chapter?

1 1 1 2 2 3
Submit A Comment
Comments (66)
  • zufniviandhany24

    Apasi nih bocahh pada;v

    Comment on chapter Between Us
  • Cifa65Arun

    @Crystal_Adibaya Ia yak. Et gila ka zufny baru kali ini ngeliat di SENYUM :) manis bin emesh liatnya wkwkw. Makanya klw ngajar taekwon sambal senyum dong kak. KEEP SMILE MY BEST TEACHER:D

    Comment on chapter My Ability
  • Crystal_Dibaya54

    Salfok sama foto profil kakakk ;;v

    Comment on chapter My Ability
  • DebyIffah_

    Teh zufnyyyy! bikin cerita mulu, ngajar kitanya kapan lagi:(

    Comment on chapter Dream Come True
  • zufniviandhany24

    Waaaaaaaaaw :o fans pk araka banyak ya:V

    Comment on chapter Between Us
  • Gailinalishwa11

    Itukan kmuh bilang ada cerita aslinya yh,,,, berarti pa araka asli dong haha. E, aqu nanya seriusan nieh. Klw asli bolehlah kenal2in pa araka nya:D

    Comment on chapter My Ability
  • zufniviandhany24

    Eng ing eng..

    Comment on chapter Between Us
  • Myarachristine

    Bpk guru in my heart. Gue prediksi nanti ujung2nya Fey jodohnya Bpk guru araka nie.

    Comment on chapter My Ability
  • SintyaNurAd

    Aq tadi nya suka sama fyan, smpe** mw ketemu sama fyan dikehidupan nyata. Malah sekarng fans sm pak araka. Aku mw ketemu haaaaaaaaaaa;"(

    Comment on chapter My Ability
  • Hananafia_cr

    Bapak guru satu ini emangdh misteri amat yk. k' @zufniviandhany24 bikin chapter tentang bapak araka ya HaHaHa

    Comment on chapter My Ability
Similar Tags
DUA PULUH MENIT TERAKHIR
4      4     0     
Short Story
Setiap waktu sangat berarti. Selagi ada, jangan terlambat untuk mengatakan yang sesungguhnya. Karena kita tak tahu kapan waktu akan merenggutnya.
Dear, My Brother
0      0     0     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Kuliah atau Kerja
6      6     0     
Inspirational
Mana yang akan kamu pilih? Kuliah atau kerja? Aku di hadapkan pada dua pilihan itu di satu sisi orang tuaku ingin agar aku dapat melanjutkab sekolah ke jenjang yang lebih tinggi Tapi, Di sisi lainnya aku sadar dan tau bawa keadaan ekonomi kami yang tak menentu pastilah akan sulit untuk dapat membayar uang kuliah di setiap semesternya Lantas aku harus apa dalam hal ini?
Egoist
125      56     0     
Mystery
WARNING: 21+ Noted: Akan segera diterbitkan setelah selesai Tidak ada yang bebas dari Turk, organisasi pembantai orang-orang kotor yang berkedok ilmuwan. Mereka menjadikan orang-orang tersebut sebagai kelinci percobaan obat-obatan, lalu disiksa secara perlahan. Tidak ada jejak apa pun, semua mayat menghilang tanpa kabar, bahkan tidak ada media yang menyorot. Benar-benar rapi dan tersembuny...
Einsam
4      4     0     
Romance
Hidupku sepi. Hidupku sunyi. Mama Papa mencari kebahagiaannya sendiri. Aku kesepian. Ditengah hiruk pikuk dunia ini. Tidak ada yang peduli denganku... sampai kedatanganmu. Mengganggu hidupku. Membuat duniaku makin rumit. Tapi hanya kamu yang peduli denganku. Meski hanya kebencian yang selalu kamu perlihatkan. Tapi aku merasa memilikimu. Hanya kamu.
Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
65      33     0     
Fan Fiction
Klub Kyudo Kazemai kembali mengadakan camp pelatihan. Dan lagi-lagi anggota putra kembali menjadi 'Budak' dalam camp kali ini. Yang menjadi masalah adalah apa yang akan dilakukan kakak Masaki, Ren, yang ingin meliput mereka selama 3 hari kedepan. Setelah menjadi juara dalam kompetisi, tentu saja Klub Kyudo Kazemai banyak menjadi sorotan. Dan tanpa diketahui oleh Masaki, Ren ternyata mengundang...
PESAN CINTA
98      55     0     
Romance
Bagaimana jadinya jika kita mendapat amanah dari orang yang tidak kita kenal? Itu pulalah yang terjadi pada Nasya. Dalam pejalanan pulang menuju kampung halamannya, Nasya berkenalan dengan seorang wanita. Mereka menjadi akrab. Dan wanita itu menitipkan sebuah amanah yang kenyataannya menjadi titik awal perubahan hidup serta jalan cinta Nasya.
KAU, SUAMI TERSAYANG
426      313     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
sHE's brOKen
146      72     0     
Romance
Pertemuan yang tak pernah disangka Tiara, dengan Randi, seorang laki-laki yang ternyata menjadi cinta pertamanya, berakhir pada satu kata yang tak pernah ingin dialaminya kembali. Sebagai perempuan yang baru pertama kali membuka hati, rasa kehilangan dan pengkhianatan yang dialami Tiara benar-benar menyesakkan dada. Bukan hanya itu, Aldi, sahabat laki-laki yang sudah menjadi saksi hidup Tiara yan...
2 Akar 3 Faktorial!
6      6     0     
Short Story
Buat yang hobi matematika, jangan serius serius amat!. ngakak bareng yukk. karena angka kadang sering ngajak bercanda