"Raina, bangun." Terdengar suara berbisik di telingaku. Aku membuka mataku perlahan.
"Loh, Suster Emi?" Aku kaget bukan main. Aku langsung bangun, dan memeluk Suster Emi.
"Suster kemana aja, aku nyariin loh dari pagi tadi, masa Sam bilang suster pergi nggak kembali lagi, apa-apaan coba, nggak mungkin kan. Buktinya Suster aja disini" Aku melepas pelukanku. Aku melihat Suster Emi hanya tersenyum.
"Raina, suster akan terus berada di samping kamu. Kamu harus janji, harus bisa melewati ini semua ya. " Ucap Suster Emi sambil mengusap rambutku.
"Pasti dong, karena Suster udah aku anggap seperti ibu aku sendiri." Aku menyakinkan Suster Emi. Suster Emi melemparkan senyum nya kembali padaku.
"Rain, ngapain disana?" Aku sontak menengok ke arah sumber suara itu. Oh itu Sam. Sam mendekati ku. Aku tersenyum kepada Sam.
"Kamu ngapain sendirian disini, biasanya kamu ngajakin aku kesini, bahagia banget kelihatan. Ajakin aku dong" Sam duduk di sampingku.
Aku melihat Suster Emi menggangguk ke arahku, tanpa aku tahu apa maksudnya.
"Rain, apa apaan sih diajakin ngomong malah senyum-senyum aja" Sam terlihat kesal.
"Sam, kamu nggak sopan banget, ayo beri salam ke Suster Emi" Aku meminta Sam.
"Rain, aku tahu kamu sangat terpukul, udah yah kita perlahan-lahan akan bisa melewati ini semua." Sam memelukku erat.
"Jangan bercanda, jelas-jelas Suster Emi ada di depan kita, tuh lihat dia senyum sama kamu." Aku melepas pelukan Sam, dan menunjuk ke arah Suster Emi. Terlihat kesedihan di wajah Sam. Aku seakan-akan nggak bisa mengerti ini semua.
"Rain, stop! Jangan begini. Jangan siksa diri kamu terus-menerus. Aku sayang kamu. Please, kamu jangan begini." Sam membujukku.
"Jangan begini apanya? Kamu itu nggak boleh bercanda berlebihan Sam, nggak baik. Jelas banget Suster Emi di depan kamu malah kamu ngomong kayak gitu, nggak sopan banget." Aku menjelaskan sekali lagi, dan lagi-lagi bantahan yang aku terima.
"Kamu, nggak jadi gila kan? Bagaimana mungkin Raina, Suster Emi bisa kembali lagi sedangkan dia udah ninggalin kita semua disini. Suster Emi kecelakaan."
"Omong kosong. Kamu yang gila. Dasar orang gila, lama-lama ngomong sama kamu aku beneran ikutan gila." Aku berdiri meninggalkan Sam. Aku kesal. Bisa banget ya dia ngomong begitu sedangkan ada Suster Emi disitu.
"Rain, mau kemana kamu? Aku minta maaf . . ." Suara Sam tenggelam dalam kejauhan. Aku seketika merasakan seperti di tabrak sama sesuatu yang nggak bisa aku lihat. Dan seketika itupun aku terjatuh.
Bagus banget siihh...
Comment on chapter Ini Aku (Nessa PoV)