Read More >>"> Suara Kala (Prolog) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Suara Kala
MENU
About Us  

Hujan rintik sore hari, seorang lelaki setengah baya memutuskan berteduh di sebuah tenda milik seorang pelukis. Si empunya tenda lelaki muda dengan wajah cerah dan janggut tipis. Ia sedang duduk di depan kanvasnya, membimbing kuasnya menarikan sebuah keindahan. Di dekatnya berjejeran beberapa contoh lukisan yang pernah ia buat.

“Lukisanmu bagus, Anak Muda,” ucap lelaki setengah baya dengan seulas senyum pada akhir kalimatnya.

Lelaki muda membalas senyum lelaki setengah baya sambil mengangguk sopan. “Terima kasih, Pak.”

“Bisa lukis saya? Kalau hasilnya memuaskan, saya bisa memakai jasa kamu lagi di kantor saya,” ucap sang lelaki setengah baya sambil menyodorkan kartu namanya. Si lelaki muda menerimanya sembari tersenyum lebar. Diperhatikannya sesaat penampilan orang yang sedang berbicara padanya. Gaya parlente dengan setelan jas yang nampak mahal. Lalu perhatiannya teralihkan ke kartu nama yang dipegangnya. Lelaki muda itu tersenyum.

“Bagaimana, Anak Muda? Bisa?”

Lelaki muda menggeleng. “Saya sudah lama tidak melukis makhluk hidup, Pak.”

“Lalu apa yang kamu lukis?”

“Perasaan manusia.”

“Ah?” Lelaki setengah baya melongo heran. Bibirnya yang menghitam pertanda sering merokok sedikit terbuka sebagai pendukung keheranannya.

“Setiap pelanggan yang datang akan saya minta untuk menceritakan perasaan mereka. Entah mereka sedang sedih ataupun senang, saya akan melukiskan sesuatu sebagai representasi perasaan orang tersebut.”

Lelaki setengah baya kembali melihat lukisan lelaki muda, satu per satu. Sekilas, lukisan itu memang nampak seperti lukisan pemandangan pada umumnya. Namun, kalau dicermati, ternyata lukisan-lukisan itu mampu menghadirkan sebuah rasa. Ada lukisan yang membuatnya kesepian, ada pula yang membuatnya bahagia.

“Lukisan itu … representasi perasaan orang-orang yang pernah kamu lukis?”

“Lukisan yang ada di sini perasaan saya sendiri, Pak.”

Lelaki setengah baya menunjuk lukisan yang menurutnya paling indah. Abstrak dan tak terjemah. Namun, perasaannya tenang tiap kali melihatnya. Seakan ia ikut bahagia meski tak tahu makna lukisan itu. “Itu perasaan kamu juga?”

Lelaki muda mengangguk sopan. “Benar, Pak.”

“Itu lukisan tentang apa?”

“Kala. Waktu.”

“Ah, saya pikir itu lukisan saat kamu jatuh cinta.” Ia tertawa selama sekian detik.

“Anda benar. Saya membuatnya saat pertama kali merasakan cinta yang luar biasa.”

Lagi-lagi, lelaki setengah baya tercengang, sambil mengaku dalam hati bahwa ia takjub dengan kejutan-kejutan yang didapatkannya dari lelaki muda itu.

“Milyaran orang boleh mengklaim waktu adalah uang. Tapi bagi saya, waktu adalah cinta.

“Manusia hidup karena cinta. Tanpa cinta, mereka akan mati.”

“Oh ya?”

Lelaki muda tersenyum. “Tanpa cinta, mungkin saya tidak akan ada di sini, berbincang dengan Anda.”

How do you feel about this chapter?

0 2 3 0 0 0
Submit A Comment
Comments (9)
  • Khanza_Inqilaby

    @isnainisnin Udah diperbaiki, Ukh. Jazakillah (Ga bisa emot ^^
    kalem banget emotnya XD

    Comment on chapter 4. Alasan
  • Isnainisnin

    Part ini banyak typonya, Kak hehe.
    Beneran ngga bisa pake emot ternyata >_<

    Comment on chapter 4. Alasan
  • Khanza_Inqilaby

    Alhamdulillah ^^ (ga bisa pake emot T,T)

    Comment on chapter Suara Kala
  • Isnainisnin

    Iya sudah kebaca kok, Kak.

    Comment on chapter Suara Kala
  • dede_pratiwi

    nice story ditunggu kelanjutannya :)

    Comment on chapter Suara Kala
  • Khanza_Inqilaby

    Namanya Lazuardy. Aku emang labil. Jazakillah khoir sudah berkunjung, Ukh. Insyaallah lanjut dong ^^

    Balasan komenku kebaca nggak nih? Aku ngga tau caranya balas komen :&quot;(

    Comment on chapter 3. Nyata
  • Isnainisnin

    Ah iya, ini masih lanjut kan, Kak?

    Comment on chapter 3. Nyata
  • Isnainisnin

    Ini namanya Ardy, Lazuardi atau Lazuardy? Kok beda-beda.

    Comment on chapter 3. Nyata
  • Isnainisnin

    Tulisan kakak bagus, aku suka cerita yang kayak gini. Kayak muhasabah :)

    Comment on chapter 1. Hitam
Similar Tags
Tenggelam dalam Aroma Senja
11      11     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.
Kamu!
46      35     0     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Light in the Dark
69      49     0     
Romance
Jawaban
13      13     0     
Short Story
Andi yang digantung setelah pengakuan cintanya dihantui penasaran terhadap jawaban dari pengakuan itu, sampai akhirnya Chacha datang.
Young Marriage Survivor
52      37     0     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
OUR PATH | MinYoon
7      7     0     
Fan Fiction
"Inilah jalan yang aku ambil. Tak peduli akan banyaknya penolakan masyarakat, aku akan tetap memilih untuk bersamamu. Min Yoongi, apapun yang terjadi aku akan selalu disimu." BxB Jimin x Yoongi Yang HOMOPHOBIC bisa tinggalkan book ini ^^
A Slice of Love
12      12     0     
Romance
Kanaya.Pelayan cafe yang lihai dalam membuat cake,dengan kesederhanaannya berhasil merebut hati seorang pelanggan kue.Banyu Pradipta,seorang yang entah bagaimana bisa memiliki rasa pada gadis itu.
Dieb der Demokratie
0      0     0     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Our Tears
58      43     0     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
It Takes Two to Tango
10      10     0     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...