Read More >>"> Abay Dirgantara (02 : Bertemu Masa Lalu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Abay Dirgantara
MENU
About Us  

Abay memukul-mukul meja seirama dengan musik yang sedang ia dengarkan. Abay sama sekali tidak peduli dengan tatapan aneh teman-temannya. Mungkin, mereka berpikir; meja kan milik sekolah. Sekolah milik dia. Ah, dasar Anak Sultan. Tidak seperti seorang perempuan yang menjabat sebagai ketua kelas dengan julukannya yang garang sedang menatapnya kesal setengah mati. Abay yang ditatap seperti itu tidak sadar karena matanya ia pejamkan. Perempuan itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju tempat duduk Abay. Anak-anak yang melihat pergerakan dari ketua kelas itu langsung mengambil posisi enak untuk menonton apa yang selanjutnya akan terjadi.

Satu...

Dua...

Tiga..

BRAK!

Abay langsung melepas earphone-nya dan mengelus dadanya. Demi tkius warna hijau, Abay kaget setengah mati.

“Kalau mau rusuh jangan di kelas! Ganggu ketenangan orang aja sih!” bentak perempuan ini sambil bertolak pinggang.

“Oh, lo keganggu? Pintu kelas kebuka, kenapa nggak keluar aja?” balas Abay santai namun terdengar menyebalkan bagi si perempuan.

“Nyolot banget sih jadi manusia. Mentang-mentang Anak—”

“Bisa nggak sih nggak usah bawa-bawa tahta? Gue di sini sama kayak lo, murid. Bukan penguasa.” Potongnya cepat dengan nada dingin. Lalu Abay pergi dengan sangat sengaja menyenggol bahu perempuan ber-name tag; Serina Riandra.

***

Abay menyeruput minumannya dengan kasar. Lagi-lagi karena masalah status itu ia dinilai berbeda dan buruk. Kenapa harus begini sih? Siapa juga yang mau jadi cucu pemilik yayasan? Siapa juga yang mau jadi anak pemilik sekolahan bagus? Siapa juga yang mau jadi orang kaya? Enggak! Abay nggak mau kalau kayak gini jadinya. Ia lebih suka menjadi orang yang berasal dari keluarga yang sederhana saja.

Saking kesalnya ia meremas bungkus makanan dan melemparnya asal.

“Aduh! Apaan nih!” pekik seorang perempuan yang wajahnya terkena lemparan sampah. Ia menoleh pada Abay dengan tajam. “Buang sampah tuh di tempat sampah! Bukannya seenak jidat lo lempar gitu aja!” omelnya kesal setengah mati.

Abay terlonjak kaget seraya mengelus dadanya. Ya Allah, kenapa hari ini orang-orang suka ngagetin sih? “Ya Allah Bulan, nggak usah teriak-teriak dong,”

“Nggak! Nggak bisa! Ini tuh melanggar aturan! Harusnya lo buang sampah ke tong sampah, bukan ke muka gue!” Bulan masih tidak terima dengan perlakuan Abay.

Abay bangkit dari bangkunya. “Ya udah iya, gue salah deh,”

“Ya emang lo salah!” Bulan melotot tajam. Astaga seram amat sih.

“Ya udah, Bulan mau apa? Mau nomor hape Bintang? Iya?”

“Ogah! Udah punya!”

“Ya udah, nomor gue aja gimana?” tawar Abay iseng.

Bulan memasang tampang jijik. “Dih, ogah banget,”

Tidak lama percakapan mereka terhenti karena kedatangan seorang perempuan. “Ayo Bul, aku udah beli minumnya nih,”

Abay dan Bulan menoleh pada suara itu. Ia menemukan Zoella dengan membawa dua botol air mineral. Abay menatapnya bergantian. Lah, tumben akur. Batin Abay bersuara.

“Gak usah mikir yang macem-macem. Melan lagi di UKS, jadi kita jalan ke kantin bareng,” sahut Bulan seakan membaca pikiran Abay.

Abay terkekeh. “Dih, si Bulan sok tahu banget nih. Siapa juga yang mikir macem-macem. Emang, Bulan mau dipikirin yang macem-macem?”

Bulan dan Zoella pun kompak bergidik ngeri mendengar Abay berbicara seperti itu. Lalu keduanya pergi meninggalkan Abay sendirian di kantin.

Ya, mungkin memang sudah nasibnya selalu sendiri.

***

“Ini tugas yang harus dikerjain. Gue nggak mau tahu, tugas ini harus selesai dua hari sebelum dikumpulin!” seru Serina menggebrak meja Abay.

Abay yang sedang menelungkupkan kepalanya langsung mendongak dan menatap Serina kesal. Bisa nggak sih kalau nggak gebrak meja?!

Deadline-nya kapan?”

“Rabu depan. Berarti hari Senin harus udah selesai,” jelasnya dengan menekan setiap ucapannya.

Abay berdecak. “Kenapa harus gitu sih?”

“Biar kita bisa ngecek salahnya di mana,”

Dasar cewek perfeksionis! “Ya-ya-ya, gue nurut deh,”

“Jadi, kapan mau dikerjain?” kali ini suaranya tidak sesarkas tadi.

“Terserah,” jawab Abay malas-malasan.

“Ya udah, pulang sekolah nanti kita kerjain,”

Abay melotot tidak percaya. “Kok langsung sih? Besok kek atau lusa gitu,” protesnya.

Serina berkacak pinggang. “Tadi gue tanya jawabnya terserah, sekarang udah dikasih jawaban malah protes. Gue nggak nerima protesan. Dan untuk tempat, silahkan lo yang menentukan!” tuturnya lalu ia berbalik badan dan duduk di tempatnya.

Abay memutar bola matanya. Ia mengepalkan kedua tangannya merasa kesal. Andai ia perempua, ia bisa langsung menjambak rambutnya. Andai juga ia punya teman sebangku. Pasti nggak akan semelas ini nasibnya. Lagian, kenapa teman bangku Serina segala sakit sih? Kalau begini kan Abay yang kena imbasnya.

Dasar, dari dulu memang nggak pernah berubah.

Cewek perfeksionis yang doyan ngomel.

Siapalagi kalau bukan Serina Riandra.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Half Moon
13      6     0     
Mystery
Pada saat mata kita terpejam Pada saat cahaya mulai padam Apakah kita masih bisa melihat? Apakah kita masih bisa mengungkapkan misteri-misteri yang terus menghantui? Hantu itu terus mengusikku. Bahkan saat aku tidak mendengar apapun. Aku kambuh dan darah mengucur dari telingaku. Tapi hantu itu tidak mau berhenti menggangguku. Dalam buku paranormal dan film-film horor mereka akan mengatakan ...
Werewolf Game
2      2     0     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Innocence
49      4     0     
Romance
Cinta selalu punya jalannya sendiri untuk menetap pada hati sebagai rumah terakhirnya. Innocence. Tak ada yang salah dalam cinta.
The Dumb Love
47      19     0     
Romance
Aku bukan cewek pendiam, namun jika bicara soal cinta, aku mendadak menjadi bisu. Aku; keturunan kampung yang mengharapkan seorang kota. Apa aku bisa mendapatkanmu?
Sanguine
40      19     0     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Ingatan
75      10     0     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
IMAGINATIVE GIRL
30      5     0     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
BLACK HEARTED PRINCE AND HIS CYBORGS
105      25     0     
Romance
Ingin bersama siapa kau hidup hingga di hari tuamu? Sepasang suami istri yang saling mencintai namun dalam artian yang lain, saat akan reuni SMA pertama kali memutuskan saling mendukung untuk mendapatkan orang yang masing-masing mereka cintai. Cerita cinta menyakitkan di SMA yang belum selesai ingin dilanjutkan walaupun tak ada satupun yang tau akan berakhir seperti apa. Akankah kembali menya...
F.E.A.R
59      25     0     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
Dia Dia Dia
72      17     0     
Romance
Gadis tomboy yang berbakat melukis dan baru pindah sekolah ke Jakarta harus menahan egonya supaya tidak dikeluarkan dari sekolah barunya, saat beberapa teman barunya tidak menyukai gadis itu, yang bernama Zifan Alfanisa. Dinginnya sikap Zifan dirasa siswa/siswi sekolah akan menjadi pengganti geng anak sekolah itu yang dimotori oleh Riska, Elis, Lani, Tara dan Vera. Hingga masalah demi masalah...