Read More >>"> Bukan Kamu (Chapter 3 Rasa Itu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bukan Kamu
MENU
About Us  

       Muti berlalu menuju kelas untuk mengikuti perkuliahan, meninggalkan Tama begitu saja seorang diri dengan perasaan yang campur aduk.

       “Gue tunggu lo di parkiran ya Mut!” teriaknya dari kejauhan.

       “Jangan lupa setengah tiga sore ini dan lo harus dateng. Inget itu.” Teriaknya sekencang mungkin sampai punggung gadis itu sudah tidak terlihat di balik tembok putih yang menjulang sanggat tinggi.

       Wajah sumgringah ditunjukan oleh Muti setelah teriakan Tama yang semakin lama, semakin mengecil. Tak henti-hentinya senyum itu mengembang di wajahnya yang tak dapat ditutupi dari siapapun.

       Ada rasa khawatir dan takut mendapat tawaran seperti itu dari Tama. Rasa di mana ketika Muti mulai sedikit membuka hatinya untuk seorang pria, dirinya akan tersakiti dengan rasa yang tumbuh di dalam hatinya. Rasa yang ia bangun sendiri dan pengharapan yang  selalu saja ia bangga-banggakan. Namun jauh di dalam lubuk hatinya Muti bahagia dan senang terhadap ajakannya itu.

       Sedangkan pria itu, apakah memiliki perasaan yang sama terhadapnya? Atau hanya Muti yang memiliki perasaan yang terlalu berlebihan? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu bagaimana perasaan yang dimiliki Tama sesungguhnya. Semoga saja, rasa yang dimiliki oleh Muti hanyalah ketertarikan sesama teman yang baru ia dikenal.

       Muti mengikuti perkuliahan dengan dengan fokusnya, telti , tekun, dan telaten. Ia sangat memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut lelaki paruh baya itu yang menjelaskan mengenai perhitungan-perhitungan iterasi pada matakuliah Metode Numerik. Di mana sebagian mahasiswa hanya menguap saja ketika matakuliah itu sudah tiba pada waktunya.

       Jam menunjukan hampir pukul setengah tiga kurang lima menit, Fey sudah menunggu di depan kelasnya sambil mengutak-ngutik handphone kesayangannya.

       “Akhirnya lo keluar juga.” Fey dengan wajah yang sumringah.

       “Setia banget sih lo nungguin gue.” Muti dengan seringaian kata-katanya.

       “Pulang bareng yuk Mut?" ajak Fey memohon.

       “Hmmmm. Gue mau ada urusan sama Tama abis ini Fey dan kayanya sih penting. Jadi gue mau ketemu dia.” Ucap Muti dengan penekanan bahwa ia benar-benar tidak bisa.

       Fey hanya menatapnya dengan penuh ketekejutan.

       “Sorry ya !!" Lanjutnya dengan penuh penyesalannya terhadap Fey karena sedari tadi sudah menunggunya hingga keluar kelas.

       “Hah? Tama? Sejak kapan lo ada something sama dia?” selidik Fey dengan mata yang menyiratkan Gue ga salah denger Mut? Atau telinga gue yang salah dengar? Sejak kapan lo mau diajak jalan bareng Tama? Are you kidding me? Apa Tama bener-bener punya perasaan sama lo?

       “Something apaan sih Fey? Mana mungkinlah.” Elaknya dengan begitu cepat.

       “Jangan bohong deh sama gue?” Fey menyelidik kembali.

       “Gue engga bohong kok, mungkin gara-gara kemarin itu loh yang gue bilang hampir ketabrak makanya dia mungkin ingin menyampaikan sesuatu.” Jawab Muti.

       “Mungkin dia pengen deket sama lo.” Jawabnya enteng dengan senyum penuh arti.

       “Jangan ngaco kalo ngomong.” Ucapnya dengan mengibaskan tangannya.

       “Semoga lo bisa jadi penyembuh bagi Tama, Mut. Dengan adanya lo di dalam kehidupannya dia setidaknya bisa mengurangi kesendirian Tama selama ini, mengurangi sifat buruk yang dimilikinya dan menuntunnya lebih dekat dengan Tuhannya, membuat Tama jauh lebih baik lagi, dan yang terpenting dia bisa memperlakukan lo lebih mulia dari wanita yang lainnya.” Kata hati Fey berbicara yang bersamaan dengan senyum indah yang terukir di wajah lamunan Fey.

       Muti yang merasa aneh ketika Fey tertawa sendiri seperti itu membuatnya menyenggol tangan Fey.

       “Lo ngga apa-apakan Fey?” ucapnya merasa khawatir dengan apa yang dialaminya barusan.

       “Oh iya, kenapa Mut?” tanya Fey kembali yang tidak memperhatikan pembicaraan Muti.

       “Aneh lo senyum-senyum sendiri.” Ucap Muti yang akan bergegas akan pergi.

       “Gue lagi ngebayangin lo sama Tama.” Fey menyeplos asal.

       “Hah? Apa lo bilang? Jangan berpikir kejauhan degh Fey.” Muti memperingati kawan yang berada di sampingnya ini.

       Fey hanya tertawa kuda.

       “Udah ah, ngga usah dibahas lagi. Lama-lama gue takut ketularan anehnya sama lo.” Ucap Muti melirik jam tangannya.

       “Cepat sana temuin Tama, takutnya dia nungguin lo lama lagi. Tenang aja yaa Mut, dia tidak akan berbuat yang kurang ajar. Lo aman sama dia.” Ucap Fey menyuruhnya pergi dan menepuk-nepuk pundaknya.

       Muti tersenyum membalas ucapan kawannya itu dan pergi meninggalkannya.

       Seandainya Muti tahu yang sebenarnya, tiga tahun lalu kehadiran Muti sudah menarik perhatian Tama dan entah kenapa dia baru menunjukan ketertarikannya terhadap Muti sekarang-sekarang ini. Secara diam-diam Tama selalu saja memperhatikan gadis manis itu dari jauh, seperti halnya sejauh Tama mengenal Muti.

       Ketika Tama dan Muti dipertemukan kembali, Tama melihat sesuatu yang berbeda dari dirinya. Lebih menawan, lebih bercahaya, lebih indah, dan yang jauh lebih penting adalah membuat hatinya bergetar lebih cepat dari biasanya. Harapan mulai muncul di dalam hatinya, semoga pertemuan ini bukanlah akhir cinta dalam hati Tama, semoga akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • NaniSarahHapsari

    @ReonA masih baru bngt ini hehe. Makasih :)

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kok kak, diksinya lumayan, cuma harus memerhatikan Puebi aja. Semangaaattt

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
I'il Find You, LOVE
74      49     0     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Bintang Biru
78      40     0     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
Varian Lara Gretha
81      53     0     
Romance
Gretha harus mempertahankan persahabatannya dengan Noel. Gretha harus berusaha tidak mengacuUhkan ayahnya yang berselingkuh di belakang ibunya. Gretha harus membantu ibunya di bakery untuk menambah biaya hidup. Semua harus dilakukan oleh Gretha, cewek SMA yang jarang sekali berekspresi, tidak memiliki banyak teman, dan selalu mengubah moodnya tanpa disangka-sangka. Yang memberinya semangat setiap...
Confusing Letter
29      21     0     
Romance
Confusing Letter
Secret Garden
5      5     0     
Romance
Bagi Rani, Bima yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Bima, Rani yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar jiwa?
The Journey is Love
19      12     0     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
He Used to be a Crown Prince
60      38     0     
Romance
Pacar Sera bernama Han Soo, bintang instagram terkenal berdarah campuran Indonesia-Korea. Han Soo hidupnya sederhana. Setidaknya itulah yang Sera kira hingga Xuan muncul di kehidupan mereka. Xuan membenci Han Soo karena posisinya sebagai penerus tunggal kerajaan konglomerat tergeser berkat ditemukannya Han Soo.
Alvira ; Kaligrafi untuk Sabrina
236      123     0     
Romance
Sabrina Rinjani, perempuan priyayi yang keturunan dari trah Kyai di hadapkan pada dilema ketika biduk rumah tangga buatan orangtuanya di terjang tsunami poligami. Rumah tangga yang bak kapal Nuh oleng sedemikian rupa. Sabrina harus memilih. Sabrina mempertaruhkan dirinya sebagai perempuan shalehah yang harus ikhlas sebagai perempuan yang rela di madu atau sebaliknya melakukan pemberontakan ata...
I'M
125      62     0     
Romance
"Namanya aja anak semata wayang, pasti gampanglah dapat sesuatu." "Enak banget ya jadi anak satu-satunya, nggak perlu mikirin apa-apa. Tinggal terima beres." "Emang lo bisa? Kan lo biasa manja." "Siapa bilang jadi anak semata wayang selamanya manja?! Nggak, bakal gue buktiin kalau anak semata wayang itu nggak manja!" Adhisti berkeyakinan kuat untuk m...
Just Me [Completed]
634      231     0     
Romance
Gadis cantik bersifat tomboy itu adalah Viola dia biasa dipanggil Ola, dibalik sifatnya yang tomboy dia menyimpan duka yang teramat dalam yang hanya keluarganya yang dia tahu dia tidak ingin orang-orang khawatir berlebihan tentang kondisinya. dia anak yang pintar maka dari itu dia bisa sekolah di Amerika, tapi karena kondisinya sekarang dia harus pindah ke Jakarta lagi semenjak ia sekolah di Ja...