Read More >>"> Night Wanderers (Seeking Stories) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Night Wanderers
MENU
About Us  

Suara pintu utama kediaman Stone terdengar jelas hingga ke ruang tengah, sehingga mama Julie yang sedang membaca berita di tabletnya beranjak dari duduknya untuk menyapa siapapun yang kembali ke rumah saat itu.

“Mom, aku pulang.”

Julie memberikan senyuman singkat sebelum berbelok ke dapur untuk menuangkan dirinya segelas air putih. Ia butuh istirahat panjang dari semua timbunan informasi hari ini.

Mamanya mengekorinya dari belakang dengan wajah terbengong. “Kau tidak biasanya pulang cepat.”

Julie meneguk minumannya dan menaruhnya di sisi wastafel. “Cobalah untuk berbahagia ketika mendapati putrimu kembali ke rumah pada jam yang normal seperti ini.”

“Apa kau merasa mengantuk?” tanya mamanya yang tidak menghiraukan sarkasme Julie.

Julie menggeleng. “Tidak ada party hari ini, dan kelasku selesai tadi sore. Jadi aku tidak memiliki kegiatan apapun malam ini, dan aku memutuskan untuk pulang rumah saja.”

“Apa ada tugas dari dosenmu?”

“Ya. Tugas kelompok dan pekerjaan lainnya. Aku akan menyelesaikan semuanya malam ini agar besok tinggal bersantai-santai saja.”

Mamanya mengangguk. “Mama senang melihatmu begini.”

Julie memandangnya bingung. “”Begini”?” ulangnya.

“Kembali ke dirimu yang sebelumnya.”

Gadis itu dapat melihat binar kasih yang jelas dari mamanya, yang lebih banyak terdiri dari kelegaan. Sedikit banyak hatinya merasa sedih karena telah mengecewakan orang tuanya selama ini.

“Apa kau masih marah padaku?”

Mama Julie berjalan ke arahnya dan meletakkan tabletnya di atas pantry. “Selama kau tahu perbuatanmu salah, itu sudah cukup.”

Julie mengalihkan pandangannya dari mata mamanya, dan meraih kembali gelasnya untuk ia isikan dengan air. Setelah ia meneguk isinya, gadis itu pun mengucapkan selamat malam kepada mamanya dan beranjak naik ke kamarnya dengan pikiran semrawut.

Ketika ia telah selesai membersihkan badan dan bersiap untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, tiba-tiba pintu jendela kamarnya terbuka perlahan dari luar dan angin malam menerpa masuk ke dalam kamarnya. Julie awalnya kaget, tetapi ketika ia berjalan keluar ke balkon kamarnya dan memeriksa sekelilingnya, ia akhirnya tahu siapa yang mengganggunya.

“Turun kemari!” panggil Billy dengan lambaian tangan dan ekspresi wajahnya yang ceria.

Julie memandang sosok itu dengan datar dan kemudian kembali ke kamarnya untuk menutup pintu jendelanya rapat-rapat. Tidak dihiraukannya suara Billy yang masih memanggilnya dari taman, dan untunglah setelah ia menutup jendelanya, ia tidak lagi mendengar suaranya.

Ia butuh jarak dari Billy, walau ia tidak yakin kenapa.

Julie kembali ke hadapan laptopnya dan memandang layarnya dengan tatapan menerawang. Ia tidak memiliki sedikitpun niat untuk mengerjakan tugasnya, tetapi ia juga tidak mau keluar dan berpapasan dengan Billy.

Ia tidak tahu bagaimana menghadapi siapapun setelah mendengar ucapan Max tadi.

Kemudian ia teringat dengan kartu nama yang diberikan oleh Ben tadi, sehingga ia pun memeriksa saku jaket jinsnya dan menemukan sebuah kertas tipis dengan aksen warna khas Dalevoux University, perak dan biru dongker. Di sana tertera nama Ben dengan jelas beserta nomor sambungan langsung dan ponsel pribadinya, di samping keterangan mengenai tempat kerjanya di Dalevoux University.

Ia meraih dompetnya yang tergeletak di sisi meja dan meletakkan kartu nama Ben di salah satu saku yang masih tersedia di dalamnya.

 

x-x-x

 

Ketika matahari terbit lagi keesokan harinya, Julie sudah berpakaian rapi dengan riasan wajah burgundy­ dan jaket kulit hitam favoritnya. Ditatapnya pantulan dirinya di kaca untuk beberapa saat, dan Julie merasa bahwa tubuhnya menjadi semakin kurus belakangan ini. Tulang pipinya terlihat jelas, begitu juga tulang selangka dan buku-buku jarinya. Untunglah penampilannya yang stylish menutup siluet kurusnya, dan juga setelah ini, ia memutuskan untuk menjejali perutnya dengan makanan di kantin kampus dengan harapan agar semua asupan itu setidaknya menambah sedikit lemak di tubuhnya.

Ia membubuhkan sedikit lispstik lagi di bibirnya dan merapikan rambut merahnya yang sudah dicatok sebagai sentuhan terakhir sebelum pergi dari rumah. Karena waktu masih cukup pagi, rumahnya masih sangat tenang dan sepi. Mama papanya pasti masih di kamar dan Mrs. Mull belum tiba. Yang bisa ia temukan di dapur hanyalah sisa spageti semalam yang pagi ini tidak terlihat enak sama sekali bahkan jika dipanaskan.

Julie tahu bahwa mamanya sudah mengirimkan uang ke rekeningnya, sehingga ia bisa ke Lunar pagi ini untuk sarapan dan membayar hutang sebelumnya. Ketika ia melangkah melewati taman rumahnya yang dipenuhi mekarnya bunga-bunga milik mamanya, beberapa kali ia melirik ke arah ayunan yang biasanya diduduki oleh Billy, walaupun ia tahu bahwa pemuda itu mungkin tidak akan keluar di waktu seperti ini.

“Apa terjadi sesuatu?”

Julie tersentak kaget mendengar suara tersebut dan segera membalikkan tubuh ke sumber suara dari belakangnya. “Billy? Kau bisa muncul di pagi hari?”

“Kau pikir hantu ada jamnya sendiri?” balas Billy bingung.

Julie hendak membalas ucapannya, tetapi ia sadar bahwa topik itu sangatlah tidak penting.

Billy melangkah ke sampingnya dengan pandangan bingung. “Aku menunggumu sepanjang malam. Apa kau ketiduran?”

“Hanya tiga jam,” jawab Julie sambil mengontrol jantungnya yang masih berdebar karena kekagetannya. Baginya tiga jam tidur sudah sangat berharga daripada tidak sama sekali. “Ada banyak tugas kuliah yang harus kuselesaikan.”

Julie melanjutkan langkahnya lagi, diikuti Billy di sampingnya.

“Jadi apa kau menemukan sesuatu?”

Julie berbelok ke arah kiri untuk menuju ke jalan utama yang menuju pusat kota. “Aku akan segera memberitahumu, tenang saja.”

Kemudian gadis itu menghentikan langkahnya tiba-tiba dan menoleh pada Billy. “Oh, aku baru ingat. Aku sudah menemui orang yang memiliki French cuff yang sama dengan punyamu.”

Baru saja Julie hendak melanjutkan, terdengar suara seseorang memanggil namanya.

Dan ketika Julie mengalihkan pandangannya dari Billy, dilihatnya Ben berdiri di sisi jalan raya, memandanginya dengan ekspresi terkejut dalam keterpanaannya.

Kedua bibir Julie terbuka dan ketika ia menyadari bahwa mungkin Ben melihatnya berbicara dengan udara kosong, perasaan Julie kembali tegang diikuti detakan jantungnya yang makin cepat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (8)
  • Dreamon31

    mampir juga di ceritaku yaa...

    Comment on chapter Introduction
  • yurriansan

    @DeviYulia19 sma2. aku msh berussha mnemukan rahasia kmatian bily, xixi.

    mmpir juga ya ke story terbaruku kak. apalgi klau d krisanin, hoho.

    Comment on chapter After Effects
  • DeviYulia19

    @yurriansan Makasih banyak, dear 😘

    Comment on chapter After Effects
  • yurriansan

    aku masih di chapter 3, keren, suka. yah meski, tokoh ceweknya perokok, tpi bkin pnsaran uk lnjut baca.

    Comment on chapter After Effects
  • rara_el_hasan

    @DeviYulia19 sama-sama say

    Comment on chapter Seeing the Unseen
  • DeviYulia19

    @rara_el_hasan Thank you so much buat masukannya... really appreciate it :)

    Comment on chapter Seeing the Unseen
  • rara_el_hasan

    keren ceritanya.. suka suka

    Comment on chapter Seeing the Unseen
  • rara_el_hasan

    say... Namun pakai huruf besar.. di awali titik ya

    Comment on chapter Seeing the Unseen
Similar Tags
Rumah Arwah
4      4     0     
Short Story
Sejak pulang dari rumah sakit akibat kecelakaan, aku merasa rumah ini penuh teror. Kecelakaan mobil yang aku alami sepertinya tidak beres dan menyisakan misteri. Apalagi, luka-luka di tubuhku bertambah setiap bangun tidur. Lalu, siapa sosok perempuan mengerikan di kamarku?
Melawan Tuhan
23      11     0     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
PALETTE
3      3     0     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Vampire Chain
20      10     0     
Fantasy
Duniaku, Arianne Vryl Berthold adalah suatu berkah yang penuhi cahaya. Namun, takdir berkata lain kepadaku. Cahaya yang kulihat berubah menjadi gelap tanpa akhir. Tragedi yang tanpa ampun itu menelan semua orang-orang yang kusayangi lima belas tahun yang lalu. Tragedi dalam kerajaan tempat keluargaku mengabdi ini telah mengubah kehidupanku menjadi mimpi buruk tanpa akhir. Setelah lima bel...
The Cundangs dan Liburan Gratis Pantai Pink
10      6     0     
Inspirational
Kisah cinta para remaja yang dihiasi fakta-fakta tentang beberapa rasa yang benar ada dalam kehidupan. Sebuah slice of life yang mengisahkan seorang pria aneh bernama Ardi dan teman-temannya, Beni, Rudi dan Hanif yang mendapatkan kisah cinta mereka setelah mereka dan teman-teman sekelasnya diajak berlibur ke sebuah pulau berpantai pink oleh salah seorang gurunya. Ardi dalam perjalanan mereka itu ...
Begitulah Cinta?
136      30     0     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
I Hate My Brother
4      4     0     
Short Story
Why my parents only love my brother? Why life is so unfair??
Broken Wings
19      9     0     
Inspirational
Hidup dengan serba kecukupan dan juga kemewahan itu sudah biasa bagiku. Jelas saja, kedua orang tuaku termasuk pengusaha furniture ternama dieranya. Mereka juga memberiku kehidupan yang orang lain mungkin tidak mampu membayangkannya. Namun, kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan adanya kekayaan. Mereka berhasil jika harus memberiku kebahagian berupa kemewahan, namun tidak untuk kebahagiaan s...
Today, I Come Back!
28      6     0     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...
Pangeran Benawa
157      29     0     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...