Read More >>"> Dunia Tiga Musim (PROLOG) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Tiga Musim
MENU
About Us  

            Dewi Gandaria.

            Nama itu sudah menghantui hidupku selama delapan belas tahun. Dua penggal kata yang mengingatkanku akan dongeng tak masuk akal di masa lalu. Dimana ibu dengan aura yang dibuat mistis sedemikian rupa—bercerita tentang seorang gadis cantik bak Dewi Kahyangan, yang berdiri di bawah pohon gandaria belakang rumah. Kemudian gadis rupawan itu berkata kepada ibu—bahwa anak yang dikandungnya kelak bukanlah anak biasa.

            Sejujurnya, aku tak pernah bisa membayangkan rupa wanita yang hadir di mimpi ibu sebelum kelahiranku itu. Karena sepengetahuanku, perempuan-perempuan yang suka menunggu pohon—apalagi pohon gandaria tinggi dan tua di belakang rumah—kemungkinan besar adalah sosok yang serupa dengan mereka yang dijadikan tema di program televisi saat malam Jumat tiba. Kalaupun yang dilihat ibu di mimpinya itu bukanlah bagian dari mereka, paling tidak, aku berharap bahwa ia adalah sejenis mahluk astral yang sifatnya lebih mulia daripada manusia dan setan.

            Setengah tahun lagi. Aku akan menuliskan nama itu di selembar kertas yang menjadi penentu hidup-mati seluruh siswa kelas tiga SMA. Tak ada yang lebih berat dari menyandang sebuah nama tak lazim yang dibawa kemana-mana. Di absensi kelas, di kartu tanda penduduk, di kartu pelajar, di kartu perpustakaan, di buku rekening bank, bahkan di tempat laundry—karena bukan hanya nama panjangku saja yang tidak mendunia. Tapi juga nama panggilanku, yang membuat siapa saja yang mendengarnya akan terkikik pelan, atau tertawa tertahan, atau minimalnya tertawa dalam hati. Baiklah cukup. Bagaimanapun itu adalah namaku. Pemberian kedua orangtuaku. Pemberian berharga yang tercetus hanya karena sebuah mimpi misterius.

            Aku sih, sebenarnya tidak terlalu peduli dengan nama. Lha terus perkataanku ini sebenarnya apa ya?

            Yah, aku mungkin hanya ingin menghibur diriku sendiri. Bagaimanapun juga, aku sudah terbiasa dipanggil hanya dengan tiga aksara,

            “NDA!”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • drei

    Wah pembukaan yang menarik. Jadi pingin lanjut baca >.< keep up the good work

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
I\'m Too Shy To Say
3      3     0     
Short Story
Joshua mencintai Natasha, namun ia selalu malu untuk mengungkapkannya. Tapi bagaimana bila suatu hari sebuah masalah menimpa Joshua dan Natasha? Akan masalah tersebut dapat membantu Joshua menyatakan perasaannya pada Natasha.
About love
12      8     0     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
She Is Mine
2      2     0     
Romance
"Dengerin ya, lo bukan pacar gue tapi lo milik gue Shalsa Senja Arunika." Tatapan Feren makin membuat Shalsa takut. "Feren please...," pinta Shalsa. "Apa sayang?" suara Feren menurun, tapi malah membuat Shalsa bergidik ketakutan. "Jauhin wajah kamu," ucapnya. Shalsa menutup kedua matanya, takut harus menatap mata tajam milik Feren. "Lo pe...
Not Alone
4      4     0     
Short Story
Mereka bilang rumah baruku sangat menyeramkan, seperti ada yang memantau setiap pergerakan. Padahal yang ku tahu aku hanya tinggal seorang diri. Semua terlihat biasa di mataku, namun pandanganku berubah setelah melihat dia. "seseorang yang tinggal bersamaku."
NI-NA-NO
9      5     0     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
Power Of Bias
0      0     0     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...
ONE SIDED LOVE
5      2     0     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
Game Over
12      7     0     
Romance
Mulanya semua terdengar klise. Defadli Alan--playboy kawakan sekolah, mengincar Orinanda Dee--murid pindahan yang tampak begitu polos. Bella pun tak tinggal diam dikarenakan ia merasa bahwa Fadli adalah miliknya. Hanya tiga hal yang membuat semuanya jadi tidak terdengar klise lagi: obsesi, pembalasan dan keisengan darah muda. Fadli telah menunjuk Ori sebagai targetnya. Sayangnya, panah Fadli ...
CAMERA : Captured in A Photo
12      6     0     
Mystery
Aria, anak tak bergender yang berstatus 'wanted' di dalam negara. Dianne, wanita penculik yang dikejar-kejar aparat penegak hukum dari luar negara. Dean, pak tua penjaga toko manisan kuno di desa sebelah. Rei, murid biasa yang bersekolah di sudut Kota Tua. Empat insan yang tidak pernah melihat satu sama lainnya ini mendapati benang takdir mereka dikusutkan sang fotografer misteri. ...
Lost in Drama
23      9     0     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...