Read More >>"> Sahara (Origami Keberanian) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sahara
MENU
About Us  

Sepanjang hari ini Akina sering menghela napas panjang. Dia hanya duduk di kursinya dan menyangga dagu. Sesekali mendesah dan terlihat jelas jika dia punya masalah. Meyuki duduk di bangku belakangnya dan Nao duduk di bangku sampingnya. Mereka memperhatikan Akina selama jam istirahat pertama.

“Hah..” Akina kembali menghela napas panjang. Rupanya dia sedang memikirkan Haruki.

“Akina apa kau baik-baik saja?” tanya Meyuki.

“Apa terjadi sesuatu malam itu?” tanya Nao langsung. Meyuki melihat ke arahnya dan memberi tanda untuk tidak langsung membahas masalah itu. Nao bodoh! Teriak Meyuki dalam hati sembari memegangi dahinya sendiri.

Sejak malam festival waktu itu Akina mulai lebih banyak diam. Malam itu, Meyuki dan Nao mencemaskan Akina karena tidak kunjung kembali dari membeli minuman. Saat mereka akan menyusulnya, Akina tiba-tiba kembali dengan napas terengah-engah.

“Akina ada apa?” Meyuki dan Nao menghampirinya. Akina membawa 3 kaleng minuman di tangannya. Dia mencoba mengatur napasnya sebelum menjawab pertanyaan mereka.

“Tidak. Tidak ada apa-apa,” kata Akina. Tapi, dia tidak bisa menyembunyikannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia melihat kedua temannya itu memasang wajah khawatir. “Maaf,” kata Akina pelan. Dia ingat perkataan Haruki tadi. Semua berubah. Aku juga berubah. Gawat, aku tidak tau apa yang harus aku katakan pada mereka, pikirnya.

“Akina?” Meyuki memegangi bahunya.

“Aku tidak tau. Sekarang ini, entah aku sedang senang atau sedih,” air matanya terus menetes, tapi wajahnya menunjukkan senyum lebar.

Akina belum menceritakan apa-apa pada mereka berdua. Dia masih bingung dengan semua ini. Perasaannya campur aduk. Setelah semua jawaban Haruki berikan hati Akina masih belum bisa menerimanya. Terlebih lagi perkataan terakhir Haruki jika dia mencintainya. Itu terlalu mendadak untuknya.

Sekarang ini giliran Akina untuk memberikan jawaban pada Haruki. Dia mencoba menguatkan hati kecilnya. Begitu banyak yang terjadi, diri Akina bergejolak rasa tidak menentu. Apa yang dirasakannya saat ini dia tidak tau. Apakah perasaanku ini masih sama padamu yang 4 tahun lalu? gelisah Akina dalam hati.

***

“Hah..” lagi, Akina menghela napas panjang sembari menyangga dagu. Meyuki dan Nao masih memperhatikannya.

Akina tidak tau jika akan sangat sulit seperti ini. Memberi jawaban ternyata tidak semudah yang dia pikirkan. Selama beberapa hari ini dia mencoba untuk menemui Haruki. Memastikan apakah jawaban yang akan dia katakan itu merupakan jawaban yang benar.

“Aku tidak tau jika akan seperti ini,” gumam Akina.

“Hei Akina!” Nao duduk di kursi depan Akina. Matanya menatap tajam.

“Nao, ada apa?” tanya Akina polos.

“Aa, aku sudah tidak tahan dengan sikapmu akhir-akhir ini. Padahal baru beberapa waktu yang lalu kau bisa berbagi cerita dengan kami, tapi sekarang kau mulai kembali pada duniamu sendiri,” kesal Nao.

“Nao, tenanglah,” kata Meyuki.

“Kita harus bicara,” Nao menarik tangan Akina dan menuju atap gedung.

Kini hanya mereka bertiga yang berada di sana. Saling duduk dan memandang satu sama lain. Akina masih diam dan belum mau berbicara.

“Aku tau kau terbiasa menyimpan masalahmu sendiri. Tapi, kami jadi mengkhawatirkanmu lho. Apa kau tidak percaya pada kami?” lanjut Nao.

“Maaf. Aku tau jika selama ini aku hanya membuat kalian merasa khawatir. Bukan maksudku tidak mempercayai kalian. Aku sungguh senang, senang sekali bisa bertemu dengan teman seperti kalian. Nao, Meyuki,” jawab Akina. 

            Setelah menceritakan apa yang terjadi. Begitu terkejutnya mereka berdua. Siapa yang menyangkan jika Akina dan  Haruki punya hubungan seperti itu di masa lalu. Kini mereka juga mengetahui kenapa sikap Akina seperti itu.

“Akina maaf, aku tidak tau bagaimana rasanya menjadi dirimu. Mungkin selama ini aku hanya membutmu merasa tidak nyaman. Tapi, aku senang. Itu berarti sekarang ini kau sudah mulai mempercayai kami. Terima kasih,” Nao berdiri dan mengulurkan tangannya.

“Aku yang harus berterima kasih pada kalian,” Akina meraih tangan Nao.

“Akina,” peluk Meyuki. “Kami akan membantumu.”

“Itu benar. Kami akan membantu sebisa kami,” tatapan Meyuki dan Nao penuh percaya diri.

“Terima kasih,” Akina tersenyum kecil.

Akina menceritakan pada mereka jika beberapa hari ini dia juga mencoba untuk menemui Haruki. Setiap kali dia ingin menyapanya selalu ada orang lain yang mendahuluinya. Nao juga bercerita jika anak perempuan akan selalu menempel padanya. Haruki yang populer cukup merepotkan.

“Kelihatannya Akina hanya harus lebih berani lagi,” Nao berdiri di dekat besi pembatas atap sekolah. Dia melihat ke bawah dan menujukkan sesuatu pada Akina. “Lihatlah,” kata Nao sembari menujukkan dua orang yang sedang berada di belakang gedung sekolah.

“Itukan,” kata Meyuki yang juga terkejut. Nao menunjuk Haruki yang sedang berbicara berdua dengan seorang gadis. Dari yang mereka lihat sudah pasti jika itu sebuah pengakuan. Gadis itu  terlihat sekali jika dia menyukai Haruki dan menyatakan perasaannya.

“Lagi,” kata Akina. Aku tau dia populer. Ini sudah ketiga kalinya sejak aku mencoba menemuinya. Padahal baru beberapa hari, tapi begitu banyaknya gadis yang menyatakan cinta padanya.

“Lagi? Kau sudah tau ya rupanya.” Akina memegangi dadanya, benar seperti yang dikatakan Nao. Akina hanya harus berani untuk mengatakan apa yang dia rasakan pada Haruki. Dia hanya harus membuat semua ini menjadi pasti.

“Aku harus mengatakannya. Jika tidak, semua ini tidak akan jadi pasti untuk kami berdua,” kata Akina yakin.

***

“Sudah berapa kali?” tanya Koji yang berdiri di depan pintu.

“Entahlah. Aku tidak ingat,” jawab Haruki.

“Kau sudah menolak semua anak perempuan yang menembakmu sejak kelas 1. Apa kau sudah punya seseorang yang kau sukai?”

“Aku juga tidak tau. Tapi, mungkin saja.”

“Anak baru itu?” tebaknya. Haruki hanya tersenyum kecil. Saat dia mengambil buku pelajaran di laci mejanya, tiba-tiba sepucuk surat jatuh. “Lagi?” kaget Koji.

“Dia ingin menemuiku besok sepulang sekolah,” kata Haruki setelah membaca surat itu. Mereka berdua berjalan pulang bersama.

“Apa yang kau rasakan saat mereka menyatakan perasaannya padamu? Apa kau juga memikirkan bagaimana perasaan mereka saat kau menolaknya?”

“Aku menghargai mereka semua. Aku hanya tidak ingin menyakiti mereka lebih lama lagi karena aku tidak merasakan apa yang mereka rasakan padaku. Jika kami bersama lebih lama, mereka hanya akan merasakan kepalsuan dariku,” kata Haruki.

”Kau itu kadang menyebalkan juga ya.”

“Terima kasih.”

Keesokannya Haruki datang menemui gadis yang memberinya surat di laci mejanya. Dia adalah murid kelas 2 adik kelasnya. Dari isi surat itu dia meminta Haruki untuk menemuinya di pintu gerbang setelah pulang sekolah. Tapi, Haruki tidak menyangka jika dia memintanya untuk bertemu di keramaan seperti ini.

Murid yang lain juga sedang pulang, apalagi ini jalan utama sekolah. Tidak heran jika banyak yang berhenti dan melihat mereka berdua. Gadis itu terlihat sangat gugup setelah berhadapan dengan Haruki. Bahkan sudah hampir 5 menit lebih mereka hanya saling diam.

“Apa ada yang ingin kau katakan padaku?” Haruki memulai pembicaraan.

“Kau sepertinya sudah tau apa yang akan aku katakan padamu. Jadi langsung saja. Aku menyukaimu. Tolong jadilah pacarku,” pengakuan langsung dari gadis itu. Semua orang terkejut.

“Maaf. Aku tidak bisa menerima perasaanmu. Aku benar-benar minta maaf,” jawaban Haruki pada gadis yang telah mengerahkan semua keberaniannya itu.

Semua orang mulai berbisik-bisik. Haruki tau apa yang dilakukannya akan menyakiti perasaan gadis itu. Dia juga tau jika semua orang pasti akan menganggapnya laki-laki yang jahat, tapi apa boleh buat.

“Aku tau. Aku tau  jika aku nanti pasti akan ditolak. Walau sudah menyiapkan hatiku rasanya tetap saja sakit,” gadis itu menunduk dan tubuhnya mulai gemetar. Dia mulai menangis. “Jahat. Kau jahat sekali. Apa kau tau bagaimana perasanku saat kau menolakku? Apa kau juga tau bagaimana perasaan semua orang yang sudah menyatakan perasaanya padamu dan kau tolak?” kata gadis itu sembari menangis tersedu-sedu. Semua menatap dengan tatapan tidak enak pada Haruki.

Haruki melirik ke orang-orang itu. Jadi ini tujuannya mengatakan perasaanya di tempat seperti ini. Dia mencoba membuatku menjadi orang jahat di sini. Haruki mulai paham kenapa gadis itu menembaknya di keramaian.

“Jadi apa kau ingin aku lebih berbuat jahat lagi padamu? Apa kau ingin saat ini aku menerima perasaanmu itu? Agar kau merasakan kebahagiaan saat ini? Lalu kita berpacaran, menghabiskan waktu bersama dan bersenang-senang bersama. Hanya kau, hanya kau yang akan merasakan kebahagiaan seperti itu,” jelas Haruki.

Gadis itu perlahan melangkah mundur. Wajahnya terkejut saat mendengar kata-kata Haruki. “Kau akan terus memberikan cintamu padaku, tapi aku tidak bisa memberikan cinta yang sama padamu. Apa kau ingin aku lebih menyakitimu dari ini?” lanjut Haruki.

“Itu,” gadis itu tidak bisa berkata-kata.

“Jika kau sudah mengerti. Aku harus pergi sekarang.”

“Apa kau sudah pernah merasakan bagaimana rasanya ditolak? Apa kau sudah pernah mengatakan bagaimana perasaanmu pada orang yang kau sayangi? Kau pasti belum pernah bukan? Setidaknya coba kau rasakan bagaimana perasaan semua orang yang sudah kau tolak sampai sekarang.” Gadis itu benar-benar membuatnya terlihat seperti orang yang jahat.

“Baiklah,” Haruki mengambil napas dan berbalik meninggalkan gadis itu. Dia terus berjalan menuju gedung sekolah. Semua orang yang tadinya mengerumpul di belakang mulai membuka jalan. Saat itulah dia terlihat. Akina yang berdiri di ujung jalan itu. Ditemani Nao dan Meyuki di belakangnya. Mata mereka saling menatap.

Haruki dengan pasti melangkahkan kakinya. Tangan kanannya mengambil sesuatu di saku celana. Berdiri tepat di depan Akina yang masih menatapnya.

“Ulurkan tanganmu,” pinta Haruki pada Akina.

“Heh?” Akina bingung. Perlahan tangannya dia angkat dan dalam posisi menerima.

“Akan aku katakan sekali lagi,” kata Haruki dengan keras agar semua orang mendengarnya. Tangannya yang menggenggam mulai terbuka dan menjatuhkan sesuatu di tangan Akina. “Akina! Aku menyukaimu. Pergilah kencan denganku!” tegas Haruki bersamaan dengan diterimanya benda itu oleh Akina.

Sebuah origami berbentuk bunga sakura berwarna merah muda. Alamat email dan nomor ponsel milik Haruki tertulis di situ.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (13)
  • wizardfz

    @[plutowati wahh emang ku buat manis manis biar abis itu kalian aku kasih pait paitnya dari cerita ini :v

    Comment on chapter Prolog
  • plutowati

    suka sama akhirnya, manis aja gitu

    Comment on chapter Prolog
  • DekaLika

    Ya udah besok janjian di kelas ya :p

    Comment on chapter Prolog
  • wizardfz

    @Sherly_EF waw makasihh wkwkwk, Yura bilang katanya sini kalo berani maju :'D wkwkwk

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • DekaLika

    Yura jangan nantang deh, rayuanku lebih mujarap dari puisimu wkwkwk

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • DekaLika

    Ter ter aku cuka, aku cuka :* :*
    Cerita bagus hihi

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • wizardfz

    @Sherly_EF wkwk iyaa kayak nama jepang jepang gitu hehe, btw kalo mau jadi pacar Hara harus adu puisi sama Yura dulu kata Yura wkwk

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • DekaLika

    Aah gitu. Iya sih Hara itu kayak nama2 jepang kan yaa hehe

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • DekaLika

    Hara kamu sweet, jadi pacar aku ajaa haha aku ga sensian kayak Yura kok wkwkwk

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • wizardfz

    @Sherly_EF Soalnya aku mau nama yang beda dari tokoh cowok lain kebanyakan, makanya pake nama dari Maehara alias dipanggil Hara hehehe

    Comment on chapter 2. Percakapan Aneh Kemal
Similar Tags
Forever Love
109      86     0     
Romance
Percayalah cinta selalu pulang pada rumahnya. Meskipun cinta itu terpisah jauh bermil-mil atau cinta itu telah terpisah lama. Percayalah CINTA akan kembali pada RUMAHNYA.
ARABICCA
88      60     0     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...
Tak Pernah Memiliki
11      11     0     
Short Story
Saling menunggu seseorang, dalam diam. Berakhir tak indah, berujung pisah. Kita yang tak pernah bisa untuk saling memiliki.
Light in the Dark
69      49     0     
Romance
Perceraian kontrak
416      210     0     
Romance
Ryan Delon seorang Ceo terkaya se-Eropa harus menyamar menjadi satpam demi mendapatkan cinta sejatinya. Akan tetapi, penderitaan itu hanyalah sementara sampai akhirnya ia dipersatukan dengan desainer cantik bernama Calesthane. Mereka menjalani hubungan hingga kejenjang pernikahan, namun hari-hari yang mereka jalani tidak seperti bayangannya. Banyak bebatuan di kehidupan mereka, sampai pada akh...
The Cundangs dan Liburan Gratis Pantai Pink
42      33     0     
Inspirational
Kisah cinta para remaja yang dihiasi fakta-fakta tentang beberapa rasa yang benar ada dalam kehidupan. Sebuah slice of life yang mengisahkan seorang pria aneh bernama Ardi dan teman-temannya, Beni, Rudi dan Hanif yang mendapatkan kisah cinta mereka setelah mereka dan teman-teman sekelasnya diajak berlibur ke sebuah pulau berpantai pink oleh salah seorang gurunya. Ardi dalam perjalanan mereka itu ...
Golden Cage
21      11     0     
Romance
Kim Yoora, seorang gadis cantik yang merupakan anak bungsu dari pemilik restaurant terkenal di negeri ginseng Korea, baru saja lolos dari kematian yang mengancamnya. Entah keberuntungan atau justru kesialan yang menimpa Yoora setelah di selamatkan oleh seseorang yang menurutnya adalah Psycopath bermulut manis dengan nama Kafa Almi Xavier. Pria itu memang cocok untuk di panggil sebagai Psychopath...
OUR PATH | MinYoon
7      7     0     
Fan Fiction
"Inilah jalan yang aku ambil. Tak peduli akan banyaknya penolakan masyarakat, aku akan tetap memilih untuk bersamamu. Min Yoongi, apapun yang terjadi aku akan selalu disimu." BxB Jimin x Yoongi Yang HOMOPHOBIC bisa tinggalkan book ini ^^
Will Gates
4      4     0     
Short Story
Persamaan Danang dan Will Gates: Sama-sama didrop-out dari sekolah. Apa itu artinya, Danang bisa masuk ke dalam daftar salah satu dari 100 orang terkaya di dunia versi majalah Corbes?
My Big Bos : Mr. Han Joe
2      2     0     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...