Read More >>"> Thantophobia (Aku) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Thantophobia
MENU
About Us  

                   Namaku Sera, kepanjangannya Seraphine Sudarsono. Nama belakangku kudapat dari ayahku yang sekarang mendekam di penjara, iya, penjara. Mungkin setelah ini kalian akan bertanya-tanya kenapa ayahku mendekam di penjara. Rasa penasaran kalian hilang sekarang, jawabannya adalah karena ayahku seorang penipu ulung. Sepertinya, keluar masuk penjara hingga tiga kali tidak membuatnya jera. Tenang saja, aku tidak benci ayahku, hanya muak.

                   Baiklah, berhenti membicarakan tentang si narapidana yang menafkahi keluarganya dengan uang haram. Mari bicarakan tentang aku saja, sesuai judul bagian ini.

                   Aku lahir di pinggiran ibukota, pada tanggal 9 April. Baru saja naik kelas sepuluh, di salah satu SMA negeri. Aku dua bersaudara, kakakku laki-laki bernama Stevan Sudarsono, perlu diingat bahwa cukup banyak gadis yang tertarik pada Bang Stev, begitu aku memanggilnya. Mereka merasa tertarik dengan Bang Stev, apa lagi kalau bukan karena tampangnya? Tapi begitu gadis-gadis itu tahu kalau Bang Stev anak narapidana, mereka langsung menjauh dan 'mikir-mikir lagi'.

                   Kalau ditanya aku orangnya bagaimana, aku biasa-biasa saja. Aku sadar kalau aku tidak unggul dalam hal apapun. Peringkat di sekolah... standar lah masuk 20 besar. Olahraga maupun musikpun aku tidak bisa. Di SMP, aku juga tak punya banyak teman. Aku lebih sering dicela karena teman-teman tahu ayahku narapidana, karena kata pepatah "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya." Lah, kalau buahnya menggelinding? Hehe.

                   Orang bilang laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat. Teori dari mana itu? Buktinya aku punya sahabat yang sangat setia meskipun menyebalkan, namanya Gerald Kastara. Gerald satu perumahan denganku, hanya beda dua gang. Kenapa kami bisa bersahabat padahal bukan tetangga? Dari TK aku sudah satu sekolah dengannya, dan sialnya satu sekolah lagi saat SMA ini.

                   Biar aku deskripsikan bagaimana rupa fisiknya Gerald. Mukanya kukira agak seperti orang-orang Mediterania. Kulitnya kuning langsat, hidung mancung, bibir tipis, rambut hitam, tingginya mungkin 15 senti di atasku. Orang tua Gerald dan orang tuaku saling kenal. Aku senang bersahabat dengan Gerald, karena Gerald dan keluarganya tidak pernah mencemooh soal ayahku. Kalau soal bagian dalamnya Gerald, jujur saja, dia itu baik banget sama aku dan keluargaku. Dia juga pintar, aku sering minta PR ke dia. Hehe.
Yah, pokoknya, intinya Gerald orangnya seperti itu. Dia tidak pernah pacaran, tapi aku sudah pernah. Kalau kalian penasaran tentang mantanku, dia akan ada di dalam kisahku ini.

                   Aku hampir lupa, ada satu anggota keluargaku yang belum kuceritakan di bagian ini, ibuku. Ibuku bernama Tika Retnaningrum, seorang wanita karir yang sangat sukses. Kalian pasti tidak menyangka 'kan? Ibuku ini hebat. Terkenal. Tentu saja cantik seperti anak perempuannya. Ibuku sukses dengan bisnis restorannya. Cabang restorannya banyak hingga ke luar kota. Aku tentu saja bangga dengan ibu. Ibu juga menjadi penulis resep makanan, beberapa buku resep makanan yang beliau tulis sudah diterbitkan. Pokoknya, ibuku sangat sukses sekali, dan tidak banyak teman-temanku yang tahu kalau presenter acara masak-masak di TV itu adalah ibuku.

                   Ironinya, tidak ada media atau orang-orang tahu bahwa ayahku yang seorang narapidana itu adalah suami ibuku. Dan ironinya lagi, kenapa ibu bisa dapat suami yang seperti itu—sedangkan ibu sendiri sukses besar? Sekali lagi aku katakan, bahwa aku tak benci maupun malu karena ayah. Mungkin ibuku ini dulu luluh dengan ayahku—sehingga menikah karena ayahku ini 'pintar bicara'. Ah, lagi-lagi menyambung ke ayah. Pasti kalian bertanya-tanya, kenapa ibuku tidak menceraikan ayahku saja? Rasa penasaran kalian tidak terjawab, karena kali ini aku tidak tahu alasannya.

                   Selesai aku menulis ini, aku tebak beberapa menit lagi, Gerald akan berteriak kencang dari depan pagar rumahku.

                   Kalau kalian mau tahu aku orang mana, aku orang Surabaya. Ayah orang asli Surabaya, ibu orang asli Yogyakarta. Mereka sebelum bertemu dan menikah sepertinya sudah lama merantau ke Jakarta. Tidak banyak yang bisa kuceritakan tentang kampung halamanku. Aku hampir tidak pernah pulang kampung. Karena itu tadi, ayahku mendekam di penjara—dan ibuku orang sibuk. Ya, bisa dibilang aku ini anak yang kurang kasih sayang orang tua, sehari-hari di rumah aku hanya berdua dengan Bang Stev. Ibu pulang malam, sangat jarang pulang cepat. Kadang-kadang aku ke rumah Gerald untuk sekedar menghilangkan kebosanan saja.

                   Ups, baru diomongin dan ternyata dia sudah berteriak dari luar pagar rumahku. Dasar Gerald tak tahu sopan santun! Hahaha. Omong-omong, Gerald memang selalu antar-jemput aku. Makanya, aku berusaha satu sekolah sama dia, biar aku bisa menumpang. Hehe.

                   "Cepat keluar! Kita sudah mau telat, nih!" Teriaknya dari luar sembari membunyikan klakson berulang kali. Bodoh, tidak malu dengan tetangga! Hahaha. 

                   "Sabar!" Aku mengikat tali sepatuku dengan tergesa-gesa. "Kenapa sih, kamu datang pagi sekali? Tumben."

                   "Ah," Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, kebiasaannya dari dulu. "Aku tidak mengerti perempuan! Datang telat salah, datang awal salah. Serba salah seperti judul lagu penyanyi!"

                   "Memang kamu selalu salah." Aku terkekeh lalu duduk di jok motornya. Dia mulai melajukan motornya, menuju ke sekolah. 

 

                                                                                                                              ***
 

                   Oh iya, aku baru dua bulan merasakan kehidupan SMA, tidak ada yang spesial. Lebih tepatnya, mungkin karena masih dua bulan—aku masih belum menemukan keistimewaan dalam kehidupan SMA. Atau mungkin akunya saja yang kurang gaul ya?

                   "Awas kamu, Ser! Jangan duduk terlalu dekat denganku!" Serunya di tengah-tengah perjalanan. Si bodoh ini membuyarkan lamunanku!

                   "Memang kenapa, sih? Bodoh." Aku meninju punggungnya.

                   "Bahaya kalau kita nanti dikira..." Ia menggantung kata-katanya.

                   "Kenapa? Memang kamu sudah pacaran? Perempuan bodoh mana yang mau dan mencemburui kamu, Ger?" Cerocosku. Kita memang suka debat tidak jelas, dan aku selalu menang.

                   "Ah, terserah!" 

                   Nah, kira-kira begitulah persahabatanku dengan Gerald. Dia tidak pernah mengeluh meskipun terkadang aku menyusahkan. Ah, tapi dia juga menyebalkan, kok! Intinya, aku tetap mempertahankan egoku sebagai seorang wanita kalau dihadapannya. Hehe. Tapi, jujur saja aku takut sekali kalau kehilangan Gerald. Karena... dia masuk ke kategori orang yang aku sayangi.
Oh iya, sepertinya sudah selesai, atau sudah cukup? Aku merasa sudah cukup menceritakan tentang diriku. Kalau kalian merasa kurang puas mengenai diriku, latar belakangku—pokoknya kehidupanku, kalian akan lebih mengetahui aku ini bagaimana di bagian-bagian selanjutnya. 

 

Tags: twm18 romance

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Flower
3      3     0     
Fantasy
Hana, remaja tujuh belas tahun yang terjebak dalam terowongan waktu. Gelap dan dalam keadaan ketakutan dia bertemu dengan Azra, lelaki misterius yang tampan. Pertemuannya dengan Azra ternyata membawanya pada sebuah petualangan yang mempertaruhkan kehidupan manusia bumi di masa depan.
Nirhana : A Nirrathmure Princess
113      26     0     
Fantasy
Depresi selama lebih dari dua belas tahun. Hidup dalam kegelapan, dan berlindung di balik bayangan. Ia hanya memiliki satu harapan, yang terus menguatkan dirinya untuk berdiri dan menghadapi semua masalahnya. Ketika cahaya itu datang. Saat ketika pelangi akhirnya muncul setelah hujan dan awan gelap selama hidupnya, hal yang tak terduga muncul di kehidupannya. Fakta bahwa dirinya, bukanlah m...
Confession
325      258     1     
Short Story
Semua orang pasti pernah menyukai seseorang, entah sejak kapan perasaan itu muncul dan mengembang begitu saja. Sama halnya yang dialami oleh Evira Chandra, suatu kejadian membuat ia mengenal Rendy William, striker andalan tim futsal sekolahnya. Hingga dari waktu ke waktu, perasaannya bermetamorfosa menjadi yang lain.
R.A
29      9     0     
Romance
Retta menyadari dirinya bisa melihat hantu setelah terbangun dari koma, namun hanya satu hantu: hantu tampan, bernama Angga. Angga selalu mengikuti dan mengganggu Retta. Sampai akhirnya Retta tahu, Angga adalah jiwa yang bimbang dan membutuhkan bantuan. Retta bersedia membantu Angga dengan segala kemungkinan resiko yang akan Retta hadapi, termasuk mencintai Angga. - - "Kalo nanti ka...
Close My Eyes
2      2     0     
Short Story
Pertemuan 2 pasang insan atas sebuah kematian dari latar yang belakang berbeda
SEBUAH KEBAHAGIAAN
334      286     3     
Short Story
Segala hal berkahir dengan bahagia, kalau tidak bahagia maka itu bukanlah akhir dari segalanya. Tetaplah bersabar dan berjuang. Dan inilah hari esok yang ditunggu itu. Sebuah kebahagiaan.
Praha
4      4     0     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
ATHALEA
15      8     0     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
Memoria
1      1     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
Iblis Merah
32      20     0     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...