Read More >>"> Switched A Live (Begining) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Switched A Live
MENU
About Us  

Setelah lama berjalan menyusuri hutan bersama Elon, diujung hutan terlihat satu rumah kecil di samping air terjun yang mengalir indah. Elon menarikku kembali menghampiri seseorang yang berdiri di depan rumah itu. Setelah cukup dekat Elon melepas tanganku dan segera mempercepat larinya menemui laki-laki yang terlihat seumuran dengan kami.

 

“Kenapa pagi-pagi kau heboh sekali Elon? Ada berita apa sampai kau berlarian mengunjungiku?” tanya laki-laki itu sambil tersenyum menggoda melihat Elon terengah-engah.

“Kau tidak akan pernah siap dengan apa yang akan kau lihat sekarang!” jawab Elon mengatur napasnya yang tersengal satu-satu. “Naya, kemarilah!”

Sedikit malu aku mengulurkan kepalaku dari balik tubuh Elon. Mata kami bertemu, ini pertama kalinya aku menatap mata seseorang kembali. Sebelumnya aku sangat takut untuk menatap satu sama lain.

“Ada yang salah?” tanyanya lagi setelah melihat wajahku.

“Aish!” Elon menarik tubuhku keluar. Memaksaku untuk berdiri di sebelahnya. Dia tersenyum puas dan membusungkan dadanya.

“Wah! Benar-benar keajaiban, ya?” ucap laki-laki itu mengejek Elon. Elon menghela nafas berat dan menatapku seolah butuh bantuan untuk meyakinkan laki-laki di depannya.

“Mulai saat ini kau akan melihat baju pasangan seperti yang kupakai dengan Naya!”

“Sepertinya Naya sedang tidak waras sampai mau mengenakan pakaian yang sama denganmu El.” ejek laki-laki itu kembali sambil menatapku dari bawah hingga atas, dia tidak mempercayai apa yang sedang ia lihat saat ini.

“Kau benar-benar sahabatku yang sangat kurang ajar.”

“Karena aku kurang ajar seharusnya kau tidak berteman denganku Elon.”

“Ji..jika boleh tahu, dia siapa, ya?” tanyaku memotong pembicaraan mereka. Elon menepuk bahuku pelan lalu tersenyum.

“Ah! Aku hampir saja lupa. Dia Alden, teman baik kita sejak kecil. Asalkan kau tahu, sedikit pun kau tidak pernah akur dengannya.”

“Benarkah? Kenapa aku tidak akur dengannya?” tanyaku penasaran.

Laki-laki bernama Alden itu mengernyitkan dahi. Dia memutariku sambil menatapku dengan tatapan yang tajam. Sepertinya jantungku akan segera runtuh, aku takut jika dia akan mengetahui jika aku ini hanya meminjam tubuh gadis yang tidak aku kenal ini.

“Dia kenapa?” tanya Alden berhenti disamping Elon yang sedang tersenyum memandangiku.

“Aku akan ceritakan itu kepadamu nanti. Yang perlu kau tahu sekarang Naya akan mencintaiku sebagai kakaknya.” ujar Elon penuh percaya diri.

“Kau terlalu berharap Elon. Jangan sampai kau menangis karena ditolak adikmu sendiri. Dan jangan paksa aku untuk mendengar keluh kesahmu yang membingungkan itu.”

Alden berjalan mendekati air terjun dan Elon sudah mengekorinya sambil menepuk bahu Alden dengan sekuat tenaganya. Aku memutuskan untuk tidak ikut kedalam pembicaraan dua laki-laki itu dan memilih untuk duduk di kursi kayu yang berada di depan rumah.

Aku memejamkan mata, menghirup udara sekuat mungkin hingga memenuhi dadaku dan membuangnya kasar. Aku mengulangi kegiatan itu beberapa kali lalu melihat tempat dimana Alden dan Elon berada sebentar.

Dalam waktu yang singkat, Alden menoleh dan mataku bertatapan kembali dengan mata Alden. Mata teduh berwarna coklat dengan bulu mata yang panjang memang suatu keindahan sendiri di mataku. Dalam jarak yang cukup jauh saja aku seperti bisa melihat mata Alden dengan sangat jelas.

Alden berdiri, dia mengucapkan sesuatu kepada Elon lalu berjalan kearahku. Aku tersadar lalu secepat kilat membuang wajahku. Buat apa dia menghampiriku, apa aku sudah ketahuan?

“Hey, apa kau benar-benar kehilangan ingatanmu?” tanyanya lalu duduk di sampingku.

Aku menjawabnya dengan anggukan. Alden menghela nafas panjang lalu memegang pundakku dan memutar tubuhku untuk berhadapan dengannya.

“Mau aku bantu mengingat kembali ingatanmu itu? Tapi, jika ingatanmu sudah kembali, jawab pertanyaanku waktu itu dan kabulkan satu permintaanku.” ujarnya, aku melihat senyum tipisnya yang terlihat sangat miris. Sebenarnya apa yang terjadi antara pemilik tubuh ini dengannya.

Lagi-lagi aku membalasnya dengan anggukan saja. Alden mengacak rambutku lalu kembali menghampiri Elon yang asik melamun di depan air terjun. Suasana hatiku menjadi kacau, cepat atau lambat aku harus bisa berubah menjadi seperti gadis ini, bukan? Lalu bagaimana aku akan memulai. Semuanya terasa sangat membingungkan.

 

***

 

Mega merah sudah menghiasi langit. Hutan menjadi sedikit gelap dan aku tidak mau melewati tempat gelap atau menetap di tempat yang gelap.  Aku menarik ujung baju Elon untuk mengajaknya pulang. 

“Elon, kau ingat kata ibu, kan? Kita harus segera pulang.” ucapku sedikit memaksa.

“Sebentar lagi Naya. Aku belum selesai bercerita kepada Alden tentang kecelakaanmu yang menyebabkan ingatanmu hilang.”

“Baiklah, tapi jangan lama-lama aku takut gelap.”

Aku menuruti kata Elon. Aku membayangkan betapa gelap dan mengerikannya hutan saat cahaya matahri benar-benar hilang. Rasanya tangan dan kakiku sudah sangat dingin karena ketakutan.

“Tenang saja, hutan ini tidak ada binatang buas atau bandit yang akan merampokmu.” ucap Alden berusaha menenangkanku. Aku mengangguk dan mencoba mempercayai perkataan Alden. Tapi tetap saja hatiku resah, setiap aku bertemu dengan kegelapan selalu tidak berakhir dengan baik.

Setelah Elon puas berbincang dengan Alden kami keluar dari rumah sederhana milik Alden. Ternyata malam sudah hampir turun. Beberapa kali aku mendengar suara lolongan seperti serigala dari arah hutan dan itu membuatku merapatkan tubuh dibelakang badan Elon.

“Elon, apakah di hutan ada binatang buas? Aku mendengar suara lolongan.”

“Tenang saja Naya. Ada aku disini yang akan menjagamu.”

Alden menepuk bahuku lalu masuk kedalam rumah. Aku kira dia akan pergi begitu saja tanpa memberikan pencahayaan untuk aku dan Elon pulang tapi ternyata dia menyodorkan lentera kosong.

“Kau bercanda? Itu kan lentera kosong, bahkan sumbunya saja tidak ada.” omelku tepat saat Alden menyodorkan lentera itu.

“Wah, aku baru ingat jika adikmu kehilangan ingatannya. Tolong sepulang ini kau ajarkan sesuatu kepadanya. Ini baru bertemu dengan sebuah lentara belum bertemu dengan barang yang lainnya.” balas Alden sambil menatapku malas. aku jadi tahu betapa menyebalkannya sosok Alden.

Alden menaburi bubuk kedalam lentara lalu tidak lama api muncul. Alden tersenyum tipis lalu mendorong aku dan Elon untuk segera pergi. Tanpa ucapan selamat tinggal Alden masuk kedalam rumahnya dan menutup pintu.

Elon menggandeng tanganku saat memasuki hutan. Dia menggandengku dengan erat aku tahu jika Elon juga takut dengan gelap. Sepanjangan perjalanan melewati hutan Elon tidak mengajakku berbicara. Aku pun jadi tidak ikut bersuara. Hanya langkah kaki dan beberapa lolongan yang mengiri perjalanan kami. Tapi bukan itu saja, aku beberapa kali merasa seperti di perhatikan di balik pohon-pohon gelap itu. Seperti ada yang siap menangkapku jika aku berbuat suatu kesalahan.

“Hah, akhirnya bisa bernafas dengan lega,” ucap Elon setelah melewati hutan. Dia melonggarkan genggamannya. “Walau tidak ada hewan buas atau bandit hutan itu tekenal dengan penunggunya yang sangat galak.” sambungnya.

“Siapa penunggunya?” tanyaku penasaran. Elon menengok kebelakang, kami sudah jauh dari hutan dan sebentar lagi sampai di desa.

“Tidak ada yang tahu siapa yang penunggu hutan itu Naya.” jawab Elon setengah berbisik.

Aku kurang puas dengan jawaban Elon tapi di satu sisi aku masih baru di dunia ini. Jadi mungkin lain kali aku akan bertanya lagi kepada Elon ataupun Alden. Aku harus segera belajar beradaptasi di dunia ini dan berpura-pura menjalani kehidupan gadis yang kupakai tubuhnya ini. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Thantophobia
14      8     0     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
When Heartbreak
29      11     0     
Romance
Sebuah rasa dariku. Yang tak pernah hilang untukmu. Menyatu dengan jiwa dan imajinasiku. Ah, imajinasi. Aku menyukainya. Karenanya aku akan selalu bisa bersamamu kapanpun aku mau. Teruntukmu sahabat kecilku. Yang aku harap menjadi sahabat hidupku.
DanuSA
208      39     0     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
Telat Peka
13      8     0     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Bandung
240      46     0     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
Love You, Om Ganteng
69      23     0     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
My Sunset
51      15     0     
Romance
You are my sunset.
Sacred Sins
789      532     8     
Fantasy
With fragmented dreams and a wounded faith, Aria Harper is enslaved. Living as a human mortal in the kingdom of Sevardoveth is no less than an indignation. All that is humane are tormented and exploited to their maximum capacities. This is especially the case for Aria, who is born one of the very few providers of a unique type of blood essential to sustain the immortality of the royal vampires of...
krul
31      14     0     
Action
perjalan balas dendam seorang gadis yang berujung dengan berbagai kisah yang mengharukan,menyedihkan,menyakitkan,dan keromantisan,,,
Your Secret Admirer
0      0     0     
Romance
Pertemuan tak sengaja itu membuat hari-hari Sheilin berubah. Berubah menjadi sesosok pengagum rahasia yang hanya bisa mengagumi seseorang tanpa mampu mengungkapkannya. Adyestha, the most wanted Angkasa Raya itulah yang Sheilin kagumi. Sosok dingin yang tidak pernah membuka hatinya untuk gadis manapun, kecuali satu gadis yang dikaguminya sejak empat tahun lalu. Dan, ada juga Fredrick, laki-l...