Read More >>"> Alvira ; Kaligrafi untuk Sabrina (Tenun Perekat Rasa) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Alvira ; Kaligrafi untuk Sabrina
MENU
About Us  

Tenun Perekat Rasa

Siang itu Sabrina tengah melangkah bersama Alvira dikawasan Jalan C Simanjuntak Jogya. Sebuah toko dengan balutan tema muslim elit di Jogya, menjadi pilihan mereka. Sabrina sibuk memilah Hijab yang cocok dengan kain etnik hadiah temannya. Dari Lombok. Tenun Rangrang, dari Desa Sukaraja, Lombok Tengah, itu dominan hitam namun ada beberapa rangkai bentukan belah ketupat warna emas sebagai penghias. Penambah pikat. Sabrina ingin mencari bahan baju atasan dan Hijab warna senada dengan rangkai belah ketupat tersebut. 
Sementara Alvira mematut-matut diri  dalam busana cantik pink model tunik. "Ummi, Alvira boleh beli lebih dari 1 pasangkah?" tanya Alvira setengah berbisik ke arah telinga kanan bundanya. Sabrina mengangguk. Dia masih fokus mencari warna terbaik untuk kain etnik lombok yang dikirim sahabatnya. Saat Sabrina tengah bingung mencari bahan yang pas. Ia mencari pramuniaga toko. Matanya tepat kepada tubuh tinggi semampai yang sedang merapikan beberapa kain. Yang sedang membelakanginya. 
"Assalamualaikum, mba. Mohon maaf. Bisa bantu saya?" Sapanya sopan 
"Waalaikumussalam. Ya ibu, ada yang bisa saya bantu?" jawabnya sambil berbalik
"Saya, mencari busana  padanan yang pas untuk kain tenun saya ini. Bisakah dibantu mba. Sudah sekitar 30 menit lebih saya mencari."  Jawab Sabrina kembali.
Lama perempuan semampai itu memperhatikan Sabrina. Berikut kain ditangannya. 
"Mohon maaf ibu. Ibu Pernah mondok ?" Sapanya halus. Rasanya wajah dan nada bicara. Lembut suara ini sangat tidak asing. Walau sudah hampir 10 tahun lalu.
"Ya."
"Di daerah Bantul to bu?"
"Benar."
"Mba, kenal saya?"
Perempuan manis didepannya tersenyum dengan sumrigah. Sangat berbinar matanya dan dengan setengah tangan ingin memeluk Sabrina. 
"Aku Maryam. Maryam binti Azzhur. Sabrina. Kau lupa?" pekiknya penuh senyum yang sangat kuat. 
"Masyaallah, Maryam."  Sabrina tak kalah terpesona dengan pertemuan mereka. 
"Kau begitu cantik sekarang, Maryam. How come?"
Takjub Sabrina melihat Maryam yang dulu hanya gadis desa begitu berubah. 
"Aku sempat di Norwegia, Sabrina. Ini pulang ke Indonesia dan menjadi designer di butik ini baru beberapa bulan." Masih dengan senyum yang menguat Maryam menambah cerita.
Betapa begitu takjub mereka dapat dipertemukan Allah ditempat yang sangat tidak direncana. "Sek, opo tadi. Dirimu cari apa Sabrina?" tiba-tiba Maryam ingat kondisi profesinya. Sabrina tertawa sambil menampik lengan Maryam.
"Sudahlah. Tidak begitu penting. Aku benar surprise dengan pertemuan kita." Kilahnya. 
"Ojo. Aku disini kerja lo. Sini, apa tadi yang dibutuhkan. Padanan kain tenun itu?"
"Tunggu sebentar, aku bantu carikan ya." Beberapa menit Maryam berkeliling. Akhirnya datang membawa beberapa pilihan untuk Sabrina. "Aku sarankan kalau mau pakai acara resepsi malam ambil yang Hitam namun nanti ditambah bronze payet kuning emas keliling dengan aplikasi bunga. Payet pasir dan batang bisa dikombinasi. Coba deh nanti padu padan layaknya motif dari batik Magetan. Jatuhan payetnya akan lebih apik keliling."
"Kalau mau pakai Siang warna busana Kuning Emas ini bisa jadi pilihan, senada dengan benang emas belah ketupatnya kan? Nanti biar lebih hidup kalau memang menurut Sabrina terlalu polos tambahkan bordir tusuk zigzag motif flora warna hitam tambah keliling payet batu senada juga boleh" tawar Maryam. 
Sabrina sangat terpesona dengan pilihan dan penjelasan Maryam. "Dimana ya, ada tukang payet dan bordir sekaligus bisa aku cari. Aku suka idemu." Lanjut Sabrina. Membayangkan keindahan pakaian yang bisa ia gunakan nanti. "Serahkan padaku. Insyaallah kau takkan menyesal." Mata dan senyum Maryam satu nafas meyakinkan Sabrina. 
Sabrina manut dengan senyum lebar. "Baiklah. Aku serahkan padamu Maryam. Aku bayar dulu ya ke kasir, eits berapa lama ya bisa selesai."  Sela Sabrina. 
"Kau butuh cepatkah? bagaimana jika sekitar 10 hari maksimal?" Pungkasnya. 
"Untuk keduanya? seperti yang kau jelaskan tadi? paduan kuning emas dan hitam ini. Aku ingin ambil keduanya. Aku sudah sangat terpesona penjelasanmu neng." Bujuk Sabrina. 
"Baiklah. Aku usahakan maksimal ya." Jawab Maryam sambil melangkah ke Kasir. 
"Aku catat no hp mu ya Sabrina serta alamat. Manatau jika selesai bisa langsung aku antar. Jika tidak aku berkabar ya dalam 10 hari ini." Lanjut Maryam. 
Sabrina menuliskan apa yang diminta Maryam dalam sebuah note pribadi warna jingga milik Maryam. Tiba-tiba Sabrina ingat pada Alvira. "Waduh, aku cari anakku dulu ya. Sekalian bayar. Aku ga bawa tunai. Jadi debitnya biar sekalian yah." Suaranya nyaring meminta izin mencari Alvira. 
"Oh iya, be pleasure Sabrina. Sudah besar anakmu?."
"Kelas 5 SD. Tapi tinggi hampir sama denganku. Hahahhaha". Lepas Sabrina melangkah meninggalkan Maryam didekat meja kasir melangkah ke sudut lain yang memajang tunik.
Setelah menemukan Alvira dan pilihan busananya. Sabrina mengajak Alvira ke kasir. Memperkenalkan Alvira dengan Maryam yang tengah menyambut mereka diarah berlawanan dengan senyum terbaiknya.
"Alvira, ini tante Maryam. Teman ummi dulu saat sekolah. Hebat tante Maryam, sempat sekolah lanjutan di  Luar Negeri, Norwegia. Nanti kamu harus juga ya nak bisa sekolah keluar seperti tante Maryam." Seru Sabrina memberi penjelasan.
"Alvira, tante." Seru Alvira sambil mengembangkan senyumnya.
"Cantik, persis ibumu, nduk."
"Tante juga cantik." balas Alvira.
"Ummi sambil telfon abi dulu ya nak, sudah selesaikan, bisa total ya Maryam, ini kartuku." Sambil menunggu sambungan telfon Sabrina menyerahkan semua belanja Alvira pada Sabrina. 
"Silakan tunggu, disofa saja Alvira" tunjuk Maryam pada Alvira  setelah sabrina menekan digit pin pada mesin edc yang ada, sambil tangan satunya Sabrina  tetap menelfon dan berbincang.
Pekerjaan membungkus pakaian tersebut rampung. Maryam bergegas menyuguhkan minuman botol pada Alvira dan Sabrina yang menunggu di sofa.
Santai mereka melanjutkan obrolan. Berbagai hal tentang busana dan padu padannya. Hingga Dhani Abimanyu menelfon telah sampai dan berada di parkiran.
Semangat Sabrina mengarah pintu diikuti Alvira sambil berucap.
"Ayo ikut Maryam, Mas Dhani sudah datang. Kenalan lagi. Bisa kaget dia melihat pertemuan ini."
Maryam mengangguk sambil senyum.
Mereka melangkah keluar namun tiba-tiba gerimis turun. 
"Allahu Akbar." Pekik Sabrina tertahan melihat hujan menderas.
"Ada payung didalam. Tunggu sebentar ya." Tahan Maryam bergegas.
Melihat kondisi Dhani segera turun dari mobil, menghampiri anak dan istrinya sambil membawa payung. Seketika Maryam juga tiba kembali dengan 2 buah payung.
"Terima kasih Maryam, mas Dhani sudah membawakan untuk kami."
"Masyaallah, jadi basah juga si mas." Maryama berucap gusar 
"Tidak apa, sedikit." Jawab Dhani.
"Mas Dhani, ingatkah ini Maryam. Teman kita mondok dulu. Dia baru kembali ke Tanah Air, sempat di Norwegia." Papar Sabrina masih menyempatkan mengenalkan Maryam di teras Toko.
"Oh, masyaallah. Pangling. Hampir tidak mengenal tadi." Balas Dhani sekenanya.
"Masuk dulu mas, ngobrol didalam. Saya buatkan yang hangat." Angguk Maryam dengan senyum manis.
"Lain kali saja. Sudah sangat basah. Semoga bisa silaturahmi lain waktu. Mari Alvira, Sabrina. Kita pulang ya." Tegas Dhani.
Maryam dan Sabrina berjabat peluk dan berpisah. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Zona Erotis
4      4     0     
Romance
Z aman dimana O rang-orang merasakan N aik dan turunnya A kal sehat dan nafsu E ntah itu karena merasa muda R asa ingin tahu yang tiada tara O bat pelipur lara T anpa berfikir dua kali I ndra-indra yang lain dikelabui mata S ampai akhirnya menangislah lara Masa-masa putih abu menurut kebanyakan orang adalah masa yang paling indah dan masa dimana nafsu setiap insan memuncak....
Itenerary
407      53     0     
Romance
Persahabatan benar diuji ketika enam manusia memutuskan tuk melakukan petualangan ke kota Malang. Empat jiwa, pergi ke Semeru. Dua jiwa, memilih berkeliling melihat indahnya kota Malang, Keringat, air mata, hingga berjuta rahasia, dan satu tujuan bernama cinta dan cita-cita, terungkap sepanjang perjalanan. Dari beragam sifat dan watak, serta perasaan yang terpendam, mengharuskan mereka tuk t...
Suara Kala
29      14     0     
Fantasy
"Kamu akan meninggal 30 hari lagi!" Anggap saja Ardy tipe cowok masokis karena menikmati hidupnya yang buruk. Pembulian secara verbal di sekolah, hidup tanpa afeksi dari orang tua, hingga pertengkaran yang selalu menyeret ketidak bergunaannya sebagai seorang anak. Untunglah ada Kana yang yang masih peduli padanya, meski cewek itu lebih sering marah-marah ketimbang menghibur. Da...
Kenangan Masa Muda
47      16     0     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
A Ghost Diary
7      2     0     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Breakeven
46      25     0     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
Flowers
4      4     0     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Tembak, Jangan?
2      2     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
My sweetheart senior
149      26     0     
Romance
Berawal dari kata Benci. Senior? Kata itu sungguh membuat seorang gadis sangat sebal apalagi posisinya kini berada di antara senior dan junior. Gadis itu bernama Titania dia sangat membenci seniornya di tambah lagi juniornya yang tingkahnya membuat ia gereget bukan main itu selalu mendapat pembelaan dari sang senior hal itu membuat tania benci. Dan pada suatu kejadian rencana untuk me...
Truth Or Dare
90      24     0     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...