Read More >>"> Meja Makan dan Piring Kaca (Tragedi Di Sebuah Acara) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Meja Makan dan Piring Kaca
MENU
About Us  

     Bintang-bintang di langit terlihat begitu berkilau malam ini. Shandy melihat bintang-bintang itu dari teropong di kamarnya. Andai satu di antara bintang-bintang itu dapat dipetik, dia akan memberikan pada seseorang yang menjadi bintang di hatinya.

     Kenapa aku jadi galau begini?!

     Dering ponselnya berbunyi, menampilkan nama 'Nando' di layar. "Halo!" ucap Shandy.

     "Halo, Shan. Jadi, kan, datang ke acara ulang tahun sepupuku?"

     "Males gerak nih, Nan!"

     "Ayo dong! Untuk apa kau terus di rumah. Nanti ujung-ujungnya galau. Mending kita senang-senang malam ini!"

      Shandy berdecak. "Ok, ok. Aku segera sampai di sana dalam dua puluh lima menit lagi." Shandy menutup panggilan itu dan berganti pakaian dengan kemeja putih dan celana jeans denim. Memakai jam tangan merek Hublot Ferrari dan sepatu Sneaker berwarna putih. Dia pamit ke orangtuanya dan mengendarai mobil ke pesta ulang tahun itu.

     Di pojok ruangan dekat meja makan, Stevi, Grace, dan Citra menikmati kue-kue yang disediakan. Tak lama Kartika menghampiri mereka dengan gaun merah muda yang tak kalah cantik dan mahkota yang berkilau di atas kepalanya. Gelang dan kalung yang memiliki mainan berupa boneka Hello Kitty. Sesuai dengan tema acara kali ini, Princess Hello Kitty.

     "Hei, Kar! Selamat ulang tahun, ya!" kata mereka bertiga.

     "Makasih, ya. Kalian sudah mau datang ke acara ulang tahunku. Aku sangat senang sekali malam ini. Ayo kita berfoto! Kita begitu cantik malam ini." ucap Kartika.

     Mereka berempat lalu berfoto dan mengunggah di media sosial mereka masing-masing, kecuali Stevi. Stevi tidak mengunggah foto orang lain di media sosialnya. Di akun itu hanya terdapat fotonya dengan berbagai gaya yang dia anggap bagus untuk diunggah.

     "Acaranya bentar lagi di mulai. Kalian nikmati acaranya, ya!"

     "Ok, Kar! By the way, cowok yang kamu bilang kemarin datang enggak sih?" tanya Grace penasaran.

      "Iya nih, sepertinya belum datang. Hmm, nanti aku berencana memberikan suapan kue ulang tahun ke dia setelah memberikan suapan pada kedua orangtuaku. Kalau dia datang sih. Semoga datang, ya. Doain loh!" kata Kartika semangat.

      Mereka bertiga tertawa. "Iya deh centil, kami doain semoga pangerannya datang!"

      "Aku kesana dulu, ya!" seru Kartika.

      Acara ulang tahun ini begitu ramai, puluhan wanita yangmenggunakan gaun merah muda dan puluhan pria yang menggunakan kemeja putih. Shandy tidak dapat mengenal orang-orang yang hadir dalam acara ini.

     Nando menghampiri Shandy bersama sepupunya, Kartika. "Selamat ulang tahun, Kar!" ucap Shandy sambil mengulurkan tangan kanannya ke Kartika.

     Kartika yang sangat senang karena kedatangan Shandy, langsung menyambut tangan Shandy dan memberikan ciuman di pipi kanannya. "Makasih, ya, Bang Shandy. Sudah datang ke acara ulang tahun Kartika. Kartika sangat senang sekali!"

     Shandy yang terpelongo mendapat ciuman dari Kartika hanya bisa menganggukkan kepalanya.

     "Acaranya segera di mulai. Ayo Bang, berdiri di depan aja!" ajak Kartika sambil menggandeng tangan Shandy.

     "Ayo!" jawab Shandy dan mengikuti Kartika.

     Acara ulang tahun itu dimulai dengan ucapan selamat dari kedua orangtua Kartika, nyanyian selamat ulang tahun, dan disusul tiup lilin. Acara potong kue dimulai, potongan dan suapan pertama diberikan ke papa Kartika kemudian berlanjut ke mama Kartika. Pada potongan dan suapan ketiga semua tamu bertanya-tanya untuk siapa potongan kue itu. Lalu Kartika memanggil Shandy untuk menerima potongan dan suapan terakhir dari Kartika.

     Shandy terkejut saat namanya dipanggil oleh Kartika. Dia ingin menolak tampil ke panggung untuk menerima suapan kue itu, tapi dia merasa segan dengan Nando. Akhirnya dengan terpaksa dia naik ke panggung dan menerima perlakuan dari Kartika.

     Di sudut lain, Stevi mendengar nama yang tidak asing di telinganya, tapi dia masih menyangkal kalau orang tersebut adalah abangnya. Bagaimana mungkin bang Shandy mengenal Kartika? Setelah memikirkan itu, matanya melotot melihat orang yang menuju panggung untuk menerima perlakuan Kartika itu adalah benar Shandy, abangnya. Dia tidak bisa terima hal ini terjadi, dengan cepat dia melangkah mendekati panggung. Grace dan Citra terkejut saat Stevi beranjak pergi dan berjalan sangat cepat.

     "Stev ... Mau kemana?" teriak mereka.

     Stevi tidak menghiraukan mereka, dia tetap berjalan menuju panggung.

     Saat Kartika ingin menyuapkan potongan kue itu ke mulut Shandy, Stevi langsung menepisnya. Sendok berisi potongan kue itu terjatuh dan semua orang terperangah melihat adegan ini. "Apaan sih?" tanya Kartika dengan nada tinggi. Dia sangat marah atas perbuatan sahabatnya itu.

     Shandy sangat terkejut melihat Stevi yang juga hadir dalam acara ulang tahun ini. "Stevi!" ucap Shandy.

     Kartika heran dan terkejut saat Shandy menyebut nama sahabatnya itu. "Kau mengenalnya?" tanya Kartika ke Stevi.

     Stevi dengan wajah marah berkata, "Dia Abangku!"

     Warna wajah Kartika berubah hitam mengetahui hal ini. Cowok yang dia puji di depan Stevi sebelumnya, lalu dengan sombongnya berkata bahwa tidak ada cowok yang menyukai dia seganteng cowok ini. Dan dia dengan yakinnya mengatakan kalau cowok ini akan menjadi pacarnya dan Stevi tidak boleh iri padanya. Tapi sekarang, Kartika harus menelan pil pahit karena mengetahui kalau cowok tersebut adalah abangnya Stevi.

     Stevi menarik lengan Shandy untuk turun dari panggung dan keluar meninggalkan acara ulang tahun tersebut. Kartika hanya bisa memanggil Stevi, mencoba menahan mereka berdua pergi, tapi Stevi tidak menggubrisnya.

     Di parkiran, Stevi meluapkan emosinya, "Enggak usah jadi buaya deh, Bang! Kartika sahabatku dan aku juga tahu Abang hanya mencintai kak Raisa, tapi kenapa Abang mau terima perlakuan Kartika?"

     Shandy menarik napas panjang. "Kamu jangan emosi, Stev! Abang enggak maksud seperti itu, Abang hanya terpojok di situasi tadi."

     "Bagaimana aku enggak emosi? Sekarang Abang jelasin deh!"

     "Abang diajak oleh sahabat Abang, dia maksa Abang untuk datang ke acara ini. Abang sudah menolaknya tapi dia terus memaksa. Abang juga enggak mungkin menolak perlakuan tadi, alasannya apa coba Abang menolak? Abang juga enggak tahu kalau dia sahabatmu!"

     Stevi meredakan emosinya, dia mulai mengerti posisi Shandy saat itu. "Buat alasan apa gitu, sakit gigi, diabetes, atau alergi kue ulang tahun!"

     Shandy tertawa. "Tapi untunglah kamu ada di sini, jadi Abang bisa terhindar dari situasi tadi. Makasih, Stev!"

     "Hmm!" gumam Stevi. "Aku masih lapar, sebagai gantinya bayarin aku makan di cafe rooftop!"

     Shandy tertawa kembali. "Baiklah Adikku yang cantik. Ayo kita ke sana!" ajak Shandy.

 

***

 

     Di acara ulang tahun tersebut, sang putri tidak bisa lagi menikmati acaranya dengan raut wajah bahagia. Hatinya terasa sesak dan otaknya memanas hingga tidak bisa berpikir jernih.

      Kartika berdiri di halaman belakang rumahnya dan meminum minuman dingin. Dia mencoba menenangkan diri atas kejadian yang barusan terjadi. Seluruh rasa berkecamuk di dalam dirinya; benci, malu, sedih. Andai dia tahu jika cowok itu abangnya Stevi, dia pasti tidak akan mengundang Stevi ke acara ulang tahunnya. Stevi kau begitu beruntung. Kenapa semuanya adalah milikmu?! Barang-barang mahal yang kau gunakan. Cowok-cowok yang mengejarmu bahkan saat aku merasa cowok yang aku kenal tidak mengenalmu, ternyata dia adalah saudaramu, abang kandungmu. Andai gelas yang berada di genggamannya itu pecah, maka pecahan gelas itu akan melukai tangannya.

     "Stevi. Kau menyebalkan! Ahh!" teriak Kartika dengan geram.

     Dari arah belakang, seorang laki-laki menghampirinya. "Sekarang kau tahu siapa sahabatmu itu? Betapa sombongnya dia?" kata laki-laki itu.

     Kartika membalikkan badannya dan melihat sosok Farid yang sudah berdiri di sampingnya. "Apa urusanmu?" tanyanya ketus.

     Farid tertawa mengejek. "Jika dia adalah sahabatmu, maka dia akan senang melihat sahabatnya bahagia."

     Kartika tidak mengerti maksud dari perkataan Farid. "Maksudmu?"

     Farid mencoba memprovokasi Kartika. "Jika Stevi adalah sahabatmu, maka dia tidak akan marah jika kau memiliki pacar, bahkan jika cowok itu adalah abangnya!"

     Mata Kartika terbelalak, dia akhirnya mengerti maksud Farid. "Mungkin enggak ada yang namanya sahabat di dunia ini!"

     Farid semakin berniat untuk memprovokasi Kartika, dia sudah menyusun rencana untuk menyakiti Stevi. Rasa dendamnya terhadap Stevi karena sudah menolak cintanya, memiliki jalan dan satu calon anggota yang mempunyai riwayat sakit hati yang sama. "Bagaimana jika kau bergabung denganku untuk menyakiti Stevi?" usul Farid.

     Kartika tertawa. "Kau begitu membenci Stevi sepertinya!" Kartika berpikir sejenak, "apa rencananya?"

     Farid tertawa bangga dan berkata, "Kau bertemu dengan orang yang tepat. Aku akan memberitahumu secepatnya!"

 

***

 

     Dua mobil dengan plat BK 54 NDY dan BK 57 EVI berhenti di salah satu cafe di pusat kota. Cafe ini sedang banyak pengunjung karena ada pertunjukan musik yang selalu diadakan di setiap malam Minggu dan hari libur. Stevi yang masih menggunakan gaun dan Shandy yang memakai kemeja putih masuk ke dalam cafe di lantai atap tersebut dan memilih meja makan. Jika orang-orang tahu bahwa mereka berdua saudara, pasti sudah banyak pria atau wanita yang mendekati meja makan tersebut untuk ikut bergabung. Tapi mereka hanya bisa mengira bahwa keduanya adalah pasangan kekasih. Bahkan pelayan wanita di cafe itu juga merasa iri ke Stevi dan memandangnya dengan sinis.

     "Gini deh kalau jalan berdua bareng Abang, pasti banyak cewek yang memandang sinis padaku!" ucap Stevi.

     "Aku juga begitu, dari tadi banyak cowok yang memandang sinis padaku. Andai mereka tahu kalau gadis cantik ini adalah Adikku, pasti .... " kata Shandy dan langsung tertawa.

     Pesanan keduanya diantar oleh seorang pelayan cafe. Stevi memesan sepiring nacho yang disiram keju cair, sepiring patty steak dan segelas jus Sinaga (Sirsak dan Buah Naga). Shandy hanya memesan roti bakar keju dan segelas jus jeruk.

     Stevi langsung melahap makanan yang sudah dia pesan itu.

     "Kau begitu lapar?" tanya Shandy sambil tertawa. Dia sangat tahu porsi makan adiknya ini, walaupun Stevi makan sangat banyak tapi dia tetap memiliki badan yang ideal.

     "Aku lapar kalau lagi kesel!" jawab Stevi.

     Shandy hanya bisa tertawa melihat Stevi memakan makanannya. "Makanlah sepuasnya!" serunya kemudian. Shandy memikirkan satu hal dan langsung bertanya, "Mengapa sahabatmu tidak mengenalku?"

     Stevi melihat ke arah Shandy setelah dia bertanya hal itu. Dia lalu memikirkan bahwa selama ini dia tidak pernah mengenalkan keluarganya pada sahabat-sahabatnya, begitu juga sebaliknya. Bahkan dia tidak pernah mengunggah foto keluarga atau sahabatnya di media sosial miliknya. "Aku tidak pernah memberitahu mereka tentang Abang. Aku tidak mau merumitkan diriku jika mereka memintaku untuk mengenalkan mereka ke Abang lebih dekat!"

    Shandy tertawa. "Kau cemburu?"

    Stevi meminum jus yang ada di sampingnya, menghela napasnya lalu berkata, "Aku hanya tidak berharap memiliki popularitas karena aku punya Abang yang sangat populer!"

    "Tapi akhirnya, mereka juga mengenalku!" jawab Shandy spontan.

    "Baguslah! Jadi aku tidak susah payah mengenalkan ke mereka!" jawab Stevi asal dan melanjutkan makan.

    Jika kamu percaya atas kemampuan dan keahlian yang kamu miliki, kamu tidak memerlukan orang lain untuk berdiri di belakang namamu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (29)
  • yurriansan

    keren, cerita dan diksinya

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    @ReonA Terima kasih ????????

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    Ceritanya keren kak, aku suka diksinya xD

    Comment on chapter Prolog
  • Nurull

    Nice. Happy ending.

    Comment on chapter Hadiah Terbaik
  • muhammadd

    Ceritanya renyah. Enak dibaca. Sarannya apa yah? Mungkin akan seru kalau dimasukin unsur daerah. Logat2nya gitu. Hehe

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    iya nih, percakapan emang dibuat ala kids zaman now @Zzakyah nanti akan coba saya pertimbangkan sarannya. Terima kasih atas supportnya.

    Comment on chapter Prolog
  • Zzakyah

    Sebuah kisah yang inspiratif. Saya suka ide dan judul ceritanya. Menarik. Terus jaga konsistensi tokohnya. Karakternya sudah bagus. Alurnya lumayan. Meski ada beberapa adegan yang terlalu populer digunakan. Gaya bahasanya renyah. Cuma agak sedikit lebay di beberapa dialog tagnya. Sarannya, lebih baik gunakan bahasa indonesia yang baik. Bukan ala kids zaman now. Biar masuk sama pemilihan diksinya.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Baik emak @PancaHerna akan saya perbaiki bagian yang klise.

    Comment on chapter Prolog
  • PancaHerna

    Sebernya si Uji lbih tau soal teknis. Jadi soal teknis nnti ty lngsung saja ke orangnya. Mnurut saya sebagai emak2 awam, ceritanya cukup inspiratif. Gaya bahasanya, tematiknya ringan. Cocok untuk semua pmbca. Tetapi ada beberapa sekenrio yang menurut emak, perlu di perbaiki. Dan ... hati2 dengan jebakan klise. Alih2 kamu ingin detail, kamu mnjelaskan tokohmu dari a sampai z. Dari bangun tidur sampai tidur lagi. Untuk ekspresi gerak, cukup seperlunya saja. Itu saja sih saran dari emak.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    @Zeee hahaha setelah baca chapter berikutnya akan kelihatan kekurangannya. Itu 'kan kelihatan dari fisik aja. :D

    Comment on chapter Kartu Keluarga
Similar Tags
Distance
48      35     0     
Romance
Kini hanya jarak yang memisahkan kita, tak ada lagi canda tawa setiap kali kita bertemu. Kini aku hanya pergi sendiri, ke tempat dimana kita di pertemukan lalu memulai kisah cinta kita. Aku menelusuri tempat, dimana kamu mulai mengatakan satu kalimat yang membuat aku menangis bahagia. Dan aku pun menelusuri tempat yang dimana kamu mengatakan, bahwa kamu akan pergi ke tempat yang jauh sehingga kit...
The Past or The Future
9      9     0     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Kebaikan Hati Naura
13      12     0     
Romance
Naura benar-benar tidak bisa terima ini. Ini benar-benar keterlaluan, pikirnya. Tapi, walaupun mengeluh, mengadu panjang lebar. Paman dan Bibi Jhon tidak akan mempercayai perkataan Naura. Hampir delapan belas tahun ia tinggal di rumah yang membuat ia tidak betah. Lantaran memang sudah sejak dilahirikan tinggal di situ.
Dieb der Demokratie
0      0     0     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
CAMERA : Captured in A Photo
26      18     0     
Mystery
Aria, anak tak bergender yang berstatus 'wanted' di dalam negara. Dianne, wanita penculik yang dikejar-kejar aparat penegak hukum dari luar negara. Dean, pak tua penjaga toko manisan kuno di desa sebelah. Rei, murid biasa yang bersekolah di sudut Kota Tua. Empat insan yang tidak pernah melihat satu sama lainnya ini mendapati benang takdir mereka dikusutkan sang fotografer misteri. ...
IZIN
86      53     0     
Romance
Takdir, adalah sesuatu yang tidak dapat ditentukan atau disalahkan oleh manusia. Saat semua telah saling menemukan dan mencoba bertahan justru runtuh oleh kenyataan. Apakah sebuah perizinan dapat menguatkan mereka? atau justru hanya sebagai alasan untuk dapat saling merelakan?
Ellipsis
39      29     0     
Romance
Katanya masa-masa indah sekolah ada ketika kita SMA. Tidak berlaku bagi Ara, gadis itu hanya ingin menjalani kehidupan SMAnya dengan biasa-biasa saja. Belajar hingga masuk PTN. Tetapi kemudian dia mulai terusik dengan perlakuan ketus yang terkesan jahat dari Daniel teman satu kelasnya. Mereka tidak pernah terlibat dalam satu masalah, namun pria itu seolah-olah ingin melenyapkan Ara dari pandangan...
Klise
68      45     0     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
SALAH ANTAR, ALAMAKK!!
596      456     3     
Short Story
EMMA MERASA BOSAN DAN MULAI MEMESAN SESUATU TAPI BERAKHIR TIDAK SEMESTINYA
One Step Closer
57      37     0     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?