Read More >>"> Meja Makan dan Piring Kaca (Pahlawan Super Yang Gagal) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Meja Makan dan Piring Kaca
MENU
About Us  

     Seluruh murid sudah dijemput orangtuanya dan pulang ke rumah masing-masing. Tapi ada seorang anak laki-laki yang mulai lelah menunggu di depan gerbang sekolah. Pipinya yang tembem, bulat, dan kenyal, sangat menggemaskan seperti kue pao. Setiap orang yang melihatnya pasti ingin mencubit atau mencium pipi itu. Badannya tidak terlalu gemuk, bahkan dia sangat lincah. Warna kulitnya tidak putih, hanya kuning langsat. Hidungnya yang mancung dan bekas luka di bagian dahinya masih terlihat.

     "Den!" teriak seorang laki-laki. "Maaf Den, saya datang telat. Nyonya tidak bisa menjemput karena banyak kerjaan di catering."

     "Hmm .... " gumamnya, "ya udah deh Pak Ono, enggak apa. Berarti kita harus jemput Kak Stevi dan Kak Sherly dong?"

     "Iya, Den." jawab Pak Ono dengan raut wajah yang mengambarkan keterpaksaan.

     "Lama dong!" kata Maliq kesal. Kenapa alasanku ke Bu Guru tadi menjadi kenyataan, ya?! "Tapi, kita singgah ke minimarket sebentar, ya, Pak Ono. Aku ingin membeli jajanan!"

     "Baik, Den Maliq! Kita let's go!" seru Pak Ono.

     Seperti perjanjian sebelumnya, mobil itu singgah ke minimarket terdekat. Maliq yang masih memiliki uang jajan yang utuh karena belum terpakai di sekolah, akhirnya membeli banyak cemilan dan minuman. Kemudia mereka menuju sekolah Stevi dan Sherly lalu menunggu di gerbang sekolah. Maliq menghabiskan jajanannya di dalam mobil sambil menunggu Stevi dan Sherly pulang.

     Setelah menunggu selama sepuluh menit, Maliq sesak buang air kecil karena minum terlalu banyak. Dia keluar dari mobil dan berniat buang air kecil di toilet sekolah itu.

     Maliq pamit ke Pak Ono, "Pak Ono, Maliq ke toilet dulu, ya."

      "Bisa sendiri, Den?"

      "Bisa!" jawab Maliq sambil menahan buang air kecilnya.

     "Tasnya diletak di mobil saja, Den!"

     Maliq yang takut ketahuan membawa ponsel di dalam tasnya itu, terus memakai tas karena takut diperiksa Sherly. Sherly sering jahil memeriksa tasnya, jadi akan bahaya jika dia meninggalkannya di dalam mobil. "Sudah deh Pak Ono, enggak usah banyak nanya. Maliq sesak banget ini," katanya ketus. Dia langsung lari dan masuk ke dalam sekolah setelah permisi dengan satpam. Dia menuju toilet anak laki-laki dan mengeluarkan air yang sudah di ujung jalan.

     Di ruang toilet sebelah, Maliq mendengar suara anak laki-laki yang sedang menelepon seseorang. "Halo. Kau sudah mengajak Sherly. Bagus! Aku akan ke sana." Maliq mendengar nama 'Sherly' dengan sangat jelas, dia menebak Sherly yang disebut anak laki-laki itu adalah kakaknya.

     Setelah mendengar pintu toilet sebelah terbuka, Maliq mengintip orang tersebut, dan mengingat wajahnya. Dia lalu mengikutinya dari belakang.

 

***

 

     Di dalam kelas, Stevi sudah bersiap-siap untuk segera pulang. Namun, dia harus mengurungkan niatnya sejenak karena harus bergabung dengan kelompok tugas Geografi. Biasanya dia selalu bergabung dalam satu kelompok bersama Grace, Citra, dan Kartika, tapi karena perpecahan itu, mereka tidak berada dalam satu kelompok. Stevi gabung ke kelompok Tino yang berjumlah empat orang. Kelompok ini merupakan kelompok paling perfect dalam hal mencari nilai, jadi mereka harus selesai lebih awal.

     "Kita tidak lama, kan, Tino? Aku sudah dijemput," kata Stevi.

     "Hanya tiga puluh menit saja, Stev."

     Stevi menghela napas. Biasanya jika dia bergabung dalam kelompok Grace, Citra, dan Kartika, mereka akan menunda-nunda waktu, atau melakukan kegiatan ini di tempat yang menyenangkan, seperti cafe atau mall. "Baiklah," jawab Stevi terpaksa.

     Kartika menemui Sherly di depan kelasnya. Setelah melihat Sherly keluar dari dalam kelas, dia langsung menghampirinya. "Sherly .... " panggilnya.

     "Kak Kartika," jawab Sherly, "ada apa Kak?" tanya Sherly cemas karena melihat wajah Kartika yang ketakutan.

     "Stevi terluka di belakang sekolah, kakinya terkilir karena terjatuh. Teman-temanku yang lain sudah pulang, jadi aku memanggilmu."

      Sherly terkejut mendengar kabar itu, dia lalu mengambil ponselnya namun baterainya habis. "Untuk apa Kak Stevi ke belakang sekolah, Kak?" tanya Sherly heran.

     "Kami menghindar dari cowok anak kelas 9C, tapi kami salah jalan, seharusnya kami tidak menuju belakang sekolah," jawab Kartika panik.

     "Kak Stevi ... Kak Stevi ... Bikin masalah deh," ucap Sherly kesal.

     "Ayo Sherly, buruan! Kasihan Stevi," ajak Kartika.

     Sherly dengan terpaksa mengikuti Kartika ke belakang sekolah. Bagaimanapun, orang yang memerlukan bantuan itu adalah kakaknya.

     Kartika menelpon Farid sambil berbisik, "Halo. Aku sudah membawanya. Kamu harus segera ke sana!"

     Sesampainya di rumah kosong belakang sekolah, Sherly mulai bingung. Tidak ada tanda-tanda Stevi di sana, bahkan tidak ada seorang pun yang dia lihat. "Di mana kak Stevi?" tanya Sherly curiga.

     Kartika tersenyum mendengar pertanyaan Sherly. "Tidak ada seorang pun di sini, aku telah menipumu," ujar Kartika.

     "Kenapa Kak Kartika menipuku? Apa salahku?" tanya Sherly heran.

     "Kamu tidak salah, tapi kakakmu Stevi yang sombong itulah yang bersalah!" kata seorang laki-laki yang baru saja tiba.

     Sherly mengenal laki-laki itu. "Bang Farid?!"

     "Benar! Sherly yang manis."

     "Mau apa kalian?" tanya Sherly yang sudah mulai ketakutan.

     "Kau masih ingat dengan perbuatan Stevi kepadaku? Hari ini kami akan membalasnya padamu!"

     "Kenapa harus ke aku? Kak Stevi yang salah dalam hal ini, aku tidak melakukan kesalahan ke kalian!" tanya Sherly heran, "Kak Kartika, kenapa Kakak bersama Bang Farid melakukan ini? Kakak adalah sahabatnya kak Stevi."

     "Aku bukan sahabat Stevi lagi. Stevi selalu menang dariku dan dia selalu mendapatkan semua yang aku inginkan," ucap Kartika.

     "Kami akan melihat Stevi menyesal karena perbuatannya pada kami dan meminta maaf dengan tidak terhormat di depan banyak orang. Untuk itu kami memerlukanmu sebagai tumbal kesombongan Stevi," ucap Farid.

     Sherly mulai mengerti maksud kedua orang ini. "Apa yang akan kalian lakukan kepadaku?"

     Farid tertawa. "Kami akan mengurungmu di sini, lalu Stevi akan mencarimu dan meminta pertolongan ke kami," Farid lalu mengambil seutas tali, "kau tidak usah takut!" Kartika mulai mendekap Sherly dengan kuat, Farid lalu berusaha untuk mengikatnya.

     Sherly mencoba memberontak dengan menendang Farid dan melawan dekapan Kartika.

     Farid mengambil tikus dari dalam tasnya, dia lalu mendekatkannya ke arah Sherly. Sherly yang sangat takut dengan tikus, berteriak memohon untuk menjauhkan tikus itu dari hadapannya.

     "Aku akan menjauhkan tikus ini, tapi kau harus tenang dan mengikuti perintah kami!"

    Sherly menganggukkan kepalanya dan menahan rasa takutnya.

     Setelah melihat Sherly mulai mengikuti perintahnya, Farid meletakkan tikus tersebut kembali ke dalam tas. Dia lalu mengambil tali dan mulai mengikat Sherly.

     "Dari mana kau tahu kalau Sherly takut tikus?" tanya Kartika.

     "Kau yang mengatakan kalau Stevi takut tikus, jadi aku berpikir kalau adiknya juga takut tikus!" jawab Farid.

     "Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kakakku takut kucing, tapi aku tidak!" ungkap Kartika.

     "Mungkin kalian bukan saudara kandung," jawab Farid asal, "sudahlah, tidak usah memperdebatkan itu!" lanjut Farid jengkel.

     Sang pahlawan super yang sudah mengikuti Farid dari toilet tadi, masih bersembunyi di balik pohon. Maliq melihat perbuatan Farid dan Kartika yang mengancam dan menjahili Sherly.

     Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus segera bertindak. Maliq melihat sebuah batu, mengambilnya dan melemparnya tepat di kepala Farid. Kebetulan sekali tepat sasaran. "Hei, kalian! Lepaskan Kak Sherly, kalian penjahat licik," ucap Maliq.

     Sherly terkejut melihat Maliq datang membantunya. "Maliq!" teriak Shely.

     Farid memegang kepalanya yang terkena lemparan batu, mengaduh kesakitan. Kepalanya mengeluarkan sedikit darah di bagian samping kiri.

     Kartika yang melihat Farid kesakitan, membantunya, dan melepaskan dekapannya ke Sherly. "Kau tidak apa-apa Farid?" tanyanya.

     Maliq yang melihat Sherly sudah bebas dari dekapan Kartika langsung menghampirinya. "Ayo, Kak Sherly! Kita kabur dari sini," ajak Maliq.

     Sherly mengikuti perintah Maliq, namun mereka memilih kabur ke jalan yang salah. Mereka menuju jalan setapak di belakang rumah tersebut. Tempat ini masih hutan dan banyak pohon-pohon bambu dan semak belukar.

     "Kita salah jalan deh, Maliq," kata Sherly.

     Farid yang merasa kesal melihat Sherly dan adiknya kabur, melampiaskannya ke Kartika. "Kenapa kau melepaskannya, BODOH!" teriaknya.

     "Aku berniat menolongmu. Kenapa kau marah padaku?" tanya Kartika kesal.

     "Kau pikirkan saja sendiri!" jawab Farid kesal, "ayo kita kejar mereka!"

     Maliq yang mulai setuju dengan perkataan Sherly bahwa mereka telah salah jalan, berniat untuk berbalik arah. Tapi mereka melihat Farid dan Kartika sudah berada di belakang dan mengejar mereka. Tidak ada jalan lain, mereka harus berlari ke depan.

     Saat berusaha lari dari kedua orang itu, Sherly mendapat kecelakaan. Dia masuk ke dalam lubang bekas galian sumur yang tidak ada airnya lagi. "Ahh. Maliq .... " teriaknya.

      "Kak Sherly ... Kakak tidak apa-apa?" tanyanya sambil berteriak.

      Sherly yang sudah sampai di dasar sumur itu melihat sekitarnya. Sumur itu tidak terlalu dalam, masih terlihat cahaya di atasnya. Ini mirip sebuah lubang yang akan digali untuk membuat sumur, hanya tidak dilanjutkan oleh pemiliknya. "Kakak tidak apa-apa, Maliq. Kamu larilah dan cari bantuan," teriak Sherly.

     "Tapi, Kak. Maliq tidak bisa meninggalkan Kakak sendirian di dalam!" jawab Maliq.

     "Pergilah! Aku tidak apa-apa!" sahut Sherly.

     Maliq masih merasa tidak tega meninggalkan Sherly di dalam lubang itu. Dia mendengar Farid berteriak, "Hei! Anak kecil. Kemari kau!" Mendengar suara teriakan itu, Maliq langsung berlari menjauh dari lubang itu dan meninggalkan Sherly. Tapi sekuat apa pun dia lari, dia hanyalah anak kecil dengan kecepatan yang tidak bisa ditandingi dengan orang seumuran Farid.

     "Dapat kau!" kata Farid. Dia lalu mendekap dan menggendong Maliq menuju lubang itu kembali.

     Maliq mencoba melepas dekapan Farid. "Lepaskan aku! Lepaskan aku!" teriaknya. Teriakan itu percuma saja, dia hanya menghabiskan suaranya. Farid tidak akan melepaskan dekapannya.

     Farid membawa Maliq kembali ke dekat lubang, di sana Kartika sudah menunggunya. "Kau berhasil menangkapnya," kata Kartika riang.

     Farid mempunyai ide berikutnya. "Sebaiknya kita tinggalkan mereka di dalam lubang ini!" 

     Kartika tersenyum. "Aku setuju! Ayo masukkan dia ke dalam lubang!"

     "Tidak! Jangan lakukan itu! Lepaskan aku!" teriak Maliq.

     Sherly yang mendengar suara teriakan Maliq juga berteriak dari dalam lubang. "Jangan sakiti adikku! Lepaskan dia!" teriaknya.

     Farid tertawa. "Kalian memang keluarga bahagia," dia melepaskan tas Maliq dan mendorongnya ke dalam lubang, "selamat berkumpul kembali!"

     Maliq terjatuh di dasar lubang dan Sherly segera membantunya. "Kak Sherly, maafin Maliq. Maliq telah gagal menjadi pahlawan super untuk Kakak," katanya.

     Sherly tersenyum. "Kau masih bisa bercanda di tempat ini, Maliq. Aku sudah khawatir denganmu."

     Farid menepuk-nepuk tangannya yang kotor karena butiran debu. "Apa kalian senang bersama di sana?" teriaknya.

     "Kembalikan tasku!" teriak Maliq, "itu hadiah ulang tahun dari mamaku. Ku mohon!"

     Farid tertawa. Dasar anak kecil. Dia memeriksa tas tersebut, hanya berisi; buku, kotak pensil, dan kotak makanan. Dia menutup tas itu kembali dan melemparnya ke dalam lubang. "Ambil itu!" teriaknya, "kami akan meninggalkan kalian di sini. Bersenang-senanglah!"

     "Jangan! Bang Farid ... Kak Kartika ... Tolong keluarkan kami! Aku akan melakukan apa pun untuk kalian!" teriak Sherly.

     "Terlambat!" teriak mereka.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (29)
  • Zeee

    Menurutku tokoh Shandy terlalu perfect. (chptr 3). Seperti ... nggak ada cacatnya. Saran saja deh, ganteng, tajir, okelah. Coba masukin beberapa kekurangan. Biar agak manusiawi. Maaf komentarnya pedas. Ini cuma saran saja.

    Comment on chapter Kartu Keluarga
  • lanacobalt

    Siap @Yell akan saya perbaiki berikutnya.

    Comment on chapter Prolog
  • Yell

    Cuma saran saja. Coba perhatikan pemadatan kalimatnya. Kurangi kata yg nggak perlu. Terlalu banyak menggunakan kata hubung jadi kurang bagus. Malah bisa jatuh klise.

    Comment on chapter Prolog
  • CandraSakti

    Sukaaaaaa

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih @radenbumerang saya akan lebih giat lagi atas pujian yang kamu berikan,

    Comment on chapter Prolog
  • radenbumerang

    Novelnya keren, diksinya sangat bagus dan mudah dicerna pembaca, baik yang awam maupun sudah pro. Yang jadi nilai plus dari novel ini adalah prolognya yang langsung menyajikan konflik (seperti tips yang disarankan oleh beberapa penulis terkenal), jadi pembaca akan langsung dibuat penasaran dengan apa yg akan terjadi berikutnya. Untuk sekarang masih saya cicil bacanya, lumayan untuk hiburan positif di sela-sela padatnya pekerjaan. Jangan lupa mampir juga di cerita saya ya, hihi.

    Comment on chapter Prolog
  • cicicantika

    Like.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    okok, kadang suka sor sendiri kalau lagi ngetik :D

    Comment on chapter Prolog
  • HasanN

    Ke mana, ke sana, ke sini, ke mari, ke arah, ke depan, ke belakang, ke samping, ke kanan, ke kiri. Kata depan ke ditulis terpisah Kak. Ceritanya keren. Saya suka. Cuma EBInya tolong dipelajari lagi. Good luck, Kak.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    oke terima kasih sarannya, saya akan pelajari dan perbaiki.

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
SERENA (Terbit)
126      27     0     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Camelia
3      3     0     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
Rinai Kesedihan
586      410     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
ALVINO
32      12     0     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
Dessert
15      8     0     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Sepotong Hati Untuk Eldara
15      7     0     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
Light in the Dark
25      9     0     
Romance
Utha: Five Fairy Secret
15      7     0     
Fantasy
Karya Pertama! Seorang pria berumur 25 tahun pulang dari tempat kerjanya dan membeli sebuah novel otome yang sedang hits saat ini. Novel ini berjudul Five Fairy and Secret (FFS) memiliki tema game otome. Buku ini adalah volume terakhir dimana penulis sudah menegaskan novel ini tamat di buku ini. Hidup di bawah tekanan mencari uang, akhirnya ia meninggal di tahun 2017 karena tertabrak s...
Sweet Notes
94      6     0     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
Zo'r : The Scientist
289      40     0     
Science Fiction
I will be inactive for some months due to the school's passing exams. [WILL BE REVISIONED] Zo'r The Series Book 2 Book 1 - Zo'r : The Teenagers Bumi selamat, tetapi separuhnya telah hancur berantakan. Zo'r yang kini hanya ber-6 kembali kehidupan lama mereka, tetapi sesuatu kembali terjadi. Terror-terror mulai berdatangan kepada mereka, mengganggu kehidupan mereka, sehingga Iustum harus ik...