Read More >>"> Black Lady the Violinist (Kapitel xxiii) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Lady the Violinist
MENU
About Us  

“Nona tidak pergi?” tanya Vincent pada Kenan ketika melihat Kenan seharian duduk di depan perapian.

“Ah, aku pikir kau orang yang pintar bersandiwara. Tapi ingat ya, itu menyebalkan. Meskipun Beethoven memeluk teddy bear sambil menghisap jempolnya di depanku,” sahut Kenan membuat Vincent melongok. “Kau pasti ingat teman perempuanku di Brokeveth dulu. Samantha Sadykova.”

“Ya, Nona. Lalu?”

Tangan Kenan menopang dagunya. “Entah apa yang kupikirkan dulu, sehingga aku bisa membongkar kebohonganku sendiri hanya di hadapannya.”

“Ada alasan lain sehingga Nona membuka rahasia sendiri?” tanyanya heran.

Dengan perasaan kebas Kenan melemaskan badannya di sofa.

“Aku sendiri tak mengerti mengapa tak kulanjutkan saja kebohongan bodoh itu. Waktu itu yang terlintas di pikiranku adalah permainan biolanya yang amat payah.” Kenan menghela nafas. “Aku terlalu meremehkan orang lain.”

Lady Sadykova menang dalam persaingan dingin dengan Nona di medan perang panggung Wina?”

“Kejujuranmu membuatku ingin menghantammu, Vince.”

 

Cukup lama Kenan tak berdiri di panggung lagi. Seseorang yang seperti Echinodermata, hidup di dasar samudra tiba-tiba muncul dan mengambil alih peran juga posisi Kenan di mata Wina. Kenan mungkin merasa dalam zona nyaman selama 2 tahun di Wina dari Inggris sehingga tidak memperhitungkan mantan teman satu sekolahnya di Brokeveth, Samantha Sadykova.

“Sungguh aku lebih tak mengerti kenapa aku bisa kalah dengan bujukanmu,” keluh Kenan pada pelayannya yang sedang tenang ketika menyupir.

“Agar Nona jangan lari terus ketika menghadapi masalahan yang Nona buat sendiri.”

“Wah, bagus sekali kau sudah pintar menyalahkanku, Vince.”

 

“..., bravo!” seru seorang musisi profesional dari Wina setelah Sam menyelesaikan permainan biolanya.

Bravo karena telah sukses membalikkan keadaan, Sam, pikir Kenan.

Sam yang puas dengan penampilannya menundukkan badannya dengan tersenyum. Senyuman itu entah karena bangga pada penampilannya atau karena telah berhasil menyingkirkanku sekaligus membalaskan rasa kesalmu dulu?

“Jadi, aku masih mempertanyakan kenapa aku ada di sini, Vince?” tanya Kenan dengan wajah bosan begitu sampai di hall Aula Smetana setelah pergi duluan dari penonton lainnya.

 “Coba Nona pikirkan dengan kepala dingin.” Vincent mencarikan tempat duduk untuk Nonanya.

“Oh, kepalaku sudah beku karena dinginnya cuaca. Apalagi yang harus –“

“Ah, siapa yang kutemukan ini yang tetap berjalan bersama butler-nya?” seru Sam tiba-tiba, “di saat salju menumpuk pula.”

Terlanjur tertangkap basah, mau tidak mau Kenan harus berhadapan langsung dengan pokok masalahnya; Samantha Sadykova, Challysto, Praha, Wina, peran solo yang diambil alih, dan dendam. Kentara sekali dari cara Sam sengaja berbondong-bondong membawa para musisi dan komposer terkenal ke depan mukanya.

“Selamat malam, nona Sadykova,” sapa Kenan datar.

Para orang-orang terkenal yang mengelilingi Sam tercuri perhatiannya karena kehadiran orang yang tak disangka-sangka akan muncul dalam pertunjukkan orang lain. Kenan memang dikenal sebagai orang yang harga dirinya tinggi untuk datang pada resital selain dimana dirinya terlibat.

“Wah, dingin sekali sapaan nona Alexa ini?” tanya Sam dengan wajah manis. Licik tentunya. “Sama seperti waktu itu. Apa karena waktu luang membuatmu bosan?”

“Tidak juga,” jawab Kenan singkat karena sudah merasa resah akibat pandangan tidak mengenakan dari para tamu terbaik Sam dan berdiri.

“Apa karena tiba-tiba aku meminta sedikit jatah tampilmu,” tadas Sam, “nona Challysto tersayang?” Mata Kenan melotot.

Buyar sudah. Memang sudah waktunya amarah Sam meledak. Meskipun berusaha bersiap, kata-kata bak halilintar di siang bolong itu tetap membuat mata Kenan melotot. Bukan hanya dia, melainkan semua orang yang mendengar sanggahan manis itu.

“Nona Sadykova, Anda ini bicara apa?” tanya tuan Percy, seorang komposer terkemuka dengan nada geli. “Meskipun nona Ana Alexa sering tampil bersama Ferliaz Challysto, Anda jangan salah mengira kalau –“

Jari telunjuk Sam memegang pipinya sendiri. “Ehmm.. aku yakin itu buka salah kira.” Melihat Kenan yang sudah tenang, api amarah Sam makin terbakar. “Namanya memang bukan Ana Alexa. Ia juga punya darah keluarga Challysto. Apa namanya ya? Putri yang terhilang lalu berhasil dipungut kembali, bukan?”

Semua tamu terhomat yang berdiri di sekeliling Sam melemparkan pandangan menggelegar pada Kenan. Di saat yang sama, Ryan yang baru keluar dari dalam gedung pertunjukkan juga kaget mendengar ada seseorang yang tahu rahasia mereka.

“Apa nona Alexa sebenarnya mendapat reputasi dan kepercayaan akibat pengaruh Challysto secara diam-diam? Oh, siapa tahu?” sindir Sam. “Pantas dia bisa naik peringkat menjadi profesional dalam waktu singkat. Membuat iri saja.”

Mendengar hal yang kejam bagi Ryan mengenai sepupunya, tanpa pikir panjang ia lari mendatangi Sam dari belakang untuk membela mati-matian adik sepupunya. Alhasil, makin melimpah saja bisikan-bisikan tidak mengenakan.

Sebelum Ryan sempat angkat bicara setelah berhasil berdiri menghalangi Kenan dari pandangan Sam dan orang-orang lainnya yang mulai mengkerutkan wajah, tangan Kenan terangkat, menyentuh pundak Ryan.

Kenan tersenyum pahit. “Kupikir aku sudah siap untuk kehilangan segalanya lagi yang telah dibangun di atas pondasi kebohongan.. tapi nyatanya tidak.”

“Jadi itu benar, nona Alexa?” tanya semua orang berentetan.

Ketika Ryan sekali lagi ingin mengambil alih keadaan, tangan Kenan menggengam lengannya. Kenan berusaha menenangkan Ryan yang hampir kehilangan akal sehatnya demi dirinya.

Kenan menggeleng. “Sudahlah, Ryan. Aku lelah hidup seperti ini. Aku sudah lelah berbohong seumur hidup.” Ryan tersentak.

Suasana yang tadi tegang bukan main langsung berubah gempar. Orang-orang yang daritadi hanya diam untuk menonton pertunjukkan yang lainnya dalam sekejab ikut memeriahkan suasana dengan bumbu-bumbu tak sedap didengar.

Tidak ada tambahan pembelaan. Kenan undur diri dari tempat itu diikuti oleh pelayan setianya dan pergi begitu saja meskipun banyak orang menyerukan namanya.

“Apalagi ini??” tanya Ryan yang otaknya mentok dan pedih hati. “Kenan...” ucapnya lirih sambil melihat kepergian sepupunya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
54      16     0     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
When the Winter Comes
413      60     0     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
Past Infinity
8      2     0     
Romance
Ara membutuhkan uang, lebih tepatnya tiket ke Irak untuk menemui ibunya yang menjadi relawan di sana, maka ketika Om Muh berkata akan memenuhi semua logistik Ara untuk pergi ke Irak dengan syarat harus menjaga putra semata wayangnya Ara langsung menyetujui hal tersebut. Tanpa Ara ketahui putra om Muh, Dewa Syailendra, adalah lelaki dingin, pemarah, dan sinis yang sangat membenci keberadaan Ara. ...
Sekretaris Kelas VS Atlet Basket
118      26     0     
Humor
Amira dan Gilang yang menyandang peran werewolf dan vampir di kelas 11 IPA 5 adalah ikon yang dibangga-banggakan kelasnya. Kelas yang murid-muridnya tidak jauh dari kata songong. Tidak, mereka tidak bodoh. Tetapi kreatif dengan cara mereka sendiri. Amira, Sekretaris kelas yang sering sibuk itu ternyata bodoh dalam urusan olahraga. Demi mendapatkan nilai B, ia rela melakukan apa saja. Dan entah...
Kayuhan Tak Sempurna
123      25     0     
Romance
Sebuah kisah pemuda yang pemurung, Ajar, sederhana dan misterius. Bukan tanpa sebab, pemuda itu telah menghadapi berbagai macam kisah pedih dalam hidupnya. Seakan tak adil dunia bila dirasa. Lantas, hadirlah seorang perempuan yang akan menemani perjalanan hidup Ajar, mulai dari cerita ini. Selamat datang dalam cerita ber-genre Aceh ini
Sunset In Surabaya
2      1     0     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
Memoria
1      1     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
Persapa : Antara Cinta dan Janji
50      15     0     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
To Be Feminine
8      4     0     
Romance
Seorang gadis adalah sosok yang diciptakan Tuhan dengan segala kelembutan dan keanggunannya. Tapi... Apa jadinya kalau ada seorang gadis yang berbeda dari gadis biasanya? Gadis tangguh yang bisa melukai siapa saja. Lee Seha bukan seorang gadis biasa. Sekali mengangkat tangan seseorang akan terluka. Dan orang itu adalah sahabatnya. Sebuah janji terjalin dan menuntunnya pada perubahan baru da...
Flowers
3      3     0     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.