Read More >>"> AVATAR (BAB 10 - Aku dan Dia) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - AVATAR
MENU
About Us  

 

“Dia memang sangat berbeda. Perbedaan itulah yang membuatku menyukainya. Tapi ketahuilah, perbedaan itu pula yang membuatku menangis”

 

**

Sejak hari itu, aku dan Axel semakin dekat. Kami sering menghabiskan waktu bersama, walau sedikit canggung namun kami cukup dekat untuk dikatakan sebagai teman. Dia teman baikku, sama seperti aku menganggap Jenny. Hanya saja, aku dan Axel lebih sering menghabiskan waktu lewat chat. Tak jarang kami hingga lupa waktu saking serunya pembahasan yang kami bicarakan lewat chat, padahal hanya hal-hal konyol yang kami bicarakan. Tak mengapa, aku anggap itu hadiah, karena setiap hal yang kami bicarakan selalu saja bisa membuatku tersenyum bahkan tertawa. Pernah suatu waktu Papa sampai mengetuk pintu kamarku karena tawaku yang menembus hingga ke kamarnya. Sungguh amat memalukan tertawa hanya karena membaca chat dari ponsel.

“Jel, kamu sehat?” Tanya Papa dari balik pintu kamarku.

“Sehat,Pah!” Jawabku sedikit teriak agar terdengar.

“Baiklah, Papa kira kamu kenapa-kenapa sampai tertawa sendiri di kamar” Lanjut Papaku. Aku tercengang. Hingga suara di balik pintu tak terdengar lagi.

Aku kembali menoleh pada layar ponselku. Axel sedang mengetik, tak sabar aku menunggunya walau tadi baru saja aku merasa tawaku telah mengganggu Papa. Tapi kali ini aku janji akan menahan tawa jika obrolan aku dan dia cukup mengundang tawa.

“Jel, tadi aku habis mencuri” ketik Axel

“Hah? Mencuri apa?”  jawabku

“Jemuran tetangga, Jel”

“Lho? Kok?”

“Iya, Jel”

“Kenapa? Kok gitu?”

“Biar satu komplek bangun”

“Kenapa?”

“Kalau mereka bangun, dan tahu aku yang mencuri pasti ramai”

“Biar kamu terkenal, gitu?”

“Tidak, Jel. Kalau mereka ramai, aku bisa memberitahu mereka kalau malam ini aku sedang ngobrol dengan ARINZELL THALASSA. Hahaha”

“Hahaha. Biar apa?”

“Biar mereka iri”

“Kenapa harus iri?”

“Karena kamu lebih bersinar dari bintang malam ini”

Deghh

Aku melempar ponselku sembarang arah. Axel, pandai sekali ia membuatku tercengang.

“Sudah malam, tidurlah. Simpan tenagamu untuk besok, jaga diri baik-baik yah. Selamat tidur, Ijel”

“Selamat tidur, Axel”

Begitulah obrolan kami, selalu diakhiri dengan ucapan selamat tidur. Mungkin sederhana, namun bagiku Axel sudah cukup mengisi hariku yang tergolong monoton setiap harinya. Dengan ruang kosong kesepian yang selalu menyelimutiku. Dan beberapa hari ini, sejak aku kenal dia, rasanya hariku cukup berbeda. Ia amat berbeda.

 

**

Tanganku gemetar saat kuraih pena itu darinya. Matanya begitu kuat menatapku. Ia tetap sama, tak banyak yang berubah darinya. Aku tak sanggup menatapnya, mataku mulai berembun, tak terasa setetes air mata berhasil lolos dari mataku. Dan jari itu, ia menghapus lembut air mataku dengan jarinya. Ia berjongkok, menyamakan tinggi denganku yang sedang duduk di kursi taman. Ia kembali menatapku. Tak banyak bicara, ia hanya tersenyum. Senyum yang sejak lama kukira aku tak akan pernah melihat atau pun mendapatkannya lagi.

“Takdir begitu baik, Jel. Sudah lama aku mencari kabarmu hingga aku menyerah bahwa aku tak mungkin bisa menemuimu lagi”

Jemarinya kini menggenggam erat jemariku. Aku tak menyangka ia masih bisa bersikap baik atas apa yang telah aku lakukan terhadapnya.

“Kamu masih tetap sama, seperti Arinzell yang kukenal dahulu. Maafkan aku, Jel. Saat banyaknya masalah yang menimpamu, aku justru tak ada di sisimu” Ucapnya. Kali ini aku benar-benar menangis.

 

**

Setelah ucapan selamat tidur, aku tak bisa langsung tertidur. Aku selalu menulis apa yang aku rasakan sebelum aku tertidur pada diary yang Axel berikan, seolah sudah menjadi kebiasaan baruku untuk menulis. Tak banyak yang kutulis, namun itu berharga bagiku. Sama berharganya dengan obrolan konyol yang selalu kusimpan. Bahkan tak akan kuhapus sampai kapan pun!

Bagiku, setiap apa yang aku alami adalah sejarah hidup yang tak dapat terulang. Kenangan adalah hal yang paling berharga yang tak akan kau dapatkan kembali di lain waktu saat kau ingin mengulanginya lagi. Maka ingatan adalah hal yang amat berperan untuk dapat memutar kembali kenangan itu. Disinilah aku, berusaha keras agar ingatan senantiasa bersedia jika kuingin memintanya mengulang apa yang ingin kuulang. Walau sakit, walau pedih, setidaknya potongan ingatan dengan Axel cukup membuatku tersenyum. Axel, ketahuilah saatku mengetik ini, aku sedang menangis.

 

 

 

 

 

 

(Haii.. terima kasih sudah membaca:) mungkin cerita fiksi ini akan mengalami sedikit perubahan pada part-part awal cerita. happy reading. gomawo:))

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Alfazair Dan Alkana
4      4     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
4      4     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Katamu
14      7     0     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
Violetta
4      4     0     
Fan Fiction
Sendiri mungkin lebih menyenangkan bagi seorang gadis yang bernama Violetta Harasya tetapi bagi seorang Gredo Damara sendiri itu membosankan. ketika Gredo pindah ke SMA Prima, ia tidak sengaja bertemu dengan Violetta--gadis aneh yang tidak ingin mempunyai teman-- rasa penasaran Gredo seketika muncul. mengapa gadis itu tidak mau memiliki teman ? apa ia juga tidak merasa bosan berada dikesendiri...
Black World
22      7     0     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
25      11     0     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
MANTRA KACA SENIN PAGI
45      14     0     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
A - Z
30      12     0     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
An Invisible Star
28      13     0     
Romance
Cinta suatu hal yang lucu, Kamu merasa bahwa itu begitu nyata dan kamu berpikir kamu akan mati untuk hidup tanpa orang itu, tetapi kemudian suatu hari, Kamu terbangun tidak merasakan apa-apa tentang dia. Seperti, perasaan itu menghilang begitu saja. Dan kamu melihat orang itu tanpa apa pun. Dan sering bertanya-tanya, 'bagaimana saya akhirnya mencintai pria ini?' Yah, cinta itu lucu. Hidup itu luc...
The Past or The Future
2      2     0     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?