Read More >>"> Angkara (Bagian 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Angkara
MENU
About Us  

Sahabatmu adalah kebutuhan jiwamu yang terpenuhi. Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa . Kahlil Gibran

______

Angka kembali berkutat dengan dunianya. Buku-buku dan semua frasa-frasa indah yang tersusun dan menghiasi setiap dinding kosong di rumahnya. Bahkan di kamar mandipun ada kumpulan kata-kata indah yang tergores di sana. 

Tatapan matanya menyorot penuh ke arah sebuah bingkai besar berisi foto sebuah keluarga yang begitu bahagia dan sempurna. Angka mungkin tidak tahu pasti, tapi yang dia tahu sosok mungil dalam pelukan dua orang yang bahagia itu adalah dirinya. 

Dirinya saat dia masih begitu mungil dan tidak tahu apa-apa, saat dirinya hanya tahu soal makan dan minum, saat dirinya hanya mengenal sentuhan lembut kedua orangtuanya. 

Angka kemudian menghela napas panjang, melirik catatan yang merupakan salah satu kutipan dari Kahlil Gibran , catatan yang tersemat diantara tumpukan uang yang kemarin dibicarakan Pak Andi. 

Angka mengulas senyum saat mengingat laki-laki yang berstatus duda anak satu itu, tetangganya yang paling mengerti adalah Pak Andi, tetangga yang selalu membantu. Meskipun, tetangga yang menjadi penghuni kontrakan miliknya juga baik, namun bagi Angka Pak Andi adalah tetangga terbaik yang dia miliki dalam hidupnya. Bahkan meskipun Kakek Hardi juga sering membantunya dan memberinya kue buatan cucu-cucunya. 

Kemudian, ingatannya beralih kepada guru baru di sekolahnya, guru konseling yang menggantikan posisi Pak Martha yang kabarnya kecelakaan hebat dan butuh perawatan yang lama. Sandra, nama itu membuat Angka terganggu, meskipun tidak ingat dengan detail, namun Angka merasa terusik dan tidak nyaman dengan nama itu. Seakan-akan Sandra baru saja melakukan dosa besar yang berkaitan dengannya. 

Suara ponselnya yang berdering membuat Angka mengalihkan atensi kepada benda mati yang tidak pernah menyala tersebut, bibirnya melengkungkan senyuman tipis saat melihat isi pesan kiriman dari Kiran. Sebuah kutipan dari Sayap-Sayap Patah yang saat ini sedang di baca Kiran.

Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata 'Ibu', dan panggilan yang paling indah adalah 'ibuku'. Ini adalah kata yang penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati

 

 

______

 

 

"Apa ada makhluk tukang telat di sini?" itu kalimat mengesalkan Ben yang terkejut melihat Kiran sudah duduk anteng di kursinya dengan Sayap-Sayap Patah di pangkuannya. Angka yang melihatnya hanya tersenyum, seperti biasanya. Angka tidak pernah banyak berbicara seperti Kiran atau menggerutu seperti Ben. 

"Aku tidak mendengarmu, Ben." Kiran menyahuti kalimat Ben dengan nada ketus membuat Ben mau tidak mau semakin tertawa lebar. Ben memang hobi melihat raut wajah kesal Kiran. 

"Kau tidak mendengarku, tapi kau menjawab pernyataanku, bukankah itu menjadi sebuah konversasi, Kiran?" Kiran mendengkus keras-keras mendengar kalimat menyebalkan itu keluar dari mulut Ben,rasanya Kiran ingin merobek-robek mulut Ben yang sebagian besar digunakan untuk menggerutu tersebut. 

"Aku inginnya diam, namun setiap huruf yang keluar dari mulutmu selalu membuat kesabaranku habis tak bersisa, coba tanya kepada Angka, sepanas apa ubun-ubunku berbicara dengan penggerutu sepertimu!" 

Angka tergelak mendengarnya, konversasi antara Kiran dan Ben memang selalu menghiburnya, menghilangkan sejenak bayang-bayang nama Sandra dalam otaknya. Membuyarkan niatnya mencari tahu siapa Sandra dan kenapa hanya dengan mengingatnya Angka ingin sekali membunuh seseorang. 

Tawa itu tidak ada yang mencegahnya, baik Kiran dan Ben yang kemudian memilih ikut tertawa atau murid lain yang menatap Angka dengan alis mengerenyit ada pula yang memilih pergi. 

Tertawa itu memang menyenangkan, namun tawa Angka adalah hal yang mengerikan bagi orang-orang di sekelilingnya.

 

 

____

 

 

Andre tersenyum saat melihat murid kesayangannya mendatanginya di kantor, Angkara adalah murid kesayangannya, aset sekolah yang sangat dia jaga. Senyuman hangat langsung dia tunjukkan saat sempurna Angka duduk di depannya. 

"Ada apa memanggil saya?" andre tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya pelan. 

"Tidak apa-apa, Ka. Saya hanya ingin memberitahu kalau kamu saya tunjuk untuk mengikuti seleksi olimpiade nasional lagi." Alis Angka terangkat, heran. Setahunya, Olimpiade itu hanya diikuti anak kelas 1 dan 2 bukan anak kelas 3 sepertinya. 

"Tapi, bukannya seleksi itu hanya bisa diikuti siswa kelas 2 dan 1?

"Kamu masih pantas jadi anak kelas satu, Ka. Sekarang sudah beda aturan lagi, umur yang menjadi patokan dan umur kamu bahkan masih bisa untuk dua tahun mendatang."

"Anda tidak berniat membuat saya tidak lulus sampai dua tahun ke depan kan?" Andre terkekeh keras, sebagai seorang kepala sekolah ini adalah saat menyenangkan. Menghadapi siswanya sendiri tanpa canggung dan bisa tertawa lepas tanpa topeng. 

"Sekolah itu mengesalkan, orang-orangnya sombong. Kiran dan Ben akan lulus, Saya tidak mau jika tidak lulus." Andre tersenyum tipis mendengarnya, kemudian menatap netra kembar Angka yang sedang melempar perasaan kesal kepadanya. 

"Saya tidak berniat seperti itu, saya hanya ingin membuatmu sering berada di sini dan bebas dari guru konseling baru yang kolot." Angka berdecih mendengarnya, dia tidak suka membahas guru konselingnya yang sekarang, dia lebih suka Pak Martha yang baik dan tidak cerewet, meskipun terkadang membuatnya kehilangan banyak nilai dan membuatnya kesal karena memberi hukuman yang tidak main-main porsinya. 

"Apa bapak akan menghukum saya juga, karena mengacaukan ruangan konseling?" 

Andre terkekeh kencang, sudut matanya melirik tangan Angka yang terperban kemudian laki-laki yang usianya hampir menginjak kepala empat itu menarik napas panjang. 

"Pasti ada alasan kenapa melakukannya, saya tidak ingin tahu tapi kamu pasti memiliki alasan yang tepat kenapa kamu melakukan hal tersebut." Angka memicingkan matanya, mencoba mencari kebohongan atau kesinisan di wajah andre. 

"Anda tidak berniat mempermainkan saya, kan?" Andre menggelengkan kepalanya mantap, menatap Angka yang menatapnya penuh selidik. 

"Tidak, kenapa saya harus mempermainkan kamu kalau hidup ini adalah sebuah permainan?" Angka tidak menjawab lagi, dia lebih memilih menyandarkan tubuhnya di punggung sofa.

Baik Andre maupun Angka sama-sama diam, matanya saling menatap seolah sedang berbicara. 

Hidup memang permainan, bukan?

 

_Angkara_

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dendam
8      3     0     
Mystery
Rian Putra Dinata, seorang pelajar SMU Tunas Muda, memiliki sahabat bernama Sandara. Mereka berdua duduk di bangku yang sama, kelas XI.A. Sandara seorang gadis ceria dan riang, namun berubah menjadi tertutup sejak perceraian kedua orang tuanya. Meskipun Sandara banyak berubah, Rian tetap setia menemani sahabatnya sejak kecil. Mereka berjanji akan terus menjaga persahabatan hingga maut memisahk...
Drama untuk Skenario Kehidupan
113      23     0     
Romance
Kehidupan kuliah Michelle benar-benar menjadi masa hidup terburuknya setelah keluar dari klub film fakultas. Demi melupakan kenangan-kenangan terburuknya, dia ingin fokus mengerjakan skripsi dan lulus secepatnya pada tahun terakhir kuliah. Namun, Ivan, ketua klub film fakultas baru, ingin Michelle menjadi aktris utama dalam sebuah proyek film pendek. Bayu, salah satu anggota klub film, rela menga...
Senja Menggila
3      3     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.
Tembak, Jangan?
2      2     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
115      31     0     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
Arion
12      6     0     
Romance
"Sesuai nama gue, gue ini memang memikat hati semua orang, terutama para wanita. Ketampanan dan kecerdasan gue ini murni diberi dari Tuhan. Jadi, istilah nya gue ini perfect" - Arion Delvin Gunadhya. "Gue tau dia itu gila! Tapi, pleasee!! Tolong jangan segila ini!! Jadinya gue nanti juga ikut gila" - Relva Farrel Ananda &&& Arion selalu menganggap dirinya ...
Sanguine
40      19     0     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Venus & Mars
98      25     0     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
Game Over
12      7     0     
Romance
Mulanya semua terdengar klise. Defadli Alan--playboy kawakan sekolah, mengincar Orinanda Dee--murid pindahan yang tampak begitu polos. Bella pun tak tinggal diam dikarenakan ia merasa bahwa Fadli adalah miliknya. Hanya tiga hal yang membuat semuanya jadi tidak terdengar klise lagi: obsesi, pembalasan dan keisengan darah muda. Fadli telah menunjuk Ori sebagai targetnya. Sayangnya, panah Fadli ...
ARABICCA
21      6     0     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...