Read More >>"> Breakeven ([25] 2nd Kiss) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Breakeven
MENU
About Us  

Selamat menikmati cerita sinetronku ini. 
Jangan lupa vote dan komennya ya.

...

Tutup mata lo, diam, dan percaya sama gue.-

Breakeven

"Ring bersih?" tanya Galaksi sambil mengikat glove tinju di tangannya.

"Bersih. Gue udah nambah orang buat antisipasi pengroyokan," jawab Damar, tetap sibuk pada handphonenya.

Galaksi lagi menjawab dengan anggukan. Ia telah berada di ring tinju sejak setengah jam sebelum waktu kesepakatannya dengan Rangga. Bukan apa-apa, ia hanya merasa tak sabar untuk menghabisi wajah Rangga.

"Sebenernya, gue mau nanya lo dari dulu." Damar menjeda kalimatnya, memberi ruang pada Galaksi yang kini menolehkan kepala dengan wajah bertanya pada Rangga. "Tentang Letta. Dia beneran pacar lo?"

"Gue di tolak euy!" jawab Galaksi yang spontan menimbulkan tawa dari mulut Rangga.

"Sok ganteng aja lo ternyata. Masih ada cewek yang nolak lo ujung-ujungnya."

"Kalem, masih gue perjuangin."

Damar mendengus. "Terus, mantan lo si Nada itu gimana? Kemarin lo curhat masih ada perasaan ama tuh cewek."

"Udah gue bilang, gue sekarang lagi merjuangin Letta. Jadi lo tahu sendiri jawabannya."

Percakapan mereka di interupsi oleh tepuk tangan dari pintu masuk ring, yang spontan membuat Galaksi juga Damar berdiri dari tempat duduknya.

"Semangat banget lo Gal, mau ngabisin gue," ucapnya yang kemudian melarikan pandangannya ke sekeliling ruang tinju tersebut. "Bahkan sampai nyiapin orang di sekeliling lapangan. Mau ngeroyok gue?" tanya Rangga dengan tawa mencemooh setelahnya.

Galaksi spontan mendengus keras, merasa lucu dengan apa yang di katakan Rangga, seolah tak sadar diri, bahwa di sini Rangga sendirilah yang sebenarnya pengecut.

"Pengecut teriak pengecut. Lo ga malu?" sinis Galaksi yang langsung di hadiahi tawa lagi oleh Rangga.

Tak menggubris, Galaksi lebih memilih menaiki ring, menunggu di atas sana, sembari kembali mengecek glove tinju yang sudah terpasang di tangannya.

"Gue harap lo udah sehat. Karena gue ga bakal main-main kali ini," ujar Galaksi.

Rangga lantas menyusul menaiki ring. Memar di wajahnya masih terlihat membekas, mungkin saja tubuhnya belum sembuh total mengingat kemarin Galaksi benar-benar hampir menghabisinya.

Tapi Galaksi tak peduli. Aturan ring, jika kau menyetujui kesepakatan untuk bertarung, sedang dalam kondisi apapun, kau harus bertarung sampai habis.

Rangga menyeringai. "Taruhannya, tetap sama seperti taruhan gue dulu dengan Dewa. Lo tau sendiri itu apa," ucapnya dengan seringaian semakin lebar.

Rahang Galaksi mengeras, mengingat Rangga menyetujui untuk bertanding adalah karena taruhannya yang menyangkut Letta. Walau pada akhirnya Galaksi optimis menang, tapi tetap saja, jika sampai Letta tahu ia kembali di jadikan bahan taruhan, Galaksi tak bisa menepis kemungkinan bisa saja Letta akan membecinya seperti cewek itu membeci Dewa.

Jangan lupakan kemungkinan lain, Galaksi juga bisa kalah. Karena kemungkinan tetap bisa terjadi.

"Galaksi..." Panggilan itu membuat Galaksi kembali tertarik ke dunia nyata dari pikirannya barusan.

Suara Letta. Ini suara Letta. Dengan cepat Galaksi mengalihkan kepalanya ke sumber suara, dan benar mendapati Letta di samping ring, menatap lurus ke arahnya dengan pandangan tak terbaca.

"Bilang kalo lo ngelakuin ini bukan karena gue." Rendah suara Letta terdengar.

"Owhh... Zetheera Sekaletta! Kita ketemu lagi di sini." Rangga tertawa sambil bertepuk tangan. "Dia jadiin lo taruhan kalo lo mau tahu," sahut Rangga yang sudah menyeringai senang akan kedatangan incarannya.

Letta tak menggubris, fokusnya hanya terantuk pada Galaksi yang kini berjalan menuruni ring.

"Cuma bilang, kalo lo nemuin Rangga kayak gini bukan karena—"

Tep!

Tarikan Galaksi di pergelangan tangan Letta memutus kalimat cewek itu, membawanya pada kursi yang sebelumnya ia dan Damar duduki.

"Gue janji, gue bakal menang," ucap Galaksi pertama kali, sambil memegang pundak cewek itu.

"Cuma bilang, kalo lo ngelakuin in bukan karena gu—"

"Ini karena lo," ucap Galaksi, memotong kalimat Letta.

"Udah gue bilang, berhenti ngurusin kehidup—"

Sret!

Galaksi tiba-tiba mendorong tubuh Letta untuk duduk, lagi-lagi memutus kalimat yang ingin di lontarkan cewek itu. Dan yang di lakukan Galaksi selanjutnya adalah berjongkok di depan Letta, lalu melepas tali sepatu cewek itu, menimbulkan kernyitan penuh tanya di dahi Letta.

Mengikat kaki Letta ke kursi adalah apa yang di lakukan Galaksi, membuat Letta hanya menatap tak mengerti. Galaksi mendongak setelahnya.

"Entah dari siapa lo tahu kalo gue di sini, kewajiban lo sekarang cuma duduk diam dan jangan ke mana-mana," ucapnya. Tanpa menunggu jawaban, Galaksi langsung berdiri, mengacak puncak kepala Letta sebentar, kemudian berbalik untuk kembali menaiki ring. Tapi tertahan oleh Letta yang memegang tangannya, membuat Galaksi kembali menoleh.

"Kalo lo luka, gue ga bakal benci lo sebenci-bencinya. Dan jangan harap lo bisa berhubungan sama gue lagi," ucap cewek itu yang entah kenapa matanya mulai memerah seolah hendak menangis.

Galaksi tersenyum sebagai respon. Cowok itu kembali berdiri di depan Letta, sedikit menunduk, tangannya terulur untuk melepas dasi yang terpakai di lingkar leher Letta.

"Ap—"

"Diam," ujar Galaksi, memotong kalimat Letta. Tangannya kembali sibuk melepas dasi cewek itu. Setelah benar lepas, Galaksi memakaikannya untuk menutupi mata Letta.

"Jangan lihat gue luka kalo gitu," bisik Galaksi di telinga Letta, sambil mengikat dasi tersebut. Dan itu cukup membuat bulu kuduk Letta meremang, sampai rasanya ia tak bisa bernapas, tatkala hawa hangat tubuh Galaksi memenuhi hidungnya dengan jarak yang terlampau dekat.

Setelah selesai, Galaksi kembali sedikit berjongkok, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Letta yang matanya telah tertutup kini.

Cup...

Sebuah sengatan kuat menyentak tubuh Letta tatkala Galaksi menempelkan bibirnya pelan ke belah lunak yang sama milik Letta. Namun cewek itu seolah membeku, hingga satu lumatan pelan tak sampai tiga detik menyesap bibirnya pula. Letta seolah kehilangan akal, ini persis mengingatkannya akan ciuman pertama Galaksi di atap. Dan dalam hati Letta mengakui, bahwa ia merindukan ini.

"Percaya sama gue," bisik Galaksi sekali lagi, berbicara pada wajah Letta yang mungkin sekarang matanya sedang terpejam di balik dasi sana.

Dan di detik berikutnya, kekosongan menerpa Letta tatkala Galaksi telah berbalik melangkahkan kakinya menuju ring.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Gaki28

    Next...Next... pengen tahu si galaksi sama zetheera menjalani pura-pura pacaran dan tingkah fansnya galaksi melihat mereke berdua.. Hihihihi... ;d

    Comment on chapter [2] Sarkasme
  • Gaki28

    Mantap author... Next.... Pengen tahu jalan ceritanya....!!!1 ;d

    Comment on chapter [1] Agreement
Similar Tags
Flowers
12      12     0     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Rêver
55      54     0     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
Piromaniak
96      57     0     
Romance
Dia merubah apiku dengan cahayanya
BELVANYA
4      4     0     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Pilihan Terbaik
99      59     0     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Cinta Aja Nggak Cukup!
34      30     0     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
No, not love but because of love
42      31     0     
Romance
"No, not love but because of love" said a girl, the young man in front of the girl was confused "You don't understand huh?" asked the girl. the young man nodded slowly The girl sighed roughly "Never mind, goodbye" said the girl then left "Wait!" prevent the young man while pulling the girl's hand "Sorry .." said the girl brushed aside the you...
1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia
432      194     0     
Romance
Fina adalah seorang wanita yang masih berstatus Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi. Ia adalah wanita yang selalu ceria. Beberapa tahun yang lalu ia mempunyai seorang kekasih yang bernama Raihan namun mereka harus berpisah bukan karena adanya orang ketiga namun karena maut yang memisahkan. Sementara itu sorang pria yang bernama Firman juga harus merasakan hal yang sama, ia kehilangan seoarang is...
Unbelievable Sandra Moment
11      11     0     
Short Story
Sandra adalah remaja kalangan atas yang sedang mengalami sesuatu yang tidak terduga apakah Sandra akan baik-baik saja?
Dream
383      308     5     
Short Story
1 mimpi dialami oleh 2 orang yang berbeda? Kalau mereka dipertemukan bagaimana ya?