Read More >>"> Nadine (Nadine 5.) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nadine
MENU
About Us  

             Sebenarnya sore ini Nadin mempunyai dua agenda kegiatan yang harus dia kerjakan. Yang pertama adalah rapat osis dan yang kedua yaitu ngelatih adik junior di ekstrakulikuler paskibra. Dengan jam yang sama. Yaitu jam 14.30 WIB. Tapi dalam hal ini Nadin lebih memilih untuk ikut rapat terlebih dahulu, setelah itu dia akan ikut ngelatih di paskibrasa.

            “Nanti lo jelasin yang tentang proposal kegiatan pensi tahun ini ya Din. Udah sampai mana aja birokrasinya,” kata Erik si ketua osis sekolah mereka.

            “Eh iya rik. Tapi btw ini proposalnya baru jalannya kemaren. Soalnya waktu si Ara ngasih ke gue masih banyak yang salah,” jawab Nadin ke Erik.

            “Iya ngga papa Din. Santai aja. Acaranya juga masih tiga bulan lagi kok.”

            Setelah rapat selesai, Nadin langsung bergegas keluar dari ruangan dan langsung menuju lapangan basket. Dia sampai lupa untuk pamit ke Erik karena begitu kaget saat melihat jam yang ada di tangannya.

            “Sorry guys gue datangnya telat. Soalnya tadi ada rapat osis dulu,” ucap Nadin ke teman seangkatannya yang hadir latihan.

            “Iya Din ngga papa kok. Tadi juga Erik udah ijinin lo ke kita,” jawab Adam.

            Adam itu orangnya lumayan baik. Beda jauh banget dengan Abi. Ketika teringat Abi, Nadin jadi takut entar dia bakalan dimarahin lagi. Pasalnya urusan yang tadi pagi belum selesai, dan sekarang Nadin terlambat lagi datangnya.

            “Hebat ya. Darimana aja lo? Ngga lihat ini udah jam berapa sekarang ha?” ucap Abi yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

            “Maaf Bi. Tadi gue ada rapat dulu di Osis. Tadi Erik juga udah izinin gue kok,” bela Nadin.

            “Wah sementang lo Osis, jadinya suka suka lo ya mau datang jam berapa.”

            Karena Nadin terlalu malas untuk meladeni Abi, jadinya dia berjalan ke arah lain untuk menghindari Abi. Soalnya kalau dengarin omelannya Abi ngga akan ada habisnya. Yang ada malah buat pusing kepala.

            “Abi marah lagi?” tanya Fauzan yang datang tiba-tiba dari samping Nadin.

            “Iya males gue lihat dia. Padahal kan juga gue datang telat karena rapat. Tapi tetap aja mulutnya ngebacot kayak bebek,” jawab Nadin sambil duduk di sebelah Fauzan.

            “Kok lo bisa disini Jan? Bukannya lo ada latihan basket ya hari ini?”

            “Gue berhenti beli minum bentar. Haus gue. Senior gue tuh pada ngasih hukuman, biasalah mungkin karena gue masih junior.”

            “Hahaha mampus lo,” ejek Nadin.

            Hari sudah hampir menjelang maghrib. Sehingga sekolah yang awalnya ramai akan siswa yang latihan, perlahan menjadi sepi.

            “Lo pulang bareng siapa Din?” tanya Fauzan ketika mereka sudah berada di gerbang sekolah.

            “Dijemput Arkan Jan. Paling bentar lagi dia nyampe sini,” jawab Nadin.

            “Yaudah gue pulang duluan ya. Sekalian mau jemput Kara di GO dulu,” pamit Fauzan sambil menjalankan motornya meninggalkan Nadin.

            Sudah hampir 15 menit Nadin berdiri di depan gerbang. Tapi belum juga ada tanda tanda Arkan datang. Sudah ditelponin juga tapi ngga diangkat oleh Arkan. Nadin mulai panik. Pasalnya dia sering dengar kabar dari orang lain kalau malam lingkungan sekolahnya mendadak menjadi seram. Udah Nadin orangnya penakut lagi.

            “Ih Arkan lo dimana sih. Anjir deh lo, awas aja kalo lo ngga jemput gue, gue begal lo,” ucap Nadin sambil menghentakkan kakinya.

            Saat ini Nadin takut. Semua hapalan doa-doa dan ayat kursi dibacanya di dalam hati. Sungguh ini lebih seram daripada film Danur yang kemaren dia tonton. Soalnya kali ini dia sedang sendiri di tempat yang ‘katanya’ seram kalau malam.

            “Kok lo belum pulang?” tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari belakang Nadin.

            “Anjir ayam goreng. Astaghfirullah kok lo dateng tiba-tiba sih,” ucap Nadin yang sedang kaget. Apalagi yang datang nyamperin dia itu si Abi. Kan jadinya lebih seram lagi keadaannya.

            “Kok lo belum pulang?” tanya Abi lagi.

            “Adek gue belum jemput,” jawab Nadin akhirnya.

            “Oh tunggu gue,” kata Abi sambil berjalan masuk ke sekolah lagi.

            “Ih si Abi mau ngapain sih. Terus dia ngapain juga bilang tungguin dia. Kan si Abi ih, gue takut nih sendiri disini,” ucap Nadin sambil merengek ketakutan di depan gerbang.

            Tiba-tiba terdengar suara motor yang mengarah ke depan gerbang sekolah. Ternyata itu suara motornya Abi.

            “Ayo buru naik,” ucap Abi ketika berhenti di depan Nadin tanpa melepaskan helm yang dipakainya.

            “Ih ngapain, ngga mau ah gue entar lo turunin gue di tengah jalan lagi. Lagian juga ini adek gue mau jemput gue kok,” jawab Nadin.

            “Yakin adek lo bakalan jemput lo?”

            “Ha?”

            “Mau naik ngga? Kalau engga gue tinggal nih,” ucap Abi sambil menghidupkan motornya.

            “Ih Abi.”

            “Cepetan. Lama banget si lo.”

            “Iya ini naik.”

            Setelah mempertimbangkan keadaan akhirnya Nadin naik ke motor Abi. Semoga Abi tidak menurunkannya di tengah jalan pikirnya. Sebelumnya Abi memang pernah datang kerumah Nadin. Itu juga bareng bareng teman seangkatan yang lain. Waktu itu ada acara buka bersama yang diadakan di rumahnya Nadin.

            Nadin turun dari motornya Abi. Pada saat dia memperbaiki tatanan rok nya, tiba-tiba Abi langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah Nadin tanpa pamit. Padahal Nadin belum mengucapkan terimakasih. Nadin jadi bingung, yang tadi mengantarkan dia pulang itu sosok manusia yang berwujud Abi atau sosok lain. Tapi yang paling penting saat ini adalah dia sudah bisa pulang dengan selamat ke rumahnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nadyakiransd

    semangat terus ya thorr

    Comment on chapter Nadine 5.
  • Resyat

    Semangat terus Thor. Ditunggu kelanjutannya. Ceritanya seru buat penasarannya????????

    Comment on chapter Nadine 4.
Similar Tags
I'm Possible
24      19     0     
Romance
Aku mencintaimu seiring berjalannya waktu, perasaanku berubah tanpa ku sadari hingga sudah sedalam ini. Aku merindukanmu seiring berjalannya waktu, mengingat setiap tatapan dan kehangatanmu yang selalu menjadi matahariku. Hingga aku lupa siapa diriku. -Kinan Katakan saja aku adalah separuh hidupmu. Dengan begitu kamu tidak akan pernah kehilangan harapan dan mempercayai cinta akan hadir tepat ...
Pupus
4      4     0     
Short Story
Jika saja bisa, aku tak akan meletakkan hati padamu. Yang pada akhirnya, memupus semua harapku.
The Boy
15      4     0     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
My love doctor
5      5     0     
Romance
seorang Dokter berparas tampan berwajah oriental bernama Rezky Mahardika yang jatuh hati pada seorang Perawat Salsabila Annisa sejak pertama kali bertemu. Namun ada sebuah rahasia tentang Salsa (nama panggilan perawat) yang belum Dokter Rezky ketahui, hingga Dokter Rezky mengetahui tentang status Salsa serta masa lalunya . Salsa mengira setelah mengetahui tentang dirinya Dokter Rezky akan menja...
Sepotong Hati Untuk Eldara
15      7     0     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
a Little Braver
3      3     0     
Romance
Ketika takdir yang datang di setiap kehidupan membawanya pada kejutan-kejutan tak terduga dari Sang Maha Penentu, Audi tidak pernah mengerti kenapa Dia memberikannya kehidupan penuh tanya seperti ini?
Reach Our Time
83      20     0     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
love like you
4      4     0     
Short Story
The Yesterday You
3      3     0     
Romance
Hidup ini, lucunya, merupakan rangkaian kisah dan jalinan sebab-akibat. Namun, apalah daya manusia, jika segala skenario kehidupan ada di tangan-Nya. Tak ada seorang pun yang pernah mengira, bahkan Via sang protagonis pun, bahwa keputusannya untuk meminjam barang pada sebuah nama akan mengantarnya pada perjalanan panjang yang melibatkan hati. Tak ada yang perlu pun ingin Via sesali. Hanya saja, j...
Distance
21      8     0     
Romance
Kini hanya jarak yang memisahkan kita, tak ada lagi canda tawa setiap kali kita bertemu. Kini aku hanya pergi sendiri, ke tempat dimana kita di pertemukan lalu memulai kisah cinta kita. Aku menelusuri tempat, dimana kamu mulai mengatakan satu kalimat yang membuat aku menangis bahagia. Dan aku pun menelusuri tempat yang dimana kamu mengatakan, bahwa kamu akan pergi ke tempat yang jauh sehingga kit...