Read More >>"> The Bet (The Bet | 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU
About Us  

Rumah yang ditempati Aretha saat ini adalah rumah kakak laki-lakinya yang sedang kuliah di luar negeri. Satu-satunya orang yang peduli dengannya adalah kakak laki-lakinya dan karena itu juga dia diijinkan tinggal di rumah ini. Lalu sekarang, Aram sedang berada di rumah Aretha untuk menjadi guru perempuan itu untuk satu minggu kedepan.

"Kenapa harus di rumah gue?" tanya Aretha malas.

"Karena kalo di tempat umum, gue yakin lo gak akan belajar."

"Gue gak mau belajar. Mending kita nonton." Aretha bergerak mengambil laptop-nya yang ia letakkan di atas meja.

"Lo mau kalah taruhan?"

"Lo... gak penasaran siapa sodara gue?" tanya Aretha dngan perasaan risih.

Aretha bingung, kenapa Aram tidak bertanya siapa saudaranya? Aram malas bertanya atau tidak peduli?

"Hubungan kita cuman sebatas permainan yang lo mulai, setelah itu selesai—"

Handphone Aretha berbunyi, ia melihat nama si penelpon, lalu memilih untuk mengangkatnya. Aretha berjalan berdiri lalu berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Aram sendiri di ruang keluarga rumah itu.

"Kok rasanya sakit, ya? Harus banget dia ngomong kayak gitu?" gumam Aretha pada dirinya sendiri, lupa dengan handphone-nya yang terus menjerit meminta untuk diangkat.

Tersadar dari lamunannya dengan handphone yang terus berbunyi, Aretha memutuskan untuk mengangkat panggilan masuk itu.

"Kenapa?" tanya Aretha tanpa embel-embel 'halo' atau 'hai'.

" Ada cowok di rumah gue, siapa?" tanya si penelpon dengan suara datarnya.

"Temen." Aretha menjawab dengan singkat, padat dan jelas. "Kok lo bisa tau?" tanya Aretha dengan ekspresi penuh menyelidik, walaupun ia sadar si penelpon tidak bisa melihat ekspresi Aretha saat ini.

"Lo lupa? Itu rumah gue."

"Oh." Aretha menjawab malas. "Lo cuman mau nanya itu, kan? Gue matiin, ya. Bye," Aretha memutus sambungan telpon itu, lalu keluar dari kamarnya.

"Siapa?" tanya Aram saat Aretha sudah duduk di sebelahnya lagi.

"Kenapa? Lo penasaran? Barusan lo bilang, hubungan kita cuman sebatas permainan yang gue bikin, setelah permainan itu selesai kita bukan siapa-siapa lagi, kan?"

Terdengar seperti kesal, tapi Aram tidak mau ambil pusing, lagipula dia juga sudah mulai peduli dengan perempuan itu. Walaupun nyatanya, aneh jika sudah ada salah satu dari mereka mengaku kalah saat ini, padahal baru kemarin permainannya dimulai. Mungkin akan masuk akal jika salah satu dari mereka memang sudah mempunyai perasaan suka sejak lama.

"Belajar, gue gak mau pacar gue kalah taruhan.," perintah Aram.

"Gue pasti kalah." Aretha cemberut. "Nilai matematika gue walaupun udah nyontek, gak pernah nyentuh lima puluh. Gimana caranya gue bisa dapet seratus tanpa nyontek?"

"Lo mau gue pecat guru itu?"

"Jangan!" tolak Aretha tegas. "Gue bakal dikatain pengecut kalo tiba-tiba guru itu dipecat."

"Bolak-balik ruang konseling, dikatain cewek bar-bar juga lo gak pernah peduli. Jadi harusnya dikatain pengecut gak jadi masalah buat lo."

"Gue bilang jangan, ya, jangan!" Aretha kesal. "Gue gak mau belajar hari ini, lo pulang aja. Besok baru mulai belajar." Aretha membuang muka, melihat ke arah lain.

Mood Aretha sedang berada di titik terendahnya, hari ini adalah hari terkutuknya, hari ini dia sudah sial dari pagi. Ditampar ibunya tadi pagi, belum lagi terciduk bermain sampai terjadi taruhan yang sangat tidak masuk akal, hal itu membuat Aretha benar-benar malas melakukan apa pun saat ini.

Aram menghela napas, "kalo lo bisa ngerjain tiga soal aja dari buku itu, kita nonton kayak kata lo tadi."

Aretha beralih menatap Aram lagi, dengan mata berbinar. "Tiga soal doang?" tanyanya dengan gaya sombongnya.

Aram mengangguk, "iya."

Aram membolak-balikkan halaman buku di tangannya dan menunjukkan tiga nomor yang harus Aretha kerjakan. Laki-laki itu lalu memberi perempuan itu pensil dan kertas.

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, dua puluh menit, sampai setengah jam, yang dilakukan Aretha hanya mencoret-coret kertas yang diberikan Aram tadi. Bahkan dia sudah menghabiskan lima lembar kertas dengan coretan-coretan tidak jelasnya.

Aram pasrah melihat kelakuan perempuan itu, bahkan Aretha belum menyelesaikan satu soal pun dari total tiga soal.

"Otak lo isinya apaan sih?"

"Emang soalnya aja yang susah. Lagian siapa sih, yang nyiptain ini? Gak ada faedahnya buat hidup." Aretha menghempaskan pensil ke atas meja dan bersandar ke sofa di belakangnya.

"Kerjaan lo di kelas ngapain aja?"

"Main bingo."

Aram menahan kekesalannya dengan menggeram dalam hati. Bagaimana caranya perempuan di hadapannya bisa begitu santai saat nilai matematikanya bahkan tidak menyentuh lima puluh, walaupun sudah menyontek? Aram gemas dengan perempuan di hadapannya. Wajahnya sangat polos sampai-sampai orang tidak mungkin percaya dengan sikap bar-barnya jika tidak melihat secara langsung.

"Gue jadi gak yakin lo bisa menang,"

"Iya, gue belajar!" ucap Aretha kesal. "Ajarin gue dari paling awal, gue gak tau apa-apa."

"Otak lo beneran gak ada isinya, ya?"

Setelah itu, Aram dengan sabar mengajari Aretha yang bahkan tidak tau cara perkalian. Selama ini Aretha naik kelas karena menyontek dan kali ini dia benar-benar tidak boleh menyontek karena fokus guru biologi dan matematikanya pasti akan terarah padanya, dan semua itu karena taruhan yang ia buat sendiri.

Satu jam, dua jam, tiga jam, sampai saat ini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Aram masih setia menjelaskan Aretha dengan sabar. Bahkan Aretha sudah lupa dengan janji menonton film barat di laptop-nya.

"Jadi...," penjelasan Aram terpotong saat melihat Aretha yang sudah menaruh kepalanya di atas meja dengan mata terpejam.

Aram berdiri, lalu berjalan ke ruangan yang tadi Aretha masuki saat mengangkat telpon. Seperti tebakannya, itu adalah kamar Aretha. Aram berjalan kembali ke ruang keluarga, tempat dia mengajari Aretha tadi.

Perlahan, Aram mengangkat tubuh Aretha, berusaha sepelan mungkin agar perempuan itu tidak terbangun dari tidurnya. Setelah berhasil berdiri tegak dengan Aretha di gendongannya, Aram mulai berjalan menuju kamar perempuan itu, lalu berjalan ke arah tempat tidur, merebahkan tubuh Aretha di sana. Aram menarik selimut, lalu menyelimuti tubuh Aretha sampai sebatas leher.

"Tadi lo nanya kenapa gue gak penasaran siapasodara lo kan, itu bukan karena gue gak peduli, tapi karena gue tertariknyasama lo, bukan sodara lo yang entah siapa itu."    

***

Jangan lupa tinggalkan jejak!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My LIttle Hangga
567      384     3     
Short Story
Ini tentang Hangga, si pendek yang gak terlalu tampan dan berbeda dengan cowok SMA pada umunya. ini tentang Kencana, si jerapah yang berbadan bongsor dengan tinggi yang gak seperti cewek normal seusianya. namun, siapa sangka, mereka yang BEDA bisa terjerat dalam satu kisah cinta. penasaran?, baca!.
I Always Be Your Side Forever
97      39     0     
Romance
Lulu Yulia adalah seorang artis yang sedang naik daun,tanpa sengaja bertemu dengan seorang cowok keturunan Korea-Indonesia bernama Park Woojin yang bekerja di kafe,mereka saling jatuh cinta,tanpa memperdulikan status dan pekerjaan yang berbeda,sampai suatu hari Park Woojin mengalami kecelakaan dan koma. Bagaimana kisah cinta mereka berdua selanjutnya.
Ingatan
172      88     0     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
EXPOST
186      84     0     
Humor
Excecutive people of science two, mungkin itu sebutan yang sering dilayangkan dengan cuma-cuma oleh orang-orang untuk kelas gue. Kelasnya excecutive people, orang-orang unik yang kerjaannya di depan laptop sambil ngapalin rumus kimia. So hard. Tapi, mereka semua ngga tau ada cerita tersembunyi di dalam kelas ini. Di sini ada banyak species-species langka yang hampir ngga pernah gue temuin di b...
100%-80%
0      0     0     
Romance
Naura merasa dirinya sebagai seorang gadis biasa -biasa saja dan tidak memiliki kelebihan tertentu bertemu dengan Tsubastian yang bisa dibilang mendekati sempurna sebagai seorang manusia. kesempurnaan Tsubastian hancur karena Naura, bagaimana Naura dan Tsubastian menghadapinya
The Reason
176      71     0     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
To The Girl I Love Next
5      5     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.
Wanna Be
78      41     0     
Fan Fiction
Ia dapat mendengar suaranya. . . Jelas sekali, lebih jelas dari suara hatinya sendiri. Ia sangat ingin terus dapat melihatnya.. Ia ingin sekali untuk mengatakan selantang-lantangnya Namun ia tak punya tenaga sedikitpun untuk mengatakannya. Ia sadar, ia harus segera terbangun dan bergegas membebaskan dirinya sendiri...
Cheossarang (Complete)
161      84     0     
Romance
Cinta pertama... Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya ...
Wannable's Dream
533      144     0     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...