Read More >>"> The Bet (The Bet | 9) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU
About Us  

“Cieee,” goda Sharla sambil mencolek dagu Aretha membuat perempuan itu berdecak malas. “Gimana mantannya Aram? Cakep gak? Harusnya cakep sih ya, secara dari yang gue denger Aram udah lama gak deket sama cewek karena gagal move on sama dia,” ejek Tris.

“Lo pada masih inget cewek yang gue bilang suka ngedeketin Alvaro kan?” tanya Rachel saat Aretha masih memasang wajah datarnya dan tidak berniat menjawab ucapat Tris dan Sharla.

“Mantan kakak kelas itu? Kenapa? Kemaren ada dia lagi?”

“Dia mantannya Aram.”

Tris membelalakkan matannya tidak percaya, sementara Sharla yang tidak tau cerita lengkapnya hanya diam dan cemberut karena tidak tau apa-apa.

“Ceritain ke gue yang lengkap dari awal sampe akhir,” perintah Sharla.

“Dih. Males banget,” tolak Rachel.

“Singkatnya aja nih, dengerin yang bener, gak ada siaran ulang kalo lo gak ngerti,” titah Tris. “Jadi cewek yang suka ngedeketin cowoknya Rachel itu seangkatan Aram dan kawan-kawan, dulu pas mereka kelas sepuluh—gue sama Rachel kelas sembilan, Alvaro kan kelas dua belas terus tipe-tipe pembuat onar, jadi mainnya sama Aram dan kawan-kawan. Nah cewek yang satu ini emang deket sama mereka, emang dia keliatan banget suka sama Alvaro,” jelas Tris. “Terus barusan Rachel bilang dia mantannya Aram, gue yang dulu pernah jadi biang gosip aja gak pernah denger gosip cewek itu pacaran sama Aram,” lanjutnya.

“Cantik gak?”

“Kalo dibandingin sama Aretha, ya, Aretha gak kalah sih,” ucap Tris menilai sambil mencermati Aretha yang sedang menatapnya balik dengan tatapan malas.

“Tapi?”

“Dia tinggi, apalagi kalo berdiri di sebelah Aram, beuh, pas banget, gak kayak Aretha yang cuman sepundak Aram.”

“Hina aja terus,” sinis Aretha. “Lagian gue bukan sepundaknya, tapi seleher.”

“Fakta.” Tris menampilkan cengiran lebarnya.

“Re, kata Alvaro, malem ini lo pindah ke apartemennya?” tanya Rachel membuka topik baru.

“Iya, digusur gue,” jawab Aretha acuh tak acuh.

“Gue disuruh nginep malem ini, kakak lo terlalu sayang sama lo.” Rachel mencibir.

“Tolong ya, cemburunya dikondisikan. Gak dikasih restu baru tau rasa,” ingat Tris.

“Besok sabtu, sleepover di apartemen Aretha?” usul Sharla.

Kuy.” Tris setuju.

“Gue sih emang udah disuruh nemenin bayi gede ini,” ucap Rachel menatap Aretha yang sudah beralih fokus dengan laptop-nya.

“Tolong ya, jadi orang jangan anti sosial gini deh.” Tris menurunkan layar laptop Aretha yang membuat perempuan itu menatap Tris kesal. “Lo tuh harus bersosialisasi, jangan kerjaannya main laptop terus.”

“Apaan sih?” gerutu Aretha.

“Selaku yang punya apartemen, setuju gak?” tanya Tris.

“Bukan punya gue.”

Fine, punya kakak lo.”

“Terserah,” jawab Aretha.

“Tha!” panggil Rion yang membuat Aretha sedikit ragu untuk menjawab karena biasanya yang dipanggil ’Tha’ adalah Aletha, bukan Aretha.

Rion berlari kecil menuju empat meja di pojok kiri kelas. Laki-laki itu masuk ke dalam kelas Aretha bersama Aram yang mengikuti di belakangnya.

“Lo manggil gue?” tanya Aretha memastikan.

“Ya masa gue manggil Rachel,” jawab Rion memutar bola matanya malas.

“Kenapa?” tanya Aretha sambil melirik Aram yang baru sampai di belakang Rion, laki-laki itu tertinggal karena dia berjalan santai, berbeda dengan Rion yang berlari kecil.

Btw, sori kemaren gue ngebanding-bandingin lo sama kembaran lo.” Rion menampilkan cengiran lebarnya.

“Itu doang?”

Aretha memang kesal pada Rion saat laki-laki itu membanding-bandingkannya kemarin saat di bioskop, tapi Aretha sadar, siapa pun yang baru mengetahui hal itu pasti berpikir hal yang sama. Kenapa Aletha pintar, tapi Aretha tidak.

“Kembaran lo yang hari ini jadi gosip hangat satu sekolah, pingsan.”

Ucapan Rion membuat Aretha mengerutkan keningnya, hanya beberapa detik sebelum akhirnya Aretha menampilkan ekspresi datarnya. Jika Aletha pingsan, apa hubungannya dengan Aretha? Seharusnya Rion sudah tau kalau hubungan Aretha dengan kembarannya tidak baik.

“Terus?”

Rion mendelik sebelum bertanya lagi, “Aletha kembaran lo kan?”

“Iya, terus?”

“Lo gak peduli?”

“Kenapa gue harus peduli?”

“Kan lo kembarannya!” kata Rion sengit.

“Terus gue harus ngurusin dia gitu? Dia kan pasti punya temen yang peduli sama dia, gak harus gue.”

“Kalo faktanya Aletha gak punya temen, lo masih gak peduli?” tanya Rion mengerutkan keningnya.

“Salah dia sendiri, kenapa dia gak punya temen.” Jawaban Aretha membuat Rion menghela napas dengan gelengan kepala.

Aretha hanya tidak habis pikir, Aretha tau jika kembarannya sering dimanfaati karena otak cerdasnya. Tapi dari banyak orang yang memanfaatkan kembarannya, apa tidak ada satu pun yang berniat jadi temannya—teman yang ada disaat susah bukan disaat senang saja.

“Terserah lo deh, kalo misalnya lo masih peduli sama kembaran lo, dia di UKS sendirian.”

Sebenarnya Aretha masih peduli, walaupun hanya sedikit, itu karena orangtua mereka ikut terbang ke Amerika bersama dengan Alvaro dan seharusnya saat ini mereka sudah berada di dalam pesawat. Mungkin nanti Aretha akan meminta Aram untuk mengantarnya ke rumah dulu sebelum mengantarnya ke apartemen? Itu semua tergantung dengan suasana hati Aretha nanti.

“Gak boleh gitu, Aletha tetep kembaran lo, apalagi orangtua lo ikut Alvaro kan?” Kali ini Aram yang berbicara.

Aretha berdecak malas, “Iya.”

“Lo mau pacaran atau ikut gue ke kantin?” tanya Rion menatap Aram jengah.

“Gue ke kantin dulu.” Aram menatap Aretha, lalu berjalan mengikuti Rion yang sudah berjalan lebih dulu.

“Giliran Aram yang ngomong lansung dijawab iya ya?” goda Rachel tersenyum jahil.

“Apaan sih?” tanya Aretha sedikit salah tingkah.

“Gue jadi penasaran, siapa yang bakal kalah ya?” tanya Sharla.

 

t h e  b e t

 

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, tapi Aretha sudah selesai membereskan barang-barangnya lima belas menit sebelum bel berbunyi. Perempuan itu langsung keluar saat guru yang mengajar pelajaran terakhir keluar.

“Lo pasti udah denger kan dari Alvaro?” tanya Aretha saat menghampiri Aram yang sudah berdiri di depan kelasnya.

“Tentang lo mau tinggal di apartemennya selama beberapa bulan?” Aram bertanya balik.

“Iya,” jawab Aretha. “Tapi gue mau nganter Aletha dulu, kalo lo gak bisa, gue bisa ikut Sharla, dia bawa mobil.”

“Gue gak mungkin gak nurutin kata-kata Alvaro kan? Kemaren dia nitip ke gue buat jagain lo.”

Aretha berdecak, “gak usah didengerin, gue bukan anak kecil yang harus dijagain.”

Mereka berjalan ke arah UKS yang berada di lantai yang sama dengan kelas mereka. Sebenarnya Aretha tidak ingin mengantar kembarannya pulang, tapi ia merasa kasihan sampai akhirnya mau tidak mau memutuskan untuk meminta Aram ke rumahnya dulu, walaupun jalanannya tidak searah.

“Gue kenal Alvaro udah lama, tapi dia gak pernah bilang kalo dia punya adik.”

“Mungkin dia malu punya adik kayak gue?” canda Aretha.

“Malu kenapa?” tanya Aram melirik Aretha.

“Karena gue bego, mungkin?” Aretha terkekeh.

“Bego atau pinter gak penting. Emang kalo lo ketemu orang yang lo gak kenal, lo bisa langsung tau orang itu pinter atau bego?” Pertanyaan Aram mebuat Aretha terdiam. “Nggak kan? Jadi jangan ngomong kalo lo bego terus, kalo lo aja ngomong kayak gitu, gimana orang lain gak mikir kayak gitu? Gue gak mau orang lain ngerendahin pacar gue.”

***

Aretha emang pendek atau Aram yang ketinggian?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Diary of Time
23      11     0     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
Error of Love
44      33     0     
Romance
Kita akan baik-baik saja ketika digoda laki-laki, asalkan mau melawan. Namun, kehancuran akan kita hadapi jika menyerah pada segalanya demi cinta. Karena segala sesuatu jika terlalu dibawa perasaan akan binasa. Sama seperti Sassy, semua impiannya harus hancur karena cinta.
November Night
7      7     0     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Bukan Kamu
359      195     0     
Romance
Bagaimana mungkin, wajahmu begitu persis dengan gadis yang selalu ada di dalam hatiku? Dan seandainya yang berada di sisiku saat ini adalah kamu, akan ku pastikan duniaku hanyalah untukmu namun pada kenyataanya itu bukan kamu.
Aku Sakit
79      45     0     
Romance
Siapa sangka, Bella Natalia, cewek remaja introvert dan tidak memiliki banyak teman di sekolah mendadak populer setelah mengikuti audisi menyanyi di sekolahnya. Bahkah, seorang Dani Christian, cowok terpopuler di Bernadette tertarik pada Bella. Namun, bagaimana dengan Vanessa, sahabat terbaik Bella yang lebih dulu naksir cowok itu? Bella tidak ingin kehilangan sahabat terbaik, tapi dia sendiri...
Dont Expect Me
294      242     0     
Short Story
Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai harapan lebih padaku. Percuma, jika kamu mempunyai harapan padaku. Karena....pada akhirnya aku akan pergi.
Let's Play the Game
10      10     0     
Fantasy
Aku datang membawa permainan baru untuk kalian. Jika kalian menang terima hadiahnya. Tapi, jika kalah terima hukumannya. let's play the game!
Untold
34      26     0     
Science Fiction
Tujuh tahun lalu. Tanpa belas kasih, pun tanpa rasa kemanusiaan yang terlampir, sukses membuat seorang dokter melakukan percobaan gila. Obsesinya pada syaraf manusia, menjadikannya seseorang yang berani melakukan transplantasi kepala pada bocah berumur sembilan tahun. Transplantasi dinyatakan berhasil. Namun insiden kecil menghantamnya, membuatnya kemudian menyesali keputusan yang ia lakukan. Imp...
Estrella
8      8     0     
Romance
Oila bingung kenapa laki-laki ini selalu ada saat dia dalam bahaya, selalu melindunginya, sebenarnya siapa laki-laki ini? apakah dia manusia?
Help Me
141      92     0     
Inspirational
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jika manusia berfikir bahwa dunia adalah kehidupan yang mampu memberi kebahagiaan terbesar hingga mereka bangun pagi di fikirannya hanya memikirkan dunia yang bersifat fana. Padahal nyatanya kehidupan yang sesungguhnya yang menentukan kebahagiaan serta kepedihan yakni di akhirat. Semua di adili seadil adilnya oleh sang maha pencipta. Allah swt. Pe...