Read More >>"> The Bet (The Bet | 20) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU
About Us  

Aretha masuk ke dalam mobil Aram dengan dua kotak pizza di tangan kanannya. Aretha mencium wangi ayam goreng saat masuk ke dalam mobil Aram, membuat rasa laparnya bertambah.

“Hari ini lo kenapa gak masuk sekolah?” tanya Aretha memulai topik pembicaraan.

“Ngegantiin kembaran lo yang katanya masih sakit sampe gak bisa ikut lomba,” jawab Aram. “Besok juga,” tambah Aram.

“Oh,” balas Aretha sambil mengangguk singkat. “Aram,” panggil Aretha. “Besok ajarin gue kimia ya?” lanjutnya sambil menampilkan cengiran lebar.

Aram menghela napas panjang. “Tentang apa?”

Aretha lagi-lagi menampilkan cengirannya. “Gak tau.”

“Udah gue duga.” Aram berdecak. “Kalo gitu, sebutin apa aja yang lo tau tentang kimia.”

“Gue cuman tau rumus kimianya micin, hehe,” ucap Aretha masih dengan cengirannya. “C5H8NO4Na,” lanjut Aretha dengan bangga.

Aram mendengus sebelum bertanya, “selain itu?”

“Oh itu, pelajaran kelas sepuluh, stokio… stoko… stioko… stoiko…”

“Stoikiometri,” sela Aram gemas. “Itu apa, jelasin ke gue,” perintah Aram.

“Gak tau. Lagian, lo kan pinter, ngapain nanya ke gue?” tanya Aretha kesal.

“Gue nanya bukan karena gue gak tau, tapi gue mau tau lo tau apa aja.” Aram benar-benar gemas dengan perempuan di sebelahnya.

“Gue kan gak pernah belajar,” ujar Aretha cemberut.

“Nah, itu.” Aram terdiam. “Kata-kata gue selanjutnya jangan dianggep pujian. Murni pendapat gue,” kata Aram sambil melirik Aretha sebentar.

“Kalo mau muji gak usah malu. Gue udah terbiasa nerima pujian,” ujar Aretha dengan cengiran lebar.

“Ya udah, gak jadi,” kata Aram yang membuat Aretha berdecak kesal.

“Tidak boleh begitu. Bikin penasaran, abis itu bilang gak jadi,” protes Aretha.

“Suka-suka gue dong.”

“Aram!” protes Aretha.

“Tapi janji jangan bangga dulu,” ucap Aram.

“Iya. Eh, tapi kenapa lo lurus? Apartemen gue kan belok kanan.”

“Udah gak penasaran? Ya udah, gue muter balik,” kata Aram sembari melirik kaca spion.

“Ih, Aram. Gue kan cuman nanya.” Aretha menoleh menatap Aram yang masih fokus dengan jalanan di depannya. “Lo mau ngomong apaan?”

“Lo taruhan lagi kan sama Sky?” tanya Aram memastikan. Aretha menutupi keterkejutannya dengan menatap Aram datar.

“Kata siapa?” tanya Aretha sedatar mungkin.

“Gak penting gue tau dari siapa,” jawab Aram yang membuat Aretha menatapnya sambil menyipitkan mata. “Hobi lo taruhan ya?”

“Ish.” Aretha menggerutu. “Lo cuman mau ngomong itu? Kalo cuman mu ngomong itu, balik ke apartemen gue aja.

“Lo sebenernya pinter.”

“Gue tau. Pinter nyontek kan maksud lo?” Aretha mendengus malas.

“Gue serius! Pinter dalam artian kalo lo belajar.”

“Semua orang juga bisa kalo belajar.”

“Ulangan mat lo aja bisa seratus. Dalam waktu seminggu lo harus belajar semua pelajaran yang lo gak dengerin, which is semua. Emang gak semuanya lo ngerti, tapi semua dasar-dasar yang lo harus tau buat ngerjain soal ulangan, bahkan perkalian yang harusnya anak SD udah hafal di luar kepala tapi lo gak ngerti sama sekali,” jelas Aram tanpa menjawab ucapan Aretha. “Intinya, bukan lo yang terlahir bego atau kembaran lo yang terlahir pinter. Tapi emang lo aja yang gak pernah belajar. Buktinya kalo lo belajar, lo bisa ngerjain soal yang menurut kembaran lo susah.”

“Hei setan! Keluar kau dari tubuh buddy ini!” ujar Aretha sambil memukul pelan kepala Aram.

“Gue lagi ngasih motivasi supaya lo semangat belajar, lo malah ngatain gue setan?” Aram terkekeh geli membuat Aretha mengernyitkan dahinya sambil menyipitkan mata.

“Lo sehat kan?” tanya Aretha heran.

“Setannya gak mau keluar.” Aretha mendengus malas.

“Enyah!” seru Aretha.

“Setannya tetep gak mau keluar kalo lo ngusirnya kayak gitu.” Aram mencubit gemas pipi Aretha.

“Pipi gue!” teriak Aretha kesal.

“Lo gak tembem, tapi kenapa pipi lo kayak squishy?” ujar Aram sambil terus mencubit dan menoel-noel pipi Aretha.

“Aram! Pipi gue bukan squishy!” seru Aretha kesal.

t h e  b e t

 

Aretha membuka pintu apartemennya dan terkejut saat melihat ada orang berdiri di depannya. Aretha mengernyit saat melihat Tris berdiri dengan wajah sinisnya.

“Kenapa lo?” tanya Aretha berjalan maju membuat Tris melangkah mundur.

“Gue udah nunggu lo hampir setengah jam,” desis Tris.

“Gue gak denger ada tanda-tanda orang di luar,” jawab Aretha acuh tak acuh sambil menutup pintu apartemennya.

“Suka-suka lo,” dengus Tris lalu berjalan di samping Aretha.

“Gue baru inget, gue nyalain lagu tadi.” Aretha menampilkan cengiran lebarnya.

“Kenceng banget sampe gue bisa denger walaupun samar-samar.”

“Hehe.”

“Nyengir aja terus sampe gigi lo kering.” Tris menatap malas Aretha yang berdiri di sebelahnya.

“Hobi gue emang nyengir,” balas Aretha masih dengan cengiran lebarnya. “Nanti sore gue mau belajar kimia sama Aram, mau ikut gak?” tawar Aretha.

“Nggak makasih. Gue gak niat belajar. Kalo bisa nyontek Rachel, kenapa nggak?” Gantian Tris yang menampilkan cengiran lebarnya.

“Nyontek aja terus,” gerutu Aretha.

Mirror please,” balas Tris sambil memutar bola matanya malas.

“Hehe.” Aretha cengengesan.

t h e  b e t

 

“Lo berdua gak mau ke kantin?” tanya Aretha sambil menatap Sharla dan Tris bergantian.

“Sama Rachel aja sono! Film gue lagi seru,” jawab Tris.

“Film gue juga lagi seru,” sahut Sharla yang duduk tepat di depan Tris.

“Dasar manusia-manusia ansos,” dengus Aretha sambil menggamit lengan Rachel dan berjalan keluar kelas.

“Lo sama kakak gue gak bisa gitu ya gak berantem sehari aja?” tanya Aretha memulai topik pembicaraan.

“Gue berantem juga gara-gara dia,” jawab Rachel ketus.

“Posisi gue gak enak banget, jadi penengah terus. Lo ngadu ke gue, Alvaro juga ngadu ke gue.” Aretha cemberut.

“Nasibmu lah, nak,” ucap Rachel sambil menepuk-nepuk pundak Aretha.

“Nyengir aja lo, tong,” balas Aretha sinis.

Aretha meringis, langkahnya terhenti di sebelah salah satu meja kantin saat seseorang yang sedang membawa semangkuk bakso menabraknya. Aretha memekik kesal saat kuah dari mangkuk bakso tersebut mengguyur tangan kanannya.

“Re, lo gak niat nyari ribut kan? Taruhan lo sama Sky, inget!” bisik Rachel saat Aretha masih meringis dan tatapannya terpaku pada tangan kanannnya yang sudah merah.

Aretha melayangkan tatapan tajamnya ke orang yang menabraknya barusan. Aretha meraih gelas berisi jus jeruk dari meja di sebelahnya. Persetan dengan milik siapa minuman itu, Aretha menumpahkan isinya ke pundak perempuan yang menabraknya masih dengan tatapan tajam.

At least, itu bukan air panas.” Aretha menaruh gelas yang sudah kosong itu kembali ke atas meja di sebelahnya dengan sedikit membanting.

Rachel menghela napas panjang saat melihat Aretha sudah berbalik dan berjalan keluar dari kantin. Sementara perempuan yang menabraknya masih berdiri di tempatnya sambil menunduk.

Rachel baru saja akan menyusul Aretha saat Sky menghampirinya dan berbisik tepat di sebelah telinganya. “Bilang sama temen lo. Satu-kosong,” bisiknya sebelum melangkah menjauh dari Rachel.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DariLyanka
40      24     0     
Romance
"Aku memulai kisah ini denganmu,karena ingin kamu memberi warna pada duniaku,selain Hitam dan Putih yang ku tau,tapi kamu malah memberi ku Abu-abu" -Lyanka "Semua itu berawal dari ketidak jelasan, hidup mu terlalu berharga untuk ku sakiti,maka dari itu aku tak bisa memutuskan untuk memberimu warna Pink atau Biru seperti kesukaanmu" - Daril
Dinding Kardus
124      42     0     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
ALUSI
114      41     0     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Jika Aku Bertahan
166      103     0     
Romance
Tidak wajar, itu adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Aya dengan Farel. Ketika depresi mengambil alih kesadarannya, Farel menyelamatkan Aya sebelum gadis itu lompat ke kali. Tapi besoknya secara ajaib lelaki itu pindah ke sekolahnya. Sialnya salah mengenalinya sebagai Lily, sahabat Aya sendiri. Lily mengambil kesempatan itu, dia berpura-pura menjadi Aya yang perna...
Lusi dan Kot Ajaib
184      83     0     
Fantasy
Mantel itu telah hilang! Ramalan yang telah di buat berabad-abad tahun lamanya akan segera terlaksana. Kerajaan Qirollik akan segera di hancurkan! Oleh siapa?! Delapan orang asing yang kuat akan segera menghancurkan kerajaan itu. Seorang remaja perempuan yang sedang berlari karena siraman air hujan yang mengguyur suatu daerah yang di lewatinya, melihat ada seorang nenek yang sedang menjual jas h...
Teman Kecil
5      5     0     
Short Story
Sudah sepuluh tahun kita bersama, maafkan aku, aku harus melepasmu. Bukan karena aku membencimu, tapi mungkin ini yang terbaik untuk kita.
Love and your lies
91      36     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Can You Love Me? Please!!
61      35     0     
Romance
KIsah seorang Gadis bernama Mysha yang berusaha menaklukkan hati guru prifatnya yang super tampan ditambah masih muda. Namun dengan sifat dingin, cuek dan lagi tak pernah meperdulikan Mysha yang selalu melakukan hal-hal konyol demi mendapatkan cintanya. Membuat Mysha harus berusaha lebih keras.
100%-80%
0      0     0     
Romance
Naura merasa dirinya sebagai seorang gadis biasa -biasa saja dan tidak memiliki kelebihan tertentu bertemu dengan Tsubastian yang bisa dibilang mendekati sempurna sebagai seorang manusia. kesempurnaan Tsubastian hancur karena Naura, bagaimana Naura dan Tsubastian menghadapinya
Love Finds
201      106     0     
Romance
Devlin Roland adalah polisi intel di Jakarta yang telah lama jatuh cinta pada Jean Garner--kekasih Mike Mayer, rekannya--bahkan jauh sebelum Jean berpacaran dengan Mike dan akhirnya menikah. Pada peristiwa ledakan di salah satu area bisnis di Jakarta--yang dilakukan oleh sekelompok teroris--Mike gugur dalam tugas. Sifat kaku Devlin dan kesedihan Jean merubah persahabatan mereka menjadi dingin...