Read More >>"> The Bet (The Bet | 32) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU
About Us  

“Aram!” pekik Aretha sambil berlari dan melompat ke atas tempat tidurnya.

“Jangan bilang lo takut sama anjing?” tanya Aram sambil mengangkat seekor anjing kecil yang barusan menghampiri Aretha. Anjing tersebut sedang menggigit boneka berbentuk bola yang terjatuh saat Aram mengangkatnya, menyisakan ekspresi bingung anjing tersebut.

“Gue gak takut, gue cuman gak suka!” seru Aretha kesal.

“Gara-gara lo kita jadi telat!” ujar Rachel sambil menyikut pelan Alvaro yang berdiri di sebelahnya. “Lo ngapain berdiri di atas situ?” tanya Rachel saat melihat Aretha berdiri di atas tempat tidur.

Happy birthday, beb. Kita gak lupa, tapi Aram ngerencanain kejutan ini yang gagal gara-gara Alvaro telat,” sahut Tris.

Happy birthday! Jangan galak-galak, makin pendek, makin gendut, makin males ya,” seru Sharla sambil tertawa renyah.

Happy birthday! Jaangan nonton terus, nanti mata lo tambah jelek,” ucap Rachel.

Raka, Rion dan Theo bergantian mengucapkan selamat ulang tahun pada Aretha yang membuat Aretha batal menjawab pertanyaan Rachel dan malah mengucapkan terima kasih.

“Ngapain lo di sini?” tanya Aretha melayangkan tatapan sinisnya Alvaro.

Happy birthday!” seru Alvaro sambil melompat naik ke tempat tidur Aretha dan memiting kepala adiknya itu.

“Kenapa lo di sini? Terus siapa yang ngawasin adik tercinta lo yang abis ngiris-ngiris tangannya itu?” pekik Aretha sambil berusaha melepaskan diri. “Fyi, bukan cuman gue yang ulang tahun hari ini, Aletha juga,” tambah Aretha.

Alvaro melepaskan Aretha dan melompat turun dari tempat tidur adiknya. “Gue tau lo marah gara-gara gue nyuruh Aram buat bawa lo ke rumah sakit. Tapi coba mikir deh, kan aneh kalo misalnya gue nganter lo ke rumah sakit dan Aram yang ngawasin Aletha.”

“Betewe, hadiah dari gue, Sharla dan Tris, ada  di leher anjing itu,” sela Rachel menengahi perdebatan antara Aretha dan Alvaro.

“Kalung yang lo mau,” seru Sharla heboh.

Aretha menatap anjing yang berada di tangan Aram. Di leher anjing itu ada kalung berbentuk kertas yang dilipat menjadi bentuk pesawat. Kalung itu terlihat kebesaran di leher anjing itu karena memang sebenarnya kalung itu untuk Aretha.

“Gue udah bilang ke Aram kalo ngasih lo anjing itu ide buruk,” sahut Alvaro.

“Kita juga udah bilang kalo lo gak suka anjing, gak suka bukan takut,” tambah Tris yang diangguki Rachel dan Sharla.

“Dia gak bakal ngegigit lo kalo lo takut dia bakal gigit.” Aram maju beberapa langkah membuat Aretha mundur beberapa langkah. “Kalo lo gak mau, biar gue yang pelihara,” tambah Aram.

“Sabar,” ucap Aretha saat Aram baru saja berbalik dan berniat membawa keluar anjing tersebut.

Aretha melompat turun dari tempat tidurnya dan berjalan mendekat ke Aram. Sementara keenam temannya ditambah kakaknya sudah membuat ruang tamu apartemen tersebut berantakan dan meninggalkan pintu kamar Aretha terbuka.

Aram menyerahkan anjing tersebut dan Aretha memejamkan matanya saat dia sudah mengangkat anjing tersebut dengan kedua tangannya.

“Buka mata lo,” perintah Aram yang langsung Aretha jalankan.

Aretha membuka matanya sedikit demi sedikit. Saat matanya terbuka sepenuhnya dia mendekatkan anjing tersebut ke wajahnya sambil menyipitkan matanya, menatap anjing tersebut lekat-lekat.

Aram tertawa saat melihat anjing tersebut menjilat hidung Aretha yang langsung membuat Aretha menjauhkannya dari wajahnya.

“Lo berniat ngasih anjing ini ke gue kan? Gue aja yang pelihara,” ucap Aretha yang membuat Aram tersenyum. “Dengan bantuan lo, pastinya. Gue gak pernah melihara anjing,” tambah Aretha lagi.

t h e  b e t

“Aram nunggu lo di luar, lo mau ke mana?” tanya Alvaro saat masuk ke dalam kamar Aretha.

“Gue ada janji sama Rachel, Sharla, Tris, Aram dan temen-temennya,” jawab Aretha sambil berjalan ke arah Alvaro yang berdiri di ambang pintu.

“Lo tau hari ini satu keluarga besar ngadain acara buat ngerayain ulang tahun lo sama Aletha kan?” tanya Alvaro menatap Aretha yang sudah berdiri di depannya dengan sorot menyelidik.

“Gue tau, tapi gue udah janji sama yang lain.”

“Ada Rachel, gue ikut.”

Nope! Adik lo yang satunya juga lagi ngerayain ulang tahunnya, sister before girlfriend?” larang Aretha membuat Alvaro mendengus.

Grandma baru nyampe, dia lagi istirahat di kamar tamu. Lo gak mau ketemu dulu?” tanya Alvaro.

Meet her later,” jawab Aretha.

“Beresin masalah lo sama Aletha.”

“Itu niat gue sekarang. Bilangin mama gue pergi dulu,” ujar Aretha sambil berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar kembarannya.

Aretha membuka pintu kamar kembarannya dan hal yang pertama kali dia lihat adalah kembarannya yang sedang duduk di meja belajar ditemani dengan buku-buku tebal. Aletha sempat menghentikan aktivitasnya dan melirik ke arah pintu kamar lalu kembali menatap buku tebalnya saat mendapati Aretha yang berada di dalam kamarnya dan sedang menutup pintu kamarnya.

“Gue mau minta maaf,” ucap Aretha membuat Aletha kembali menghentikan tangannya yang sedang menulis. “Gue gak tau lo juga menderita. But trust me, I’ve been through this. Self injuries? Ngiris-ngiris tangan? Gue pernah ngelakuin itu pas di London. Percaya sama gue, gak ada gunanya, lo cuman bikin bekas luka di tangan lo doang. Gue bisa berhenti, jadi harusnya lo juga bisa berhenti,” jelas Aretha sebelum berbalik, membuka pintu dan keluar dari kamar kembarannya.

Aretha berjalan keluar dari rumah dan mendapati Aram yang sedang menunggu di dalam mobilnya. Aretha berjalan mendekati mobil Aram dan masuk ke dalam membuat Aram yang sedang memainkan handphone-nya menoleh ke kiri dan mendapati Aretha yang sedang duduk di dsana.

“Hai,” sapa Aretha sambil tersenyum ceria.

“Hai,” balas Aram sambil terkekeh. “Lo masih inget kalo gue ganti permintaan kan?”

“Udah tau apa yang lo mau sebagai gantinya?” Aretha bertanya balik.

I want you. Jadi pacar gue? Tanpa embel-embel taruhan, pastinya,” jawab Aram membuat Aretha terdiam.

Aretha tersenyum.

T A M A T

Aretha senyum doang, kira kira dijawab iya ato ngga? pikir aja sendiri ya!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pensil Kayu
5      5     0     
Romance
Kata orang cinta adalah perjuangan, sama seperti Fito yang diharuskan untuk menjadi penulis buku best seller. Fito tidak memiliki bakat atau pun kemampuan dalam menulis cerita, ia harus berhadapan dengan rival rivalnya yang telah mempublikasikan puluhan buku best seller mereka, belum lagi dengan editornya. Ia hanya bisa berpegang teguh dengan teori pensil kayu nya, terkadang Fito harus me...
Sacrifice
98      51     0     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
Abay Dirgantara
168      77     0     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
My Brother Falling in Love
593      252     0     
Fan Fiction
Pernah terlintas berjuang untuk pura-pura tidak mengenal orang yang kita suka? Drama. Sis Kae berani ambil peran demi menyenangkan orang yang disukainya. Menjadi pihak yang selalu mengalah dalam diam dan tak berani mengungkapkan. Gadis yang selalu ceria mendadak merubah banyak warna dihidupnya setelah pindah ke Seoul dan bertemu kembali dengan Xiumin, penuh dengan kasus teror disekolah dan te...
Wannable's Dream
469      111     0     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
A D I E U
31      26     0     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
Sejauh Matahari
9      9     0     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)
BACALAH, yang TERSIRAT
161      44     0     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
Bandung
404      144     0     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
Strange and Beautiful
38      11     0     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...