Read More >>"> When the Winter Comes (Happy Birthday, My Butterfly !) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - When the Winter Comes
MENU
About Us  

Langit malam yang gelap, dipenuhi oleh jutaan bintang. Masing – masing dari mereka berusaha memancarkan sinar mereka, agar tampak lebih terang dari yang lain. Namun, semua usaha mereka untuk tampak indah dihancurkan oleh bulan. Bahkan meski dengan tanpa banyak usaha, ia bias memancarkan cahaya yang paling terang. Namun, keberadaannya pun tidak akan seindah itu jika tanpa para bintang di sekelilingnya.

Indah bukan ? Ya, aku juga menyukainya. Biasanya aku menyaksikan pemandangan itu melalui balkon kamarku, dengan ditemani oleh beberapa buku sejarah. Tapi tidak dengan malam ini. Sejak pukul tujuh lebih lima belas malam, aku sudah mengurung diriku di dalam kamarku. Diafragmaku rasanya sakit sekali. Seolah – olah baru saja diiris. Maka, setelah menelan beberapa butir obat yang kuharap bias sedikit meringankan rasa sakit yang ada, aku pun jatuh tertidur.

Akan tetapi, aku terbangun saat mendengar kegaduhan di sekitarku. Merasa tidurku terganggu, aku menggerung kesal. Lalu, aku merasakan seseorang yang ikut berbaring di sampingku. Sememntara seorang lagi sejak tadi mengusili wajahku.

“ Bangun ! Udah jam berapa nih ?” ujar suara yang langsung kukenali sebagai suara Mada, adikku.

Aku membuka mata kananku. Melirik ke arah Mada yang dengan tenangnya tidur di sampingku sambil menggoyang – goyang tubuhku. Kemudian pandanganku beralih kea rah sebaliknya. Kak Ali duduk di sampingku dengan tangan yang sejak tadi tidak berhenti mengusili wajahku.

“ Apaan sih ?” tanyaku kesal.

“ Bangun ! Udah jam empat pagi, lho !” jawab Kak Ali sok serius.

Aku melirik jam dinding di kamarku. Jarum – jarumnya baru menunjukkan pukul Sembilan malam. Aku mencibir.

“ Bohong kalian. Lagian, kalo udah jam empat pagi, ngapain belum pada mandi ?” gerutuku sebal.

“ Yah, habisnya Kak Nisa sih, jam tujuh udah tidur. Emangnya udah ngerjain tugas ?” Tanya Mada.

“ Kepo banget sih,” aku menarik selimut agar menutupi kepalaku. Berharap mereka berdua segera enyah dari hadapanku.

Namun, Kak Ali dan Mada malah semakin menggangguku. Mereka menarik selimutku. Lalu, menarik – narikku agar segera bangun. Aku dengan keadaan perut yang lumayan membaik, siap untuk meledak. Tapi, tiba – tiba lampu kamarku mati. Dan, tanpa diduga, Kak Arad an Kak Dicky, kakak sepupuku, masukke dalam kamarku sambil membawa sebuah kue dengan lilin berbentuk angka lima belas. Bersamaan dengan hal itu, Kak Ara, Kak Dicky, Kak Ali, dan Mada, menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku.

Aku tidak bias berbuat apapun. Aku kehilangan kata – kata. Bahkan saat Kak Ara meletakkan kue itu di depanku, dan menyuruhku meniup lilinnya, aku hanya bias diam. Setelah beberapa saat, akhirnya aku bias meniup lilin – lilin itu dengan bercucuran air mata. Dan kemudian mereka semua menyuruhku memotong kuenya. Mada, sambil terus tersenyum, menyerahkan sebuah pisau kepadaku.

Aku memotong sebagian kue itu menjadi empat bagian. Bagian yang pertama aku berikan untuk Mada. Yang kedua tentu saja untuk Kak Ali. Dan yang keempat untuk Kak Ara, satu – satunya saudara perempuanku. Sedangkan Kak Dicky yang adalah pemuda paling tampan yang pernah kutemui, mendapat potongan keempat.

“ Kak, ini kado dariku,” ucap Mada sambil memberikan sebuah bingkisan yang cukup besar. Aku menerimanya dan segera membukanya.

Sebuah jam beker dengan nuansa keroppi, adalah kado dari Mada. Aku menyukainya. Maka sebagai balasannya, aku memeluk Mada erat, dan mendo’akan yang terbaik untuknya. Begitu juga dengan yang lain. Mereka memberikan satu – persatu kado mereka kepadaku. Dari Kak Ali, aku mendapat sebuah novel sejarah yang tebalnya menyaingi tebal matras olahragaku. Sedangkan dari Kak Ara, aku mendapatkan seperangkat alat melukis. Dan Kak Dicky, entah memberiku apa. Aku masih berjibaku dengan bingkisannya yang dibingkis dengan sangat rapid an sulit dibuka.

“ Hati – hati !” peringat Kak Dicky.

Setelah akhirnya bias membukanya, aku buru – buru mengeluarkan isinya. Sebuah kotak kaca berisi kupu – kupu besar berwarna biru yang sudah dibekukan. Indah.

“ Wah, cantik deh, “ gumam Kak Ara. Aku menyerahkan kotak itu kepada Kak Ara yang langsung dekerubuti oleh Mada dan Kak Ali.

Aku memeriksa bungkus hadiah itu. Sepertinya ada sesuatu yang tertinggal. Benar saja. Aku menemukan sebuah kertas biru yang dilipat rapi. “ Apaan nih, Kak ?” tanyaku pada Kak Dicky yang hanya tersenyum gugup. Karena penasaran, aku segera membukanya.

Happy birthday, my butterfly ! I wish all the best for you.

Tetaplah bersinar untuk kami !

Bagiku, itu hanyalah kata – kata ucapan selamat biasa. Tapi kenapa Kak Dicky memanggilku my butterfly ? Aku menengadah kea rah Kak Dicky. Namun ia membuang muka. Ah, entahlah. Aku tidak mau ambil pusing dengan hal itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (60)
  • Kangchi77

    Wih keren. Latar korea tapi misteri. Mantaaappp

    Comment on chapter Prolog
  • kimmie912

    Wadaw mantap,latar korea tapi genrenya misteri. Kereenn,

    Comment on chapter Prolog
  • aisalsa09

    Korea broooo asek

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @tytyland kagak sad kok heheh. Makasih ya kak udh mau mampirr

    Comment on chapter Prolog
  • tytyland

    Sad ????, bagus semangat ?

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @Gichan Wahh makasih kak. Kalau berkenan, tolong like and review yaa ????

    Comment on chapter 1. Meeting
  • Gichan

    Keren.. Keren. Saya suka.

    Comment on chapter 1. Meeting
  • ReonA

    @Ayu_chyn hehe makasihh kk

    Comment on chapter 2. [Not] Same
  • Ayu_chyn

    Kak ceritanya keren, aku baru pertama kali baca crita kyk gini?

    Comment on chapter 2. [Not] Same
  • Ardhdee

    Wihh mantap ceritanyaaa. First time nemu cerita korea SPY giniii.

    Comment on chapter 1. Meeting
Similar Tags
Slap Me!
45      36     0     
Fantasy
Kejadian dua belas tahun yang lalu benar-benar merenggut semuanya dari Clara. Ia kehilangan keluarga, kasih sayang, bahkan ia kehilangan ke-normalan hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu ia jadi bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ia bisa melihat hantu. Orang-orang mengganggapnya cewek gila. Padahal Clara hanya berbeda! Satu-satunya cara agar hantu-hantu itu menghila...
LANGIT
682      319     0     
Romance
'Seperti Langit yang selalu menjadi tempat bertenggernya Bulan.' Tentang gadis yang selalu ceria bernama Bulan, namun menyimpan sesuatu yang hitam di dalamnya. Hidup dalam keluarga yang berantakan bukanlah perkara mudah baginya untuk tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti istilah yang menyatakan bahwa orang yang sering tertawalah yang banyak menyimpan luka. Bahkan, Langit pun ...
Perfect Love INTROVERT
230      127     0     
Fan Fiction
Pangeran Benawa
379      182     0     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...
Rumah Laut Chronicles
47      40     0     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
Wannable's Dream
1253      422     0     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
AROMA MERDU KELABU
83      65     0     
Romance
High School Second Story
109      74     0     
Romance
Pekrjaan konyol yang membuat gadis berparas cantik ini kembali mengingat masa lalunya yang kelam. Apakah dia mampu menyelesaikan tugasnya? Dan memperbaiki masa lalunya? *bayangkan gadis itu adalah dirimu
Trainmate
90      68     0     
Romance
Di dalam sebuah kereta yang sedang melaju kencang, seorang gadis duduk termangu memandangi pemandangan di luar sana. Takut, gelisah, bahagia, bebas, semua perasaan yang membuncah dari dalam dirinya saling bercampur menjadi satu, mendorong seorang Zoella Adisty untuk menemukan tempat hidupnya yang baru, dimana ia tidak akan merasakan lagi apa itu perasaan sedih dan ditinggalkan. Di dalam kereta in...
Akai Ito (Complete)
111      88     0     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...