Read More >>"> When the Winter Comes (Farhan butuh Ayu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - When the Winter Comes
MENU
About Us  

Aku berlari mengejar Ayu yang kini berada di depanku. Sebenarnya mudah saja untuk menangkapnya, karena langkahku jauh lebih lebar dibandingnya. Tapi aku tidak mungkin melakukan hal itu yang sama saja menghentikan suara tawa yang sedari dari ia keluarkan.

Saat sampai di depan rumah, bukannya segera masuk ke dalam rumah, Ayu malah mengajakku untuk berputar-putar di bawah derasnya hujan. Beruntung jalanan kompleks sedang sepi sehingga tidak ada yang membuatku khawatir.

“Farhan! Ayu!” Kegiatan kami terhenti saat suara bunda terdengar. “Masuk udah mau malam! Jangan hujan-hujanan!”

Aku segera meraih tangan Ayu yang sudah mendingin. Masuk ke dalam pekarangan rumah. Dan kami sudah di sambut oleh bunda yang sedang berkacak pinggang. Kami hanya menunjukan cengiran yang dibalas oleh gelengan kepala bunda.

“Habis dari mana?” Tanya bunda sambil memberikan handuk pada kami.

“Habis jalan-jalan,” Jawab Ayu dengan riang. “Rame! Bareng temen-temen.”

Bunda tersenyum menatap Ayu yang kembali ceria. “Ini jas hujan punya siapa?”

“Beli tadi di mall,” Balasku sambil melepaskan sepatuku yang sudah basah kuyup.

“Udah sana mandi, nanti sakit lagi,” Perintah bunda seraya menunjuk pintu yang menghubungkan pekarangan dan dapur.

“Siap bunda negara,” Ucapku sambil menghormat dan diikuti oleh Ayu. Selanjutnya kami berlari menuju pintu diiringi oleh suara tawa.

~

Ayu masih saja menangis dalam pelukan bunda. Aku hanya menatapnya sambil mengusap punggungnya yang terus saja bergetar. Ayah tengah sibuk membujuk Ayu agar berhenti menangis dan mau meminum teh manis hangat yang sedari tadi ayah pegang. Sedangkan kak Baba tengah duduk terdiam di samping bunda.

“Ayu, udah yah jangan nangis lagi,” Ucap Ayah seraya membenarkan selimut yang membungkus tubuh Ayu. “Nanti hujannya malah tambah deres, kan Ayu gak suka sam hujan.”

“Heem, nanti hujannya nambah deras,” Tambah bunda. Ayu menggelengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya.

Ayah menghela napasnya lelah. Ia meletakkan cangkir teh ke atas meja. Ayah berjalan mendekati jendela yang menampilkan derasnya hujan. Aku kembali menatap Ayu mengusap punggungnya.

Lagi dan lagi, Ayu menangis karena kedua orang tuanya. Seolah tidak memiliki hati, mereka sering kali mengacuhkan kehadiran Ayu. Bersikap seolah Ayu bukanlah anak kandung mereka. mengingat apa yang mereka lakukan tadi membuat amarahku kembali tersulut.

~

Aku melakukan suit bersama Ayu untuk menentukan siapa yang lebih dahulu menggunakan kamar mandi. Skor sementara satu sama.

“Gunting, batu, kertas!” Ujar kami bersamaan.

Aku mengeluarkan gunting dan Ayu mengeluarkan batu. Ayu berteriak girang karena dia menang. Aku menghela napas kesal. Ayu berjingkrak senang merayakan kemenangannya. 

Selagi Ayu asik dengan kemenangannya, aku mengambil kesempatan masuk ke dalam kamar mandi. Saat sudah berada di dalam kamar mandi terdengar suara pukulan dipintu kamar mandi dan teriakan Ayu.

“Farhan curang! Kan seharusnya Ayu yang mandi duluan! Farhan curang!”

Aku tertawa di dalam kamar mandi membalasnya dengan beberapa ejekan. Yang mengundang bunda datang menghampiri Ayu, “Bunda! Farhan curang! Harusnya Ayu yang mandi duluan!” Adu Ayu pada bunda.

“Hem, kalian itu. Udah Ayu mandi di kamar mandi atas aja, kelamaan kalo nunggu Farhan selesai mandi yang ada nanti kamu demam.”

DUK!

Suara pintu dipukul dengan keras mengagetkanku yang tengah menguping pembicaraan Ayu dan bunda.

“FARHAN JELEK!” Teriak Ayu yang selanjutnya berubah menjad suara derap langkah berat. Aku terkekeh pelan dan memilih untuk segera mandi.

~

Aku memakan mie instanku sambil menatap berita terkini yang ditayangkan salah satu stasiun televisi. Di sana ditayangkan berita mengenai perkembangan kasus yang menyeret kedua orang tua Ayu. Nampak wajah kedua rang tua Ayu menjadi sorotan para wartawan yang telah menunggu di luar gedung. Nampak tidak ada raut penyesalan dari wajah keduanya, yang mereka tampilkan hanya wajah datar seperti biasa.

“Papah,” Aku membalikkan badanku menghadap sumber suara. Nampak Ayu tengah berdiri memegang Jojo dan menatap pada layar televisi.

Kak Baba yang juga berada di ruang keluarga langsung memindahkan stasiun televisi yang menayangkan berita orang tua Ayu. Aku menelan sisi mie instan dalam mulutku.

“Kenapa dipindahin?” Tanya Ayu pada kak Baba.

“Ha? Em,” Jawab kak Baba bingung. Kak Baba menatap ke arahku meminta bantu. “Em, enggak tadi kak Baba cuman cari acara kesukaan kak Baba,” Jawabku.

“Kak Baba suka nonton Tayo?” Tanya Ayu bingung sambil menatap layar televisi yang menayangkan karton anak-anak dengan tokoh utama berbentuk bus tersebut.

“O-oh, iya. Abisnya kak Baba suka jenuh karena mikirin tugas kuliah yang numpuk jadi suka nonton Tayo biar gak jenuh,” Jawab kak Baba.

“Oh..” Ayu berjalan mendekatiku dan duduk di sampingku. Sambil memeluk Jojo Ayu ikut menonton.

Aku dan kak Baba bersamaan menghela napas lega. Aku melanjutkan acara makanku sambil terpaksa menonton serial kantun tersebut. Kulirik Ayu yang masih khusu menonton kartun tersebut, walaupun ada segurat kesedihan yang coba ia sembunyikan. Manfaatkan waktu satu minggu ini buat ngembaliin Ayu, Ucapan Gaga terus terngiang-ngiang di kepalaku. Jika mereka hanya bisa menemani Ayu di sekolah dan sehabis pulang sekolah saja, maka malam harinya menjadi bagianku untuk menjaga Ayu. Bertanggung jawab untuk mempertahankan senyum dan tawa yang baru saja keluar kembali setelah dua minggu terkurung dalam kesunyian.

Bukan cuman Ayu yang butuh Farhan, tapi Farhan juga butuh Ayu.

~

Dengan tubuh yang masih berbalut kebaya serta rambut yang masih di sanggul rapi, Ayu menikmati kue brownis yang menjadi hadiah kami karena telah lulus sekolah menengah pertama. Walaupun tak ada yang mendampingi Ayu ketika acara perpisahan dilaksanakan tidak mengurangi lebarnya senyuman Ayu.

Di sini kami tertawa bersama, walau kak Baba tidak ada karena harus disibukkan dengan kegiatan di sekolahnya dan ayah yang masih berada di kantor. Kami menikmati kue bronis tersebut sambil bertukar cerita.

Di sini kebanyakan bunda yang bercerita tentangku, yang tentu saja membuatku malu karena kelakuanku ketika kelas tiga yang begitu tidak baik. Ayu hanya menanggapinya dengan anggukan dan sesekali tertawa kecil. Rasanya aku merasa bersalah sempat menyalahkannya dan memarahinya yang pada saat itu ingin menjauhkanku dari hal-hal yang berbahaya. Dan aku semakin merasa bersalah saat tahu jika Ayu tidak mengatakan apapun soal aku yang sering tawuran, bolos, dan terkadang berkelahi tanpa kenal tempat.

Terdengar suara gerungan mobil dari luar rumah. Ayu langsung turun dari kursi dan berlari keluar rumah. Aku dan bunda mengikutinya dari belakang. Nampak mobil kedua orang tua Ayu baru saja berhenti di depan rumah. Ayu yang melihat papah dan mamahnya turun langsung menunjukkan kertas hasil belajarnya selama ini dengan semangat.

Bunda merangkulku erat sambil menatap ke depan. Kulihat wajah bunda, terlihat jika mata sudah berkaca-kaca menatap pemandangan diuasai. Aku kembali memandangi Ayu. Papah Ayu tengah memijat keningnya dan berkata pada Ayu hingga bek terdiam dan menunduk. Mamah Ayu yang menatap kami tersenyum kecil dan mengangguk, kemudian menggiring kedua orang itu untuk masuk ke dalam rumah.

"Farhan," Panggil bunda sesaat setelah pintu utama rumah Ayu tertutup rapat.

"Iya bunda?"

"Bunda pengin kamu jaga Ayu," Jeda bunda. "Jaga dia kayak kak Baba jaga kamu."

 

OLEH LUTHFITA

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (60)
  • turinahrohibbah

    Duh gila. Keren banget ini mahhh

    Comment on chapter Prolog
  • maratus1234

    Wah, baru nemu nih cerita korea tapi ada unsur misterinya. KEREN

    Comment on chapter Prolog
  • Ahraahn221

    Huaa, gila. Keren banget. Berasa nonton drama korea ini maahhh

    Comment on chapter Prolog
  • Arrachung21

    Duh, inikah namanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Hehe, aku suka banget ama ini ceritaaaaaaaa

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @kimmie912 Iya kak, makasih

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @Kangchi77 Iya, makasih kak

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @nananggg Makasih kak :)

    Comment on chapter Prolog
  • ReonA

    @AriffRahman Makasih kak :D

    Comment on chapter Prolog
  • AriffRahman

    Kereeeennnnnn keren banget ceritanya. Berasa nonton KMis. Korean mystery.

    Comment on chapter Prolog
  • nananggg

    Kereeeeeenn

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
The watchers other world
42      26     0     
Fantasy
6 orang pelajar SMA terseret sebuah lingkarang sihir pemanggil ke dunia lain, 5 dari 6 orang pelajar itu memiliki tittle Hero dalam status mereka, namun 1 orang pelajar yang tersisa mendapatkan gelar lain yaitu observer (pengamat). 1 pelajar yang tersisih itu bernama rendi orang yang suka menyendiri dan senang belajar banyak hal. dia memutuskan untuk meninggalkan 5 orang teman sekelasnya yang ber...
Warna Rasa
320      130     0     
Romance
Novel remaja
Infatuated
35      29     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Sadness of the Harmony:Gloomy memories of Lolip
10      10     0     
Science Fiction
mengisahkan tentang kehidupan bangsa lolip yang berubah drastis.. setelah kedatangan bangsa lain yang mencampuri kehidupan mereka..
When Home Become You
9      9     0     
Romance
"When home become a person not place." Her. "Pada akhirnya, tempatmu berpulang hanyalah aku." Him.
Too Sassy For You
45      36     0     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?
Sang Penulis
382      204     0     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
Stay With Me
12      12     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...
Do You Want To Kill Me?
102      61     0     
Romance
Semesta tidak henti-hentinya berubah, berkembang, dan tumbuh. Dia terus melebarkan tubuh. Tidak peduli dengan cercaan dan terus bersikukuh. Hingga akhirnya dia akan menjadi rapuh. Apakah semesta itu Abadi? Sebuah pertanyaan kecil yang sering terlintas di benak mahluk berumur pendek seperti kita. Pertanyaan yang bagaikan teka-teki tak terpecahkan terus menghantui setiap generasi. Kita...
Letter hopes
40      31     0     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.