Read More >>"> AMORE KARAOKE (Chapter 6) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - AMORE KARAOKE
MENU
About Us  

Devon terbangun dengan denyutan nyeri di rahang dan pelipisnya. Masih dengan mata tertutup dia berusaha mengangkat kepalanya namun punggung lehernya juga berteriak nyeri. Terpaksa dia kembali menenggelamkan kepalanya ke bantal. Suara obrolan yang semakin jelas terdengar memaksa  matanya  terbuka lebar, mencari tahu si sumber suara. Setelah berusaha menolehkan kepala di tengah rasa sakit, terlihat Revi dan Taki sedang duduk berhadapan dengan tampang serius. Devon mengalihkan pandangannya pada benda yang tergeletak di antara dua cowok itu. Matanya terbelalak mengenali map biru yang telah terbuka itu lalu dalam waktu sepersekian detik tanpa menghiraukan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Devon melompat, menyambar map biru itu.

“Telat lo!”Revi bangkit lalu berkacak pinggang di hadapan Devon.“Buang tenaga aja. Nyeri kan tuh lutut.” Diulurkannya tangannya  yang langsung ditepis Devon.

Setelah bersusah payah bangkit, Devon langsung memasukkan kembali map itu ke ranselnya.

“Sekarang, itu harta lo satu-satunya.”Cetus Taki menghadang Devon yang berbalik.

“Kalian ngapain buka-buka tas gue?”Tanya Devon tidak mengacuhkan perkataan Taki.

Revi berjalan mendekat lalu menepuk pundak Devon.“Semalam lo nggak sadarkan diri terus baju lo kotor banget. Terpaksa kita gantiin baju lo.”

Devon merunduk, kaosnya telah berganti menjadi kaos abu polos. Otaknya mencoba menelusuri apa yang terjadi malam itu di kafe, tapi yang terbayang adalah wajah merah padam cewek itu.

“Terus kita lihat map itu.” Lanjut Taki.

“Sebelumnya sorry gue bikin lo pingsan.Tangan gue gatal banget pengen nonjok lo yang nafsu banget mojokin tuh cewek.” Revi meniupkan kepalan tangannya seolah meniup ujung pistol yang telah meluncurkan peluru. “Tambah gatal ketika lo nggak balas tonjokkan gue.”

Devon menoleh, melihat pantulan dirinya di kaca yang begitu mengenaskan.Wajahnya dipenuhi lecet dan lebam biru tercetak jelas di pinggir bibirnya.

“Gue salut, lo baik-baik aja. Rupanya nggak cuman hati lo yang mati rasa, fisik lo juga. Lo—“.embur Revi yang semakin berhasrat melayangkan tonjokkan ke wajah datar cowok itu.

Taki berdeham keras. Menginterupsi Revi yang sudah siap mengeluarkan kata-kata makian.“Warisan itu--.”

“Gue nggak mau bahas itu. “ Potong Devon.

“Itu bukan sekedar warisan, itu juga amanah kakek lo.” Balas Taki

“Bukan sekarang gue menjalankan amanah itu.” Tandas Devon

Revi menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Dia sangat penasaran bagaimana Taki bisa bertahan menahan emosi menghadapi cowok keras kepala itu.“Kapan? Saat lo mati nanti dan lo bikin surat wasiat buat kita untuk ngejalanin karaoke itu?”

“Ada surat wasiat dari Kakek Hasan di map itu.”

Devon melirik Taki lalu  buru-buru dibukanya kembali ransel itu. Dia memang belum sepenuhnya membuka isi map itu dan kini saat tangannya menyentuh lembar surat warisan lalu berganti melihat tulisan tangan sang kakek di surat wasiat itu, sekujur tubuhnya merinding.

Dalam surat wasiat itu, kakek meminta Devon untuk tetap meneruskan karaoke itu dalam keadaan apapun dan melarang untuk menjualnya. Ketika Devon berumur 20 tahun, dia harus terjun langung dalam usaha tempat karaoke itu bersama anak dari teman kakeknya yang berperan juga dalam pendirian Amore Karaoke.

“Itu permintaan terakhir kakek lo. Lo nggak bisa melepas gitu aja. Hilangnya Nanzo nggak bisa dijadikan alasan karena sampai kapanpun tempat itu nggak akan terlepas dari kematian Nanzo. “

Devon menjatuhkan dirinya. Kedua tangannya bergantung di kedua lututnya yang tertekuk lalu ditenggelamkan wajahnya di sana. Keheningan mengambil alih keadaan, memberi kesempatan bagi tiga penghuni kamar itu menyelami pikiran masing-masing.

“Tempat itu titik terlemah gue.”Suara bergetar itu menghapus keheningan yang tercipta hampir sepuluh menit lamanya.

Revi yang sudah menyandarkan punggungnya ke samping ranjang, melirik Devon.“Bukannya tiga tahun ini hidup lo dipenuhi titik terlemah. Gue nggak pernah lihat titik terkuat lo. Nyatanya titik terlemah itu adalah diri lo sendiri.”

Devon tersentak. Dia mengangkat wajahnya, menatap lekat Revi.“Gue nggak pernah sanggup berdiri di sana.”

“Lo akan merasa selalu nggak sanggup kalau nggak mencoba.”

“Berdiri di sana sama halnya gue melupakan Nanzo. Dan itu adalah hal yang paling menakutkan.”

Taki menepuk  pelan pipi Devon. “Lo kehilangan dia, tapi hidup lo belum berakhir. Jadikan sumber ketakutan itu menjadi sumber kekuatan lo.”Kedua tangannya beralih menekan kuat-kuat pundak Devon. “Kakek lo seperti memberi tanda agar lo mulai bangkit dan berdamai dengan tempat itu. Dan gue yakin Nanzo sedang menunggu saat-saat itu.”

Devon menegang. Apa ini benar? Hal yang berhubungan dengan kematian Nanzo menyerbunya berbarengan dalam waktu yang sama. Warisan Amore Karaoke  dan pertemuan dengan cewek itu.

“Bumi ini nggak bekerja atas kemauan lo. Seperti kata cewek itu, bumi nggak mau ditapaki terus oleh lo kalau lo terus mengelak apa yang terjadi di bumi ini. Karena akhirnya nanti--.”

“Lo bakal mati sia-sia.” Potong Revi.

***

Kaki Devon bergetar hebat menapaki jalanan yang dalam bayangannya selalu dipenuhi genangan darah. Hawa pagi ini  cukup menyegarkan, tapi tidak dengan tubuhnya yang tibat-tiba memproduksi keringat yang mengaliri nyaris dari ujung kepala hingga kaki ketika hanya menatap bangunan kusam dua lantai itu. Setelah menelpon keluarga teman kakeknya yang beralamat di Yogyakarta,  si pemilik rumah memberikan alamat salah satu anak teman kakeknya itu yang tinggal di Bandung. Dan sebelum dia menemui orang yang akan bekerja sama dengannya, Devon memutuskan membiarkan seluruh organ tubuhnya mengubah  rasa takut itu menjadi kekuatan.

“Lihat gue, Nan. Gue bakal mencoba menghadapi realita ini dan bila akhrinya gue malah gagal, mungkin itu saatnya gue harus ikut dengan lo.” Ucapnya lalu melangkah menjauh dari jalanan itu menuju alamat yang tertulis di kertas yang terus digenggamnya di balik saku jaket.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    fresh banget ceritanya hehe. ditunggu kelanjutannya ya :)

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Rasa yang Membisu?
4      2     0     
Romance
Menceritakan 4 orang sahabatnya yang memiliki karakter yang beda. Kisah cerita mereka terus terukir di dalam benak mereka walaupun mereka mengalami permasalahan satu sama lain. Terutama kisah cerita dimana salah satu dari mereka memiliki perasaan terhadap temannya yang membuat dirinya menjadi lebih baik dan bangga menjadi dirinya sendiri. Pertemanan menjadikan alasan Ayu untuk ragu apakah pera...
Dieb der Demokratie
0      0     0     
Action
"Keadilan dan kebebasan, merupakan panji-panji dari para rakyat dalam menuntut keadilan. Kaum Monarki elit yang semakin berkuasa kian menginjak-injak rakyat, membuat rakyat melawan kaum monarki dengan berbagai cara, mulai dari pergerakkan massa, hingga pembangunan partai oposisi. Kisah ini, dimulai dari suara tuntutan hati rakyat, yang dibalas dengan tangan dingin dari monarki. Aku tak tahu...
Reminisensi Senja Milik Aziza
9      5     0     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
May be Later
76      23     0     
Romance
Dalam hidup pasti ada pilihan, apa yang harus aku lakukan bila pilihan hidupku dan pilihan hidupmu berbeda, mungkin kita hanya perlu mundur sedikit mengalahkan ego, merelakan suatu hal demi masa depan yang lebih baik. Mungkin di lain hari kita bisa bersanding dan hidup bersama dengan pilihan hidup yang seharmoni.
Sekilas Masa Untuk Rasa
27      10     0     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
The Bet
175      38     0     
Romance
Di cerita ini kalian akan bertemu dengan Aldrian Aram Calton, laki-laki yang biasa dipanggil Aram. Seperti cerita klise pada umumnya, Aram adalah laki-laki yang diidamkan satu sekolah. Tampan? Tidak perlu ditanya. Lalu kalau biasanya laki-laki yang tampan tidak pintar, berbeda dengan Aram, dia pintar. Kaya? Klise, Aram terlahir di keluarga yang kaya, bahkan tempatnya bersekolah saat ini adalah mi...
Chasing You Back
1      1     0     
Romance
Sudah 3 tahun, Maureen tidak pernah menyerah mengejar pangeran impiannya. Selama 3 tahun, pangeran impiannya tidak mengetahui tentangnya. Hingga suatu saat, Pangeran Impiannya, Josea Josh mulai mendekati Maureen? Hmmm ..
Sampai Nanti
4      4     0     
Short Story
Ada dua alasan insan dipertemukan, membersamai atau hanya memberikan materi
Reach Our Time
77      20     0     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
Infatuated
10      7     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"