Read More >>"> Nothing Like Us (Benci kah?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nothing Like Us
MENU
About Us  

    Pagi hari telah tiba, siapa yang membenci Hari Senin? Hampir beberapa persen dari pelajar membenci hari Senin. Mengapa? Berdiri ditengah lapangan dibawah teriknya sinar matahari dan menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk upacara bendera. Terkadang, guru-guru yang dianggap 'garang' pun ikut serta melakukan kegiatan dimana para siswa-siswi dibuat gemetaran.

   Seperti sekarang misalnya, Alvaro sedang melaksanakan tugasnya sebagai Satuan Tegas Sekolah. Razia handphone, menyita perlengkapan makeup, menghukum siswa-siswi terlambat maupun yang tidak memakai atribut sekolah dengan benar dan lengkap.

"Aduh! Pak Alvaro udah ada di kelas sebelah tuh!" teriak Anisa menggegerkan ruang kelas. "Kelas kita bakal di periksa sama dia! Gawat gawat gawat."

"Anisa! Jangan bikin panik dong!" dumel Fitri, si ketua kelas.

"Untungnya aku nggak bawa hp, hehehehe." ujar Ninda bangga. 

"Astaghfirullah, kalian ini nggak bisa tenang ya?" Aysha yang sedari tadi membaca novel, sedikit terganggu dengan teman-temannya yang berisik.

"YAAMPUN GUYS TAU NGGAK SIH GUE ITU BAWA LIPTINT YANG BARU AJA DIBAWAIN SAMA PAPI GUE LANGSUNG DARI KOREA!" 

"Sukurin! Desta, kamu bakal langsung kena sama Pak guru galak itu." ejek Novi. "Oh iya, aku bawa hp! Aduh!"

"Hahahahhaha, kalian itu lucu banget sih. Santai aja, palingan besok juga dibalikin." Aysha berusaha menenangkan mereka.

"Mau tenang gimana, Sha? Lo enak nggak bawa apa-apa, pasti aman," ucap Desta dengan wajah kesal. "Tau ah, gue benci banget sama hari Senin!"

"Iya, tapi-"

"Berdiri semuanya!"

Alvaro masuk ke kelas dengan wajah tanpa ekspresi. "Yang bawa makeup bisa taruh di meja atau saya harus menggeledah semua isi tas kalian?"

Semua murid yang ada di kelas itu diam, termasuk Aysha. Gadis tersebut malah memperhatikan wajah Gurunya dengan intens.

"Kenapa pada diam saja? Kalian punya telinga tidak?" 

"Nggak ada yang bawa, Pak." kata Anisa dengan suara pelan. 

Sungguh, aura menyeramkan semakin bertambah ketika adanya Guru Olahraga itu disana.

"Bohong! Saya hitung sampai tiga, jika tidak ada yang mengumpulkan, saya suruh berenang selama 5 jam tanpa istirahat! Mau?" ancam Alvaro menatap dingin kepada seluruh muridnya.

Mau tidak mau, mereka semua terpaksa mengumpulkan makeup yang mereka bawa diatas meja Guru.

"Hish, ngeselin banget! Gila, padahal liptint gue baru beli langsung dari Korea." dumel Desta sambil menghentakkan kakinya sebal.

"Apa kamu bilang?"

Desta merinding, "Eh, maaf. Saya tidak bermaksud, Pak."

Alvaro mengalihkan pandangannya kearah Aysha yang sedang menunduk. "Kamu kok diam? Kamu pasti bawa, 'kan?"

Aysha mendongak, lalu menggeleng. "Saya tidak membawa apa-apa, Pak."

"Pintar banget kamu bohong ya. Biar saya periksa sendiri."

Alvaro berjalan ke tempat duduk Aysha, ia hanya ingat tas gadis itu karena pernah tidak sengaja melihatnya saat pulang sekolah.

"Sha, yakin kamu nggak bawa?" 

Aysha tersenyum manis, "Yakin kok."

"Aysha, kesini kamu." Alvaro memanggil. Aysha mengangguk, menghampiri gurunya dengan takut.

"Ada buku pelajaran, 3 novel, dan Al-Qur'an. Dimana kamu sembunyiin lipstick mu?" tanya Alvaro seperti mengintrogasi pencuri, tatapannya sangat tajam.

"Aysha daridulu nggak suka pakai makeup, Pak." kata Ninda, diangguki oleh teman-teman yang lain.

"Dia juga nggak pernah bawa ponsel, nggak terlalu penting katanya." 

"Aysha anak baik-baik, Pak."

"Kalau bosan, dia udah biasa baca novel."

"Kadang juga dia baca Al-Qur'an, suaranga bagus banget lho, Pak."

Alvaro memandang Aysha dengan lamat, ia masih tidak percaya dengan apa yang teman sekelas Aysha katakan. 

"Sama saja kalau dia pacaran, pegangan tangan dan semacamnya." Alvaro tersenyum sinis.

"Tapi maaf, Pak. Semua yang Pak Alvaro katakan itu tidak benar. Saya sendiri sejak kecil tidak pernah dekat dengan lelaki manapun, apalagi sampai berpacaran seperti yang bapak katakan barusan." Aysha berbicara lirih, kedua netra indahnya nampak berkaca-kaca.

"Terserah kamu mau mengelak dengan alasan apa, jika saya melihat kamu dengan seorang lelaki, jangan harap bisa kabur dari hukuman yang saya berikan kalau kamu berani berbohong." Ingat, Alvaro sangat tidak suka dibohongi oleh siapapun.

"Pak Alvaro kenapa nggak percaya sama Aysha? Dia di didik dalam keluarga yang taat dan patuh." ujar Anisa, cukup sabar ia melihat sahabatnya selalu direndahkan oleh guru baru itu.

"Lalu? Ingin di didik dalam keluarga manapun, jika anaknya susah diatur dan nakal, saya rasa tergantung pada pribadi masing-masing." Alvaro berjalan keluar kelas dan berhenti di depan pintu, "Oh iya, untuk masalah handphone, yang bertugas adalah Pak Heru. Pastikan semuanya terkumpul, tidak ada yang berbohong!" 

"Baik, Pak."

"Ya, saya permisi." Alvaro meninggalkan kelas tersebut, melanjutkan ke kelas selanjutnya.

"Astaga, suasananya kayak di film horror kalau ada Pak Alvaro." 

"Iya, ngeri banget dia!"

 

 

****

 

 

"Pak, si Aysha membawa handphone tidak?" Tanya Alvaro ketika melihat Pak Heru sedang memeriksa ponsel milik murid-murid dengan teliti.

Pak Heru membenarkan posisi kacamatanya, menggeleng pelan. "Saya sudah hafal, ia tidak pernah membawa ponsel. Aysha tidak terlalu memikirikan hal yang tidak penting."

Alvaro mengernyitkan dahinya bingung, "Ah masa, Pak?" 

"Iya. Aysha membawa ponselnya saat kegiatan kemah bakti tahun lalu, tidak dimainkan kok. Hanya menghubungi orangtuanya untuk menjemput saja,"

"Saya masih tidak terlalu mempercayainya. Tolong jangan terlalu percaya dengan wajah-wajah polos siswa dan siswi, Pak. Mereka bisa saja bebas diluaran sana, dan memasang wajah polos di lingkungan sekolah." ucap Alvaro, mengambil tas kerjanya lalu pamit pada Pak Heru serta guru-guru lain karena bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

 

; Aku disini bukan untuk dijadikan alasanmu membenci diriku. Atau kalau perlu, kita dapat menjaga jarak lalu tidak usah saling mengenal lagi. ;

 


+ + + + +

 

Di seberang pertigaan, tepatnya pada pemberhentian Bus, terlihat dua orang gadis sedang berbincang dengan sebuah icecream ditangan mereka.

"Aysha, kamu itu strong! Pak Alvaro kayaknya nggak suka banget sama kamu. Apa alasannya?" tanya Anisa sembari menggigit kerupuk ditangannya. Selain eskrim, Anisa sempat membeli kerupuk juga. Omong-omong, ia suka makan.

"Aku nggak tahu, mungkin waktu itu aku pernah nggak sengaja nabrak dia di koridor sekolah dan dia ngatain aku gempal. Kamu ingat nggak?" 

Anisa mengangguk-anggukan kepalanya, "Aku ingat! Masa iya cuma gara-gara itu dia jadi benci kamu?"

"Udah, nggak usah dipikirin. Yaudah, aku duluan ya, Nis." Aysha tersenyum lebar setelah memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Iya, Sha, hati-hari nyebrangnya! Ramai motor!" kata Anisa mengingatkan sahabatnya yang tak luput dari kecerobohan.

"Siap! Bye!" 

 

 

 

 

 

 

 

"AYSHAAAA!!!!! AWASSSSSSS!!!!!"

 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 1
Submit A Comment
Comments (29)
  • dhinioctv

    [ hello readers~ maaf yaaa chapter 9 ini nggak terlalu panjang. chap ini fokus ke Aysha dulu~ di chapter-chapter selanjutnya bakal adaaa konflik-konflik seru nan menegangkan, insyaallah bisa menarik kalian ke dalam cerita. >< happy reading guys and see you in the next chapter~ love you all. ]

    Comment on chapter Baper atau Bukan?
  • cookygirl

    kerennn

    Comment on chapter Aneh!
  • babyjihoonie

    Makin lama alur ceritanya menarik dan bkin penasaran trs,,semangat

    Comment on chapter Aneh!
  • Sellyana32_

    Chapter 8 bikin deg deg an kak >< penasaran nih, lnjut ya kak

    Comment on chapter Aneh!
  • moonlight_

    Lanjutttttttt teruss donk, penasaran sm kisah mrk

    Comment on chapter Benci kah?
  • zullllyyyyaa

    lahhh ntuu si elly yg abis diputusin sm si alvaro bkn si? doh gila penasaran bat gua amaa ni cerita..kaga melulu ttg percintaan, keren! salut gua thor

    Comment on chapter Penasaran?
  • rahmaaadhany

    nggatau knp ini kren dan bkin aku penasaran..lnjut y kak

    Comment on chapter Awal
  • dewinhaaaae

    Wow alurnya bkl keren bgt nih!?

    Comment on chapter Awal
  • Sintiaanyy8

    ceritany bgus bgt kak>_<

    Comment on chapter Pertemuan
  • waaatinaz

    Ngg sabar sm kelanjutannya kk????

    Comment on chapter Bad Day!
Similar Tags
Republik Kerusuhan
83      59     0     
Romance
Putih abu-abu kini menjadi masa yang tidak terlupakan. Masa yang mengenalkan pada cinta dan persahabatan. Hati masih terombang-ambing kadang menjadi sesuatu yang mengecewakan, menyedihkan, kesenangan dan rasanya nano-nano. Meski pada akhirnya menjadi dewasa pada suatu masa dan membuat paham atas segala sesuatu. Serunya masa, mimpi yang setinggi angkasa, pertengkaran, di sini pula akan ada pemaham...
Black Envelope
6      6     0     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
BAYANG - BAYANG JIWA
200      102     0     
Romance
Kisah aneh 3 cewek sma yang mempunyai ketidakseimbangan mental. Mereka tengah berjuang melewati suatu tahap yang sangat penting dalam hidup. Berjuang di antara kesibukan bersekolah dan pentingnya karir dengan segala kekurangan yang ada. Akankah 3 cewek sma itu bisa melalui semua ujian kehidupan?
Raha & Sia
139      91     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...
Persapa : Antara Cinta dan Janji
174      106     0     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
UnMate
34      26     0     
Fantasy
Apapun yang terjadi, ia hanya berjalan lurus sesuai dengan kehendak dirinya karena ini adalah hidup nya. Ya, ini adalah hidup nya, ia tak akan peduli apapun meskipun...... ...... ia harus menentang Moon Goddes untuk mencapai hal itu
Behind Friendship
122      78     0     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
IZIN
86      53     0     
Romance
Takdir, adalah sesuatu yang tidak dapat ditentukan atau disalahkan oleh manusia. Saat semua telah saling menemukan dan mencoba bertahan justru runtuh oleh kenyataan. Apakah sebuah perizinan dapat menguatkan mereka? atau justru hanya sebagai alasan untuk dapat saling merelakan?
JUST A DREAM
11      11     0     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....
Ruang Nostalgia
13      13     0     
Short Story
Jika kita tidak ditakdirkan bersama. Jangan sesali apa pun. Jika tiba-tiba aku menghilang. Jangan bersedih, jangan tangisi aku. Aku tidak pantas kamu tangisi. Tapi satu yang harus kamu tau. Kamu akan selalu di hatiku, menempati ruang khusus di dalam hati. Dan jika rindu itu datang. Temui aku di ruang nostalgia. -Ruang Nostalgia-