Read More >>"> High Quality Jomblo (DUA PULUH SATU : Reuni SMA ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU
About Us  

Kita adalah kenangan. Cerita kita sudah usai. Jadi, jangan berbalik arah karena aku, sudah sampai di tujuan. 

*

HARI ini, ada reuni siswa SMA Tiga yang satu angkatan dengan Laut. Di sana juga ada Rani dan Viko yang sama-sama menghadiri acara ini. Mantan kekasih sekaligus mantan sahabat Laut yang kini resmi menjadi pasangan kekasih. Laut pernah membaca quotes, bahwa mantan sahabat itu nggak pernah ada. Tapi, nyatanya yang ada di hadapan Laut adalah mantan sahabatnya.

"Laut, apa kabar kamu sekarang? Udah punya anak berapa?" 
Laut tertawa mendengar pertanyaan dari Intan. Ketua kelas IPA 1 di kelasnya dulu. Masa itu, meski pun mereka adalah anak IPA, namun semua cowok di kelas itu hampir tak punya otak. Hingga terpaksa kelas mereka memilih Intan sebagai ketua kelas demi keselamatan kelas mereka. 
"Nikah aja belum," Laut tertawa lebar. Refleks, Intan menoleh dan melotot pada Laut.
"Nggak boleh ngomong gitu, Laut. Nggak hargai istri,” Intan tidak percaya pada pembicaraan Laut. Selain tampan tentunya, pria ini cerdas dan juga cukup sukses. Jadi, kecil kemungkinan orang mengatakan bahwa Laut belum menikah. Apalagi usia mereka sudah menginjak dewasa.
Laut menggeleng, ”Kalau aku nikah, aku janji kirim kamu undangan deh. Nggak percayaan banget," Laut menarik ujung rambut Intan. Membuat perempuan itu menatap kesal Laut.
"Serius belum nikah?"
"Iya,” Laut menghela napas putus asa.
"BTW si Rani masih single juga. Kamu nggak ada rencana balikan sama Rani?”
Sekarang, Laut membulatkan mata mendengar pertanyaan Intan. Dia memandang ke arah Intan dan mendapati wajah serius Intan. Dia seperti benar-benar tidak tau.
Kayak nggak ada cewek lain aja.
Laut kesal, tapi tidak menunjukkan. Ada satu hal lagi yang Laut pikirkan jika ada percakapan soal pernikahan. Karena pada saat itu terjadi, Laut justru memikirkan mata coklat yang akhir-akhir ini mendebarkannya. 
"Rani sekarang sama Viko,” Laut tersenyum, kemudian kembali menatap pada Intan, "Wajar nggak? Kalau aku mencintai muridku sekarang? Apa ini yang dikatakan orang dengan sebutan pedofil?"
"Pecinta daun muda iya. Pedofil itu, semisal kamu jatuh cinta sama anak SD,” Jelas Intan dengan cengiran andalannya.
Laut menganggukkan kepalanya. Itu benar. Bukan pedofil jika dia mencintai gadis itu. Laut hanya akan mendapat sebutan pecinta daun muda misalkan kisah mereka benar berlanjut. Tapi, harus dari mana Laut memulai? Sedangkan mimpi Ayunda cukup memakan waktu untuk mereka bersama.
"Kamu beneran suka sama muridmu? Jurusan apa? Cantikan mana sama aku dan Rani?" Suara Intan memecah keheningan yang baru saja tercipta. 
Laut tersenyum, ada semu merah di pipi itu ketika mendapat pertanyaan dari Intan, "Akuntansi.”
"Pantes aja, pinter. Tapi pasti kucel deh, nggak bisa dandan," Intan memagut dagunya pura-pura berpikir. Dia hanya bercanda. Dulu memang Intan menukai Laut, dan pria itu menolaknya. Namun, sekarang Intan bahagia bersama Dewa, si bad boy yang dulu suka pada Intan. Rasanya, justru Intan ingin berterimakasih karena dulu Laut menolaknya. Jika tidak, belum tentu dia sebahagia ini, "Belum dijawab ini. Cantikan mana, sama aku? Cantik aku kemana-mana kan?"
Laut tertawa lebar, "Iya. Cantikan kamu. Tapi badan dia lebih gemuk dari kamu.”
"Kamu pecinta cewek gendut?" Intan cengo. Dan, itu berlebihan di mata Laut.
"Gendut di bagian tertentu. Kan, badan kamu rata,” Dan Intan meledakkan tawanya mendengar jawaban Laut. Intan pikir Laut tidak akan bisa memiliki pikiran seperti itu. Tapi, nyatanya Laut adalah sesuatu yang tak terduga. 

***

ADA beberapa hal yang kita tinggalkan di masalalu. Kadang kita enggan membuka kembali lembar itu. Entah kita takut itu akan semakin membuat lubang di hati kita semakin mengaga, atau kita yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa hal yang kita lihat selalu tak sama dengan yang terjadi.
Di sini, di dapur SMA Tiga Rani berbicara berdua dengan Viko. Kekasihnya yang hampir berpisah sekitar dua bulan lalu. Hanya dengan satu alasan, Rani mengkhawatirkan Laut yang dekat dengan Ayunda. Melupakan bahwa pria di hadapannya terluka. Seolah menjaga hati masalalu lebih berarti dari pada menjaga hati kekasih sendiri.
"Sampai kapan?" Suara itu menyadarkan perempuan itu dari lamunannya. Dan perempuan itu enggan menjawab. Dia tidak tau sampai kapan harus menjalani hubungan tanpa cinta ini. Dua tahun dia mencoba tapi sia-sia. Laut masih melekat di hati itu.
Viko tersenyum sinis. Dia merasa bahwa dirinya lebih tampan dari Laut. Dia lebih peduli pada Rani dibandingkan dengan Laut bahkan ketika mereka pacaran. Tapi, rasanya sama sekali tidak ada artinya di mata Rani.
"Aku mohon Viko, please. Kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk saling mengisi. Tapi Laut sulit untuk aku alihkan dari hati ini,” Kata-kata itu bagaikan tombak yang mengoyak relung hati Viko. Selama ini perjuangannya sia-sia, “Kita berakhir."
"Nggak!" Viko dengan tegas menolak. Meski Laut adalah sahabatnya, dia tidak harus mendapat segalanya termasuk Rani. Ini terlalu tidak adil. Pada saat mereka SMA, Gladis bahkan menolak Viko untuk Laut. 
"Please, Viko. Aku mencintai Laut." 
Hari ini, Rani menumpahkan segala emosi yang selalu mengganggu dia akhir-akhir ini pada Viko, tentang Laut. Rani benar-benar tak bisa menolak rasa itu. Apalagi sejak ia dipindahkan menjadi guru di SMK Kejora, tempat yang sama dimana Laut membagi ilmu.
"Cukup Rani! Aku tidak mau mendengar."
"Please,” Viko mengacak rambutnya kasar, "Kalau kamu mencintaiku, bantu aku menjelaskan semuanya pada Laut. Cinta nggak harus memiliki, kan, Viko? Seandainya kamh nggak pergi.. Mungkin cintaku nggak akan bersemi.”
"Aku pergi untuk kita, Ran."
Ya, Viko memang pindah ke Bandung. Bekerja di sebuah perusahaan besar di sana. Dulu orang tua Rani tidak menyukai Viko karena pria itu dari kalangan menengah ke bawah, jadi dengan terpaksa Viko meninggalkan Ibu Kota demi masa depannya dengan Rani. Namun, Viko lupa bahwa penghianat sulit dipercaya. Jika Rani meninggalkan Laut untuk Viko, seharusnya Viko tahun bahwa Rani akan menjnggalkannya untuk orang lain.
"Tapi kamu pergi tanpa pesan. Aku minta maaf, karna aku membiarkan hatiku berjalan kembali ke arah Laut."
"Kamu bisa berbalik arah dan jalan ke arahku, Rani.”
"Please, Vik. Jangan paksa aku,” Dengan berat, Viko menganggukkan kepalanya. Ia tak punya pilihan lain. Rani tak lagi mencintainya. Cinta tak bisa dipaksakan. Viko ikhlas. Meski pun harus membayar mahal dengan perasaannya. Yang penting dia bahagia, kan?
Sementara itu, Rani tersenyum tulus, kemudian memeluk Viko seraya mengucapkan terimakasih. Rani akan mengejar cintanya mulai detik ini. Dia ingin kembali bersama Laut lagi. Karena sama sekali Laut tidak pernah terganti di hati Rani. Rani pikir, mungkin Laut adalah takdirnya.
Viko melepas pelukan Rani. Kemudian, dia menghapus air mata Rani yang mengalir di pipi itu. Karena mungkin itu adalah yang terakhir kali.
Cklek.
Pintu dapur SMA Tiga terbuka. Rani dan Viko segera menoleh ke sumber suara. Mereka mendapati seorang pria yang tersenyum sinis di sana. Pria itu menatap keduanya dengan tatapan merendahkan. Seperti jijik melihat apa yang Rani dan Viko lakukan.
"Nggak punya modal buat nyewa hotel, jangan jadikan sekolah ini untuk berbuat yang menjijikkan," Sarkas Laut. Refleks, hati Rani semakin terasa sakit. Tapi, dia terlalu lemah untuk menghadapi Laut.
Ketika, Laut beranjak pergi, Viko dengan gesit menahannya. Dia mencekal bahu Laut hingga mau tak mau Laut berhenti, "Jangan menyentuhku, kalian itu cuma sampah yang menjijikkan." 
Air mata Rani berderai mendengar penuturan Laut yang sama sekali tak memikirkan bagaimana perasaan lawan bicaranya, "Banci kalau kabur dan bersikap seperti anak TK."
Laut tersenyum sinis, "Iya. Aku memang anak TK. Belum pantes lihat adegan dewasa kalian yang nggak tahu malu pacaran di dapur sekolah."
Plak!
Rani tak sabar menghadapi sikap Laut. Lebih tepatnya kata-kata pedas yang selalu pria itu lontarkan tiap kali bertemu dengan Rani belakangan ini, "Hebat ya, mentang-mentang punya pacar anak karate, sekarang main tangan," Laut tersenyum sinis.
"Jangan bawa-bawa soal hubungan kami. Oke, mungkin dua tahun ini kita pacaran. Kamu tau, kan apa alasannya? Karna aku cinta Rani dan aku aku akan membuat dia move on dari pria brengsek sepertimu,” Viko berucap dengan napas yang menggebu-gebu. Laut selalu berhasil menyulut emosi pria itu.
"Ambil saja. Aku juga sudah nggak berharap,”
"Dia nggak cinta sama aku."
Laut terkekeh, "Lucu. Dua tahun pacaran nggak bisa cinta.”
"Karna kamu terlau melekat dihatiku, Laut. Please,”
Laut menggeleng tak paham dengan sikap perempuan itu. Buat Laut, sekarang Rani terlihat semakin aneh di natanya, ”Kalau kamu cinta aku, nggak mungkin kamh dengan terang-terangan memeluk dia di hadapanku. Dan selama ini aku berusaha mengejar maafmu, kamu menghindariku, Ran.”
Rani menganggukkan kepalanya. Dia paham itu kesalahan fatal. Dan mungkin sekarang sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya. Namun, Rani percaya bahwa kesempatan kedua itu ada.
"Time kamu nggak tepat, Laut. Saat itu Papaku selingkuh sama Mama kamu. Aku bingung harus gimana. Mamaku  sudah meninggal dan aku mau Papa bahagia. Tapi saat itu, Papa baru saja tampar aku karena aku bilang kalau kamu anak dari selingkuhan Papa. Dan mamh dateng menuduhku selingkuh, kamu juga waktu itu main tangan sebelumnya. Aku butuh bahu untuk bersandar, dan saat itu hanya ada Viko.” 
Pernyataan Rani membuat Laut mematung. Dia juga salah dalam hal ini, Laut ingat saat dia menampar Rani kesetanan dulu. Tapi itu karena Laut terlalu sayang dan takut kehilangan, sementara Rani bersikap semaunya sendiri.
"Aku masih cinta sama kamu, Laut."
Laut diam, ia memikirkan apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi, kenangan dengan Rani sulit ditinggalkan. Di sisi lain, jantung Laut hanya berdebar dengan Ayunda. Dan Laut ingin gadis itu bahagia. 
Tapi.. Jika yang dulu hanya salah faham, akankah Laut bisa memilih Ayunda. Padahal, tidak pernah ada kata putus antara Laut dan Rani.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 3 1 0
Submit A Comment
Comments (17)
  • Watermelon16543

    Greget parah 😘

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Ayuni912P

    @PauloCleopatra2339 Karena Author kweren! :D

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @Cantikalucu ya tapi kenyataan Pak Laut nggak sebaik Laudito Nugroho

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @DolphinLuluk Biarin abis Pak Laut jahat. Katanya Guru tapi gak patut digugu dan ditiru

    Comment on chapter END
  • PauloCleopatra2339

    Karakter Ayunda kenapa bisa unyu? Pak Laut juga emesss

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Cantikalucu

    Suka banget pasangan ini. Kalau nyata pasti gemesin ya???

    Comment on chapter SEMBILAN BELAS : Tulip Kuning
  • DolphinLuluk

    Emang ya si Ayunda, sopan santunnya kalau sama Laut suka ngawur. Itu gurumu Ayyyyy :D Gemazz

    Comment on chapter BAGIAN DUA : High Quality Jomblo
  • Ayuni912P

    @FANAMORGANA makasih lho haha

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Ayuni912P

    @Kia_kun katanya cinta itu harus diperjuangkan. Itu cara Rani memperjuangkan cintanya.

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Kia_kun

    Rani s egois....

    Ckckck....

    Ngak sadar sama apa yang udah dilakuin eh malah nambah rugi orang lain

    Comment on chapter TIGA PULUH DUA : Berpisah Itu Mudah
Similar Tags
Renyah
9      9     0     
Short Story
Obrolan singkat yang (mungkin) bermanfaat untuk pasangan halal.
Closed Heart
29      16     0     
Romance
Salah satu cerita dari The Broken Series. Ini tentang Salsa yang jatuh cinta pada Bara. Ini tentang Dilla yang tidak menyukai Bara. Bara yang selalu mengejar Salsa. Bara yang selalu ingin memiliki Salsa. Namun, Salsa takut, ia takut memilih jalan yang salah. Cintanya atau kakaknya?
Breakeven
129      93     0     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
Masalah Sejuta Umat
38      28     0     
Humor
Segelintir cerita yang mungkin mewakili perasaan banyak umat di muka bumi. Jangan di bawa serius! hanya berbagi pengalaman dari generasi yang (pernah) galau . Beragam pengalaman menarik kehidupan seorang pemuda pekerja di dunia nyata. Di bumbui sedikit kisah romantis dalam drama dunia kerjanya. Selamat menikmati kegalauan! 😊
Rinai Kesedihan
589      413     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Mamihlapinatapai
97      57     0     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.
Unknown
6      6     0     
Romance
Demi apapun, Zigga menyesal menceritakan itu. Sekarang jadinya harus ada manusia menyebalkan yang mengetahui rahasianya itu selain dia dan Tuhan. Bahkan Zigga malas sekali menyebutkan namanya. Dia, Maga!
Jingga
133      63     0     
Romance
Kehilangan memang sangat menyakitkan... Terkadang kita tak mampu mengekspresikan kesedihan kita membuat hati kita memendam sakit... Tak berakhir bila kita tidak mau mengakui dan melepas kesedihan... Bayang-bayang masa lalu akan selalu menghantui kita... Ya... seperti hantu... Jingga selalu dibayangi oleh abangnya yang sudah meninggal karena kecelakaan... Karena luka yang mendalam membuatnya selal...
Reason
6      6     0     
Romance
Febriani Alana Putri, Perempuan ceria yang penuh semangat. Banyak orang yang ingin dekat dengannya karena sikapnya itu, apalagi dengan wajah cantik yang dimilikinya menjadikannya salah satu Perempuan paling diincar seantero SMA Angkasa. Dia bukanlah perempuan polos yang belum pernah pacaran, tetapi sampai saat ini ia masih belum pernah menemukan seseorang yang berhasil membuatnya tertantang. Hing...
Please stay in my tomorrows.
8      8     0     
Short Story
Apabila saya membeberkan semua tentang saya sebagai cerita pengantar tidur, apakah kamu masih ada di sini keesokan paginya?