Read More >>"> Begitulah Cinta? (Dua Puluh Dua) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Begitulah Cinta?
MENU
About Us  

DUA PULUH DUA

Majid menghabiskan hari-harinya dengan melamun. Rasa bersalah pada gadis itu, juga rasa kehilangan pada teman misteriusnya. Semalaman dia mencoba menghubungi, mengirim pesan, namun semuanya gagal. Dia tidak menyangka akan merasakan dua rasa kehilangan sekaligus. Cukup berat disaat dia sedang merasakan kebahagian dengan hadirnya Adinda. Rasa kebahagiaan yang dia rasakan tersamarkan akan rasa galau.

            Semenjak kejadian malam bersama Martha, sudah Seminggu lebih pula pesan misterius yang menjadi temannya hilang begitu saja. Salahnya juga atas ketidak berdayaannya, dia tidak berusaha lebih keras mencari tahu sosok dibalik pesan misterius disaat masih bisa berhubungan. Kini yang tersisa hanya history pesan. Menumpuk semenjak hari pertama dia berkenalan, ditutup dengan ucapan selamat.

            Rasa kacau dalam dirinya sampai mengganggu fokusnya. Dia melamun, diantara taman dan desis angin.

            “Kamu kenapa?” Adinda menyentuh pundak Majid. Gadis itu bertanya pelan namun terlihat jelas kekhawatiran di sana.

            Anak lelaki itu sedari tadi hanya menatap kosong dedaunan. Terbukti ketika Adinda datang menghampirinya. Gadis itu sempat memanggil nama Majid beberapa kali, namun, anak laki-laki itu hanya diam membisu. Seakan pandangannya menerawang jauh ke depan.

            Majid terkejut memandang Adinda. “Kamu? Sejak kapan kamu ada di sini?” Pertanyaan lain muncul dari mulut Majid karena kebingungannya.

            “Belum begitu lama. Tadi aku memanggil namamu beberapa kali, tapi kamu asyik dengan duniamu sendiri. Dengan wajah ditekuk seperti itu, kamu tidak ingin menceritakannya padaku?” Tanya Adinda dengan nada khawatir, duduk di sebelahnya.

            Majid terlihat berpikir keras akan pertanyaan Adinda. Dia berusaha kuat menyimpan kebenaran yang dia rasakan. Menyembunyikan akan keberadaan teman yang seperti khayalan itu hingga dua tahun. Bahkan selama itu dia tidak tahu siapa sebenarnya orang misterius itu. Meskipun dia tidak mengetahui siapa dan dimana keberadaan pengirim pesan misterius tersebut, dia sudah senang pesan itu selalu datang dan membantu dirinya di kala kesulitan. Haruskah dia menceritakan itu semua pada gadis di sampingnya. Akankah menceritakan hal tersebut tidak menjadikan masalah baginya dan Adinda. Kini pemikiran itu mengganjal dalam dada. Bahkan, kedua sahabatnya yang berada di luar negeri baru diberi tahunya semalam yang lalu.

            Malam itu Majid merasa hatinya berada diujung rasa yang menyebalkan. Dia sudah sangat frustasi merasakan kesulitan dalam mencari jati diri pengirim pesan  misterius itu. Jika sebelumnya ada beberapa petunjuk akan keberadaan gadis bernama Adinda yang dia cari-cari selama beberapa bulan. Sampai-sampai arahan jitu dari pengirim pesan membantunya. Walaupun alurnya sangat lama namun hasilnya sangat jelas. Tetapi berbeda dengan si pengirim pesan msterius itu. Seberapa jeli dia mencari tahu tetap saja membuatnya tersadar dan berhenti. Sejatinya dia sama sekali tidak ada petunjuk tentang keberadaan atau sedikit petunjuk mengenai jati diri si pengirim pesan misterius tersebut.

            Diakhir pencariannya yang tidak membuahkan hasil, dia memutuskan bercerita kepada Amir dan Rudi. Mula-mula kedua sahabatnya itu tidak percaya. Mereka mempunyai pemikiran yang sama. Mereka pikir ada orang yang dekat dengan Majid dan mengirim pesan tiap waktu untuk membuatnya tidak kesepian. Namun, ketika Majid memperlihatkan warna dari SIM Card yang tidak di jual di manapun, kedua temannya sama-sama terkejut dibuatnya. Terlebih lagi sebuah nama kontak yang Majid jelaskan tanpa ada nomornya.

            Setelah memikirkannya dengan baik, Majid memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Adinda. Sebuah kisah yang bermula  di pantai selatan. Walaupun pada awalnya dia tidak menyangka jika penemuan itu akan berujung dengan hal seperti ini. Sampai akhirnya sebuah pesan misterius selalu bermunculan seiring berjalannya waktu. Pesan-pesan yang datang menjadi penyemangat diri Majid di dalam kesepian tatkala kedua sahabat karibnya telah pergi mengejar mimpi mereka masing-masing.

            Adinda mempunyai pemikiran tidak jauh berbeda dengan kedua temannya malam itu. Dia tidak langsung percaya dengan apa yang Majid ceritakan. Terlebih pada SIM Card yang berwarna merah jambu. Sebuah fantasi yang sangat dibuat-buat, pikir gadis itu. Namun, gadis itu mulai percaya disaat Majid meraih sebuah telepon genggam lawas yang ada di tasnya. Segera dia memberikan telepon genggam tersebut kepada Adinda.

            Gadis itu menghidupkan telepon genggam yang dalam keadaan mati tersebut. Hal pertama yang dilihatnya adalah kotak pesan ketika telepon itu berhasil menyala. Ratusan pesan teks tersimpan di sana dan keseluruhannya berasal pada satu nama yang sama, yakni LVSVR. Gadis itu bertanya akan nama pengirim pesan itu kepada Majid. Majid sendiri tidak tahu mengapa penulis pesan tersebut menamai dirinya dengan nama tersebut.

            Adinda mulai membuka pesan itu satu persatu. Melihat dengan seksama tatkala jemarinya bermain dengan tombol-tombol telepon genggam tersebut. Bibirnya komat-kamit membaca setiap pesan yang luar biasa namun hanya berisi pesan-pesan sederhana. Sesekali pandangannya jatuh pada Majid yang hanya tertunduk, lalu kembali fokus pada pesan-pesan itu. Dia melihat pesan itu memberikan sebuah arahan yang luar biasa. Tidak mungkin orang biasa mampu memberikan petunjuk-petunjuk seakurat itu.

            Selesai membaca beberapa banyak pesan, Adinda mengetahui kesedihan Majid. Betapa frustasinya dirinya ketika kehilangan sahabat yang spesial. Sahabat yang selalu menemani hari-harinya walaupun tidak penah bertemu tatap muka. Sebuah kerinduan tidak mendasar pastilah telah tumbuh subur di dasar jiwanya.

            Adinda membuka mulutnya. “Bagaimana kalau akhir pekan ini kita ke Pantai Selatan?”

            Majid hanya memandangi wajah manis Adinda. Wajahnya sendiri lesu seperti tanpa ada tenaga yang tersisa. Dia menunggu penjelasan dari maksud Adinda.

            “Kita kembalikan SIM Card ini di tempat sebenarnya dia berada.” Kata Adinda dengan senyuman manis.

            Mendengar hal itu Majid bertambah lesu. Dia berpikir tidak akan bertemu lagi dengan pesan-pesan tersebut. Dia sempat hampir naik pitan mendengarnya, sebelum Adinda kembali berucap.

            “Dari percakapan kalian, aku paham maksud dari pengirim pesan misterius itu. Aku paham juga jika melepasnya sangat berat bagimu.” Katanya seraya menyentuh tangan Majid. Menggenggam tangannya bersamaan dengan telepon genggam tersebut. “Tapi, sudah saatnya dia kembali ketika tugasnya sudah selesai.”

            Majid berpikir kembali. Tugas dari si pengirim pesan saat itu adalah membantunya bertemu dengan gadis misterius yang kini ada di hadapannya. Mengingat akan itu dia merasa hidupnya benar-benar seperti sebuah drama. Dimana dia mendapat apa yang telah dia cari, satu yang dia miliki sebelumnya mau tidak mau hilang sebagai penggantinya.

            Majid terlihat mengatur napasnya, dia mengangkat mukanya ke arah wajah Adinda berada. Di sana sudah terpampang wajah manis dengan senyuman. Majid membalas senyuman itu dengan anggukkan pelan. “Akhir pekan kita akan ke Pantai Selatan.” Katanya selanjutnya.

Akhir pekan yang indah, setelah hari itu, mereka membawa SIM Card itu ke Pantai Selatan. Dengan salam perpisahan Majid memasukkan SIM Card itu ke dalam sebuah botol bening di sore yang indah. Sambil menghanyutkan botol tersebut Majid berucap. “Kau adalah sahabat sejatiku yang ketiga. Kau adalah orang tuaku yang kedua. Kau adalah saudaraku yang kucinta. Kukira tugasmu membahagiakanku telah usai. Semoga orang lain sepertiku mendapatkan orang spesial sepertimu.” Botol itu mengapung menjauh di ombak yang tertarik ke lautan. Di saat mentari menampakkan keindahan oranye sore itu. Majid menggandeng erat jemari Adinda.

Begitulah Cinta?Ada yang datang, ada pula yang pergi meninggalkan. Menatapmu dibasuh sinar keemasan senja sungguh menawan. Meski kesedihan sedang menyelimutimu.

Begiulah cinta?Bersama orang terkasih sepertimu adalah impian setiap wanita. Aku yakin itu.Terima kasih kepada Tuhan Sang Penjaga Cinta, Maha Pemberi Petunjuk. Dengan jalan-Nya, takdir menemukanku padamu, Majid.

***

            Jauh dibelakang, mobil hitam berhenti cukup lama. Seorang lelaki bertuxedo memandang ke arah dua pasangan di depan, tersenyum. Rambutnya putih keperakan bergerak-gerak tertiup angin.

            “Mobilnya sudah siap Tuan Syahputra.” Ucap seorang lelaki berjas rapi melaporkan dengan sopan..

            Lelaki itu mengangguk, masuk ke dalam mobil.

            Mobil hitam itu melaju meninggalkan pantai.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MajidNito

    @atinnuratikah gehehe thx u kak... iya emang lagi galau

    Comment on chapter Satu
  • atinnuratikah

    Kayak galau tingkat dewa ya ini. aku suka pembawaan ceritanya. Berkunjung ke ceritaku juga ya, ditunggu likebacknya.

    Comment on chapter Satu
Similar Tags
When I Found You
25      9     0     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Dua Sisi
23      6     0     
Romance
Terkadang melihat dari segala sisi itu penting, karena jika hanya melihat dari satu sisi bisa saja timbul salah paham. Seperti mereka. Mereka memilih saling menyakiti satu sama lain. -Dua Sisi- "Ketika cinta dilihat dari dua sisi berbeda"
Ballistical World
121      20     0     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Laci Meja
4      4     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Kulacino
3      3     0     
Romance
[On Going!] Kulacino berasal dari bahasa Italia, yang memiliki arti bekas air di meja akibat gelas dingin atau basah. Aku suka sekali mendengar kata ini. Terasa klasik dan sarat akan sebuah makna. Sebuah makna klasik yang begitu manusiawi. Tentang perasaan yang masih terasa penuh walaupun sebenarnya sudah meluruh. Tentang luka yang mungkin timbul karena bahagia yang berpura-pura, atau bis...
What If I Die Tomorrow?
3      3     0     
Short Story
Aku tak suka hidup di dunia ini. Semua penuh basa-basi. Mereka selalu menganggap aku kasat mata, merasa aku adalah hal termenakutkan di semesta ini yang harus dijauhi. Rasa tertekan itu, sungguh membuatku ingin cepat-cepat mati. Hingga suatu hari, bayangan hitam dan kemunculan seorang pria tak dikenal yang bisa masuk begitu saja ke apartemenku membuatku pingsan, mengetahui bahwa dia adalah han...
Selfless Love
36      15     0     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
Ketika Kita Berdua
305      46     0     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
A - Z
22      11     0     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Love Dribble
61      19     0     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...