Read More >>"> Itenerary (Pedihnya Sebuah Kesepakatan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Itenerary
MENU
About Us  

"Gue mau... minta maaf soal yang tadi," ucap Sherin, mengakui tujuannya ke sini. "Tadi gue keterlaluan, gue be—"

"Udah, udah," potong Angga.

"Angga, gue belum selesai ngomong."

"Udah, ah, gak penting. Mending sekarang lo ikut gue aja."  Angga mengunci pintu kamarnya, dengan cepat.

"Kemana?"

"Cari yang seger-seger."

"Malem-malem gini?"

"Iya. Kamu mau ikut gak?"

"Mau, tapi..."

"Cepet!"

Dan pada akhirnya, Sherin hanya pasrah saja mengetahui tangannya di gandeng—setengah digeret Angga—keluar hotel, dan menembus jalanan kota ini dengan motor sewaannya.

**

Angsle dan Ronde Titoni Malang. 

Di tempat itulah, kedua manusia memutuskan tuk berkuliner malam. Mereka berada di tempat yang super-duper ramai di malam hari. Tempatnya kecil, hawa gelap malam hari menyelimuti, namun kesesakan dari para pembeli melimpah ruah, membuat dua makhluk tersebut tak sabar tuk menikmati nikmatnya ronde dan angsle titoni yang super fenomenal ini.

Setelah mereka duduk, keduanya kembali sibuk dalam pikiran masing-masing. Angga berpikir tentang dirinya, sementara Sherin berpikir tentang menu yang ada.

"Angsle tuh apa, sih?" tanya Sherin, membuka pembicaraan.

"Angsle itu campuran dari potongan roti tawar, kacang hijau, ketan putih, pethulo, mutiara yang disiram dengan kuah santan manis yang hangat." Angga mendeskripsikan bentuk angsle. "Bedanya sama ronde, cuma di kuah, sih. Kalau ronde, kuahnya pakai air jahe."

Sherin manggut-manggut, ber-oh-ria. "Kalau ronde, gue udah pernah coba, sih.."

"Ya udah, coba angsle, gih."

"Lo mau apa?"

"Gue mau lo, boleh nggak?"

Deg. "Hah?" Sherin membulatkan matanya.

Tawa Angga meledak. "Bercanda, elaaah! Serius amat hidup lo!"

"Biarin! Daripada lo, nggak pernah serius!"

"Tapi gue serius soal perasaan," balas Angga.

"Buktinya apa? Sampai sekarang aja, lo masih jomblo."

"Itu karena gue nunggu." Angga menghela nafas. "Gue bukan tipe perusak hubungan orang. Jadi, gue lebih memilih nunggu."

Deg. Sherin tau maksud Angga. Yang Angga tunggu adalah Sherin. Dan baiknya, Angga tak pernah berusaha merusak hubungan Sherin dan Marcell. Angga hanya memperingatkan, bukan merusak, dan Sherin paham betul akan hal itu.

"Gue pesen dulu ya ke penjualnya," kata Angga, sembari berlalu.

**

Beberapa menit berlalu. Hujan turun menghiasi daratan kota Malang ini. Malang yang sudah dingin, menjadi semakin dingin saja. Pas sekali, ronde dan angsle ini bisa menjadi penghangat.

"Enak nggak?" tanya Angga.

Sherin menganggukan kepalanya, sambil menyeruput kuah angsle dari sendoknya. "Enak. Menurut gue, enakan angsle daripada ronde. Mau coba?"

"Boleh."

Mereka saling mencicipi hidangan satu sama lain. Angga mencoba angsle milik Sherin, dan Sherin mencoba ronde milik Angga.

"Rondenya lebih enak dari ronde yang pernah gue makan di Jakarta," kata Sherin, usai mencicipi ronde milik Angga.

"Sama aja menurut gue. Kalau angsle, nah, beda," balas Angga. Menurutnya, ronde ya rasanya ronde, seperti ronde pada umumnya dan tak ada yang menjadi pembeda.

"Beda, ah." Sherin tetap ngotot.

"Suasananya aja yang bikin beda," balas Angga.

"Iya, kali, ya. Suasana Malang, su--"

"Beda, karena ada gue," kata Angga, memotong ucapan Sherin.

Sherin ternganga. "Eh?"

"Iya. Keberadaan seseorang, bisa mempengaruhi sekitarnya, loh." Angga mengaduk ronde di mangkoknya yang nyaris habis. "Ronde sama angsle-nya, enak?"

"Enak," jawab Sherin.

"Itu karena lo bahagia di samping gue."

Glek. Sherin menggeleng. "Kepedean lo! Ronde sama angsle-nya kan emang enak! Lo sama sekali nggak ngaruh buat kenikmatan minuman-minuman ini, kali."

Angga terkekeh. "Tuh kan, lo serius amat. Serba teoritis. Nggak bisa diajak bercanda."

"Karena nggak semua hal bisa dijadikan candaan. Contohnya, perasaan." Sherin berbicara cepat. Nada suaranyapun mengeras.

"Santai, Sher."

Sherin menggeleng. "Gue tegaskan lagi, Ngga.. Please, lo jangan terus-terusan berharap ke gue."

"Kenapa? Toh, gue nggak suruh lo putus, kan?"

"Ya tapi tetep aja." Sherin mendesah putus asa. "Dengan lo berharap banyak ke gue, sama aja lo mengharapkan gue putus sama Marcell."

Jelas, lah! Gue sayang banget sama lo. Dan gue menunggu momen dimana lo dan Marcell putus, batin Angga berbicara.

Sherin menatap Angga dalam-dalam. "Berhenti berharap sama gue, Ngga.."

"Tapi lo nyaman sama gue?"

"Nyaman.."

"Gu--"

"Tapi nyaman bukan berarti harus bersama, kan?" balas Sherin. "Maaf kalau kata-kata gue bikin lo sakit hati, padahal kita baru aja berdamai.. Tapi memang itu faktanya, gue nggak bisa sama lo.."

"Tapi emang lo mau, disiksa Marcell terus menerus?" tandas Angga, masih berharap jika Sherin mau mengubah pikirannya.

"Kalau Marcell benar-benar sayang sama gue, pasti dia akan berhenti melakukan itu."

"Nyatanya? Bahkan sampai sekarang, pukulin lo menjadi salah satu hobinya. Dia nggak akan taubat, Sher!"

Sherin mengusap dahinya, pening. "Bukan nggak akan. Tapi, belum."

"Lo memang batu," tukas Angga, tanpa basa-basi. "Apa sih, yang lo beratkan dari hubungan lo sama Marcell?"

Sherin tersenyum kecut. "Lo lebih batu, karena lo nggak tau diri. Lo bilang, lo nggak berusaha merusak hubungan gue sama Marcell, kan? Tapi kenyataannya, lo selalu kasih doktrin ke gue tentang hubungan gue sama Marcell yang menurut lo kurang baik."

"Gue cuma mau lo dapet yang terbaik, Sher."

"Yang terbaik? Siapa? Lo?" tandas Sherin, dengan amarah memuncak.

"Meskipun bukan gue, gue nggak masalah. Asalkan jangan Marcell. Lo akan menyesal belakangan."

"Kok lo seakan nyumpahin hubungan gue, sih?!"

"Bukan gitu, Sher..."

Sherin menggelengkan kepalanya. "Sekalipun nantinya gue putus sama Marcell," kata Sherin menggebu, sambil mengambil nafas sejenak. "--bukan berarti, gue bakal sama lo!" tandas Sherin, menuntaskan kesalnya.

Angga mengangguk dan tersenyum. "Kayaknya itu kata-kata dari lubuk hati lo yang paling dalam, ya?"

Menyadari kalimatnya keliru lagi,  Sherin diam kali ini. Amarah mengalahkan segalanya. Bahkan perdamaiannya tadi dengan Anggapun, jadi sia-sia belaka.

"Gue akan mundur kalau gitu, Sher," kata Angga, dengan nada rendah yang menunjukkan rasa kecewa dan berat hatinya yang teramat dalam.

Ada rasa sedih dan menyesal dalam hati Sherin, setelah Angga berucap kalimat barusan. Keputusan bahwa Angga akan mundur dari medan perang, tanpa sadar menyayat hati Sherin. Ada lobang kosong yang menyakitkan di sela-sela hatinya yang utuh. Namun Angga tak bisa disalahkan, karena Sherin-lah yang membuat hal itu terjadi.

"Tapi, sebelum gue mundur, apa boleh gue minta satu hal?" tanya Angga.

"Apa?"

"Satu hari sama lo. Besok, satu hari penuh," jawab Angga.

Besok? "Oke," jawab Sherin. "Hanya besok, kan?"

Angga memaksakan diri tuk mengangguk. Jika Sherin memang menginginkannya pergi, maka seberat apapun rasa hatinya, ia akan berusaha pergi. Meski berat, meski sakit, dan meski butuh lama waktu tuk bangkit dari luka yang gadis ini ciptakan untuknya. "Dan setelah hari esok terlewati, gue akan lepas lo. Gue nggak akan ganggu lo. Dan gue nggak akan pernah berharap supaya lo bisa sama gue."

"Deal," balas Sherin, sembari menghela nafas berat.

Berat rasanya, baik bagi Sherin maupun Angga. Sherin paham betul, bisa jadi Angga membencinya karena ini. Tapi Sherin berusaha merelakan. Setidaknya, Sherin ingin lepas dari rasa nyaman yang tercipta dari persahabatannya dengan Angga. Karena rasa nyaman yang timbul karena pihak ketiga, adalah sebuah pengkhianatan namanya.

Dan Sherin benci sebuah pengkhianatan, meski berupa kenyamanan.

*bersambung*

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (28)
  • suckerpain_

    Lucu juga baca ini. Aku suka kok. Tapi, aku saranin untuk kata seperti lipbalm dan fix, sepertinya harus di italic. Over all ceritanya bagus. ๐Ÿ™โคโค

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • Ervinadyp

    @rara_el_hasan makasihhh kaaak.. ๐Ÿ˜˜ iyanih pgn naik gunung beneran jdnyaa.. ga cmn liat di tv atau di novel2 aja:(

    Comment on chapter Persiapan Kilat
  • Ervinadyp

    @kairadish makasiiihh yaaaa dekkk๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

    Comment on chapter Persiapan Kilat
  • kairadish

    Keasikan baca wkwkwk.
    Cerita persahabatannya kental, aku sukaa, good job kakk๐Ÿ’•

    Comment on chapter Persiapan Kilat
  • rara_el_hasan

    baru baca part awalnya ...suka sama kata Boy " Gue janji, akan mengajak kalian untuk melihat dunia, dari sudut pandang yg berbeda," semangat kak ... wah aq pgen banget naik gunung jadinya

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • shanntr

    ceritanyaa baguss:)) udh ku like juga
    mampir keceritaku juga yuk;) jgn lupa kasih like kak;;))

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • yurriansan

    Jgn lupq knjgi storyku ya...

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • yurriansan

    Certa yg bagus. Jd inget crta 5 cm, yg kntal pershbtn nmun msh berasa romance nya.

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • IndyNurliza

    Ceritanya bagus.. Sukses yak

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • YUYU

    Bagus ceritanya, terasa manisnya. Plus juli lalu baru bacpacker k malang n batu, jd time travelnya ak dapet. Terima kasih sudah mengajakku visit kemari.

    Comment on chapter Epilog: Narasi Enam Kepala Manusia
Similar Tags
Sang Penulis
151      26     0     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
Someday Maybe
78      27     0     
Romance
Ini kisah dengan lika-liku kehidupan di masa SMA. Kelabilan, galau, dan bimbang secara bergantian menguasai rasa Nessa. Disaat dia mulai mencinta ada belahan jiwa lain yang tak menyetujui. Kini dia harus bertarung dengan perasaannya sendiri, tetap bertahan atau malah memberontak. Mungkin suatu hari nanti dia dapat menentukan pilihannya sendiri.
Taarufku Berujung sakinah
91      21     0     
Romance
keikhlasan Aida untuk menerima perjodohan dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya membuat hidupnya berubah, kebahagiaan yang ia rasakan terus dan terus bertambah. hingga semua berubah ketika ia kembai dipertemukan dengan sahabat lamanya. bagaimanakah kisah perjuangan cinta Aida menuju sakinah dimata Allah, akankah ia kembali dengan sahabatnya atau bertahan degan laki-laki yang kini menjadi im...
Shut Up, I'm a Princess
8      4     0     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Last Game (Permainan Terakhir)
3      3     0     
Fan Fiction
Last Game (Permainan Terakhir)
Kamu, Histeria, & Logika
411      56     0     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Black Roses
372      60     0     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
The Reason
123      29     0     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
Story of Love
4      3     0     
Romance
Setiap orang memiliki kisah cintanya masing-masing. Ada perjalanan cinta yang sepahit kopi tanpa gula, pun ada perjalanan cinta yang semanis gula aren. Intinya sama, mereka punya kisah cintanya sendiri. Kalian pun akan mendapatkan kisah cinta kalian sendiri. Seperti Diran yang sudah beberapa kali jatuh tempo untuk memiliki kisah cintanya
SEPATU BUTUT KERAMAT "Antara Kebenaran & Kebetulan"
35      11     0     
Humor
Bukan sesuatu yang mudah memang ketika dalam hidup berhadapan dengan hal yang membingungkan, antara kebenaran dan kebetulan. Inilah yang dirasakan oleh Youga dan Hendi saat memiliki sebuah Sepatu Butut Keramat....