Read More >>"> Itenerary (Persiapan Kilat) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Itenerary
MENU
About Us  

Grup WhatsApp mereka ramai sore ini. Topik utama tentu saja pembahasan mengenai rencana kilat mereka tentang pendakian di Gunung Semeru. Hal yang sebenarnya tidak sepele, namun mereka paksa tuk tetap mereka lakukan sesegera mungkin.

Boy: Jadi, fix, kan? Gue, Juang, sama Angga udah urus semuanya. Mulai dari perlengkapan, dan segala macam, udah kita urus. Kalian tinggal bawa barang pribadi, obat-obatan jangan lupa, dan jaket tebal. Please, di sana dingin.

Juang: Yoi. Tinggal pesen tiket kereta doang nih!

Angga: Lo belum pesen, Ju? Katanya lo mau pesen ahelah -_-

Juang: Gue baru sampe rumah oncom! Mau semedi dulu di WC sabar kenapa broooo

Angga: Kan tiketnya tadi tinggal dikit oncom, ntar keabisan. Pake M-Banking, kek.

Juang: Bawel ah lu emak-emak rempong dasar. Gue kan belum daftar M-Banking.

Angga: Gue pria sejati! Bukan mak rempong.

Juang: Lo jomblo. Berarti bukan pria seutuhnya.

Boy: Sialan lo. Gue juga jomblo!

Juang: Ups. Emang gue doang sih yang penuh pesonaJ

Caca: Eh guys.

Caca: Kalian yakin, mau mendaki minggu depan? Maksud gue… ini bukan perkara gampang. Fisik juga harus disiapin.

Maya: Lo takut, ya, Ca? Udah lah, kalo takut, mundur aja.  Daripada ngerepotin.

Caca: Nggak, May.

Maya: HAHA. Dasar anak manja. Sok kuat. Hipotermia baru tau rasa lo!

Boy: May, jaga mulut kenapa sih. Hipotermia bukan candaan, please.

Maya: Ups, sorry.

Sherin: Guys, surat-suratnya apa aja ya yang perlu disiapin?

Angga: Surat keterangan sehat dari dokter, Sher.

Sherin: Lo udah cari?

Angga: Belum. Ntar sore paling ke dokter langganan gue. Mau ikut?

Sherin: Ikuuut! Jemput yaaa.

Angga: Oke, Sher.

Boy: Btw, yang lagi free detik ini siapa ya? Juang kayaknya nggak bisa diharapkan beli tiket. Dia diare -_- gue mau bayar lewat M-Banking ga bisa. Error.

Juang: Gara-gara ayam penyet semalem. Lo sih pake ngajak gue makan ayam penyet.

Boy: Perut lo aja yang lemah-_-

Caca: Gue free.

Maya: Gue free.

Deg.

Boy menyipitkan matanya. Bisa kebetulan sekali, Maya dan Caca. Siapa yang akan Boy pilih untuk menemaninya membeli tiket kereta? Tidak mungkin, kan, Boy mengajak keduanya? Duniapun tau, jika ada Maya dan Caca, disitulah ada perang Baratayudha.

Boy berdeham. Akhirnya, setelah cukup lama berpikir, Boy mengirim pesan untuk Caca.

Boy: Ca, free?

Caca: Iya, Boy.

Boy: Temenin, ya. Gue jemput sekarang di kos lo. Gimana?

Caca: Oke.

Jika boleh jujur, Boy gugup. Tiap kali pergi berdua dengan Caca, jantungnya berdegup kencang sekali. Tapi bukan cinta. Tenang, Boy tau, jika ia terlalu berharap pada seorang Caca, maka di akhir, dia sendiri yang akan luka.

Seperti yang ia alami dulu. Dua tahun lalu, di masa SMA, ketika begitu menggantung harap pada seorang Natasha Kirana, alias Caca.

*

“Makasih, ya, Boy,” kata Caca, sambil melepas helm merah dari kepalanya.

“Gue yang harusnya bilang makasih. Makasih mau nemenin gue beli tiket. Juang, sih, pakai acara diare segala,” balas Boy, sembari tertawa.

Keduanya sudah selesai melaksanakan tugas negara, yaitu membelikan tiket untuk para sahabatnya, demi petualangan mereka menuju Semeru. Dan saat ini, mereka berbincang singkat di depan pagar kos-kosan tempat Caca tinggal selama menjalani masa perkuliahan.

“Lo takut naik gunung, Ca?”

“Lumayan, soalnya belum pernah. Gue takut kram tiba-tiba. Atau parahnya, hipotermia.”

Boy begidik ngeri. “Amit-amit. Jangan sampai. Makanya harus fit.”

“Masih ada empat hari lagi, Boy. Kayaknya gue harus latih fisik, deh. Misalnya… olah raga sore di stadion kampus… Bisa kali, ya?”

“Gue temenin, mau?” tawar Boy tiba-tiba.

Caca melotot. “Serius? Lo mau nemenin?”

“Iya. Itung-itung, biar gue fit juga. Sekalian aja ajak anak-anak. Siapa tau mau ikutan.”

“Oke. Mulai kapan?”

Boy berpikir sejenak. “Besok?”

“Oke.”

“Gue jemput.”

“Siap. Makasih, Boy.”

Menurut Boy, seorang Caca bukan gadis manja. Justru, Caca gadis mandiri, cantik, dan pintar. Caca bisa tetap jadi gadis tegar, meski beribu masalah dalam keluarga sudah layak menghancurkannya.

Bukan memihak Caca, tapi itulah faktanya.

*

Sementara di sudut lain, dua manusia tengah duduk di sebuah kedai kopi. Berbincang tentang sesuatu yang baru saja mereka lakukan, namun menuai kecewa. Bukan, tenang ini bukan seserius itu. Ini tentang kisah Sherin yang tidak berhasil mendapat Surat Keterangan Sehat. Ya, karena memang ia tidak bisa dipaksa untuk sehat.

Angga menghela nafas, “Nggak apa-apa. Lo bisa naik gunung lain kali, Sher..”

“Emang… nggak bisa nekat, ya?” Tanya Sherin pelan. Jujur, ia sangat ingin naik Gunung, apalagi bersama para sahabatnya.

“Nggak, lah. Resiko, Sher. Lo nggak mau asma lo tiba-tiba kambuh, kan, waktu lagi pendakian?”

Sherin menunduk lemah. “Kenapa sih, dari milyaran umat manusia, asma bisa betah banget nemplok ke gue?”

“Mungkin karena lo cantik,” goda Angga, sambil tertawa.

“Nggak lucu, ah! Kalau pakai ukuran cantik, harusnya Caca yang kena!”

“Menurut gue, lo lebih menarik dari Caca, tau.”

“Gombal.”

Sherin senyum sendiri. Dosa, ia tau itu. Sherin sudah memiliki kekasih, namanya Marcell, tapi, kenapa Angga masih saja membuat jantungnya berdebar?

“Berarti, lebih baik gue nggak ikut ke Malang, Ngga.”

“Kenapa?”

Sherin memutar bola matanya. “Kan gue nggak bisa naik gunung!”

“Kan banyak objek lain selain gunung. Malang bagus, loh. Ada Jatim Park, Museum Angkut, terus… apalagi, ya? Banyak!”

“Gue ke Museum Angkut sendiri? Ogah. Mending gue di kos, lihat drama Koreaaa!”

Angga menggelengkan kepala. “Nggak sendiri.”

“Terus?”

“Sama gue.”

Deg.

“Maksudnya?”

Angga menyeduh kopinya. “Kita, keliling Malang.”

“Sama anak-anak?”

“Ya enggak, lah. Mereka biar aja naik Semeru.”

Sherin tergagap. “Lo… nggak mau ikut?”

“Udah pernah, Sher.. Jadi, gue biasa aja. Gue lebih penasaran ke Museum Angkut, yang katanya unik banget.”

Angga menambahkan lagi. “Gue juga nggak akan rela, ninggalin lo sendirian.”

Deg.

Sherin speechless beberapa saat. “Tapi… gue punya pacar, Ngga.”

“Terus, kenapa? Kan kita nggak selingkuh.” Angga tersenyum, “Lagian, gue tau apa yang terjadi antara lo sama Marcell. Gu—“

“Ssst,” potong Sherin. “Please, jangan bahas sekarang, ya?”

“Oke, oke. Sorry.”

“Jadi?” Tanya Sherin.

“Jadi, apanya?” Angga tak kalah bingung.

“Kita mau kemana aja di Malang? Ayo cepet googling, cari rekomendasi tempat wisata di Malang,” kata Sherin, dengan ceria.

Ia tau, petualangannya dengan Angga, akan jadi sebuah cerita. Atau bahkan, akan membuka kisah baru yang selalu takut tuk Sherin lalui.

Meski sejujurnya, Sherin sedikit was-was. Ia memang belum mencintai Angga, atau lebih tepatnya, berusaha untuk tak merasakan hal itu. Angga terlalu baik, dan kalimat itu adalah fakta, bukan klise belaka. Sherin nyaman. Namun rasa nyaman itu lah, yang membuat Sherin makin takut saja. 

Ia takut, jika ia terlena pada kenyamanan yang Angga berikan. Dan ia takut, jika rasa nyaman itu bisa menyingkirkan rasa cintanya pada seorang Marcell.

"Lo sayang sama Marcell?" 

Deg. 

Pertanyaan Angga begitu sama dengan apa yang tengah Sherin pikirkan. Dan itu membuat lidah Sherin kaku tuk sekedar menjawab.

Jawabannya... Sherin pun tak tau. Setelah apa yang Marcell lakukan berulang kali, rasanya bohong jika Sherin berkata bahwa ia masih cinta. Justru segalanya berbalik dengan cepat. Rasa itu hilang musnah, namun Sherin tetap bersikukuh mempertahankan. 

Sherin menarik nafas. "Sayang. Kan dia pacar gue," jawabnya, dengan susunan kalimat penuh kebohongan dan dusta. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (28)
  • suckerpain_

    Lucu juga baca ini. Aku suka kok. Tapi, aku saranin untuk kata seperti lipbalm dan fix, sepertinya harus di italic. Over all ceritanya bagus. ๐Ÿ™โคโค

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • Ervinadyp

    @rara_el_hasan makasihhh kaaak.. ๐Ÿ˜˜ iyanih pgn naik gunung beneran jdnyaa.. ga cmn liat di tv atau di novel2 aja:(

    Comment on chapter Persiapan Kilat
  • Ervinadyp

    @kairadish makasiiihh yaaaa dekkk๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

    Comment on chapter Persiapan Kilat
  • kairadish

    Keasikan baca wkwkwk.
    Cerita persahabatannya kental, aku sukaa, good job kakk๐Ÿ’•

    Comment on chapter Persiapan Kilat
  • rara_el_hasan

    baru baca part awalnya ...suka sama kata Boy " Gue janji, akan mengajak kalian untuk melihat dunia, dari sudut pandang yg berbeda," semangat kak ... wah aq pgen banget naik gunung jadinya

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • shanntr

    ceritanyaa baguss:)) udh ku like juga
    mampir keceritaku juga yuk;) jgn lupa kasih like kak;;))

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • yurriansan

    Jgn lupq knjgi storyku ya...

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • yurriansan

    Certa yg bagus. Jd inget crta 5 cm, yg kntal pershbtn nmun msh berasa romance nya.

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • IndyNurliza

    Ceritanya bagus.. Sukses yak

    Comment on chapter Rencana Mereka
  • YUYU

    Bagus ceritanya, terasa manisnya. Plus juli lalu baru bacpacker k malang n batu, jd time travelnya ak dapet. Terima kasih sudah mengajakku visit kemari.

    Comment on chapter Epilog: Narasi Enam Kepala Manusia
Similar Tags
Our Tears
5      1     0     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Love Finds
72      18     0     
Romance
Devlin Roland adalah polisi intel di Jakarta yang telah lama jatuh cinta pada Jean Garner--kekasih Mike Mayer, rekannya--bahkan jauh sebelum Jean berpacaran dengan Mike dan akhirnya menikah. Pada peristiwa ledakan di salah satu area bisnis di Jakarta--yang dilakukan oleh sekelompok teroris--Mike gugur dalam tugas. Sifat kaku Devlin dan kesedihan Jean merubah persahabatan mereka menjadi dingin...
ALUSI
48      4     0     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Venus & Mars
69      24     0     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
Sang Penulis
151      26     0     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
I Fallen for Jena Henzie
78      25     0     
Romance
Saat pitcher melempar bola, perempuan itu berhasil memukul bola hingga jauh keluar lapangan. Para penonton SMA Campbell langsung berdiri dengan semangat dan bersorak bangga padanya. Marvel melihat perempuan itu tersenyum lebar saat mengetahui bolanya melambung jauh, lalu ia berlari sekencang mungkin melewati base pertama hingga kembali ke home. Marvel melihat keramaian anak-anak tim base...
Malaikat Hati
68      3     0     
Romance
Sebuah persinggahan dalam menjalin sebuah ikatan tidak lagi terasa dan bersemayam dihati. Malaikat hati yang mengajarkan betapa pentingnya sebuah senyuman dan pelukan. Mengenalkan arti bahagia dan arti kenyamanan hati. Disaat itu, aku sadar bahwa hidup bukan untuk menentukan sebuah pilihan tapi hidup untuk menjalin sebuah kepercayaan.
Iskanje
29      9     0     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
Flower With(out) Butterfly
2      2     0     
Romance
Kami adalah bunga, indah, memikat, namun tak dapat dimiliki, jika kau mencabut kami maka perlahan kami akan mati. Walau pada dasarnya suatu saat kami akan layu sendiri. Kisah kehidupan seorang gadis bernama Eun Ji, mengenal cinta, namun tak bisa memiliki. Kisah hidup seorang gisaeng yang harus memilih antara menjalani takdirnya atau memilih melawan takdir dan mengikuti kata hati
Nadine
37      13     0     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...