Seharusnya malam ini menjadi malam minggu Lukas dan Yeri yang seperti biasanya. Marathon anime, duduk di sofa ruang tengah rumah Yeri degan sekeresek besar makanan ringan dan air putih hangat ataupun satu whole cake yang Yeri pesan untuk Lukas sebagai hadiah karena telah sedia dicekoki anime bergenre drama meskipun Lukas membenci genre itu mati-matian. Lalu Yeri akan duduk di samping Lukas dengan satu selimut merah dan bersandar di pundak Lukas.
Harusnya.
Tapi Lucas, lelaki maniak basket dengan segala kebahgian dan senyumnya yang terlalu lebar hingga membuat tulang pipinya menyembul teralalu atas mendekati mata itu, mengucapkan kata laknat yang membuat Yeri yang biasa dingin dan sekarang tengah tenang-tenangnya itu kembali menjadi kutub.
"Yer, kenapa kita pacaran kok gak kaya orang biasanya yah?"
Begitu kata Lucas.
Sederhana harusnya, seharusnya.
Tapi berbeda jika Yeri yang mendengarnya.
Yeri tau, lebih dari tau jika mereka hanya pasangan bodoh yang bahkan sekolah kutuk untuk tak pernah terjadi. Namun smesta ternyata lebih lebih bodoh lagi. Ia malah menyatukan Lukas dan Yeri dalam satu paduan ikatan yang bahkan Yeri tak mengerti kenapa harus. Padahal, mereka tak peranh berada dalam satu poros yang sama, dalam satu ketertarikan yang sama, apa lagi dalam satu sifat yang sama. Mereka hanyalah mereka. Dua orang saling bertolak belakang. Mereka adalah ketidakbiasaan, yang sayangnya, justru dunia hardik habis-habisan dan tidak diinginkan oleh satu sekolah.
Tapi ketika Yeri percaya mereka adalah ketidak mungkinan, mereka hanyalah dua orang bodoh yang memaksa untuk bersama dan ingin percaya dengan omongan seantero sekolah, Lukas justru yang meyakinkan Yeri. Lukas memberi Yeri pengertian jika semuanya akan baik-baik saja. Dengan cara lelaki itu tersenyum, mengajak Yeri date tiap Sabtu malam, dengan cara Lukas menyetujui marathon anime meskipun akhirnya lelaki itu akan tertidur dengan sebungkus besar makanan ringan ataupun sepiring besar truffle cake yang Yeri pesan. Lukas selalu membuat Yeri merasa nyam dan diterima. Seolah-oleh lelaki itu merasa baik-baik saja dengan keadaan mereka.
Tapi ketika Yeri percaya, lelaki itu juga yang menjatuhkannya.
Yeri yang duduk menyandar pada pundak Lucas itu tiba-tiba diam membeku. Kunyahan keripik kentang rasa kejunya itu tiba-tiba berhenti. Kuroko yang tengah berargumen dengan Aomine, yang biasnaya menjadi scene favorit Yeri ia abaikan tiba-tiba. Gadis berwajah kecil itu menurunkan bungkus kripik kenatnagnya dan menaruhnya di pangkuannya. Ia duduk tegak, sedikit lebih maju dari posisi Lukas yang bersandar pada sofa dan membuat sandarannya pada Lucas terlepas.
Apa katanya? Gak kaya orang lain?
Yeri memutar kepalanya ke belakang, menatap Lucas dingin dan tak suka. tapi lelaki itu malah diam dengan wajah bodoh yang Yeri benci. Wajah itu seperti mempertanyakan di mana letak kesalahannya.
Bodoh. Bodoh!
Kata-kata Lukas seakan membuat Yeri hancur sektika dan tatapannya seolah mempertanyakan apa yang terjadi.
Untuk seketika, pada detik yang sama, Yeri membenci segalanya.
Ia benci Lukas.
Namun lebih dari itu, Yeri membenci dirinya sendiri. Lebih dari apapun.
Lucu juga baca ini. Aku suka kok. Tapi, aku saranin untuk kata seperti lipbalm dan fix, sepertinya harus di italic. Over all ceritanya bagus. ๐โคโค
Comment on chapter Rencana Mereka