Read More >>"> Miss Gossip (TIGA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Miss Gossip
MENU
About Us  

    Demi NEM tinggi dan lolos SNMPTN, Mikana udah mutusin; ia akan hijrah. Kayak … ikut pengajian, pakai kerudung, trus senyum-senyum kalem gitu kayak Anika. Jiyaaaa, dia pasti bakal diketawain seisi sekolah deh.

    Nggak papa. Mikana ikhlas jadi bahan ketawaan seisi sekolah. Toh kalau udah keterima di F. Kedok nanti, dia yang akan ketawain teman-temannya. Pembuktian ke ortunya lebih penting daripada gengsi. Bahkan, Eskul Mading pun udah dia ikhlasin. Demi ditolong Tuhan deh.

    Sambil bersenandung, Mikana mengayuh kaki menyusuri koridor. Berharap bisa cepat sampai di kelas dan minta rekomendasi Anika tentang hijab yang enak dipakai.

    Tapi, langkah Mikana melambat saat ia sadar kalau mading mendapat pengunjung—setelah sekian lama cuma dilewati aja—untuk pertama kalinya. Senang dooong.

    Mikana melangkah pelan mendekati mading, and … rasa senangnya mendadak sirna saat tau siapa yang berdiri sambil melipat tangan di dada itu.

    Agatha.

    Rambut hitam terurai cewek itu terkibas pelan saat menoleh. Bibirnya tertarik ke samping saat tau kalau Mikana berdiri sekian meter di depannya.

    “Enggak ada tulisan baru?” tanya Agatha dengan senyum yang enggak kunjung hilang dari wajahnya.

    Tangan Mikana terlipat di dada. “Urusan lo?”

    “Gue lagi gabut dan pengin baca cerpen. Gue udah buka FP Mading Garuda, tapi enggak ada tulisan yang update. Jangankan tulisan, like pun enggak ada.”

    Mikana mendengkus.

    “Kalau mau bahan bacaan, ke perpus sana!”

    Agatha ketawa sarkas.

    “Apa gunanya sih bikin cerita-cerita baperan kayak gitu? Mending juga bikin karya ilmiah. Berfaedah buat orang.”

    “Serah lo deh ya. Bodo amit.”

    Kaki Mikana bergerak meninggalkan Agatha. Giginya bergemeletuk.

    “Kucing bunting! Semoga anaknya banyak!” Mikana mengumpat. Rambutnya yang enggak beraturan ia garuk hingga tambah awut-awutan. Kutu aja ogah menetap di sana. Capek rumahnya digaruk mulu. “Please, jangan meledak, Mikaaa. Lo kan mau hijrah.”

    Mikana bukannya enggak bisa bikin tulisan yang isinya kopas-kopas dan edit cantik doang hingga daftar pustakanya bejibun kayak Agata, tapi dia mau ngembangin dunia sastra Indonesia. Kalau semua generasi bikin tulisan ilmiah, yang bakal lanjutin estafet sastra siapa?

    Salah satu cara mancing anak-anak buat datang ke Eskul Mading dan belajar bikin karya sastra ya dengan dipopulerkan. Dan yang bikin populer ya gossip-gosip tentang siswa-siswi SMA Garuda. Benar-benar pemikiran yang enggak cemerlang.

    “Udah mau tiga taun loh … udah mau tiga taun lo pendam. Bentar lagi kita lulus, tapi lo belum ngelakuin apa pun. Ambil langkah pertama pun enggak.”

    Langkah Mikana terhenti saat ia mendengar suara yang enggak asing.

    “Liat dia dari jauh aja gue udah senang kok. Liat dia bahagia kayaknya udah cukup buat gue.”

    Suara langka itu ….

    “Gue nentang banget teori itu, Nik! Ya enggak bisa gitu dong. Yang lo pendam selama bertaun-taun harus lo ungkapin. Dia terima apa enggak, itu hak dia. Jangan sampai lo nyesal karena nyia-nyiain kesempatan ini. Paling parah, jangan sampai suatu saat nanti dia tau sendiri dan malah kecewa sama lo.”

    Nicho. Mikana menggumam.

    Telinganya menajam otomatis.

    Bakal jadi gossip hot nih. NICHO SUKA CEWEK! Udah hampir tiga taun! Bahkan dia sekolah di SMA Garuda gara-gara mau pedekate sama cewek itu! How a great news!

    “Natap muka gue aja dia kayak jijik banget. Trus gue tiba-tiba bilang kalau—”

    Apa salahku ….

    Nada dering dari ponsel Mikana membuyarkan segalanya. Untung tangannya bergerak cepat meraih ponsel itu dari saku kemeja dan menekan tombol ‘end’.

    Hape siyalan! Semoga bisa ditukar dengan kucing persia bunting! Mikana mengumpat. Kepalanya kembali celingukan, mengintip Nicho dan Vando di balik tembok buat mastiin ringtone-nya tadi kedengaran oleh mereka apa enggak.

    Ah, Mikana mengelus dada saat Nicho dan Vando masih duduk anteng di sana.

    Untunglah, mereka enggak dengar ringtone Mikana yang malu-maluin.

    Mikana kembali menguping. Kotak kepo dalam kepalanya belum hilang. Malah makin bersinar.

    “Heran gue, Nik.” Tangan Vando bergerak menepuk pundak Nicho. “Apa susahnya sih, bilang ke A ….”

    Apa salahku, Sayang?

    Cinta suciku kau buang-buang

    Lihat jurus yang kau berikan

    Jaran goyang ….

    Alamaaaaak!

    Mikana mengumpat ‘kucing bunting’ tanpa suara—berkali-kali. Kenapa ponselnya bunyi di waktu yang sangat enggak tepat sih? Mana error pula dan touchscreen-nya enggak bisa diapa-apain. KATJAU!

    Nicho dan Vando yang tadinya duduk anteng di balik tembok sana udah bangkit pula.

    Mikana segera mengeluarkan baterai ponselnya dan kabur sebelum ketahuan Nicho dan Vando.

    Oh my God! Untung salah seorang kakaknya jahil akut, pakai mengganti nada dering Mikana dengan lagu ‘Jaran Goyang’ segala. Gimana kalau tadi lagu “Malu Sama Kucing” yang bunyi? Kan Nicho dan Vando auto-tau kalau Mikana yang lagi nguping. Yang punya nada dering aneh kayak gitu di SMA Garuda cuma Mikana.

    “Duh, hape bego! Yang nelepon lebih bego! Gue doain cepet pinter kayak kucing” Kaki Mikana menghentak berkali-kali. Bisa-bisanya ponselnya bunyi di saat yang enggak tepat. Yang nelepon juga, ngapain nelepon jam segini?!

    “Pokoknya, gue harus tau siapa cewek itu!

    “Gue harus bikin artikel tentang Nicho.

    “Gue harus balikin pamor Eskul Mading.

    “Hijrahnya entaran ajalah. Kesempatan emas kayak gini enggak datang dua kali.”

    “Kamu dari mana aja? Tadi aku nelpon malah di-reject.” Muka bete Anika menyambut Mikana saat dia masuk kelas. Harusnya Mikana yang bete. Aksi ngupingnya kan gagal gara-gara Anika.

    “Jadi tadi lo yang nelepon, Nik?”

    “Aku tadi mau bilang, tolong singgah di potokopian depan sekolah buat ambil makalah kelompok kita, karena tadi pas aku datang belum buka.”

    Mikana mengempaskan bokongnya di bangku samping Anika. Dia enggak fokus ke kalimat Anika barusan. Fokusnya cuma ke satu titik. Cewek pujaan Nicho.

    Mikana mencoba menebak nama cewek itu. Tadi Vando bilang A … apalah, sebelum ponsel Mikana bunyi, ‘kan? Berarti, huruf awal nama cewek itu: A. Apa Mika harus nyelidiki siapa aja cewek di SMA Garuda yang namanya diawali huruf A?

    Oke. Penyelidikan Mikana sepertinya akan menemui titik terang.

    Pertama, cewek itu belum pernah nembak Nicho. Jadi, untuk tau siapa dia, Mikana harus bikin list “Cewek Yang Ditolak Nicho” dulu.

    Kedua, cewek itu pastinya cantik, enggak mungkin jelek. Apalagi slengean kayak dia.

    “Ngapain pakai acara matiin hape segala sih, Ka?”

    Ketiga, pasti anak kelas tiga, karena Vando bilang ‘udah hampir tiga tahun’.

    “MIKANA ASTAGIRI!”

    “AMPUN! GUE GAK BAKAL DIEM-DIEM NYEMILIN MAKANAN KUCING LAGI!” Tangan Mikana refleks terangkat ke atas kepala.

    “Nyemilin makanan kucing?” Alis Anika menukik. Sedang Mikana nyengir kuda sembari mengangkat telunjuk dan merapatkannya ke bibir.

    Anika memutar bola mata. Enggak mau peduli meski Mikana nyemilin rumput sekalipun.

    “Kamu kenapa sih? Datang-datang kok melamun? Enggak kesambet kan?”

    “Enggak lah.”

    “Trus? Masih mikirin ide buat bikin fanfic-nya Jack Frost?”

    Mikana menghela napas. “Gue udah dapat kabar dari Holly-Woody tentang Jack Frost.”

    “Hah?!” Mata Anika membulat. Perasaan, baru semalam Mikana meneleponnya kalau dia mau berhenti ngurusin Eskul Mading. Kok sekarang kumat lagi?

    “Kamu beneran enggak ada jeranya, ya. Inget loh, muka kamu bakal jadi taruhannya. Tau sendiri kan, Fans Jack Frost radikal. Kalau kamu bikin fanfiction yang jelek, abis muka kamu ditanda tangani sama mereka, Ka.”

    “Gue udah bilang kan, Anika Diandra Syalendraaaaa, gue tuh enggak mau bikin fanfiction, tapi real story. Semacam romance based on true story gitu.”

    Anika mendecak.

    “Nih ya, tadi pagi gue baca di Lambe Curah, katanya Jack Frost akhirnya hidup lagi karena jatuh cinta pada manusia. Gue benar-benar berharap bisa bikin story-nya.”

    “Katanya udah enggak mau nulis fiksi lagi … mau belajar bikin tulisan non fiksi Islami.”

    “Cancel dulu. Gue janji, ini projek fiksi terakhir deh. Kali aja diterbitin and laku di pasaran.”

    Dengkusan Anika terdengar tepat setelah Mikana menyelesaikan kalimatnya.

    Bisa-bisanya dia lupa kalau Mikana itu ratu dari segala ratu plin-planers.

How do you feel about this chapter?

1 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • Khanza_Inqilaby

    Insyaallah, Ukhti Gustin. Aku mau nulis di Tinlit juga???? Sebar tulisan. Insyaallah, doakan semoga nulisnya lancar, Ukh. Jazakillah khoir sudah mampir ^^

    Comment on chapter TIGA
  • Khanza_Inqilaby

    Jazakillah khoir sudah mampir, Ukhti Dita ^^

    Comment on chapter TIGA
  • Sedita_

    Ceritanya seru kak, ditunggu selalu kelanjutannya kak

    Comment on chapter TIGA
  • gustin82

    ditunggu lanjutannya :D
    Kenapa gak ada di wattpad??

    Comment on chapter TIGA
  • gustin82

    aku harap Mikana bisa hijrah~~~
    dia menyebut A,,,,dan Nicho selalu melihat kearah Mikana dan Anika,,,apakah Anika yg ditaksir si Nicho??

    Comment on chapter TIGA
  • gustin82

    aku suka,, lucu :D

    Comment on chapter SATU
Similar Tags
A Slice of Love
4      4     0     
Romance
Kanaya.Pelayan cafe yang lihai dalam membuat cake,dengan kesederhanaannya berhasil merebut hati seorang pelanggan kue.Banyu Pradipta,seorang yang entah bagaimana bisa memiliki rasa pada gadis itu.
Senja Menggila
3      3     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.
My Twins,My Hero
108      21     0     
Romance
Menceritakan kisah unik dari Alessa Samantha dan Andreas Sanjaya yang merupakan saudara kembar.
Patah Hati Sesungguhnya adalah Kamu
14      5     0     
Romance
berangkat dari sebuah komitmen dalam persahabatan hingga berujung pada kondisi harus memilih antara mempertahankan suatu hubungan atau menunda perpisahan?
Enigma
12      8     0     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
My Big Bos : Mr. Han Joe
1      1     0     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...
One Day.
5      5     0     
Short Story
It's all about One Day.
fixing a broken heart
72      23     0     
Romance
"Kala hanya kamu yang mampu menghidupkanku kembali." - R * Risa, ialah kontradiksi. Ia junjung tinggi indepedensi, ia bak robot tanpa simpati. Dalam hidupnya, Risa sama sekali tak menginginkan seorang pun untuk menemani, hingga ia bertemu dengan Rain, seorang lelaki yang pada akhirnya mampu memutarbalikan dunia yang Risa miliki.
CAMERA : Captured in A Photo
11      5     0     
Mystery
Aria, anak tak bergender yang berstatus 'wanted' di dalam negara. Dianne, wanita penculik yang dikejar-kejar aparat penegak hukum dari luar negara. Dean, pak tua penjaga toko manisan kuno di desa sebelah. Rei, murid biasa yang bersekolah di sudut Kota Tua. Empat insan yang tidak pernah melihat satu sama lainnya ini mendapati benang takdir mereka dikusutkan sang fotografer misteri. ...
Deepest
6      4     0     
Romance
Jika Ririn adalah orang yang santai di kelasnya, maka Ravin adalah sebaliknya. Ririn hanya mengikuti eskul jurnalistik sedangkan Ravin adalah kapten futsal. Ravin dan Ririn bertemu disaat yang tak terduga. Dimana pertemuan pertama itu Ravin mengetahui sesuatu yang membuat hatinya meringis.