Read More >>"> Drapetomania (Chapter 7 | Injure) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Drapetomania
MENU
About Us  

Sebelumnya di pagi hari. . .

“Uhm, Darius?”

“Yes, Douglas?” tanya Darius tanpa mengalihkan fokus dari kerjaannya. Tangan kanannya yang sedang mengetik di laptop, sesekali tangan yang lainnya menelusuri berkas yang berada di pangkuannya.

“Kamu sedang apa di lantai?” Tanya Douglas terheran-heran, sang dokter yang tak lain Darius sibuk memilah dokumen atau kertas tipis. Mereka sedang mencari petunjuk keberadaan Theo semalam suntuk.

“Ada meja tepat di sampingmu. Kau membuat lantai berantakan.”

Darius menempelkan telunjuk ke bibir, menyuruhnya berhenti bicara. Lalu ia menaruh dokumen yang lain ke pangkuannya. Douglas memandangnya aneh.

“Hey Douglas, aku sudah memeriksa microchip itu, dan tidak ada yang mencurigakan, tidak ada kerusakan yang berarti. Jadi bukan benda ini yang jadi masalahnya.”

“I named ”it” Charon for the reason.”

“Douglas. That's a person's name.”

“Yeah, so?” ucap Douglas balik. Darius menatapnya tidak percaya.

“But it's a weird name!”

“And i like it, I don’t have to ask your opinion tho..”

“Astaga.” Ia tidak percaya bisa adu argumen dengan topik yang konyol seperti ini, dengan orang ini.

“Aku juga sudah mengecek di ruangan kesehatan, seperti jejak darah atau chip itu sendiri, tapi tidak ada petunjuk dia mengeluarkannya. Bahkan di ruang selnya tidak ada apapun, tidak ada baju  Kosong melompong, seolah Theo meninggalkan kamar hotel dan pergi tidak pernah kembali,” ucap Douglas meliriknya, “Kau tidak terlibat dengan ini ‘kan?”

“Sekali lagi ada yang tanya itu kepadaku, mulutnya aku bakar sampai tidak berbentuk.”

“Apa salahku? Hanya kau yang sudi mengobrol dengannya.”

“Mengobrol apanya?” sewot Darius. 

Pembicaraan mereka sempat terhenti karena dering telepon Douglas. Pria itu menjawab telepon. Douglas tersenyum nyengir. Pria itu seperti mendapat kabar bagus. 

“Aku menemukan bocah itu.”

..............................

“Ayo Theo kita pergi saja. Temanku sudah menunggu, mereka hanya orang iseng.”

 “Uhm, Sara, sepertinya kita memiliki definisi iseng yang berbeda.”

Sungguh betapa pengecutnya pria tua itu. Licik sekali ia memanggil teman-temannya. Mana lagi jalanan sudah sepi, gelap pula. Cahaya bulan tidak membantu. Sungguh lokasi kriminal yang sangat sempurna. “Aku tidak peduli, tapi kita harus pergi sekarang juga. Ayo.”

“Hey kalian!” Keduanya berjengit kaget, “Jangan berpikir kalian bisa lepas dariku!!”

“Oke, Tuan dengarkan aku. Kita tidak punya harta yang berarti dan kita tidak ingin mencari masalah, bisakah kalian biarkan kami lewat dan lupakan saja?”

“Aku butuh pekerjaan untuk bertahan hidup, juga kawan-kawanku ini, tidak mungkin aku melepasmu,” cengiran pria itu terlihat menjijikkan untuk Sara, “. . .Dan pura-pura tidak melihat kecantikan temanmu. Hey bella. Vieni qui!”

Sara keluar dari perlindungan Theo, siap menghajar muka orang itu. Seketika Theo baru menyadari sesuatu, bentuk tato di leher pria tua itu Terima kasih kepada lampu-lampu yang menerangi mereka, Tidak salah lagi. Ia mengenali tato itu. Dadanya merasakan amarah yang membuncah. Theo menarik Sara kembali ke belakangnya.

“Hey, Theo?” Pria itu sudah tidak berpikir jernih. Sara merasakan perubahan dari diri Theo. Aroma whiskey murahan tercium dari tubuh pria asing tidak menghalangi Theo mencengkramnya.  “Idiot.” ucap Sara pelan. 

Tidak ada yang bisa mengelak. Tiba-tiba tangan Theo sudah ada di leher pria itu saja. Ia meronta-ronta karena cengkeraman Theo yang membuatnya susah bernapas. “Hey lepaskan aku! Kau ingin mati hah?!”

“Theo lepaskan!” 

Dengan sekuat tenaga dan mental Sara mendekati mereka berdua, begitu juga anak buah pria tua itu, Tidak ada lagi keheningan, bergantikan kericuhan. Belasan tinju dan tendangan ia berusaha untuk menghindar. Theo hanya memiliki dua fokus, menghajar pria tidak beretika ini dan melindungi Sara dari tangan kotor mereka.

“Matt!” teriak salah satu komplotan tersebut, memberikan senjata kepada pria tua itu. Oh ternyata nama pria sialan ini Matt. Kini Matt memegang sebilah pisau di kedua tangannya. Matt tersenyum seolah menjadi pemenang dalam battle ini. “Theo, turuti perkataanku. Kau ikut denganku sekarang juga, dan temanmu akan selamat. Hanya menemui Gi–” 

“Matt, tutup mulutmu,” ucap Theo yang tidak gentar sama sekali. Ia dengan tenang mengambil kain panjang lalu menggulung kepalan tangannya. Dan dengan sekuat tenaga, ia berlari ke arah mereka dan menghajar komplotan tersebut satu-persatu. 

Satu tendangan ia dapatkan, maka dibalas hajaran bertubi-tubi. Sara berdiri canggung menyaksikan itu dari ujung jalan. Tidak terpikirkan apapun bahkan saat salah satu komplotan ia menghampirinya, ia baru sadar ketika tangannya sudah ditarik. “Hey!”

Ekspresi orang itu aneh. Sara bisa merasakan tangannya yang bergetar hebat. Mengapa ia yang ketakutan. “Miss, ple-please just come with me, help me through this.”

Sara menarik napas dalam-dalam. Tidak. Ia tidak akan melewati batasnya. Ia tidak akan melakukan itu. Ya tuhan, lihatlah orang ini, masih muda!  Seharusnya ia di rumah saja menunggu malam berganti pagi dan sekolah saja. Apa yang dilakukan pria tua itu sampai menyeret anak muda ini? “Then you should go home. Here, here. take this, go to shelter and go home.”

“I can’t, miss. Why you make it so hard to me?!.” Sara terhentak. Anak muda itu terlihat frustasi. Lalu ia melirik Theo yang masih berkelahi. Tidak ada cara lain lagi, pikirnya. Dalam saku celananya ia keluarkan sebilah pisau. Sara tidak bisa mengelak karena tangannya masih dicengkram. Ia benci situasi ini. Berapa lama lagi ia harus berada ditempat ini. Ia tidak bisa mengontrol emosinya.

Theo menarik kerah anak muda itu. Kemudian dia membuatnya bungkam. Sara hampir menjerit ketika jari-jarinya melayang ke wajahnya. Tangannya tersentak, dan mundur. Teriakan Matt membuatnya menarik diri. Sara, bersandar lemah, terdiam seperti orang dungu menunggu Theo selesai melampiaskan kemarahannya.

Sekelompok orang jahat itu seiring waktu tumbang. Noda darah menempel di baju Theo, Theo sama sekali tidak masalah. 

“Kau bodoh Theo.”

“Keparat kau, Theo.” 

Bisikan dan keluhan para korban yang kalah telak hanya bisa melawan dengan ucapan tak berarti. Sara mulai berani mendekat. Dan sekali Theo berbisik pada Matt, pria tua itu seperti membeku dan Theo memukul wajahnya sekali dan dia terjatuh pingsan. Sara tidak tahu apa yang ia katakan, ia menghampiri pria itu. Sara merasakan tubuh Theo yang masih tegang. Karena itu ia berusaha menenangkan dan mengusap punggung. Theo berangsur-angsur mulai teratur nafasnya dan Sara mengajaknya pergi dari situ. 

“Sudah tenang, Theo?” Tanya Sara. Pria itu hanya merespon dengan sekali anggukan. Tanpa suara mereka berdua meninggalkan tempat kejadian.

Gedung bangunan yang rata-rata berusia 600 tahunan, dan di jalanan sepi itu hanya mereka berdua saja yang masih bertahan di cuaca yang dingin. Semenjak kejadian barusan tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Hingga di tempat tujuan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut masing-masing. “Sepi sekali.” ucap Theo singkat, menyadarkan Sara dari lamunannya. pintu gerbang sudah digembok dan hanya dua lampu kecil yang menyala tiap sisi. Ada dua penjaga namun tidak ada tanda kehadiran temannya. Mereka terlambat. “Baiklah, Aku melihat ada tempat penginapan murah tadi. Kita butuh istirahat,” ucap Sara.

“Hei.” Wanita itu mendongak.

“Aku minta maaf.” pertemuan antara mata biru langit dan hijau terjadi. 

“Melihatku kesetanan seperti tadi pasti membuatmu ketakutan.” Sara menggeleng tidak apa. Matanya menatap lurus ke mata Sara. Lalu arah matanya menuju ke bawah, dan Theo membelalakkan matanya ketakutan. “Astaga, apa yang terjadi padamu, Sara. .”

Sara memang merasakan lelah yang sangat. Tapi ia tidak menyadari bahwa ia terluka, darah telah mengalir keluar dari lengannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Contract Lover
87      26     0     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...
My Soulmate Is My Idol
21      7     0     
Romance
Adeeva Afshen Myesha gadis cantik yang tak pernah mengenal cinta sampai dia menyukai salah satu penyanyi bernama Gafa Aileen, sebenarnya sebelum Gafa menjadi penyanyi terkenal Adeeva sudah menyukainya. "Gafa itu punya suara yang lembut, dia pembawa warna baru di hidup gue. Meskipun sekarang gue tau Gafa ga suka Gue tapi Gue yakin bakal bisa bikin Gafa jatuh cinta sama gue" ~Adeeva Af...
SERENA (Terbit)
87      25     0     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Do You Want To Kill Me?
16      13     0     
Romance
Semesta tidak henti-hentinya berubah, berkembang, dan tumbuh. Dia terus melebarkan tubuh. Tidak peduli dengan cercaan dan terus bersikukuh. Hingga akhirnya dia akan menjadi rapuh. Apakah semesta itu Abadi? Sebuah pertanyaan kecil yang sering terlintas di benak mahluk berumur pendek seperti kita. Pertanyaan yang bagaikan teka-teki tak terpecahkan terus menghantui setiap generasi. Kita...
Memoar Damar
6      2     0     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)
Semanis Rindu
49      33     0     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
Memories The Series - Pandora Box
19      8     0     
Action
Kanaya, ahli forensik yang mengelilingi dunia hanya untuk mencari penjelasan dari setiap mimpi buruk yang hadir disetiap tidurnya. Hari-hari dilaluinya tanpa penjelasan yang pasti, langkahnya kini terhenti di kota SEOUL, tempat yang menorehkan setitik petunjuk. Dalam perjalanannya Kanaya terjebak dalam cinta yang membuatnya rapuh dan ingin menyerah. Park Minwo seolah menjadi magnet bagi Naya un...
Dark Fantasia
24      17     0     
Fantasy
Suatu hari Robert, seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha besar di bidang jasa dan dagang tiba-tiba jatuh sakit, dan dalam waktu yang singkat segala apa yang telah ia kumpulkan lenyap seketika untuk biaya pengobatannya. Robert yang jatuh miskin ditinggalkan istrinya, anaknya, kolega, dan semua orang terdekatnya karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Harta dan koneksi yang...
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
115      31     0     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
Kenangan Masa Muda
46      15     0     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...