Read More >>"> Everest (T I G A) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Everest
MENU
About Us  

"Sa-lah. Mi-nal ai-dzin ber-ar---"

"Astaga! Lo ngapain sih, Re?!" pekik Dara ketika ia dikejutkan oleh sosok perempuan dengan rambut panjang sepunggung yang terurai yang tidak lain dan bukan adalah sahabatnya sendiri, Reina. Sontak, Dara memeluk handphone-nya, menghindari tatapan kepo dari sahabatnya itu.

"Apaan sih, Ra? Gue lagi baca chat lo. Coba lihat." Reina merebut secara paksa benda kotak yang semula berada di genggaman Dara. Beberapa detik kemudian, tawa Reina menggema di seluruh ruang kelas.

"Lucu banget, Ra. Di sini lo kayak o'on gitu," kata Reina. Dara bahkan sudah siap melempar tasnya tepat ke wajah gadis bernama Reina itu.

"Emangnya lo tau artinya?" tanya Dara.

"Enggak." Reina mengendikkan bahunya enteng. Seperti pertanyaan Dara tadi sama sekali tidak penting dan tak berpengaruh apapun pada dirinya.

Sedangkan Dara, ia hanya berdecak meski sebenarnya ia ingin sekali menoyor kepala sahabatnya itu.

.o0o.

Seperti tebakan Dara sebelumnya, kini seluruh siswa diperintahkan berkumpul di lapangan depan untuk mengikuti acara halal bi halal bersama guru dan staff karyawan.

Tanpa memerlukan waktu lama, lapangan tersebut telah dipenuhi oleh siswa siswi SMA Nusantara 2 Pemalang.

Dara memilih untuk berada pada barisan paling belakang. Ia tahu bahkan sangat tahu kalau saat ini seseorang berkemeja batik merah muda itu tengah berdiri di antara para guru. Ya, dia Arda. Teknisi dingin yang saat ini sedang Dara hindari sebab chat konyol yang Dara kirim saat hari raya idul fitri beberapa waktu lalu.

Suara berat Pak Bambang mulai terdengar melalui pengeras suara. Karena ini adalah tahun ajaran baru, pastinya siswa dan siswi kelas X belum begitu mengenal guru, staff, dan karyawan sekolah mereka. Untuk itu, Pak Bambang mulai mengenalkan satu persatu guru yang berdiri tepat di samping kanan beliau.

Sampai pada urutan paling akhir. Hati Dara mencelos, menyisahkan getaran-getaran aneh di dalam dada. Ya, Pak Bambang sedang memperkenalkan Arda selaku Toolman atau Teknisi itu kepada seluruh muridnya.

Ketika nama Arda Pramatya disebutkan oleh Pak Bambang, sontak seisi lapangan menjadi gaduh. Ada yang bersiul, meneriakkan nama Arda, memuji ketampanan wajah Arda dengan kata yang sedikit alay, ada juga yang mencolek-colek lengan Dara sambil pura-pura berdehem. Siapa lagi kalau bukan anggota 'Jaran Goyang' yang tak lain adalah sahabat-sahabat Dara.

"Apaan sih?!" dengus Dara kala itu.

.o0o.

Seluruh siswa yang berada di lapangan itu mulai berbaris membentuk barisan yang sangat panjang. Satu per satu mulai melangkahkan kaki mereka secara santai lalu menyalami barisan guru dengan tenang.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Dara, gadis itu terus menerus mengembuskan napasnya secara kasar, menetralkan gejolak aneh dalam hatinya.

Keringat dingin mulai membasahi keningnya ketika ia merasakan bahwa kini jarak antara dirinya dan Arda hanya terpaut beberapa meter saja. Tangannya yang dingin dan bergetar itu tergerak untuk menggenggam erat roknya.

Tuhan, tolong.

Kini Dara berdiri tepat di hadapan laki-laki dingin bernama Arda itu dengan detak jantung yang sangat kencang. Bahkan ingin rasanya Dara pingsan sekarang juga.

Dengan tersenyum kaku, Dara menyalami tangan Arda, membuatnya seakan bumi berhenti berputar, serta pasokan oksigen yang kian menipis membuatnya merasakan sesak di bagian dada sebab sulit untuk bernapas.

"Sakit? Tangan lo dingin," ucap Arda seraya menatap Dara lekat.

Dara hanya dapat menggelengkan kepalanya lemah sambil tertunduk malu dengan perlakuan sederhana namun manis dari Arda. Tak biasanya Arda bersikap seperti ini. Arda yang Dara kenal adalah laki-laki berhati es yang lebih dingin daripada freezer dan bahkan dinginnya hampir mengalahkan suhu di puncak Gunung Everest.

"Ekhem." Suara deheman pak Tanto membuyarkan lamunan keduanya yang entah sudah berapa lama saling menatap bercampur kecanggungan tingkat dewa.

"Kak," panggil Dara lirih. Menanggapi itu, Arda hanya menaikkan sebelah alisnya lengkap dengan tatapan seolah 'kenapa?' pada Dara.

"Antrean panjang. Lepasin tangan gue." Reflek, Arda langsung mengibaskan tangan Dara tanpa merasa berdosa, membuat gadis itu mendengus kesal, lantas beranjak menuju kelasnya.

Nggak akan gue cuci! Dara tersenyum memandang jemarinya yang masih terasa akan hangatnya genggaman Arda. Demi apapun, Dara tidak akan mencuci tangannya.

.o0o.

Pukul delapan lebih sepuluh menit. Arda masih bergeming di tempat tidurnya, ia masih ingin bermalas-malasan di sana. Ini malam selasa, dan jarang sekali ia bisa santai seperti ini. Tidak adanya jadwal kuliah serta rapat himpunan, membuat laki-laki itu bisa bernapas lega. Setidaknya malam ini ia bisa merasakan sensasi tidur yang berkualitas.

Beberapa saat hening menemaninya, hingga sebuah getaran di handphone milik Arda membuatnya mau tak mau membuka matanya.

Laki-laki itu memutar bola matanya malas saat ia membaca chat dengan pertanyaan basic ala anak-anak SMA itu terpampang jelas di layar datar handphone-nya.

Arda memilih untuk mengabaikan saja chat tidak penting yang belakangan ini sering menganggunya. Arda tahu siapa pengirimnya, namun ia tidak mau meladeni orang itu. Arda sedang tidak ingin berurusan dengan perempuan manapun. Lebih tepatnya, Arda belum siap untuk kembali kehilangan.

Sudah sangat cukup baginya merasa kehilangan tiga perempuan sekaligus. Dan Arda tidak ingin menambah jumlah perempuan dalam hal kehilangan.

Cuma orang bodoh yang mau mengulangi hal sama, bahkan saat dia sudah tahu bagaimana akhirnya, pikir Arda.

Tetapi sepertinya Arda tidak paham bahwa seharusnya rasa sakit dan kecewa itu dijadikan sebagai pembelajaran agar kita jauh lebih kuat dan tegar dari sebelumnya.

Dan mungkin akan lebih baik jika kita melawan rasa sakit itu dengan cara mengikhlaskan.

Ya, memang. Arda belum mengikhlaskan apa-apa yang pergi dari hidupnya. Ia belum mampu melupakan segala kenangan buruk yang diciptakan oleh Papanya.

Atau bahkan, Arda belum bisa memaafkan?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Werewolf Game
2      2     0     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
May be Later
120      24     0     
Romance
Dalam hidup pasti ada pilihan, apa yang harus aku lakukan bila pilihan hidupku dan pilihan hidupmu berbeda, mungkin kita hanya perlu mundur sedikit mengalahkan ego, merelakan suatu hal demi masa depan yang lebih baik. Mungkin di lain hari kita bisa bersanding dan hidup bersama dengan pilihan hidup yang seharmoni.
Bandung
210      45     0     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
AMORE KARAOKE
102      25     0     
Romance
Dengan sangat berat hati, Devon harus mendirikan kembali usaha karaoke warisan kakeknya bersama cewek barbar itu. Menatap cewek itu saja sangat menyakitkan, bagaimana bila berdekatan selayaknya partner kerja? Dengan sangat terpaksa, Mora rela membuka usaha dengan cowok itu. Menatapnya mata sipit saja sangat mengerikan seolah ingin menerkamnya hidup-hidup, bagaimana dia bisa bertahan mempunyai ...
Bismillah.. Ta\'aruf
3      3     0     
Short Story
Hidup tanpa pacaran.. sepenggal kalimat yang menggetarkan nurani dan menyadarkan rasa yang terbelenggu dalam satu alasan cinta yang tidak pasti.. Ta\'aruf solusi yang dia tawarkan untuk menyatukan dua hati yang dimabuk sayang demi mewujudkan ikatan halal demi meraih surga-Nya.
My LIttle Hangga
562      379     3     
Short Story
Ini tentang Hangga, si pendek yang gak terlalu tampan dan berbeda dengan cowok SMA pada umunya. ini tentang Kencana, si jerapah yang berbadan bongsor dengan tinggi yang gak seperti cewek normal seusianya. namun, siapa sangka, mereka yang BEDA bisa terjerat dalam satu kisah cinta. penasaran?, baca!.
An Angel of Death
4      3     0     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
Ikatan itu Bernama Keluarga
2      2     0     
Inspirational
Tentang suatu perjalanan yang sayang untuk dilewatkan. Tentang rasa yang tak terungkapkan. Dan tentang kebersamaan yang tak bisa tergantikan. Adam, Azam, dan Salma. Hal yang kerap kali Salma ributkan. Ia selalu heran kenapa namanya berinisial S, sedangkan kedua kakaknya berinisial A. Huruf S juga membuat nomor absennya selalu diurutan belakang. Menurut Salma, nomor belakang itu memiliki ban...
I Always Be Your Side Forever
68      19     0     
Romance
Lulu Yulia adalah seorang artis yang sedang naik daun,tanpa sengaja bertemu dengan seorang cowok keturunan Korea-Indonesia bernama Park Woojin yang bekerja di kafe,mereka saling jatuh cinta,tanpa memperdulikan status dan pekerjaan yang berbeda,sampai suatu hari Park Woojin mengalami kecelakaan dan koma. Bagaimana kisah cinta mereka berdua selanjutnya.
Premium
Boy Who Broke in My Window
6375      1875     11     
Humor
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri.