Read More >>"> Wannable's Dream (Bingkai 2 : Dia) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Wannable's Dream
MENU
About Us  

Hubungan itu intinya komunikasi, kalau ga ada kabar sama sekali bagaimana mau komunikasi?

~o~

Pagi sekali saat jam dinding bergambar doraemon itu menunjukkan pukul 06.00, namun gadis muda itu sudah sibuk dengan kegiatan paginya, dari merapikan tempat tidur, mandi, berbenah diri bersiap pergi dan memeriksa isi tasnya siapa tahu ada yang tertinggal untuk dibawa hari ini.

"Pagi banget Fy," sapa wanita paruh baya yang sedang sibuk menyiapkan meja makan untuk sarapan.

"Masuk pagi Ma, Papa mana Ma? Belum siap?" gadis itu mencomot tempe goreng yang di meja makan, langsung saja tangan halus mamanya memukul tangan mungil Gify, keluarga Gify memang sangat menjaga sopan santun tingkat tinggi, bahkan mereka tak akan mulai makan jika sang kepala keluarga belum menerima suapan pertamanya. Sedang Gify hanya terkekeh kecil melihat ekspresi memeringatkan di wajah cantik wanita yang sudah berumur paruh baya itu, bahkan putih uban pun tak terlihat di surai rambutnya, perlu ditanyain nih apa resep dan tipsnya.

"Selamat pagi semua," sahut suara berat berwibawa yang selama ini Gify sangat hormati sekaligus sayangi. Lelaki yang pertama kali akan maju di barisan paling depan saat ia bersedih, dan lelaki paling protekif menjaganya.

"Pa pagi ini, bareng lagi ya?" pinta Gify dengan ekpresi manja, hanya pada lelaki ini ia bebas menampilkan kemanjaannya.

"Heran anak gadis males banget, naik angkutan umum ga mau."

"Ga aman naik angkutan umum Ma, Mama ga nonton berita kejahatan di angkutan umum kemarin?" tanya Gify menampilkan wajah seriusnya, yang dibalas cibiran oleh mamanya, sebagai seorang ibu ia sangat amat mengerti kelakuan putri semata wayangnya ini dan sifat suaminya pasti setelah ini...

"Ya sudah mulai besok kamu pulang pergi Papa yang nganter," seperti dugaannya, putri yang manja dan ayah yang posesif, cocok bukan?

***

Mata gadis itu sudah mulai sayu sejak tiga puluh menit kelas dimulai, maklum saja ini adalah salah satu mata kuliah yang tidak disukainya, materi ini adalah modul baru yang mengharuskannya bergabung dengan para junior . Ingat ya salah satu, jangan kalian pikir Gify yang tampak pendiam dan kutu buku adalah mahasiswa teladan memiliki ambisi tinggi dengan indeks prestasi 4.00. Dia juga sama dengan mahasiswa pada umumnya yang memiliki mata kuliah favorit dan mata kuliah yang dibenci, yang juga memiliki dosen favorit dan dosen yang baru liat wajahnya aja udah bikin mules, bikin males masuk.

Gify melirik jam tangan kulit mungil yang telah setia melingkari pergelangan tangannya selama tiga tahun, lalu menatap pada dosen yang sedang asik menjelaskan di depan tanpa tahu sudah berapa banyak mahasiswanya yang gugur, ada yang menelungkupkan kepalanya dan asik dengan dunia mimpi, ada yang mengangguk-angguk seolah mengerti dengan penjelasan modul hari ini, padahal nyatanya ia sedang mengangguk mengikuti irama dari headsetnya. Sedang dua gadis di belakangnya sibuk bergosip ini itu, dari seputar dosen yang mengajar hari ini, sampai dosen muda yang katanya sudah menjalani ta'aruf dengan mahasiswa fakultas sebelah sehingga menimbulkan efek samping parah, patah hati berjama'ah sekampus.

Yang pada awalnya ia tampak tak peduli bahkan terkesan risih dengan kebiasaan gadis-gadis itu, kini telinganya mulai menajam saat dua gadis itu mulai menyebut nyebut nama seseorang.

"Ih bener emangnya Dafrion bakal main sama Naira?"

"Uwaa yang bener gue dukung banget kalo Dafrion sama Naira."

"Ih engga ihh, Dafrion gue cocoknya ya sama gue."

"Tapi Naira cocok kok sama Dafrion, ganteng sama cantik, fix cucok."

Pikiran gadis itu jadi melayang hilang entah kemana kantuk yang tadi menyerangnya. Pikirannya mengangan-angan tentang artis muda yang sedang naik daun itu. Naira adalah artis muda pendatang baru yang mulai tenar akibat unggahan videonya menyanyi di youtube, yang ternyata memiliki segudang talenta lain seperti menari dan berakting. Sedang Dafrion adalah artis yang memulai debutnya sejak keluar sebagai pemenang sebuah ajang menyanyi, lalu menjadi model dan banyak menerima tawaran bermain peran baik sinetron maupun film. Pasangan yang cocok? Tentu bila mendengar pertanyaan ini, dalam sekejap orang-orang akan menjawab 'Ya, cocok banget' lalu bagaimana dengan dirinya yang selayaknya remahan keripik di kaleng 'koko guan', ini bukan negeri dongeng yang dulu sering dibacanya.

Obrolan mereka terus berlanjut seru, memang tidak ada habisnya kalau sudah membicarakan Dafrion, dan Gify pun sudah hilang entah ke mana konsentrasinya untuk mendengarkan materi hari ini, ia lebih memilih menarik novel dari tas selempangnya dan tenggelam dalam kisah romansa di dalamnya. Peduli amat deh sama dosen yang masih sibuk bercuap-cuap tentang macam-macam bentuk komunikasi di masyarakat yang menjadi topik utama di perkuliahan hari ini, dia hanya berharap ada satu teman seangkatannya yang mencatat materi hari ini dan bersedia membagi catatannya di grup angkatan.

***

Di sudut kantin Fakultas Ilmu Komunikasi seorang wanita tampak duduk dengan pandangan datar tak lupa dengan mulutnya yang masih menempel di sedotan milk shake, mulutnya yang mengerucut karena tak berhenti menyeruput milk shake favoritnya berharap panas terik di siang ini bisa meredakan teriknya mentari yang terlalu bersemangat bertugas hari ini, sampai sampai rasanya kepala jadi pening seketika saat terpapar sengatannya. Walau bukan hanya cuaca yang kini membuat otaknya panas, tapi pembicaraan dua gadis di perkuliahan tadi pagi masih terbayang bayang di otaknya, jujur saja ia sedang resah.

Gify menghela napas saat tak sengaja melirik akun chattingnya, tak ada satu pun notifikasi masuk yang ia harapkan, lima pesan yang hari ini ia kirim belum mengeluarkan tanda 'read', bahkan sepuluh pesan yang ia kirim tadi malam pun bernasib sama, itu artinya lima belas pesannya belum juga terbaca oleh si penerima, apakah ia sesibuk itu untuk sekadar membuka aplikasi yang banyak menawarkan sticker lucu berbayar itu.

"Hayo lagi ngapain nih anaknya pak dokter manyun aja," Gify hanya mendelik saat melihat sahabatnya yang masih tampak segar duduk di depannya sambil memakan kentang goreng yang sebenarnya pesanan miliknya.

"Udah ga kuliah tadi pagi, sekarang makan kentang goreng gue, hebat ya lo Revia Harsa, gue kasi tahu Om Harsa abis lo," gadis chubby yang merupakan sepupu jauhnya sekaligus sahabatnya kini terbatuk batuk dihadapannya pun segera menarik milk shake dihadapannya dan berusaha meredakan batuknya, dan tentu saja itu juga minuman milik Gify. Melihat mata sahabatnya yang semakin tajam dan bibir yang sudah ketara sekali maju, Revia hanya mampu menampilkan cengiran khasnya beserta kedua jarinya menyatakan tanda damai alias 'peace'.

"Heheh sorry Fy lagian lo frontal banget ngomongnya, kalo gebetan gue denger gue bolos gimana? Bisa dicampakkan gue, mana bawa bawa Baginda Papa lagi," ujarnya sambil ingin melanjutkan menyeruput milk shake milik Gify namun dengan sigap diambil alih kembali oleh sang pemilik sah milk shake itu.

"Beli sendiri," ketus Gify yang membuat gadis chubby dihadapannya hanya mengedikkan bahu.

"Lagian gue udah tau yang ngajar Bu Riska yang udah pasti kelasnya ngebosenin pake banget, dari pada gue ntar di usir secara tak hormat mending gue cabut kan?"

"Terus menurut lo cabut itu jalan yang hormat?" Revia hanya tertawa mendengar pertanyaan retoris sahabatnya itu, ia tahu sahabatnya ini hanya tak ingin dirinya jadi mahasiswa yang malas dan hanya bermain-main, Gify tak ingin lulus sendiri nanti dari sini, ia ingin masuk ke fakultas ini bersama dan keluar pun harus bersama, artinya Revia harus lebih rajin kan, jangan banyak mengoleksi alfa.

"Iya sorry ga lagi deh, tapi nanti lo jelasin gue ya materi tadi kalau perlu gue minjem catatan lo ya sahabatku tertjincahhh,"

"Najis denger suara sok imut lo, lagian gue ga nyatet tadi," langsung saja gadis chubby terbelalak sejak kapan sahabatnya yang rajin ini jadi pemalas, yang hanya masuk dan menerima materi masuk telinga kanan keluar kiri, ga ada mencatat sama sekali, bukannya Gify sendiri yang pernah bilang ilmu itu bagai hewan liar, dan mencatat adalah tali agar ilmu itu ga pergi kemana-mana ya haruns nyatat.

Melihat ekspresi Revia, Gify tahu sahabatnya itu bingung dengan kelakuannya hari ini, jujur saja ia pun tak tahu ia kacau hari ini karena orang itu, Gify tidak tahu bagaimana bisa mendengar orang itu dibicarakan bisa begitu mengganggunya, biasanya ia akan berusaha biasa saja tapi kali ini ia merasa resah, apa karena belum mendengar kabar darinya dari seminggu yang lalu?

"Gara gara dia ya?" tanya Revia telak tak tampak wajah jenaka di wajahnya, gadis itu mulai serius.

"Udah seminggu ini masih belum hubungin lo? Perlu gue DM IG nya biar peka?" Gify hanya meringis sampai menggeleng masalah ini tak perlu menarik orang lain, ini kan masalahnyanya dengan orang itu.

"Mungkin dia masih sibuk, bahkan sebelumnya kita pernah ga contact sampai setengah bulan," ucap Gify santai namun senyumnya pahit. Revia hanya menghela napas ini pilihan Gify ia tak bisa memaksa atau memengaruhi, ia hanya akan berusaha mendukung dan mensupport gadis itu kala jatuh.

"Gue tahu kok dia sangat amat cinta sama lo Fy, dan gue harap waktu dan kondisi ga merubahnya, karena gue tahu perasaan lo ga pernah berubah ke orang itu."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (39)
  • M_ercy

    Cover nya menarik sumpah!!

  • markT

    Good

  • debora79

    @suga_mahendra ajak cewe lo baca ini

  • debora79

    Cerita ini recomended banget! keren deh pokoknya, cover nya jg unyu. Apalagi si Sean Macan Unyu nya cerita ini

  • debora79

    Nikahnya sama Sean aja dah. Enggak perduli sama seperangkat roti sobek'y kang Danil

  • suga_mahendra

    Mudah di pahami karena bahasa tidak baku. Dan Sean bisa jadi panutan qu nii hehe :) gua yg cowo aja bisa baper apalagi cewe gua nanti kalo udah punya

  • dirgamahesa

    Seru!! Bahasanya asik
    Kisahnya jg menarik. Pokoknya i like it

  • ava_sanders

    So dope!!!!

  • meka245

    Nyesek moment : ketika lu udah susah payah buat dapetin cinta tuh cwek tapi dia malah nikah 'y sama org lain. Sedep bener dah!! Semangat Sean tunggu cwek lu di surga. Kalo perlu jemput duluan tuh biar kgk jd nikah. Truz ganti judul "jodoh akhirat"

  • Heathers

    I love Sean Andersons more than Kang Daniel

Similar Tags
Dia yang Terlewatkan
9      9     0     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Enigma
50      42     0     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Kamar Nomor Sepuluh
9      9     0     
Short Story
Riana: Ada yang aneh dengan Dokter Nathan. Bukan, bukan hanya Dokter Nathan, tapi juga kamar itu.. Kamar nomor 10. Gina: Aku tidak suka melihatnya seperti ini. Nathan tidak boleh masuk ke kamar nomor 10 lagi! Apa sebenarnya rahasia di balik kamar nomor 10? Bagaimana kamar itu menghubungkan antara masa lalu dan masa kini, antara Riana, Nathan, dan Gina?
CINTA DALAM DOA
60      40     0     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
Me & Molla
6      6     0     
Short Story
Fan's Girl Fanatik. Itulah kesan yang melekat pada ku. Tak peduli dengan hal lainnya selain sang oppa. Tak peduli boss akan berkata apa, tak peduli orang marah padanya, dan satu lagi tak peduli meski kawan- kawannya melihatnya seperti orang tak waras. Yah biarkan saja orang bilang apa tentangku,
3600 Detik
67      42     0     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
The Past or The Future
9      9     0     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Luka Adia
27      22     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Little Spoiler
51      41     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Cinta Venus
9      9     0     
Short Story
Bagaimana jika kenyataan hidup membawamu menuju sesuatu yang sulit untuk diterima?