Read More >>"> Hunch (BAB 14 Second Hunch) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hunch
MENU
About Us  

Para manajer Hunan Academy, calon aktor pemeran utama, penulis, dan editor berdiskusi selama hampir dua jam diselingi dengan makan dan minum beer. Dengan penuh pertimbangan dan argumentasi, mereka semua akhirnya sepakat untuk mulai melaksanakan shooting untuk film Colorful Day bulan depan. Sierra dan perwakilan dari Hunan Entertaiment menandatangani berlembar-lembar kertas yang berisi perjanjian kontrak yang akan berlaku dalam proses produksi film Colorful Day.

               

"Pertama-tama, aku bersulang untuk Nona Li atas kesediaannya bekerja sama dengan kami untuk produksi film Colorful Day ini," ujar Tuan Zhao. Ia menuangkan beer ke dalam gelas Sierra dan mereka pun bersulang, seperti kebiasaan orang-orang Beijing setelah usai membuat kesepakatan.

"Terima kasih juga, Tuan Zhao. Yang bersedia mengadaptasi tulisan saya yang absurd ini," sahut Sierra dengan bercanda.

Dan acara minum-minum pun dilakukan hingga larut malam. Sierra hanya minum sedikit beer  sebagai unjuk rasa hormatnya kepada para manajer Hunan Entertaiment. Selain itu, Sierra hanya meminum jus jeruknya karena ia tidak ingin mabuk di hadapan orang-orang penting seperti ini.

Ketika waktu telah menunjukkan pukul 01.00 a.m., satu persatu dari mereka mulai pulang dalam keadaan mabuk. Editor Sierra, Nona Wang juga sudah pulang. Namun, entah kenapa Sierra masih ingin berada di restoran ini.

Pintu ruangan VIP itu terbuka, dan ia bisa melihat banyak pasangan yang sedang berkencan di malam hari. Beberapa di antara mereka sedang berbincang santai sambil memakan camilan ringan, ada yang sedang menari dan larut dalam gemerlap ruangan karaoke, dan ada pula yang sepertinya sedang bertengkar.

Sierra memperhatikan suasana itu dengan seksama, karena baginya melakukan riset lapangan seperti ini adalah sumber inspirasi paling manjur dalam menulis novelnya. Rasanya enggan kembali ke asramanya ketika mood menulisnya sedang benar-benar bagus. Sierra mengeluarkan buku catatannya dari tas ranselnya, kemudian membuat coret-coretan berantakan mengenai kerangka cerita yang akan dikembangkannya setelah tiba di asrama nanti.

"Euh… kejam sekali mereka meninggalkanku sendirian di sini…" terdengar suara Dylan dari ujung meja. Sierra yang sedang asyik menulis sedikit terlonjak karena tiba-tiba mendengar suara Dylan. Sejak tadi ia benar-benar merasa bahwa ia sendirian, rupanya Dylan sedang tertidur pulas di sudut lain meja, dan ia baru saja bersuara kali ini.

"Haha… tapi kau tidak akan meninggalkanku, kan Sierra? Haha… aku tahu itu," Dylan berkata-kata dengan sangat kacau. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berusaha menghampiri Sierra. Sierra segera memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel dengan cekatan. Ia kemudian segera memapah Dylan yang berjalan sempoyongan.

"Dylan, kau benar-benar mabuk. Bisakah kau duduk terlebih dahulu?" ujar Sierra sambil menarik salah satu kursi dan mendudukkan Dylan di kursi tersebut. "Aku akan memanggil taxi untuk menjemput kita di sini."

Euh… aku harus membawanya keluar dulu baru aku dapat mencegat taxi. Dan lagi… aku akan mengantarnya ke mana? Pikir Sierra bingung. Akhirnya ia mengguncang-guncangkan tubuh Dylan dengan kasar, dengan harapan Dylan akan bangun dan sadar.

"Oi… kau ingin aku mengantarmu ke mana?" ujar Sierra ketus.

Dylan membuka matanya sedikit. Sierra hampir-hampir bahagia karena tadinya ia pikir caranya itu berhasil, namun ternyata jawaban yang diberikan Dylan tidak seperti yang diharapkannya.

"Bawa aku ke mana? Bawa aku ke dalam ceruk hatimu yang terdalam dan aku akan tidur dengan nyaman di dalamnya," ujar Dylan.

"Huft… bajingan!" sahut Sierra sambil menendang kaki kursi yang Dylan duduki. Namun, siapa sangka ternyata di balik sikapnya yang berpura-pura marah itu, ternyata dalam hatinya Sierra merasa tersipu malu. Hmm… mungkin sebaiknya aku mengantarkannya ke hotel saja.

 

Sierra yang sedang memapah tubuh Dylan merasa semangatnya kembali berkobar ketika ada taxi yang melewati jalanan tersebut. Sierra melambai-lambaikan tangannya dengan bersemangat untuk mencegat taxi tersebut. Setelah taxi tersebut berhenti di depan mereka, Sierra membuka pintu belakang kemudian melemparkan tubuh Dylan di kursi belakang. Setelah itu, ia duduk di kursi depan di samping supir.

"Bawa kami ke hotel yang terdekat dan termurah di sini," kata Sierra singkat. Maka kemudian taxi pun melaju dengan kecepatan normal menuju Hotel Wangfujing.

***

Punggung Sierra rasanya telah begitu sakit setelah memapah Dylan dari lantai satu hingga kamar Hotel Wangfujing di lantai 13. Yeah… memang ada lift, namun Sierra tak sekuat itu untuk menahan tubuh seorang pria muda.

Sret… Sierra menggesekkan kartunya untuk membuka pintu kamar hotel. Setelah sampai di sisi tempat tidur, Sierra segera melemparkan tubuh Dylan ke atas spring bed. Rasanya ia telah membuang semua beban hidupnya dengan melemparkan tubuh Dylan ke atas kasur. Eah… punggungku dapat diluruskan sekarang, gumam Sierra sambil meregangkan otot-ototnya.

Sierra melirik cara tidur Dylan dan berkacak pinggang melihatnya. Sierra segera memperbaiki posisi tidur Dylan sedikit, kemudian menyelimuti tubuhnya dengan lembut. Namun tiba-tiba, tangan Dylan mencengkeram pergelangan tangan Sierra dengan erat.

"Jangan pergi…" erang Dylan tak jelas, namun Sierra masih dapat mendengarkan dengan pasti apa yang dikatakannya.

Tanpa disangka, seketika itu juga, memori peristiwa yang tersimpan di otaknya selama beberapa tahun terakhir ini seperti diputar kembali dengan kecepatan tinggi. Kelebatan-kelebatan bayangan orang yang berlalu lalang, ramainya lalu lintas, suara hantaman angkutan kota yang menabrak, dan satu persatu orang yang menindihnya ditolong.  Hingga akhirnya tinggal ia sendirian di dasar angkutan itu, kemudian seorang pria – yang tak diketahuinya – menarik pergelangan tangannya dengan lembut supaya ia dapat keluar dari angkutan itu. Kemudian pria tersebut menggendongnya masuk ke ambulans, dan setelah itu pria tersebut tak pernah muncul lagi di hadapan Sierra.

"Hhh… apa yang kupikirkan barusan?" ucap Sierra. Ia terduduk di atas kasur, di samping Dylan tertidur. Jemari-jemari Dylan masih memegangi pergelangan tangannya dengan erat, dan tanpa Sierra sadari keringat dingin mulai menetes dari keningnya. Dengan tangannya yang bergetar hebat, Sierra mengeluarkan sebuah kalung yang terbuat dari manik-manik kayu dari tasnya. Ia meremas-remas benda tersebut dengan perasaan gelisah, dan kemudian pandangannya beralih kepada Dylan yang sedang tertidur tenang. Perlahan-lahan, Sierra mendekatkan wajahnya ke arah leher Dylan, dan berusaha memeras ingatannya mengenai bagaimana persisnya bentuk leher pria yang menolongnya saat itu.

"Eerrgh… mengapa aku tak bisa mengingat sedikitpun?" keluh Sierra dengan rasa penyesalan yang besar. Semestinya saat itu ia memperhatikan dengan jelas satu-satunya objek yang dapat membantunya mencari pria yang menolongnya tempo dulu.

***

Dylan yang mabuk merasakan keberadaan Sierra yang tak jauh darinya. Ia membuka matanya sedikit, untuk melihat di mana Sierra berada saat itu. Ia hampir saja melonjak kaget ketika dilihatnya kening putih gadis itu berada tak jauh dari dagunya, namun untung saja ia tetap berhasil untuk menguasai diri dan tak bergerak sehingga Sierra tak menyadari bahwa Dylan sudah bangun.

"Eerrgh… mengapa aku tak bisa mengingat sedikitpun?" Dylan mendengar dengan jelas keluhan gadis itu. Ia membuka sedikit matanya supaya ia dapat melihat apa yang dilakukan gadis itu. Terlihat Sierra sedang mengacak-acak rambutnya sendiri seperti orang yang sedang frustasi. Masalah apa lagi yang sedang dihadapi oleh gadis tersebut?

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (27)
  • aisalsa09

    Biasanya remaja hits now pake latar Korea, tapi ini China. Suka. Smua aku suka sih, yg penting mah baca novel dan nonton drama, wkwk

    Comment on chapter BAB 4 Lost Due to Hurry
  • NinaKim

    Bagus ceritanya, aku suka. Kalimat yang digunakan juga enak untuk dibaca, dan tidak kaku. Semangat ya, semoga menang

    Comment on chapter BAB 2 Meeting With Old Classmate
  • Jpriscilla

    Cool. Gayanya kayak K-Fiction versi C-Drama gituuu... Suka konsepnya. Grammarnya juga matang. Semoga menang, yaaa

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • Laniwati

    Good job kita lanjut Bab berikut
    Sampai jumpa di bab berikutnya

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • dsantoso78

    Bagus, ceritanya ringan dan mudah dipahami

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • rara_el_hasan

    suka.. suka.. masuk list baca

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • dede_pratiwi

    Dylan jd inget film f4 2018. Xixixixi. Suka latar belakang novelnya. Fighting

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
Similar Tags
THE HISTORY OF PIPERALES
17      8     0     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Petualang yang bukan petualang
10      1     0     
Fantasy
Bercerita tentang seorang pemuda malas bernama Ryuunosuke kotaro yang hanya mau melakukan kegiatan sesuka kehendak nya sendiri, tetapi semua itu berubah ketika ada kejadian yang mencekam didesa nya dan mengharuskan dia menjadi seorang petualang walupun dia tak pernah bermimpi atau bercita cita menjadi seorang petualang. Dia tidaklah sendirian, dia memiliki sebuah party yang berisi petualang pemul...
Kenzo Arashi
20      9     0     
Inspirational
Sesuai kesepakatannya dengan kedua orang tua, Tania Bowie diizinkan melakukan apa saja untuk menguji keseriusan dan ketulusan lelaki yang hendak dijodohkan dengannya. Mengikuti saran salah satu temannya, Tania memilih bersandiwara dengan berpura-pura lumpuh. Namun alih-alih dapat membatalkan perjodohannya dan menyingkirkan Kenzo Arashi yang dianggapnya sebagai penghalang hubungannya dengan Ma...
ARABICCA
20      5     0     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...
Arini
11      4     0     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
Reminisensi Senja Milik Aziza
11      7     0     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Neighbours.
31      9     0     
Romance
Leslie dan Noah merupakan dua orang yang sangat berbeda. Dua orang yang saling membenci satu sama lain, tetapi mereka harus tinggal berdekatan. Namun nyatanya, takdir memutuskan hal yang lain dan lebih indah.
Everest
26      10     0     
Romance
Yang kutahu tentangmu; keceriaan penyembuh luka. Yang kaupikirkan tentangku; kepedihan tanpa jeda. Aku pernah memintamu untuk tetap disisiku, dan kamu mengabulkannya. Kamu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga hatiku untukmu, namun aku mengingkarinya. Kamu selalu mengatakan "iya" saat aku memohon padamu. Lalu, apa kamu akan mengatakannya juga saat aku memintamu untuk ...
Dinding Kardus
87      28     0     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
Breakeven
46      25     0     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...