Read More >>"> SiadianDela (Last) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SiadianDela
MENU
About Us  

Malam Sabtu itu semua hal didunia ini mengecewakan Rendi bahkan Rendi juga menggangap Tuhan sudah mengecewakannya. Rendi bangun dengan mata kosong memandang Dela dari kejauhan, melangkahkan kakinya yang tidak terasa sakit namun mungkin sudah patah dan dilumuri darah. Rendi berusaha sekuat tenaga untuk menahan perih matanya yang ingin meneteskan air mata agar terlihat kuat.

            “del… del… maafin gue del, sumpah del, maaf.” ucap Rendi dengan pelan dari mulutnya sambil memangku kepala Dela dan sontak air mata Rendipun pecah dan Rendi menangis sejadi-jadinya.

            “Dela, Dela, lihat gue Del. Buka matanya Sayang. Dela.” Teriak Rendi sambil memegang wajah Dela dipelukannya dan menggengam tangannya. “Del please jangan sekarang sayang please jangan sekarang loe dah janji sama gue Dela.” Rendi hanya berkata-kata yang tidak jelas yang sudah pasti tidak didengar oleh Dela sampai akhirnya Rendi mencoba mencari pembuluh darah Dela dan menghitung pernafasannya, namun sia-sia karena kepanikannya.

            “dimana? Dela... sadar please.” Ucap Rendi sambil mencoba mencari denyut nadinya di tangannya dan melihat jam tangannya yang bergetar. “Aghhh.... bangsat...” Rendi frustasi dan memaki-maki dirinya sendiri. Rendi hanya memeluk Dela sampai akhirnya sekitar 15 menit kemudian ambulans datang dan langsung membawa Dela ke Rumah Sakit.

            Sepanjang perjalanan Rendi hanya menggenggam tangan Dela tanpa berkata apa-apa, perasaannya seperti hambar, tidak tau apakah itu hancur, masih ada atau sudah mati. Pikirannyapun seperti tidak bekerja,  hanya diam dan kosong.  Sesampainya di rumah sakit Delapun diturunkan dari ambulans dan disaat itujuga lah Rendi terjatuh dan tidak sadarkan diri karena kehabisan banyak darah dan ikut dirawat di Rumah sakit tersebut.

            Selasa ini aroma udara sangat menyegarkan, hujan rintik-rintik sukses membasahi daun-daun dan memberi kesejukan di kota yang panas ini, tidak banyak yang terjadi setelah kecelakaan Rendi dan Dela, berita itu seakan lenyap dan tak ada yang membahas, bahkan sepertinya tidak pernah terjadi. Sampai hari ini Rendi belum sadar dari masa kritisnya, luka yang dialaminya cukup parah, kaki kanannya patah dan harus diberi pen, dan terdapat luka sayatan disepanjang pahanya. Rendi dirawat di rumah sakit yang terletak didekat rumahnya agar keluarganya tidak terlalu jauh menjaganya, Rendi dipindahkan pada hari senin kemarin.

            “tante, tangan Rendi bergerak.” Ucap Yuna yang selalu setia disamping Rendi mulai Rendi dirawat sambil memencet tombol call room untuk memanggil dokternya.

            “apa? Rendi. Ohh Terimakasih Tuhan” ucap Riana sambil mengelus-elus pipi Rendi dengan ekspresi yang sangat bahagia namun air mata tetap mengalir di pipinya. Mata Rendipun perlahan mulai terbuka dan langsung ditangani dokter.

            “DELA.” kata pertama yang diucapkan Rendi dan langsung membuatnya ingin berdiri namun apa daya kaki tak sampai.

            “dok gimana keadaan Dela?” Tanya Rendi dengan sangat khawatir.

            “Dela? Siapa Dela?” ucap dokter tersebut. “okay Rendi keadaan kamu sudah membaik, kamu cukup istirahat dan perawatan untuk kesembuhan kaki kamu. Saya permisi bu Riana.” Ucap Dokter dengan sopan sambil permisi keluar.

            “terimakasih dok.” Balas Riana dan mengantar dokter ke pintu ruangan Rendi.

            “halo Rendi.” Sapa Yuna sambil mendekati tempat tidur Rendi.

            “Yun, ini dimana?” Tanya Rendi.

            “Di rumah sakit, di Jakarta.” Ucap Yuna.

            “Gue di Jakarta. Dela dimana?” Tanya Rendi lagi.

            “Rendi mama minta tolong jangan sebut nama gadis itu disini.” Ucap Riana.

            Rendi hanya diam dan mencoba mencari handphonenya. Rendi sangat malas ketika harus berdebat dengan ibunya tentang Dela. Mungkin sekarang ibunya pasti menganggap semua yang terjadi ini di sebabkan oleh Dela.

            “handphone gue dimana?” tanya Rendi dengan suara pelan.

            “owhh ini.” Yuna memberikan handphone yang diambil dari tasnya.

            Rendi tak membahasnya dan Rendi menyalakan handphonenya dan langsung saja wajah Dela yang terpampang dilayar hpnya, Dela yang sangat cantik ketika tersenyum tapi yang masuk kepikiran Rendi adalah bayangan wajah Dela ketika kecelakaan, yang dimana berlumuran darah dan karena pecahan kaca. Rendi langsung menghubungi Dela dan nomor Dela tidak aktif. Rendi menghubungi Tara.

            “hallo” ucap Rendi.

            “ngapain loe hubungin gue?” Tanya Tara langsung.

            “gimana keadaan Dela, Ra?” Tanya Rendi pelan.

            “hah?” Teriak Tara dibalik telepon yang menyebutkan segala kata-kata kotor dan sumpah serapah yang tertuju pada Rendi.

            “loe banci yah Ren, lari. Haha ga habis pikir gue. Gue bakal bunuh lo, kalo lo muncul dipandangan gue Ren.” Ucap Tara mengakhiri teleponnya.

            Rendi masih kebingungan dengan semua yang diucapkan Tara, dan Rendi kembali menghubungi Figo.

            “halo Figo ini gue Rendi, gue mau nanya gimana keadaan Dela.” Tanya Rendi.

            Tutt… panggilan dimatikan. Riana mengambil handphone Rendi secara langsung dari telinga Rendi dan mematikan hpnya.

            “dokter nyuruh kamu istirahat Rendi, bukan mau sibuk sama hp kamu.” Ucap Riana.

            “mam…please mah.” Ucap Rendi pelan dan memohon.

            “mama pergi dulu, Yuna kamu jagain Rendi dulu yah.” Ucap Riana dan langsung pergi dan meletakkan hp Rendi diatas meja.

            “Yuna tolong ambilin hp gue.” Ucap Rendi.

            “kata tante Riana lo istirahat.” Ucap Yuna.

            “lo yang ambilin atau gue yang ambil sendiri.”

            “ihh. Loe mau ngapain sih? Mau nyari Dela, Dela dah mati.” Ucap Yuna dengan kesal.

            “ya udah ambilin hp gue dulu.” Ucap Rendi lagi, Rendi masih terlalu lemah untuk berdebat hal yang ga penting dengan Yuna.

            Akhirnya Yuna memberi handphone tersebut dengan kesal dan cemas, dan langsung saja Rendi menghubungin Figo.

            “Figo. Dela dimana?” Tanya Rendi.

            “mungkin di surga, tapi neraka juga mungkin, dosa dia banyak.” Ucap Figo santai.

            “go, gue serius.” Ucap Rendi cemas.

            “hahhahha loe mau apasih Ren, emang kurang apa Dela ngabisin hidupnya 5 tahun sama loe? Loe bisa datang ke makam keluarga dia.” Ucap Figo dan langsung mematikan hpnya.

            Rendi terdiam dan seperti terperangah tidak jelas. Dan mencoba menghubungi Donny

            “ga mungkin Dela sanggup ninggalin gue, ga mungkin.” Ucap Rendi.

            “halo, ini siapa?” ucap Donny.

            “loe ga simpen nomor gue?” ucap Rendi bingung.

            “what? Ini Rendi? Loe nomor baru? Btw Ren, keadaan loe gimana?”

            “gue baik-baik ajah”

            “gue turut berduka cita Ren, gue harap loe cepat move on, dan cepat sembuh.”

            “maksud loe, turut duka cita buat siapa?”

            “Ren, Dela udah ga ada. Gue gak tau loe tau apa enggak. Kemarin Dela meninggal di rumah sakit dan lo dibawa ke Jakarta.”

            “hahaha please deh gue disini dah pait banget Don.” Ucap Rendi dengan senyuman pahit.

            “maaf bro, tapi loe harus tau keaadan. Dela dah ga ada. Gue harap loe jangan nyalahin diri loe sendiri.” Ucap Donny. Rendi hanya terdiam dan tak bisa berkata-kata lagi, Rendi langsung teriak dan melemparkan hapenya ke dinding kamarnya membuat Yuna terkejut, lalu memilih untuk memejamkan matanya. Menahan air mata yang mulai muncul di pinggiran matanya.

            “I have no reason to live”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Story
6      6     0     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
Pertualangan Titin dan Opa
72      45     0     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Thantophobia
29      19     0     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Alicia
29      17     0     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
Sekotor itukah Aku
4      4     1     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Mamihlapinatapai
94      55     0     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.
She's (Not) Afraid
39      20     0     
Romance
Ada banyak alasan kecil mengapa hal-hal besar terjadi. Tidak semua dapat dijelaskan. Hidup mengajari Kyla untuk tidak mengharapkan apa pun dari siapa pun. Lalu, kehadiran Val membuat hidupnya menjadi lebih mudah. Kyla dan Val dipertemukan ketika luka terjarak oleh waktu. Namun, kehadiran Sega mengembalikan semua masalah yang tak terselesaikan ke tempat semula. Dan ketika kebohongan ikut b...
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
20      12     0     
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya. Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung. Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
Dolphins
19      11     0     
Romance
Tentang empat manusia yang bersembunyi di balik kata persahabatan. Mereka, seperti aku yang suka kamu. Kamu yang suka dia. Dia suka sama itu. Itu suka sama aku. Mereka ... Rega Nicholando yang teramat mencintai sahabatnya, Ida Berliana. Namun, Ida justru menanti cinta Kaisal Lucero. Padahal, sudah sangat jelas bahwa Kaisal mengharapkan Nadyla Fionica untuk berbalik dan membalas cintanya. Sayan...
It Takes Two to Tango
4      4     0     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...