Read More >>"> Bertemu di Akad (Rumahnya) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bertemu di Akad
MENU
About Us  

Setelah mengucapkan salam, pak Andre masuk ke mobil dan aku melihat mobilnya hingga menghilang di jalan besar baru aku masuk kembali ke rumah. Cangkir dan piring aku bereskan sebelum aku masuk ke kamar ibu yang dimana sudah ada kakakku dan adikku.

 

"Gimana bu, mas?"

 

"Orangnya sopan dan ramah. Itu baru kesan pertama mbak, jadi ibu belum bisa berkomentar apa-apa."

 

"Kalian ngobrol apa saja tadi?" tanya kakakku.

 

"Dia bilang ingin hubungan ini berjalan lancar."

 

"Ya sudah, itu keputusanmu. Kamu yang menjalani, kamu harus tanggung juga akibatnya. Pesenku cuma satu, jangan pernah mau kalau diajak keluar sebelum dia minta ijin ibu atau aku. Ngerti?" wanti-wanti kakakku.

 

"Ciap bos!"

 

Setelah itu minggu pertama dan kedua kenalan kami, pak Andre sering main ke rumah atau lebih tepatnya mengunjungi ibu dan kakak saat hari minggu. Beliau lebih banyak mengobrol dengan keluargaku dibandingkan denganku. Sms dan telfon jarang sekali kami lakukan. Memang kami sepakat untuk mengurangi intensitas komunikasi.

 

Minggu ketiga, pak Andre datang kerumah dan minta ijin ke kakakku dan ibu untuk mengajakku keluar. Beliau ingin mengajakku liburan dengan jalan-jalan di sekitar Surabaya, karena pak Andre tahu bahwa liburanku hanya aku habiskan di rumah saja. Ibu dan kakak pun mengijinkan. Pak Andre benar-benar mengerti, ia membawa mobil sehingga mengurangi sentuhan jika memakai motor akibat dari berboncengan. Di mobil aku bertanya, pak Andre akan mengajakku kemana. Beliau hanya tersenyum. Kulihat jalanan, ini seperti jalan menuju kampusku dulu. Seperti yang aku duga, ia mengajakku ke kampusku dulu yang juga kampusnya dulu saat mengambil jenjang S2.

 

"Jurusan Fia dan jurusanku bertetangga kan?" Katanya saat keluar dari mobil, beliau memarkir mobil di jurusan lamaku. Sepi karena memang sedang masa libur kuliah.

 

"Iya, gedung manajemen teknik kan di seberang itu." Aku menunjuk ke arah di balik parkiran motor.

 

"Nggak nyangka ya." Aku tersenyum dan mengangguk. Kami berjalan menyusuri jalan setapak keluar dari parkiran mobil. "Setelah lulus, Fia nggak pernah kesini lagi?"

 

"Masih kesini dengan teman-teman, tapi setelah dapat kerja dan aku kuliah lagi jadi jarang."

 

Kami memutuskan berjalan menuju ke arah perpustakaan, sampai di perpustakaan kami memilih duduk-duduk di luar yang biasa di sediakan untuk tempat belajar mahasiswa. Kami sama-sama bercerita tentang suka duka belajar di kampus ini dulu. Sejam lebih kami ngobrol di depan perpus, memang tak ada yang menandingi cerita masa lalu tentang kehidupan di sekolah maupun kampus hingga tak lama kemudian hp pak Andre berbunyi tanda sms masuk. Ia membacanya sebentar lalu meletakkan lagi di meja.

 

"Fia nggak laper atau haus?"

 

"Sedikit haus, tapi kantin dalam pasti tutup." Kataku menoleh kearah dalam perpus.

 

"Kalau misalnya kita kerumah gimana?"

 

"Maksud bapak kerumah bapak?" tanyaku tak percaya.

 

"Iya, ibu baru sms bilang kalau makan siang sudah siap, dan rumahku kan tak jauh dari sini. Gimana mau?"

 

Duh, kenapa pak Andre dadakan sih ngomongnya? aku masih belum siap ketemu keluarganya.

 

"Gimana Fia?" memandangku lekat. Aku pun mengangguk pelan dan menunduk. Pak Andre tersenyum dan berdiri. "Ayo!"

 

"Bentar pak, boleh ke toilet sebentar? Nanti aku akan menyusul ke parkiran."

 

"Oke, akan aku tunggu di mobil." Aku berjalan menuju toilet perpus. Ku basuh tanganku sambil berkaca. Mengecek wajah dan pakaianku. Normal. Setelah mengatur nafas beberapa kali untuk menenangkan diri, aku keluar dari toilet.

 

Aku berjalan ke parkiran, pak Andre bersandar di pintu mobil sambil megang hp. Aku melihatnya, begitu tampan, pertanyaan itu kembali lagi ke pikiranku.

 

Apa aku pantas?

 

Pak Andre membukakan pintu untukku dan kami langsung menuju rumahnya. Benar saja hanya membutuhkan waktu 10 menit dari kampus ke rumah pak Andre. Selama di perjalanan aku hanya memandang keluar dan diam. Pak Andre memarkir mobilnya di depan sebuah rumah lantai dua dengan pagar besi hitam.

 

"Jangan gugup, cuma ketemu ibu dan kakakku." Pak Andre tersenyum padaku.

 

Kutarik dengan paksa bibir ini untuk membentuk senyuman, perasaan gugup semakin terasa. Aku keluar dari mobil dan mengikuti pak Andre dari belakang. Rumah berlantai dua dengan gaya minimalis cat putih dan hitam. Tentu lebih besar dari rumahku, ya mungkin karena memang ini di perumahan. Ini pertama kalinya aku ke rumah pak Andre dan bertemu orang tuanya. Di teras ada wanita paruh baya sedang duduk sambil bercanda dengan bocah yang baru bisa berjalan.

 

"Oh, itu om Andre datang!" serunya saat kami melewati gerbang.

 

Pak Andre di sambut oleh bocah tersebut lari ke arahanya, pak Andre langsung menggendongnya. Aku tersenyum melihatnya. Aku paling suka melihat laki-laki yang dapat dekat dengan anak kecil, aura kebapakannya keluar. Pak Andre asik dengan keponakannya, wanita paruh baya itu menghampiriku. Aku memandang beliau hati-hati sambil menyuguhkan senyum namun aku yakin senyumku terlihat kaku.

 

"Ah, ini yang namanya Fia??" sambil mengulurkan tangan. Aku menyambut uluran tangannya.

 

"Iya, nama saya Fia."

 

"Cantiknya, ayo kita ngobrol didalam sambil makan siang." Aku pun digiring oleh ibunya Pak Andre untuk masuk kedalam rumah.

 

Suasana rumah terasa tenang karena tak banyak perbotan jadi terlihat lebih luas serta masih didominasi oleh warna putih. Kami menuju ke ruang makan dimana letaknya berdekatan dengan kolam ikan  disamping rumah. Di ruang makan sudah ada perempuan dan laki-laki yang sedang menata meja.

 

"Akhirnya ketemu juga." Perempuan muda itu, aku rasa dia adalah kakakknya pak Andre yang menghampiriku dan cipika cipiki terhadapku.

 

Syukurlah sepertinya aku diterima baik oleh keluarga pak Andre.

 

"Ayo silahkan duduk, kita makan siang sama-sama." Ujar perempuan tadi.

 

Pak Andre duduk di sebelahku dimana didepan ku ada kakak perempuannya dan suaminya lalu ibu pak andre duduk di ujung meja. Setelah berdoa, kami memulai makan siang bersama. Kami banyak mengobrol tentang kehidupan di kampus, sesekali pak Andre juga melontarkan gurauan. Suasana begitu menyenangkan, ini tak seperti yang aku bayangkan sebelumnya.

 

"Andre kalau di kampus galak ya dek Fia?" tanya Kak Amel. Aku tersenyum sekilas.

 

"Hmmm... lebih tepatnya jaim kak." jawabku sambil melirik sekilas ke Pak Andre.

 

Memang seperti itulah kenyataannya, sebenernya sih kesan pertamaku begitu. Sok kecakepan, padahal sih emang cakep.

 

"Bukan jaim tapi berwibawa, aku kan dosen." sanggah pak Andre diikuti oleh suara tawa dari semuanya.

 

"Lagi pula Fia juga cuek dan selalu pasang wajah judes. Aku jadi bingung mau mulai ngomong." Lanjut pak Andre

 

Oh, begitu ternyata kesan pertamanya padaku tapi memang begitulah aku, topeng yang kupasang harus kuat untuk mencegah orang-orang yang ingin berbuat seenaknya padaku. Ini merupakan tips dari sahabat-sahabatku, mereka bilang aku terlalu baik hingga tak jarang waktu aku masih SMA sering dimanfaatkan oleh teman-teman yang hanya mau ambil untungnya saja. Maka dari itu selalu kupasang wajah ini.

 

"Ibu lihat Fia nggak ada tampang judes.." kata ibu pak Andre sambil memperhatikan raut wajahku. "Tapi itu bagus juga nak, jadi biar nggak ada yang ganguin kamu, termasuk anak ibu." aku tersenyum.

 

“Ibu…” sahut pak Andre. Lalu kami semua tertawa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Paragraf Patah Hati
37      11     0     
Romance
Paragraf Patah Hati adalah kisah klasik tentang cinta remaja di masa Sekolah Menengah Atas. Kamu tahu, fase terbaik dari masa SMA? Ya, mencintai seseorang tanpa banyak pertanyaan apa dan mengapa.
Kaichuudokei
66      5     0     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
BLACK HEARTED PRINCE AND HIS CYBORGS
102      24     0     
Romance
Ingin bersama siapa kau hidup hingga di hari tuamu? Sepasang suami istri yang saling mencintai namun dalam artian yang lain, saat akan reuni SMA pertama kali memutuskan saling mendukung untuk mendapatkan orang yang masing-masing mereka cintai. Cerita cinta menyakitkan di SMA yang belum selesai ingin dilanjutkan walaupun tak ada satupun yang tau akan berakhir seperti apa. Akankah kembali menya...
Aku Tidak Berlari
13      8     0     
Romance
Seorang lelaki memutuskan untuk keluar dari penjara yang ia buat sendiri. Penjara itu adalah rasa bersalahnya. Setelah bertahun-tahun ia pendam, akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan kesalahan yang ia buat semasa ia sekolah, terhadap seorang perempuan bernama Polyana, yang suatu hari tiba-tiba menghilang.
Sebuah Musim Panas di Istanbul
3      3     0     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
The Journey is Love
9      4     0     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
DEVANO
6      2     0     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Sebuah Penantian
8      2     0     
Romance
Chaca ferdiansyah cewe yang tegar tapi jauh didalam lubuk hatinya tersimpan begitu banyak luka. Dia tidak pernah pacaran tapi dia memendam sebuah rasa,perasaanya hanya ia pendam tanpa seorangpun yang tau. Pikirnya buat apa orang lain tau sebuah kisah kepedihan.Dulu dia pernah mencintai seseorang sangat dalam tapi seseorang yang dicintainya itu menjadi milik orang lain. Muh.Alfandi seorang dokt...
No, not love but because of love
16      7     0     
Romance
"No, not love but because of love" said a girl, the young man in front of the girl was confused "You don't understand huh?" asked the girl. the young man nodded slowly The girl sighed roughly "Never mind, goodbye" said the girl then left "Wait!" prevent the young man while pulling the girl's hand "Sorry .." said the girl brushed aside the you...
Error of Love
20      9     0     
Romance
Kita akan baik-baik saja ketika digoda laki-laki, asalkan mau melawan. Namun, kehancuran akan kita hadapi jika menyerah pada segalanya demi cinta. Karena segala sesuatu jika terlalu dibawa perasaan akan binasa. Sama seperti Sassy, semua impiannya harus hancur karena cinta.