Read More >>"> Intuisi (Three) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Intuisi
MENU
About Us  

Saat aku tiba di depan rumah, aku segera masuk ke dalam. Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih pada cowok yang telah mengantarkan ku pulang. Tadinya aku mau bertanya kenapa dia tahu alamat rumahku. Padahal sedari tadi aku belum memberitahunya. Tapi, tanpa aku tanya hal itu, dia memberitahuku bahwa rumahnya juga di komplek perumahan ini. Aku yang mendengarnya ber-oh saja sambil mengangguk. 

Ruangan demi ruangan aku lewati saat menuju kamar. Sepi. Sepertinya, mami sama papi belum pulang. 2 hari yang lalu  mereka meminta izin padaku untuk pergi ke Aceh. Katanya, mereka mau menemui nenek yang sedang sakit di sana. Awalnya aku diajak untuk ikut, tapi aku menolak. Tapi aku juga memberikan alasan yang logis untuk menolak permintaan mereka. Yaitu Minggu depan aku ada ujian kenaikan kelas, jadi di hari sepanjang Minggu ini aku sedang ada jam tambahan materi pada jam pertama, kedua, dan ketiga. Setelah itu bebas. Karena di Minggu ini juga ada acara classmeeting. Untungnya orang tuaku memaklumiku. Jadi, mereka tidak merasa curiga mengapa aku tidak mau ikut dengan mereka. 

Selain Rian, kedua orang tuaku juga sangat aku rindukan jika jauh dengan mereka. Dulu biasanya aku selalu cerita apapun pada Rian. Tapi sekarang aku bercerita pada keluargaku, khususnya pada mami. Baik tentang pelajaran maupun teman di sekolah. Satu kelemahan ku. Aku tidak seterbuka dulu. Dulu segala hal secara rinci pasti aku ceritakan. Tapi sekarang, aku cenderung menutup diri. Hanya sebagian kecil cerita yang aku ceritakan. Tentang Zalfa dan gengnya yang selalu membully ku, tak pernah ku ceritakan pada mami ataupun papi. Aku melakukan ini karena aku takut nantinya masalah akan semakin bertambah. Apalagi kedua orang tuaku dan orang tua Zalfa adalah teman lama. Aku tidak ingin hubungan mereka jadi retak gara-gara masalahku. Dan yang perlu kalian ketahui adalah kedua orang tuaku juga sudah mengenal Zalfa sebagai anak yang baik pada siapapun. Jadi, jika aku cerita pun mereka tidak akan percaya. 

Aku merebahkan tubuhku di kasur kamar. Aku memejamkan mata. Hingga, bayangan-bayangan tentang masa kecilku bersama Rian terlintas kembali. Dan tiba-tiba air mata telah membasahi pipiku. Isak tangisku bertambah saat bayangan Zalfa dan gengnya yang selalu membullyku terlintas di pikiranku. 

Sempat aku juga memikirkan hal yang tidak masuk akal jika aku melakukannya. Bunuh diri. Itu sempat terlintas di pikiranku akibat terlalu frustasi dengan semua yang telah terjadi. Kembali aku mengingat ucapan Rian, "Jadilah diri sendiri dan nikmatilah hidup. Nanti takdir juga akan berbalik mendukungmu". Kalimat itu adalah kalimat yang sering Rian ucapkan. Tapi, aku juga sedikit bingung akan maksudnya yang memerintahkanku untuk menikmati hidup. Emangnya selama ini aku tidak melakukannya? Entahlah. Namun itu adalah salah satu kalimat yang membawaku bangkit lagi dari keterpurukan. Walau hanya sesaat, tapi tak apa. 

Setelah mengingat ucapan Rian, tangisku sedikit kembali mereda. Dan kini aku tahu apa yang aku butuhkan. Aku hanya butuh Rian. Hanya butuh dukungan darinya dan butuh dia kembali di sampingku. 

"Aku benar-benar merindukanmu Rian. Kapan kamu kembali?" Ucapku dengan suara  parau. 

Tak lama, aku tertidur. Berharap setelah bangun aku mendapatkan yang aku cari. Walau bukan Rian, tapi yang penting adalah sedikit ketenangan dan kedamaian. 

???

Aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara lembut seseorang sambil mengelus rambut kepalaku. Dia adalah mami. Mami tenyata pulang dari satu jam yang lalu. Dia ke kamarku untuk membangunkan ku setelah selesai menyiapkan semuanya untuk makan malam. Setelah benar-benar lepas dari alam mimpi, aku bergegas mandi sebelum akhirnya bergabung untuk makan malam bareng kedua orang tuaku. Oiya, aku ini adalah anak tunggal dari keluarga ini. Mamiku bernama Karen dan papiku bernama Indiyana--digunakan untuk nama belakangku. Karena aku anak tunggal, jadi aku selalu merasa kesepian jika kedua orang tuaku pergi bekerja. Tapi beruntungnya aku bertemu dan kenal dengan Rian, yang ternyata satu komplek perumahan denganku. Sejak saat itu kami jadi dekat dan selalu bermain bersama. Aku pun jadi dekat dengan orang tua Rian. Mereka senang jika aku mau menjadi teman Rian. Karena Rian sama denganku. Anak tunggal. Sebelum aku datang di kedidupannya, ternyata Rian banyak melamun saat kedua orang tuanya sedang bekerja. 

Aku menuju meja makan. Mami dan papi sudah ada di sana. 
"Gimana sekolahnya sayang?" Ya, orang tuaku jadi sangat perhatian padaku. Walau sebelumnya mereka juga perhatian. Tapi ini beda. Mereka tahu tentang perasaanku. Perasaan kehilangan teman kecilku, Rian. Apalagi setelah mereka merasakan sifatku yang berubah. Tidak ceria dan keras kepala lagi seperti dulu. Aku yang sekarang sangatlah irit bicara. Jika ditanya, jawab. Jika tidak, diam. 
"Ya kayak biasa mi."
"Katanya Minggu depan mau UKK?" tanya papi setelah hening beberapa saat. 
"Hm" jawabku singkat. Apa adanya. 
"Kamu mau dimasukkan ke tempat les? Untuk membantu belajarmu, sayang?" 
"Gak usah pi. Di sekolah juga ada jam tambahan materi." 
"Yang semangat ya sayang? Ini makan yang banyak biar otaknya juga bisa diajak buat berpikir." Ucap mamiku sambil mengambilkan nasi dan lauk untukku. Aku yang mendengar mami mengatakan itu, hanya tersenyum. Sebenarnya, dulu setiap saat jika kami sekeluarga sedang kumpul, pasti ada saja hal yang membuat kita tertawa lepas. Ada saja cerita yang siap untuk diceritakan. Tapi sekarang, keadaan telah berubah seiring dengan perubahan sifatku yang cenderung menutup diri. Tapi aku masih bersyukur,masih mendapat kasih sayang dari kedua orang tuaku. Walau itu kurang lengkap tanpa hadirnya seseorang bagiku. Itu Rian. 

Klung! Ada satu pesan masuk. 

From : 0823xxxxxx39
Gimana keadaan Lo sekarang?"  

Aku mengernyitkan kening ku. 
Klung! Ada pesan masuk lagi. 

From : 0823xxxxxx39
Ini gue Arda. Yang tadi nganter Lo pulang.

Aku ber-oh ria. Lalu aku mengetik sesuatu untuk membalas pesannya. 
To : Arda. 
Makasih ya, tadi udah nganterin aku pulang. 
Tak lama sebuah balasan masuk. 

From : Arda. 
Sama-sama. 

Tadinya aku mau mengetik pesan lagi untuk menanyakan jaketnya yang ada padaku. Tapi, dia lebih dulu menjawab pertanyaanku sebelum aku bertanya. 

From : Arda. 
Soal jaket, Lo besok kembaliinnya langsung ke kelas gue. Kelas XII. 3. Kalo kesulitan cari gue, sebut aja nama gue. Arda. Gak usah pake embel-embel 'kak'!.

Aku mengangguk paham setelah membaca pesan yang terakhir dia kirim. Aku kembali ke kamar. Dan memeriksa jaket yang tadi Arda pinjamkan padaku. Aku menyetrikanya sebelum aku simpan jaket itu dengan baik di lemari. Yang sebelumnya aku sempat menyemprotkan sedikit minyak wangiku. Tapi, aku juga sempat bertanya-tanya saat menyadari bahwa bau minyak wangiku sama dengan jaket ini. Padahal, minyak wangi yang aku pakai adalah minyak wangi yang Rian berikan padaku. Waktu itu mami Rian yang membelikannya untukku dan untuk Rian. Katanya supaya kita tidak merasa iri. Dan minyak wangi itu adalah produksi dari perusahaan minyak wangi milik mami Rian yang ada di Jepang. Dan itu tergolong mahal dan langka di Indonesia. 

Hm, mungkin sekarang sudah tersebar di Indonesia. Aku segera menepis pemikiranku. Kembali aku sibuk dengan buku pelajaran.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 2 1 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • Irmafer

    We love Sitta

    Comment on chapter One
  • Revaa

    Lanjut thor say, wkwk

    Comment on chapter Four
  • Nida

    Lovelove

    Comment on chapter Prolog
  • Alya

    Ternyata Arda. Lovelove my hero,ups sitta'hero wkwk

    Comment on chapter Three
  • Alya

    Huh, siapa cowok itu...

    Comment on chapter Two
  • nfyhazizah

    Yang sabar ya sitta... Lovelove

    Comment on chapter One
  • Alya

    Rian kenapa pergi huh

    Comment on chapter Prolog
  • nfyhazizah

    Bikin penasaran Riannya..

    Comment on chapter One
  • risaaryani

    Greget kayak pengen gigit si Zalfa sama gengnya! Pengen nampol nih tangan. Aargh

    Comment on chapter Two
  • risaaryani

    Sittaaa????

    Comment on chapter One
Similar Tags
Taarufku Berujung sakinah
91      21     0     
Romance
keikhlasan Aida untuk menerima perjodohan dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya membuat hidupnya berubah, kebahagiaan yang ia rasakan terus dan terus bertambah. hingga semua berubah ketika ia kembai dipertemukan dengan sahabat lamanya. bagaimanakah kisah perjuangan cinta Aida menuju sakinah dimata Allah, akankah ia kembali dengan sahabatnya atau bertahan degan laki-laki yang kini menjadi im...
Secret’s
38      17     0     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
BEST MISTAKE
183      33     0     
Romance
Tentang sebuah kisah cinta yang tak luput dari campur tangan Tuhan yang Maha Kuasa. Di mana Takdir sangat berperan besar dalam kisah mereka. "Bisakah kita terus berpura-pura? Setidaknya sampai aku yakin, kalau takdir memang tidak inginkan kita bersama." -K
ketika hati menentukan pilihan
3      3     0     
Romance
Adinda wanita tomboy,sombong, angkuh cuek dia menerima cinta seorang lelaki yang bernama dion ahmad.entah mengapa dinda menerima cinta dion ,satu tahun yang lalu saat dia putus dari aldo tidak pernah serius lagi menjalani cintanya bertemu lelaki yang bernama dion ahmad bisa mengubah segalanya. Setelah beberapa bulan menjalani hubungan bersama dion tantangan dalam hubungan mereka pun terjadi mula...
Unknown
4      4     0     
Romance
Demi apapun, Zigga menyesal menceritakan itu. Sekarang jadinya harus ada manusia menyebalkan yang mengetahui rahasianya itu selain dia dan Tuhan. Bahkan Zigga malas sekali menyebutkan namanya. Dia, Maga!
Melihat Mimpi Awan Biru
28      4     0     
Romance
Saisa, akan selalu berusaha menggapai semua impiannya. Tuhan pasti akan membantu setiap perjalanan hidup Saisa. Itulah keyakinan yang selalu Saisa tanamkan dalam dirinya. Dengan usaha yang Saisa lakukan dan dengan doa dari orang yang dicintainya. Saisa akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat.
Kenangan Masa Muda
53      17     0     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
IZIN
27      9     0     
Romance
Takdir, adalah sesuatu yang tidak dapat ditentukan atau disalahkan oleh manusia. Saat semua telah saling menemukan dan mencoba bertahan justru runtuh oleh kenyataan. Apakah sebuah perizinan dapat menguatkan mereka? atau justru hanya sebagai alasan untuk dapat saling merelakan?
CAMERA : Captured in A Photo
11      5     0     
Mystery
Aria, anak tak bergender yang berstatus 'wanted' di dalam negara. Dianne, wanita penculik yang dikejar-kejar aparat penegak hukum dari luar negara. Dean, pak tua penjaga toko manisan kuno di desa sebelah. Rei, murid biasa yang bersekolah di sudut Kota Tua. Empat insan yang tidak pernah melihat satu sama lainnya ini mendapati benang takdir mereka dikusutkan sang fotografer misteri. ...
Forever Love
30      13     0     
Romance
Percayalah cinta selalu pulang pada rumahnya. Meskipun cinta itu terpisah jauh bermil-mil atau cinta itu telah terpisah lama. Percayalah CINTA akan kembali pada RUMAHNYA.