Read More >>"> Alfabet(a) Cinta (Pahlawan Kesiangan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Alfabet(a) Cinta
MENU
About Us  

Sepulang sekolah,aku langsung ke perpustakaan untuk meminjam buku biologi.Aku memang tipikal orang yang tidak suka menunda nunda tugas.Karena aku sudah sering merasakan bagaimana pahitnya penyesalan.
Sepulang dari perpustakaan, aku langsung ke parkiran.Tapi sayangnya parkiran masih penuh.Aku tidak suka berdesakan.Motorku juga masih sulit di keluarkan karena banyak motor di belakang nya.Akupun ke kantin.Sekalian makan siang.Dan juga ngulur waktu pulang. Ketika sedang asik makan,ku lihat ada sepasang pasangan duduk di hadapan mejaku.Aku tidak bisa memastikan mereka sepasang kekasih,karena aku tidak suka berprasangka.Bisa saja mereka hanya teman sepertiku dan Beta.Eh,tunggu,yang aku bilang barusan itu BETA ya?Cewe yang lagi ngobrol sama cowo di hadapanku itu,mirip BETA,iya,Bella Tania Putri. Siapa lagi yang punya nama itu di sekolah ini?
Aku hanya meneruskan makan ku dengan terburu buru.Entahlah,aku tidak suka melihat orang yang suka ngobrol berdua kaya orang pacaran gitu.Menurutku,bukannya menikmati masa muda.Tapi,justru malah menyia nyiakan masa muda.Mungkin aku berpendapat seperti itu karena konflik yang terjadi di keluargaku.Aku terlalu memperhatikan Zahra sampai melupakan urusan asmara.Ah,sudahlah.Jodohku akan tiba tepat pada waktunya.Dan sekarang bukan waktunya sama sekali.Aku harus bekerja keras agar dapat beasiswa di universitas favorit dan setelah itu mendapat pekerjaan yang bagus.Agar aku dapat membahagiakan Zahra.Heh?Zahra?.Iya,Zahra.Ku rasa,orang tuaku bisa menghidupi diri mereka dengan keegoisan mereka.

Ku lirik arlojiku.Sudah 20 menit aku di kantin.Pasangan di depanku itu masih asik berbincang.Aku jadi malah melamun.Akhirnya akupun menyudahi acara makan siangku ini.Setelah membayar makananku,aku langsung bergegas ke parkiran.Cukup sepi.Bahkan sangat sepi.Hanya tersisa motorku dan sebuah mobil.Ku rasa aku mengenal mobil itu.Oh iya,itukan mobil yang mengantar Beta tadi.Parkiran guru memang terpisah.Jadi, bisa di pastikan kalo mobil itu benar benar milik orang yang mengantar Beta tadi.Aku langsung melajukan motorku ke rumahku.Aku ingin memastikan di rumah tidak ada pertengkaran agar Zahra baik baik saja.Sampai depan rumah,rasanya masih sepi.Biasanya, mobil Bunda dan mobil Ayah sudah terparkir di garasi.Tapi,garasi masih kosong.Aku pun masuk rumah. Pintu rumah masih terkunci.Ini ada apa ya.Aku membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang selalu aku bawa kemana mana.Setelah kuncinya terbuka,aku langsung membuka pintu.Rumah masih kosong,tidak ada tanda tanda kehidupan disini.Aku tak menghiraukannya.Aku pun berganti pakaian,membawa ponselku dan langsung keluar.Aku memang jarang membawa ponsel ke sekolah,karena tidak ada manfaatnya sama sekali.Aku langsung menaiki motorku setelah mengunci pagarnya.
Aku langsung tancap gas ke rumah nenek.

Sampai di rumah nenek,aku lihat ada mobil ayah terparkir disana.

Aku mengucapkan salam dan mencium tangan nenek,ayah dan tante Rina.Zahra dan Haura sedang bermain di kamar Haura.

Aku duduk di kursi dekat ayah.Sepertinya aku mengganggu pembicaraan yang amat penting.

Aku pun bangkit.

"Kemana fa?" tanya Ayah

"Mau ke Zah--"

"Duduk dulu" suruh nenek

"Ini ada apa ya?" tanyaku

"Nggak ada apa apa" jawab tante Rina

"Ayah kok tumben disini?" tanyaku pada Ayah

"Bunda ke luar negeri,ada urusan kantor" jawab Ayah datar

"Yaudah,alfa mau bawa Zahra pulang yah" ucapku

"Biarkan dia main dulu"kata nenek

" Tapi ini udah sore nek,angin malam tak baik untuk Zahra "balasku

" Dia pulang sama ayah,fa"celetuk Ayah

"Tapi yahh"

"Ayah kan bawa mobil"

"Yaudah,alfa mau ketemu Zahra dulu" 

Akupun bangkit dan segera ke kamar haura.Zahra sedang menonton film kartun favorit nya bersama Haura.

"Araa!" seruku seketika membuat Zahra mendekat

"Ada ayah bang" ucapnya sambil memeluk ku

"Iya,abang tau.Ara lagi nonton apa?" tanyaku sambil melepas pelukannya

"Itu bang,itu,film!ara suka!" jawabnya sangat senang sambil menunjuk televisi

"Ara pulangnya sama ayah,ya?"

"Nggak mau" tolak nya sambil memelukku lebih erat

"Eh,kenapa gak mau,abang ada tugas dari sekolah.Ara pulangnya masih lama"

"Ara mau sama bang alfa"

"Tapi gpp pulangnya sekarang?" tanyaku karena sepertinya Zahra masih ingin menonton

"Ara mau pulang" rengeknya sambil menarik narik baju ku

"Yaudah,ayo!" ucapku sambil menggendong Zahra keluar meninggalkan Haura yang masih menonton

Ketika di ruang tamu.

"Nek,Zahra mau pulang bareng alfa katanya" ucapku

"Tapi Zahra masih main" sanggah nenek

"Dia udah tidur bu"kata Ayah ketika melihat mata Zahra terpejam di pangkuanku

" hah?tidur?perasaan, Zahra biasa nya tidurnya bukan jam segini?tadi juga masih segar,gak ada tanda tanda ngantuk"batinku

"Kamu bisa pulangnya bawa Zahra naik motor?" tanya Tante Rina

"Bisa,tan" jawabku

"Jangan jangan.Kamu naik mobil ayah aja" ucap ayah menyiapkan kunci mobilnya

"Hah?bukannya kita lagi ngobrol ya,mas?" tanya tante Rina

"Lanjut besok aja,kasian Zahra.Bu,maaf ya gak bisa lama lama" pamit ayah pada nenek dan tante Rina

"Yah,motorku gimana?" tanyaku pada Ayah.Aku tidak bisa melepas Zahra,dia mencengkram leherku sangat kuat.Jika kulepas,Zahra bisa bangun kemudian menangis.

"Nanti Arya antar" ucap Nenek memberi solusi

"Yaudah nek,alfa pulang dulu ya"

Akupun masuk ke mobil ayah.Aku duduk di depan,tak enak dengan ayah.

Ayah menyalakan mobilnya.Zahra terbangun.

"Aman,bang?" tanya Zahra

"Hah?ara gak tidur?"tanyaku spontan

" nggak,ara belum ngantuk"jawabnya polos

"Tadi cuma pura pura?"

Zahra mengangguk sambil tersenyum

"Habisnya,ara mau pulang sama bang Alfa"ucapnya

" Tau gitu,ayah biarin kalian pulang pake motor"kata Ayah sambil tersenyum

"Maaf,yah" ucapku merasa bersalah

"Sudahlah,kita jalan jalan dulu" balas Ayah

"Horeeee!!!"teriak Zahra sambil memukul mukul dadaku

"Sakit,sakit!" keluhku sambil mengelus elus dadaku
Zahra hanya tertawa.
Ayah langsung melajukan mobilnya.

Kami pergi ke taman bermain indoor.
Dulu juga sewaktu kecil aku selalu datang kesini bersama ayah dan bunda.Jadi ingat bunda,bagaimana ya keadaan nya sekarang????

Zahra sangat senang.Tau gitu, aku ajakin Haura.Zahra,zahra,kecil kecil udah nakal ya????

Seperti biasanya,Zahra membeli es krim.Aku juga.Ayah hanya terdiam.Entah kenapa, aku merasa bunda sudah tidak ada.Habisnya ayah kaya duda gitu penampilannya????

Setelah Zahra cukup puas,ayah memutuskan untuk pulang ke rumah.Motorku sudah ada di garasi.

Arya,om yang baik kau ini.
Terima kasih sudah mengantar motorku.

Aku menggendong Zahra dan menidurkannya di kamarku.Setelah itu,aku menemui ayah di ruang tengah.Sepertinya ayah mau bicara denganku.
Aku duduk di kursi yang berhadapan dengan ayah.

"Fa,gimana sekolahmu?lancar?" tanya Ayah basa basi

"Lancar,yah" balasku singkat.

"Maafkan ayah,fa.Syah sudah menjadi orang tua yang gagal" ucap ayah 

"Apa maksud ayah?Ayah berhasil kok.Aya berhasil mendidik alfa menjadi lelaki yang bertanggung jawab"sanggahku

"Enggak fa,ayah ini gagal.
Ayah sudah berani bertengkar dengan bundamu di depanmu.
Sikap ayah ini tidak mencerminkan bertanggung jawab sama sekali"

"Yah,alfa tau inti dari permasalahannya.Tapi harusnya,ayah berbicara dengan bunda secara baik baik.Ayah tau 'kan bunda itu keras kepala,"

"Iya fa,ayah sudah meminta bundamu membatalkan gugatan cerainya"

"Bunda setuju?"

"Setuju,demi kamu dan Zahra"

"Jangan hanya itu.Ayah,sesungguhnya perceraian itu adalah perbuatan yang di benci oleh Allah,sekalipun di perbolehkan"

"Haha,pintar anak ayah"

"Ya sudah,Alfa ke kamar dulu yah,banyak tugas"

"Iya,jaga Zahra baik baik"

"Iya,yah"

Akupun kembali ke kamarku.Perbincangan dengan ayah tadi membuatku terasa lebih dekat dengan ayah.Aku juga sebenarnya tak mau mereka bercerai,karena sebagai korban broken home itu begitu menyakitkan.Dan lagipula,Zahra masih kecil.Kasian 'kan kalo jadi korban broken home.

Aku mengerjakan tugas biologiku.Ternyata mencatatnya cukup panjang,sampai lima halaman.
Aku jadi ingat Beta.Dia gak nyatet 'kan tadi.
Ah,sudahlah.
Aku tak peduli.

Aku menulis banyak sekali,sampai ketiduran dimeja belajar.Aku terbangun tengah malam karena jatuh dari kursi belajarku.Akupun tidur di ranjang.Di samping Zahra.

***

Keesokan harinya,aku tak perlu khawatir dengan Zahra.Ayah yang akan mengantarnya ke rumah nenek.Aku pamit pada ayah dan segera berangkat ke sekolah.

Di sekolah masih sepi.Mungkin aku datang terlalu pagi.Ku lihat Beta masuk kelas dengan wajah yang ceria.Aku tak peduli.Aku hanya membaca buku harianku.

"Pagi,fa!" sapa Beta

"Pagi" balasku singkat tanpa meliriknya sedikitpun

Beta duduk di kursinya.

"Lo inget kan kakak kelas yang waktu kita nanyain kelas?" tanya Beta

"Emang kenapa?" tanyaku cuek

"Yang laki laki nya,bukan yang namanya Bella"

"Iya"

"Namanya kak Sam"

"Samuel?"

"Iya,kemaren dia ngantar-jemput gue"

"Terus?"

"Ya,gue happy"

"Ohh"

"Seneng dikit kek"

"Gak bisa"

"Kenapa?"

"Gpp,bukan hal yang luar biasa juga"

"Tapi alfa,"

"Tugas biologi udah?"

"Ada tugas?"

"Iya,yang nyatet"

"Males ah,gurunya juga nanti ngerti"

"Setidaknya nurut kek"

"Males,nanti susulan aja.
Kemaren juga,gurunya ngaret.Kali aja sekarang gak masuk"

Bel masuk berbunyi.Semua siswa masuk kelas.Guru Biologiku masuk.

"Selamat pagi anak anak" sapanya

"Pagi bu"

"Baiklah,sekarang kalian kumpulkan tugas mencatat yang kemarin ya.
Semuanya sudah?"

"Sudah bu"

"Bagus!awal yang baik!
Silahkan kumpulkan"

Semuanya mengumpulkan tugas,kecuali Beta.Dia diam saja,mukanya pucat,tangannya gemetar.

"Fa,nyontek dong" pintanya

"Udah di kumpulin"balasku

"Ya terus gue gimana?"

"Diem aja,kalo guru itu nyebut nama lo belum,bilang aja belum selesai nyatet nya."

"Iya"

Beta terdiam.Syukurin.Makanya jangan lalai.

"Terima kasih sudah mengerjakan nya.Semuanya mengerjakan dengan baik.Awal yang baik.Saya suka kelas ini" ucap Guru ku setelah selesai memeriksa catatan.

Guru itu membagikan buku itu dengan memanggilnya.

"Alfatih" 

Aku ke depan dan mengambil bukuku.
Tak lama,

"Bella Tania"

Wajah beta terangkat,dan memandang ku heran.

"Ambil aja" ucapku.

Beta mengambil buku itu.
Di sampulnya tertera namanya.
Beta membuka buku itu.
Itu bukan tulisannya.
Tapi tugasnya selesai.

Beta menatapku.

"Siapa yang ngerjain ini?" tanya Beta

"Nanti ngobrolnya" balasku singkat.

Pelajaran biologi sudah habis.Guru berikut nya belum datang.

"Siapa fa?" tanya Beta

"Siapa apa?"

"Yang ngerjain tugas gue"

"Menurut lo?"

"Gak tau"

"Yaudah gue juga gak tau"

"Gue kan nanya,kenapa lo--"

"Gue yang ngerjain"

Beta tersenyum.

"Makasih,tapi, kok lo tau gue gak ngerjain"

"Taulah,kemaren lo tidur di kelas.Terus pulangnya,bukannya ke perpus minjem buku,malah nge-date sama kakak kelas itu.Dan tadi,gue mastiin kalo lo bener bener gak ngerjain"

"Makasih ya fa"

"Iya,tapi lain kali jangan di ulang lagi ya,kerjain tugas,jangan mandang siapa gurunya.Pokonya kerjain aja"

"Iya"

Aku diam,malas meneruskan obrolanku dengan Beta.Ku buka lagi buku harianku.
Ku lihat daftar hutang teman temanku.
Mencapai 2 juta.
Aku sudah bilang pada mereka.
Kalau aku akan mengambil nya di saat aku membutuhkan nya.Dan sekarang belum waktunya.

"Istirahat mau ke kantin?" tanya Beta

"Gak" balasku singkat

"Ya udah"
Beta diam.Mungkin tak tau mau melakukan apa.Di sebelahnya juga cowo.Dia gak terbiasa berbincang dengan cowo.Kecuali aku dan kakak kelas itu tentunya.

Guru selanjutnya masuk dan memulai materinya.Tidak belajar,hanya sekedar perkenalan.

Jam istirahat tiba.Beta langsung keluar tanpa berbicara padaku.
Aku melihatnya berpapasan dengan kakak kelas itu dan kemudian mereka ke kantin bersama.Aku bisa melihatnya karena aku akan ke perpustakaan yang arahnya berlawanan dengan kantin dari kelasku.Kemarin,saat aku ke perpustakaan untuk meminjam buku biologi, aku melihat ada banyak buku yang menarik.Dan aku akan membacanya hari ini.

***

Saat di perpustakaan,aku mengedarkan pandanganku.
Tampaknya,orang yang betah berlama lama disini itu nerd semua,terlihat dari penampilannya.
Aku pun mencari buku yang menarik.
Saat aku duduk,di depanku ada seorang cewe.Tampangnya biasa aja,gak keliatan nerd.Aku hanya meliriknya sebentar,kemudian membaca buku lagi.

"Alfatih ya?" ucap perempuan itu

Aku menurunkan bukuku yang menutupi wajahku.

"Iya" balasku singkat.Tak berniat menanyakan namanya.

"Aku Resti,mantan nya Arya.
Masih inget kan?" tanyanya

Aku mengingatnya.
Dulu,Resti itu berkacamata.
Culun,polos,rambut kepang dua.
Malah,di juluki upik abu.
Makanya Arya mutusin dia,karena dia itu malu maluin.

Tapi sekarang,dia udah gak pake kacamata.Rambutnya di gerai,gak culun juga.Ku akui dia cantik.Tapi,aku tidak mencintainya.Gak tau nanti sore.Mungkin Arya minta balikan.
Tunggu aja.

"Kita sekelas,kan" ucapnya

"Masa?" tanyaku

"Iya,10 IPA-1,kan?
Kemana aja sih kamu,
Ternyata,ada yang aku kenal juga di sini.Arya ke sini juga?"

"Ooh,maaf,gue gak liat liat sih siapa aja yang sekelas sama gue.
Arya ke sini juga kok.IPA-3 dia."

"Salam ya"

"Masih ngarep sama dia?"

"Nggak,cuma gak mau sampe jadi musuh aja"

"Ooh,btw,lo banyak berubah ya"

"Haha,iyaa,gara gara Arya ini.Bilangin ya ke Arya,makasih.Gara gara dia mutusin aku,aku termotivasi merubah penampilan.Dan faedahnya,aku jadi punya banyak teman"

"Segitunya ya"

"Jujur sih,aku terpukul saat Arya mutusin aku.Tapi yaaa,namanya juga manusia.Hati gak bisa di prediksi.Bisa berubah tanpa di rencanakan"

"Iya,bener.Arya nya juga udah punya pacar lagi sekarang.Cantik sihhh,tapi manja"

"Haha,bilangin selamat ya"

"Iya,atau sekarang mau ketemu sama dia?"

"Lain kali aja"

Kamipun berbincang sampai penjaga perpustakaan berbicara.

"5 menit lagi bel masuk berbunyi.Silahkan yang mau ke kelas.Nanti telat" ucapnya.

Aku dan Resti pun ke kelas bersama.
Di perjalanan,kami melanjutkan obrolan yang sempat terhenti tadi.Sampai di kelas,aku sudah duduk pun Resti masih bicara dan duduk di sebelahku,tempatnya Beta.
Beta masuk kelas dan berdiri di dekat kursinya yang diduduki Resti.

"Ehm,permisi" ucapnya agak ketus

"Eh,maaf ya.Alfatih,nanti kita lanjut ya" ucap Resti padaku

"Iya,makasih ya res"balasku

Resti kembali ke tempat duduk nya.
Beta duduk dan mukanya terlihat sedang sebal.

"Siapa sih dia?" tanya Beta

"Resti" balasku

"Lo siapanya? Pacar?"

"Bukan,temen doang kok.
Kenapa?cemburu?"

"Nggak,tumben aja lo ngobrol sama cewe.Biasanya juga nulis"

"Kenapa?lo juga sama dia kemana mana,gue gak komentar apa apa."

"Siapa dia?"

"Itu,kakak kelas"

"Namanya kak Sam,Samuel"

"Tau"

"Yaudah bilang aja kak Sam, jangan kakak kelas"

"Tapi kan dia emang kakak kelas kita,kan?"

"Iya sih,tapi--"

"Yaudah diem,jangan komentar"

Aku mendiamkan Beta.
Kenapa sih dia,
Padahal,Resti cuma temen aku.
Dan dia juga,cuma temen aku.
Beta,aku sampe begadang loh ngerjain tugas biologi kamu.
Gak ada niat balas budi ya?
Setidaknya dengan membuatku tidak kesal hari ini.
Hanya itu.

Aku ini pahlawan ontime mu,beta.
Bukan pahlawan kesiangan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Zona Erotis
4      4     0     
Romance
Z aman dimana O rang-orang merasakan N aik dan turunnya A kal sehat dan nafsu E ntah itu karena merasa muda R asa ingin tahu yang tiada tara O bat pelipur lara T anpa berfikir dua kali I ndra-indra yang lain dikelabui mata S ampai akhirnya menangislah lara Masa-masa putih abu menurut kebanyakan orang adalah masa yang paling indah dan masa dimana nafsu setiap insan memuncak....
Iblis Merah
32      20     0     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
20      7     0     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
3      3     0     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Bertemu di Akad
39      15     0     
Romance
Saat giliran kami berfoto bersama, aku berlari menuju fotografer untuk meminta tolong mendokumentasikan dengan menggunakan kameraku sendiri. Lalu aku kembali ke barisan mahasiswa Teknik Lingkungan yang siap untuk difoto, aku bingung berdiri dimana. Akhirnya kuputuskan berdiri di paling ujung barisan depan sebelah kanan. Lalu ada sosok laki-laki berdiri di sebelahku yang membuatnya menjadi paling ...
Perjalanan Kita: Langit Pertama
25      13     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
As You Wish
1      1     0     
Romance
Bukan kisah yang bagus untuk dikisahkan, tapi mungkin akan ada sedikit pelajaran yang bisa diambil. Kisah indah tentang cacatnya perasaan yang biasa kita sebut dengan istilah Cinta. Berawal dari pertemuan setelah 5 tahun berpisah, 4 insan yang mengasihi satu sama lain terlibat dalam cinta kotak. Mereka dipertemukan di SMK Havens dalam lomba drama teater bertajuk Romeo dan Juliet Reborn. Karena...
krul
27      13     0     
Action
perjalan balas dendam seorang gadis yang berujung dengan berbagai kisah yang mengharukan,menyedihkan,menyakitkan,dan keromantisan,,,
Popo Radio
80      18     0     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
Sejauh Matahari
3      3     0     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)