Read More >>"> Cowok Cantik (Part 22) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cowok Cantik
MENU
About Us  

Cowok Cantik part 22

Setelah mengobrol sebentar, kak Fendi dipanggil oleh mama buat makan. Aku juga dipanggil, tapi aku minta waktu sebentar. Kakakku pergi lebih dulu ke ruang makan, aku menyempatkan diriku mengirimi pesan ke Heri. Dia harus tahu tentang semua ini. Aku gak mau dia sampai marah.

Teet.. aku mengiriminya sebuah pesan. Kenapa aku tidak membalas chat-nya, tidak mengangkat telponnya, dan apa yang sedang aku pikirkan. Bagaimana caraku menghadapi semua ini ke depannya. Aku merengek padanya akan hal-hal yang terjadi saat ini. Tapi dia tidak kunjung membalasku. Aku mencoba menelponnya, tapi mama sudah manggil lagi. Jadi aku kembali menutup teleponnya dan menyusul ke ruang makan. Her, aku harap kamu bersabar sedikit lebih banyak lagi.

Tak banyak yang kami lakukan. Hanya makan dan bercanda sedikit. Kakakku banyak bercerita dan Putri banyak menanyakan tentang kehidupan di Singapura. Untungnya dia tidak penasaran pada kisah cinta kak Fendi, jadi tidak ada topik yang membuat orang tidak nyaman. Sesekali Putri juga mengadukan kekejamanku sebagai kakaknya dan kak Fendi mengatakan hal-hal aneh untuk menghiburnya. Seperti dia akan menghukumku, membalasku dengan menjitak dahiku setiap pagi, meninggalkanku untuk pergi jalan-jalan berdua dengan Putri dan lain-lain. Aku hanya bisa berpura-pura gembira dan nyambung. Sementara di dalam hatiku, aku sudah sangat tidak tahan memikirkan semua ini.

Siang pun datang juga. Kak Fendi mengajak kami berjalan-jalan ke mal. Aku, kak Fendi dan Putri. Sempat kak Fendi menanyakan kenapa aku terlihat rapi sekali pagi tadi. Aku menjawab tidak kemana-mana. Namun dia tidak percaya dan malah menggodaku. Bagaimana bisa tidak kemana-mana tapi penampilan seperti orang yang mau berkencan saja. Tapi aku tidak mau kalah, aku katakan bahwa penampilanku memang selalu seperti itu setiap hari. Sayangnya ada Putri yang cerewet di sini. Dia ikut menyudutkanku dengan mengatai kebiasaanku sehari-hari cuma pakai kaos oblong doang.

“Paling kalau rapi mau ketemuan sama temannya.” Itu yang dia katakan, dan tanpa sadar ia selalu saja membuat aku tersudutkan. Aku tahu dia merasakannya setelah itu. Dia nampak menutup erat mulutnya. Menyadarinya, aku juga paham bahwa niatnya yang sebenarnya hanya untuk bercanda. Dengan cepat aku mengumbarkan senyum untuk memberinya pengertian.

Kami pun sampai di mal. Pertama kami bingung mau pergi ke mana. Mencari pakaian pria dulu atau wanita. Kalau pergi masing-masing rasanya pasti tidak enak. Lagipula, kalau membeli barang terlalu cepat, nanti ribet kalau mau kemana-mana harus bawa barang. Jadi kami putuskan untuk melakukan hal lain dulu.

“Main game, yuk!” ajakku saat melihat Timezone sedang tidak terlalu ramai.

“Ah, nanti capek lagi,” ucap putri malas. Dasar anak perempuan. Kak Fendi sendiri kelihatannya lumayan tertarik, tapi melihat respon Putri, dia jadi berpikir ulang.

“Fen!” sahut seseorang beberapa meter dari kami. Dia berjalan ke arah kami dengan cepat. Hug hag, dia memeluk kak Fendi seperti sudah lama tidak melihatnya. Mungkin karena memang sudah lama tak bertemu. Tapi,,

“Ah elu, kayak udah dari kapan aja. Baru juga tadi pagi gak ketemu,” kata kak Fendi membuatku bingung. Begitu pula dengan orang yang diajak bicara. Ekspresinya jauh lebih bingung dariku.

“Adek-adek gue nih,” ucap kak Fendi melanjutkan. Kali ini ekspresi laki-laki tadi berubah sangat drastis. Dia mengangkat dagu dan bola matanya. Tanda sedikit terkejut, sedikit mengerti, sedikit sadar. Seperti saat orang berkata, “Ooooh,, hah?!” entahlah.

Dia kembali melirik kakakku dengan tatapan ingin memastikan dan kakakku memberi isyarat memastikan dengan menganggukkan kepalanya sedikit.

“Oh,, kenalin deh kalau gitu. Aldi,” katanya menjabat tanganku dan putri. Kami juga mengenalkan nama kami kepadanya. Ternyata orang ini tampan juga kalau dilihat lebih jelas. Tapi masih tampan kakakku. Dia juga terlihat manis, tapi Heri masih lebih manis. Ya, sebelas dua belas lah.

“Lu sama siapa ke sini?” tanya kakakku menginterupsi.

“Oh, ini,, gue lagi nungguin sepupu. Nyokap bokapnya minta gue ketemuan sama dia. Yah, minta ditanyain kabarnya karena dia anaknya dingin gitu sama orangtuanya,” katanya santai membuat aku penasaran dengan sosok yang ia sebutkan.

“Btw, kalian ngapain ke sini?” tanyanya meneruskan pembicaraan.

“Emang lu kalau ke mal ngapain?” jawab kakakku malah balik nanya dengan nyolotnya. Jujur saja aku heran dengan sikap kakakku yang sekarang. Dia bukan tipe orang yang akan ngomong sekasar itu sama temannya, kecuali memang ada masalah di antara mereka. Nampak keheranan yang sama dari mimik wajah orang di depan kami ini. Mungkin dia juga sulit menerima diperlakukan seperti itu. Tapi dia juga orang yang mirip dengan kekasihku. Penuh kejutan.

“Ya, gue tahu sih. Tapi kayaknya kalian lagi bingung deh mau ngapain. Mau main atau mau belanja? Atau,, mau nonton bareng gue di atas?” katanya mengusulkan. Kalau aku jadi dia, sudah aku skakmat kakakku itu. Toh, ada banyak hal yang bisa kami lakukan di mal ini. Seperti makan, nonton, belanja, atau main. Jadi gak ada salahnya kalau dia nanya ke mal mau ngapain.

“Boleh. Kalian mau nonton, gak?” tanya kak Fendi. Kami berdua mengangguk saja. Jadi diputuskanlah kami akan menonton. Film apa? Apa yah... Divergent aja kali yah.

Kami sudah stand by di depan loket. Cuma kak Aldi sepertinya sedang sibuk menelpon sepupunya. Tak lama dia balik ke arah kami.

“Siap, dia udah nyampe. Ntar lagi dia ke sini,” katanya senang. Aku jadi benar-benar penasaran sama sosok itu. Yah, orang tuanya sampai minta bantuan sepupunya cuma buat tahu kabarnya dia, terus sepupunya sampe harus menunggu dia seperti ini, dan dia mungkin menganggap itu sebagai hal yang tak perlu dipikirkan. Sedingin apa anak itu sampai bertingkah segitunya?

Teeet.. bukan suara ponsel atau apa. Hanya suara pikiranku. Aku melihat Heri sedang berjalan ke arah kami sambil memainkan ponselnya. Pakaiannya sangat santai, seperti orang baru bangun tidur. Dia mau kemana? Itu yang aku pikirkan. Apa dia ingin menemuiku? Bagaimana dia tahu aku ada di sini? Atau, apa dia mencoba menghindariku? Apa karena dia marah padaku, jadi dia datang untuk mencari hiburan.

Tiba-tiba kak Aldi berlari ke arahnya. Dan dia bertanya.

“Heri, kan?”

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret’s
85      63     0     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
TRIANGLE
244      125     0     
Romance
"Apa pun alasannya, yang namanya perselingkuhan itu tidak bisa dibenarkan!" TRIANGLE berkisah tentang seorang gadis SMA bernama Dentara dengan cerita kesehariannya yang jungkir balik seperti roller coaster. Berasa campur aduk seperti bertie botts bean. Berawal tentang perselingkuhan pacar tersayangnya. Muncul cowok baru yang berpotensi sebagai obat patah hati. Juga seorang dari ...
IMAGINATIVE GIRL
107      74     0     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
Simplicity
261      144     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
Astronaut
116      86     0     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
Bintang Biru
86      48     0     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
The Friends of Romeo and Juliet
637      288     0     
Romance
Freya dan Dilar bukan Romeo dan Juliet. Tapi hidup mereka serasa seperti kedua sejoli tragis dari masa lalu itu. Mereka tetanggaan, satu SMP, dan sekarang setelah masuk SMA, mereka akhirnya pacaran. Keluarga mereka akur, akur banget malah. Yang musuhan itu justru....sahabat mereka! Yuki tidak suka sikap semena-mena Hamka si Ketua OSIS. dan Hamka tidak suka Yuki yang dianggapnya sombong dan tid...
Luka Adia
27      22     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...
Sampai Nanti
11      11     0     
Short Story
Ada dua alasan insan dipertemukan, membersamai atau hanya memberikan materi
Dear You, Skinny!
29      24     0     
Romance