"It's all lies, darling"
•••
Vina's pov
Kau tau dorm kami dimana, kan?
Hp Kyungsoo mati jadi dia tidak bisa memberitaumu.
Datanglah ke dorm sekarang.
-Manajer
Aku membaca pesan itu kata demi kata. Aku melihatnya dengan seksama. Apa ini tidak salah?
Geez, ini semua karena ponsel Kyungsoo yang mati, pantas saja ia tidak menghubungiku padahal sudah mau jam7, dan ia tidak pernah telat menjemputku. Untunglah dormnya dekat dengan hotel.
Aku langsung beranjak pergi naik taksi menuju dorm EXO.
Setelah sampai di dorm EXO, aku melihat mobil Kyungsoo terparkir dekat sana, berarti manajer EXO itu tidak berbohong padaku.
Aku pun pergi ke dalam lift untuk menuju lantai mereka dan menuju ke pintu kamar dorm yang EXO tinggali.
Apakah aku harus mengetuk pintu ini dulu apa langsung memasukinya, berhubung Kyungsoo oppa pernah memberiku kunci cadangannya untuk masuk ke dalam dorm itu?
Ah, tidak tau, aku masuk saja, toh dia sengaja memberinua padaku untuk aku menggunakannya kan?
Aku lalu menempelkan kartu itu didepan sensor dan pintu itu terbuka.
Dari kejauhan, aku melihat Kyungsoo oppa, Manajer itu dan.. Lee Hyerissi?
Aku melihat Haneul hyung dan dia mengangkat tangannya sedikit, menandakan supaya aku tunggu disini.
Kyungsoo oppa tidak melihatku karena dia membelakangi pintu masuk. Dan Hyerissi, lagi-lagi aku yakin dia sekilas tersenyum saat melihatku.
Aku mematung ketika Hyerissi mulai berbicara.
"Kau kira aku tidak tau? Tentang rumor gay itu, kau mengincar Vina karena dia EXOL jadi gampang bagimu untuk membuatnya jatuh cinta padamu dan apalagi Vina dapat dipercaya jadi tidak akan menyebar gosip tentangmu. Kau memilihnya karena dia gampang, kan?"
Mereka membicarakanku..?
Apa ini?
"Lalu kau mencari data tentangnya, lalu sengaja ke Indonesia lebih cepat dari waktunya kan? Berpura-pura bodoh didepannya padahal kau sudah tau semua tentang dia, mendekatinya dan sebetulnya kau hanya memanfaatkannya supaya rumor gay mu hilang."
Memanfaatkanku..
Jawab, oppa.. Kalau memang tidak benar, kenapa kau diam?
"Kau memang brengsek. Memanfaatkan gadis itu untuk kepentingan dirimu. Jangan bilang, kau sudah membuatnya jatuh cinta? Jadi, misimu berhasil, Do Kyungsoossi?"
Ya, Hyerissi, kau benar. Aku sudah sangat mencintainya.
Air mataku seketika jatuh. Aku tidak bisa menahannya. Tau-tau sudah membasahi pipiku.
Aku melangkah keluar, berusaha tidak membuat suara.
Jadi, dari awal ini hanya permainannya? Dia memelukku, dia menciumku, dia bahkan mengatakan suka sampai-sampai menjanjikan status untukku..
Semuanya.. Bohong?
Jadi ini yang namanya sakit hati? Aku kira hatiku sudah sangat tebal sehingga aku tidak pernah menangis. Tapi ternyata, aku lemah.
Aku sesegera mungkin kembali ke hotel dan menelepon Kak Lucas.
"Kak, aku mau ikut penerbanganmu. Ganti tiketku sekarang, aku sudah jalan ke bandara."
Aku langsung memutuskan sambungannya tanpa mendengar jawaban dari Kak Lucas.
Pantas dia tidak pernah menciumku di bibir, pantas dia tidak pernah menyentuhku.. Bahkan memakai alasan untuk melindungiku?
Dia tau aku tidak mungkin membencinya. Dia tau meskipun aku mengetahui kebenarannya, aku akan diam dan tidak akan memberitau siapa-siapa.
Dia memilihku karena aku gampang?
Air mataku terus jatuh tanpa kusadari.
Setelah sampai, aku buru-buru naik ke atas dan memasukkan barang-barangku ke dalam koper. Dan tidak berapa lama, aku sudah siap berangkat ke bandara.
Langkah kaki kupercepat sampai aku masuk ke dalam taksi, dan aku berpapasan dengan mobil Kyungsoo oppa. Untunglah dia tidak melihatku.
Aku melihatnya sedikit berlari masuk ke dalam hotel.
Percuma.. Aku sudah pergi. Dari Korea, dan dari kamu, oppa.
Setelah beberapa menit, ponselku terus berbunyi panggilan masuk dari Kyungsoo oppa. Aku tidak mengangkatnya.
Aku tidak mau ia mendengarku dalam keadaan seperti ini. Aku harus menenangkan diri dulu.
Aku berusaha menghentikan airmataku walaupun tidak sepenuhnya berhasil. Aku duduk memandangi ponselku yang tidak henti-hentinya bergetar.
Aku pun mengambil ponsel itu dan menekan tombol answer.
"Vina? Yoboseyo? Kau dimana? Kau baik-baik saja?"
Aku tidak baik-baik saja.
"Vina? Kau dimana? Jawab aku. Kau kenapa?"
Aku berusaha mengeluarkan suaraku walau terdengar kecil.
"Apa aku terlihat gampangan dimatamu?" Aku mengusap air mataku yang mulai jatuh lagi.
"Bicara ap.."
"Oppa, kau harus tau kau sangat pintar berakting." Aku memotong pembicaraannya.
"Kalau dipikir-pikir, memang aneh kau memilihku dari awal dari sekian banyak wanita yang jauh lebih pantas denganmu." Aku meneruskan kata-kataku setelah tidak mendengar ia akan bicara.
"Hehe, aku tertipu." Aku sedikit tertawa. Rasanya sedih, dan sakit..
"Kau menang oppa. Misimu berhasil. Selamat, rumor gay mu juga sudah hilang, walaupun itu bukan dari aku, sayang sekali, ya? Pendekatanmu padaku jadi sia-sia." Aku berusaha mengontrol airmataku yang tidak kunjung berhenti.
"Oh, tenang saja, karena kau begitu mempercayaiku supaya aku tidak membocorkan hal ini pada siapapun, aku akan diam. Demi kamu. Lagipula aku tidak bisa membencimu, dan kau tau itu." Aku tetap melanjutkan kata-kataku tanpa memberinya kesempatan berbicara.
"Kau benar-benar membuatku mencintaimu, oppa. Terimakasih sudah memberiku kesempatan." Aku masih mencintainya walaupun aku tau semua yang dilakukannya, bukan untukku, tapi untuk dirinya.
Tanpa menunggu adanya jawaban, aku mematikan sambungannya.
Sesampainya di bandara aku bertemu dengan Kak Lucas dan tentu ia kaget dengan wajahku yang begitu berantakan.
Aku bersyukur dia sama sekali tidak menanyai alasannya tapi langsung memberiku tisu dan tiket pesawat bersamanya.
"Kak, tarik buku ketigaku." Aku mengatakannya dengan suara yang lemah.
"Apa? Untuk apa? Bukannya kau sangat menantikan tiap prosesnya?"
"Aku ingin merevisinya. Untuk yang terakhir."
Blue Rose
6
6
0
Romance
Selly Anandita mengambil resiko terlalu besar dengan mencintai Rey Atmaja. Faktanya jalinan kasih tidak bisa bertahan di atas pondasi kebohongan.
"Mungkin selamanya kamu akan menganggapku buruk. Menjadi orang yang tak pantas kamu kenang. Tapi rasaku tak pernah berbohong." -Selly Anandita
"Kamu seperti mawar biru, terlalu banyak menyimpan misteri. Nyatanya mendapatkan membuat ...
An Hourglass from the Opus Kingdom
7
7
0
Science Fiction
When a girl, rather accidentaly, met three dwarfs from the Opus Kingdom. What will happen next?
REWIND
237
130
0
Romance
Aku yang selalu jadi figuran di kisah orang lain, juga ingin mendapat banyak cinta layaknya pemeran utama dalam ceritaku sendiri.
-Anindita Hermawan, 2007-
The Dumb Love
65
36
0
Romance
Aku bukan cewek pendiam, namun jika bicara soal cinta, aku mendadak menjadi bisu.
Aku; keturunan kampung yang mengharapkan seorang kota.
Apa aku bisa mendapatkanmu?
HABLUR
82
32
0
Romance
Almarhum Mama selalu bilang, "Yang membedakan permata dengan batu lain adalah tingkat tekanan yang mengubahnya."
Ruby Andalusia.
Coba tanyakan nama itu ke penghuni sekolah. Dijamin tidak ada yang mengenal, kecuali yang pernah sekelas.
Gadis ini tidak terkenal di sekolah. Ia ikut KIR, tetapi hanya anggota biasa. Ia berusaha belajar keras, tetapi nilainya sekadar cukup untuk ber...
Dream Space
7
7
0
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan.
Welcome to DREAM SPACE.
Cause You was born to be winner!
Sebuah Musim Panas di Istanbul
7
7
0
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Help Me to Run Away
18
15
0
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
Cinta Tak Terduga
52
41
0
Romance
Setelah pertemuan pertama mereka yang berawal dari tugas ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia di bulan Maret, Ayudia dapat mendengar suara pertama Tiyo, dan menatap mata indah miliknya. Dia adalah lelaki yang berhasil membuat Ayudia terkagum-kagum hanya dengan waktu yang singkat, dan setelah itupun pertemanan mereka berjalan dengan baik. Lama kelamaan setelah banyak menghabiskan waktu...
Flowers
9
9
0
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya.
Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.