Read More >>"> Distaste (Chapter 4) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Distaste
MENU
About Us  

"Hai, Nice to meet you Katelyn, aku Kai." Kata Kai sambil berjabat tangan denganku.

Wajahnya benar-benar berhasil membuatku bungkam seketika. Rambutnya berwarna coklat gelap, sedikit lebih panjang dari Rivi, selain itu postur tubuhnya sangat ideal. Kulitnya tannya sangat cocok untuknya! Ternyata masih ada juga orang yang sempurna seperti Kai dan Rivi, selain itu Kai sangat sopan dan cara bicaranya sangat lembut, dia sepertinya telah dibesarkan dengan baik.

Kami berbincang cukup lama, kami membahas tentang rencana Kakek. Kai terlihat sama sekali tidak keberatan dengan rencana pertunangan kami. Yah tentu saja, karena kami berdua tidak mempunyai pilihan sama sekali, dan rencana Kakek ini menguntungkan kami berdua. Jadi tidak ada alasan bagi kami untuk menolaknya.

Selama berbincang denganku Kai terus tersenyum. Sama seperti Rivi, Kai ramah sekali membuatku tidak bisa berhenti menatapnya. Tapi ada sesuatu yang aneh, Aku memang mengakui kelebihan Kai secara fisik, tetapi Aku tidak begitu tertarik dengannya, berbeda ketika melihat Rivi, jantungku bisa berdebar-debar setengah mati.

Saat itu Aku langsung teringat padanya, sejak tadi dia menungguku diluar. Aku mengatakan pada Kai bahwa Aku dan Rivi akan melanjutkan kegiatan kami untuk berkeliling kampus. Aku menawarkan Kai untuk ikut denganku dan Rivi, tetapi dia menolak, katanya dia ada janji bertemu dengan Kakek. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

Kai mengantarku sampai ke pintu depan, dan Aku sedikit terharu melihat Rivi yang terlihat masih setia menungguku di pintu depan. Kai menyuruh Rivi untuk menemaniku seharian dan Rivi menjawab "ya" dengan senang hati. Mereka berdua terlihat sangat akrab, dan itu wajar saja untuk dua orang yang dibesarkan bersama sejak kecil. Aku dan Rivi melanjutkan tur keliling kampus kami begitu Kai pergi.

"Hei, aku punya satu tempat rahasia, mau lihat?" Kata Rivi padaku.

Aku langsung mengangguk dengan cepat karena sangat penasaran dengan tempat rahasia Rivi. Rivi langsung tertawa dan segera menarik tanganku menuju tempat rahasianya itu. Kami berlari menuju tangga darurat, tempat kami saat itu adalah lantai lima dan Aku ingat kami menaiki 3 lantai lagi. Aku sangat lelah tetapi Rivi terus menarik tanganku hingga akhirnya kami sampai ke tempat rahasianya.

Ternyata tempat rahasianya itu adalah atap gedung. Atap gedung ini terbuat dari beton, dilapisi rumput hijau buatan diatasnya. Dan disekeliling atap dikelilingi oleh pagar besi sekitar satu meter tingginya. Kampus ini mempunyai total tiga gedung. Ada gedung kuliah, gedung kantor dan administrasi, dan ballroom, tempat Aku bertemu dengan Kai. Kedua gedung yang lain hanya berlantai lima, hanya gedung ini yang berlantai delapan jadi kami bisa melihat semuanya dari atas gedung itu, dan pemandangannya sangat indah.

Hembusan angin sepoy-sepoy juga menambah sejuknya suasana saat itu, sama sekali tidak panas, karena banyak tanaman dan pohon di sekeliling gedung. Pasti pihak kampus mengeluarkan biaya yang banyak untuk membangun taman di atas atap ini. Apa hanya Rivi yang menyadari tempat sebagus itu? Aku melirik Rivi, sejak tadi dia sangat menikmati suasananya. Kata Rivi dia akan selalu ke atap jika dia sedang banyak pikiran, katanya suasana disana membuat Rivi tenang. Kami berdiri bersebelahan di dekat pagar atap sambil melihat pemandangan kampus.

"Kai tampan, kan?" Kata Rivi tiba-tiba.

"Tentu saja, dia sempurna!” Jawabku.

Aku langsung menjawab sambil tersenyum menatap Rivi karena sangat senang membayangkan akan mendapatkan calon suami seperti Kai, tetapi wajah Rivi terlihat aneh, dia tidak merespon sama sekali. Senyumanku berangsur pudar karena melihat Rivi yang tidak meresponku, bahkan tidak menatapku sama sekali, dan kemudian mengatakan sesuatu yang membuatku bingung.

"Aku yang lebih dulu mengenalmu."

Aku ingat Rivi mengatakannya meskipun suaranya seperti berbisik. Meskipun samar, tetapi Aku mendengarnya dengan jelas. Aku kembali menatapnya dan pandangan kami langsung bertemu. Astaga! Untuk pertama kalinya Aku merasa segugup itu, rasanya jantungku akan meledak karena sangat gugup.

Rivi terus menatap kedua mataku membuatku salah tingkah, Aku tidak punya pilihan lain selain saling tatap dengannya cukup lama. Aku ingin segera melihat ke arah lain dan segera berhenti menatapnya, tetapi rasanya Aku tidak bisa.

Tiba-tiba pandanganku kabur, wajah Rivi tiba-tiba terlihat tidak jelas lagi. Aku terus mengerjapkan mataku tetapi sama saja. Aku merasa sangat aneh dan saat itu Aku mendengar suara pria yang biasa muncul di dalam mimpiku.

"Viona....Viona..."

Dia terus memanggilku dan itu terdengar jelas di kedua telingaku. Aku tidak sedang bermimpi saat itu! Itu bukan halusinasiku, Aku yakin! Aku takut, gelisah, dan melihat sekelilingku. Dari mana datangnya suara itu? Rivi terlihat panik melihat kondisiku yang saat itu tiba-tiba berubah menjadi aneh. Aku sadar Rivi mengkhawatirkanku, dia bahkan bicara padaku tetapi entah mengapa Aku tidak bisa konsentrasi dengan keadaan disekitarku.

"Viona, akhirnya kita bertemu. Do you miss me?"

Saat Aku mendengar itu, Aku langsung berteriak sekeras mungkin. Aku takut, itu terlalu mengerikan. Sebenarnya ada apa denganku?  Itu adalah hal terakhir yang Aku ingat sebelum Aku kehilangan kesadaranku. Saat Aku bangun, Aku sudah berada di kamarku, pasti Rivi yang membawaku pulang. Aku harap Rivi tidak menceritakan kejadian yang tadi kepada siapapun, terutama pada Kakek. Aku takut Kakek khawatir.

Katelyn

 

March

Hari ini sama hebohnya dengan kemarin. Hari ini Aku ke kampus lagi, tapi sayangnya Aku sendirian, tidak ada Rivi atau Kai yang menemaniku. Jujur saja, sebagai mahasiswi yang baru Aku masih takut sendirian, karena Aku tidak punya teman sama sekali. Sejak pagi Aku sendirian, duduk di kelas pun sendirian. Aku rasa para mahasiswa yang lain sebenarnya ingin mendekat dan berkenalan denganku, tetapi mungkin mereka terlalu segan untuk melakukannya. Ada apa?  Aku harus sendirian hingga jam istirahat tiba dan menurutku, lunch sendirian di kantin adalah hal yang paling mengerikan.

Aku berdiri di depan kantin cukup lama. Bagaimana tidak? Semua mata tertuju padaku. Nasib anak baru memang selalu seperti ini. Aku menghela napas cukup panjang, dan segera berjalan masuk ke dalam kantin yang sangat besar itu. Aku berusaha untuk berjalan dengan percaya diri meskipun di dalam hati Aku sangat gugup. Untunglah saat itu Aku cepat menemukan meja kosong dan segera duduk disana. Aku langsung menikmati bekal buatan Mina, pelayan di rumah yang khusus mengurus keperluanku.

Saat Aku menikmati bekal siangku, Aku bisa mendengar dengan jelas orang-orang disekitarku sedang berbicara tentang Aku. Beberapa dari mereka mengatakan Aku sangat cantik, ada juga yang sok tahu tentang asal-usulku, dan yang lebih mengejutkan lagi hampir semuanya sudah mengetahui bahwa Aku akan bertunangan dengan Kai. Wow, gosip memang tersebar sangat cepat! Tak heran mereka semua terus menatapku. Aku hanya berusaha mengunyah makananku dengan cepat, agar makananku bisa segera habis dan Aku bisa segera pergi dari kantin secepatnya!

Tak butuh waktu lama suara-suara menyebalkan itu tidak terdengar lagi. Ada apa? Cat got their tongues or something? Aku terkejut ketika melihat Kai yang tiba-tiba saja duduk di sampingku dan Rivi yang duduk di depanku. Apakah semua orang berhenti membicarakanku karena mereka berdua? Aku baru saja ingin menyapa Kai dan Rivi tetapi Kai langsung memegang tanganku dan bertanya tentang keadaanku. Kai mendengar dari Rivi tentang kejadian yang kemarin. Dia juga meminta maaf tidak sempat menjengukku. Aku berusaha meyakinkan Kai bahwa Aku baik-baik saja, dan selanjutnya Kai menasehatiku agar selalu menjaga kesehatan dan tidak terlalu banyak pikiran.

Yah, Aku anggap saja itu semua adalah bentuk perhatiannya padaku, meskipun tak lama kemudian Kai pergi lagi dan menitipkanku pada Rivi, again. Aku jadi penasaran, bukankah Rivi juga sibuk? Dia juga seorang pebisnis bukan? Mengapa Rivi selalu menurut pada Kai? Aku melirik Rivi, dia memang poker face yang sejati, Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan. Aku sempat berhenti bernapas ketika merasakan tangan Rivi yang tiba-tiba saja menyentuh keningku. Rivi memeriksa suhu tubuhku dengan ekspresi wajah yang sangat khawatir dan itu berhasil membuatku gugup. Omg, i didn't see that coming!

"Kau sudah sehat, kan?" Kata Rivi sambil menjauhkan tangannya dari keningku dan Aku membalasnya dengan anggukan.

Rivi menghela napas lega dan tersenyum padaku, sambil mengusap rambutku. Sepanjang perjalanan menuju kelas, Rivi terus menyuruhku agar menjaga kesehatan. Katanya dia tidak ingin Kai dan Kakek khawatir jika Aku sakit. Aku hanya menganggukkan kepalaku saja, yang dia katakan memang benar. Tapi tentu saja Aku tidak bisa memberitahukan Rivi apa yang sebenarnya terjadi kemarin. Mungkin tidak sekarang.

Harus Aku akui, Aku memang tertarik pada Rivi, dia sangat menarik dimataku. Selama ini Aku menganggap diriku sudah terlalu paham dengan pria, tetapi melihat Rivi, Aku benar-benar tidak bisa menebaknya. Aku jadi ingin tau lebih banyak tentangnya. Aku tahu Aku tidak bisa seperti ini karena Aku sudah punya tunangan meskipun belum itu belum resmi. Aku hanya mengagumi seseorang, tidak salah bukan?

Akhirnya Aku memberanikan diri menanyakan hal yang paling membuatku penasaran sejak kemarin. Tentang maksud Rivi yang mengatakan bahwa dialah yang lebih dulu mengenalku, saat kami berada di atap kampus, tetapi Rivi hanya tersenyum sambil mengangkat pundaknya. Sudah jelas dia tidak ingin menjawab pertanyaanku. Tapi kenapa? Apa dia memang sengaja membuatku penasaran? Baiklah, Aku akan menanyakan hal yang lain saja. 

"Mengenai Kai, bagaimana dengan dia?" Aku bertanya dengan ragu.

"Kenapa kau tidak tanyakan saja langsung padanya?" 

"Aku merasa canggung padanya. Maksudku, aku merasa kami seperti..." 

Rivi mengerutkan dahinya menatapku heran dan menunggu kalimatku selanjutnya.

"Bagaimana yah... Merasa asing mungkin?" Lanjutku agak ragu

"Oh? Berarti denganku kau tidak merasa Asing? Aku beda, begitu?" Kata Rivi sambil tersenyum dan berhasil membuatku salah tingkah.

Saat itu Aku merutuki diriku sendiri yang mengatakan hal yang sangat ceroboh seperti itu. Bagaimana jika Rivi memberitahu Kai? Bagaimana jika Rivi salah paham? 

"Sudahlah, aku hanya bercanda." Kata Rivi sambil memegang pundakku.

Rivi bercerita banyak tentang masa kecilnya dengan Kai. Rivi selalu tesenyum ketika berbicara mengenai Kai. Tidak pernah Rivi menyebutkan hal yang buruk mengenai Kai, dia pasti mengatakan sesuatu yang baik jika itu mengenai Kai. Aku mengerti, pasti Rivi sangat menyayangi Kai, seperti saudara kandungnya sendiri.

Saat itu kami bercerita agak lama, hingga tak terasa waktu istirahat sudah selesai. Awalnya Rivi ingin mengantarku sampai ke kelas tetapi Aku menolaknya, Aku sudah cukup banyak merepotkannya. Aku tersenyum lebar ketika mendengar berita yang cukup menyenangkan dari ketua tingkat. Katanya dosen mata kuliah selanjutnya tidak akan hadir, dan kami disarankan untuk pulang saja.

Aku langsung merapikan tasku dan berpikir akan menelpon Pak Jim saja dan segera kembali ke rumah. Setelah semuanya siap Aku langsung menuju pintu keluar tetapi langkahku tiba-tiba berhenti ketika melihat Rivi yang berdiri tepat di depan pintu kelasku. Rivi tersenyum sambil melambaikan tangannya padaku.

"Hei beautiful, mau pulang?" kata Rivi sambil berjalan ke arahku.

Aku terdiam menatapnya yang terus menatapku sambil tersenyum. Shit, berhenti melihatku seperti itu! Aku sangat kesal padanya karena memiliki wajah yang tampan dan itu membuatku tesiksa.

"Mau ikut denganku?" Tanya Rivi sekali lagi.

Belum sempat ku jawab, Rivi langsung menarik tanganku dan menyuruhku mengikutinya. Aku bertanya kemana dia akan membawaku, tetapi dia hanya tersenyum sambil berkata "rahasia" padaku. Kami berjalan menuju tempat parkir sekolah, dan kami masuk ke dalam mobilnya. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nurrulfadila

    @flower_flo wkwk gapapa dong, nanti gula di rumah Stella awet

    Comment on chapter Senyuman Maut
  • flower_flo

    Awas Stella nanti diabetes lihat senyumnya yang manis itu wkwk

    Comment on chapter Senyuman Maut
Similar Tags
CALISTA
6      6     0     
Fantasy
Semua tentang kehidupan Calista, yang tidak hanya berisi pahit dan manis. Terdapat banyak rasa yang tercampur di dalamnya. Ini adalah kisah dimana seorang Calista yang mendapatkan pengkhianatan dari seorang sahabat, dan seorang kekasih. Disaat Calista berusaha menyelesaikan satu masalah, pasti masalah lain datang. Akankah Calista dapat menyelesaikan semua masalah yang datang padanya?
Menghapus Masa Lalu Untukmu
50      23     0     
Romance
Kisah kasih anak SMA dengan cinta dan persahabatan. Beberapa dari mereka mulai mencari jati diri dengan cara berbeda. Cerita ringan, namun penuh makna.
Ocha's Journey
5      5     0     
Romance
Istirahatlah jika kau lelah. Menangislah jika kau sedih. Tersenyumlah jika kau bahagia. Janganlah terlalu keras terhadap dirimu sendiri.
Dunia Tiga Musim
39      14     0     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...
In Love With the Librarian
221      123     0     
Romance
Anne-Marie adalah gadis belia dari luar kota walaupun orang tuanya kurang mampu, ia berhasil mendapatkan beasiswa ke universitas favorite di Jakarta. Untuk menunjang biaya kuliahnya, Anne-Marie mendaftar sebagai pustakawati di kampusnya. Sebastian Lingga adalah anak tycoon automotive yang sombong dan memiliki semuanya. Kebiasaannya yang selalu dituruti siapapun membuatnya frustasi ketika berte...
The Last Name
22      18     0     
Fan Fiction
Ketika wanita dan pria saling mencintai satu sama lain apakah sebuah hal yangsalah? Tidak, tidak ada yang salah. CInta menjadi salah jika kau mencintai seseorang yang secara takdir memang tidak bisa kau cintai.
Secret Garden
4      4     0     
Romance
Bagi Rani, Bima yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Bima, Rani yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar jiwa?
Someday Maybe
163      75     0     
Romance
Ini kisah dengan lika-liku kehidupan di masa SMA. Kelabilan, galau, dan bimbang secara bergantian menguasai rasa Nessa. Disaat dia mulai mencinta ada belahan jiwa lain yang tak menyetujui. Kini dia harus bertarung dengan perasaannya sendiri, tetap bertahan atau malah memberontak. Mungkin suatu hari nanti dia dapat menentukan pilihannya sendiri.
Melihat Mimpi Awan Biru
40      16     0     
Romance
Saisa, akan selalu berusaha menggapai semua impiannya. Tuhan pasti akan membantu setiap perjalanan hidup Saisa. Itulah keyakinan yang selalu Saisa tanamkan dalam dirinya. Dengan usaha yang Saisa lakukan dan dengan doa dari orang yang dicintainya. Saisa akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat.
SHEINA
5      5     0     
Fantasy
Nothing is Impossimble