Read More >>"> Loneliness (2 : Esok) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Loneliness
MENU
About Us  

       “Kau sudah bertemu dengan Zeze?” Tanya Tora santai, sambil mengaduk-aduk kopi yang baru saja di hidangkan oleh waitress.

       “Belum. Dia baru sampai dan sedang menuju ke sini.” jawab Ila singkat dan tetap fokus pada ponselnya.

       “Lama tidak bertemu.” Sapa seorang wanita berambut panjang dengan ujung rambut merah ikal, memakai dress biru dongker selutut, sambil tersenyum lebar.

        Tora dan Ila langsung menegakkan kepala, ketika mendengar seseorang menyapa mereka dengan begitu ramah dan santun. Keduanya  menemukan seorang wanita cantik tersenyum lebar berdiri di hadapan mereka. Mereka saling berpandangan untuk beberapa detik, kemudian Ila dan Tora mengalihkan pandangannya ke wanita tersebut. Sejenak kedua terdiam, lalu saling memandang bingung. Kau mengenalnya?

       “Maaf, apakah kita pernah saling mengenal sebelumnya?” Tanya Ila masih dengan raut wajah yang bingung, setelah kebisuasan beberapa menit.

       “Zeby Zevira.” Jawab wanita tersebut tersenyum anggun.

       “Ya, ampun, Zeze!” ucap Tora dan Ila syok dan mengejutkan seluruh pengunjung restoran.

       Sontak Ila dan Tora berdiri, memandang wanita yang mengaku Zeze, sambil mencari kemiripan yang ada pada wanita tersebut. Mata mereka membulat menerawang bagian mana yang membuat percaya jika itu adalah Zeze.

       Wanita yang berada dihadapanya kini terlihat sangat seksi dengan gaun biru dongker yang membalut tubuhnya yang proposional. Dia terlihat anggun dan memiliki tata karma yang tinggi. Berbeda jauh 360 derajat dari yang ada di dalam memori Ila dan Tora. Zeze yang terpatri dalam ingatan mereka, berambut sebahu dan selalu diikat asal-asalan, selalu memakai jeans, kaos atau kemeja, serta bersikap kasar dan suka membentak.

       Setelah puas memandang wanita yang berada di hadapan mereka, akhirnya mereka sadar menjadi pusat perhatian. Setelah Ila melirik ke kanan kiri. Dia menyengol lengan Tora untuk segera duduk kembali, diikuti Zeze yang duduk dengan anggun di sebelah Tora. Keduanya masih belum percaya dengan penglihatannya. Mereka kembali memandang Zeze cukup lama, lalu mereka tersenyum bangga melihat Zeze yang berada di hadapan mereka kini.

       “Ini yang kami harapkan sejak dulu.” Ungkap Tora membuat Zeze tersipu malu.

       “Sepertinya banyak yang berubah. Ketika menuju kemari, tidak satupun aku mengenal orang yang lalu lalang di  hotel ini.” Ujar Zeze yang kini dengan suara yang lembut.

       “Kalau begini, kau sudah pantas untuk menjadi calon istri Tora.” Kata Ila terus terang, lalu menutup mulutnya. Seperti sudah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan.

       Zeze menjadi salah tingkah ketika Tora menatapnya. Sementara Tora tidak membahas lebih lanjut pernyataan yang baru dikatakan oleh Ila. Dia malah asik menyerut habis kopinya dan menganggap itu hanya candaan semata.

       “Hai, Seina.” Ujar beberapa orang wanita dari meja yang bersebelahan dengan meja mereka.

       Suara wanita-wanita tersebut cukup keras hingga mengundang perhatian dan setiap orang yang berada di restoran pun tahu, jika wanita berambut sebahu yang memakai kemeja orange dengan rok biru selutut tersebut merupakan Seina Trijaya, alumnus fakultas kedokteran.

       Penampilannya sejak kuliah tidak pernah berubah. Dia terlihat semakin dewasa di usianya saat ini. Ketika melihat Seina dengan penampilannya dan profesinya sekarang, hampir semua orang tentu mempertanyakan bagaimana dengan keadaan Silvi. Rival terberatnya dalam memperebutkan Leo. Apakah dia sudah menikah? Punya anak? Bekerja dimana? Sebagai apa? Atau akankah Kedua wanita tersebut akan kembali memperebutkan Leo? Pikiran tersebut tidak luput dari Zeze, Ila, dan Tora sebagai teman terdekat Silvi.

       Kedua anak manusia tersebut terlihat selalu bersama, apalagi ketika ada Leo. Tidak mengenal tempat, waktu, dan keadaan mereka selalu ribut dan selalu ingin menjadi yang terdepan.

       “Bagaimana dengan Silvi? Setelah lulus, aku tidak pernah berkomunikasi dengannya.” Ujar Zeze dengan nada kecewa. Dia menundukkan sedikit kepalanya lemas, tanda bahwa dia kecewa. Kehadirannya ditempat ini juga dengan harapan dapat bertemu dengan gadis itu.”Dia datang, tidak, ya?”

       Ada keraguan didalam hati Zeze, kalau mau Silvi menghadiri acara esok. Dia saja yang merupakan teman terdekatnya tidak tahu informasi ataupun kondisi Silvi. Bagaimana mungkin Hazen yang galak dan sombong itu memberitahukan kabar ini padanya. Sudah dipastikan Silvi tidak akan datang, karena hubungan mereka sangat buruk. 

       “Aku saja tidak pernah berkomunikasi dengannya, apalagi kau yang tinggal di Jepang.” Sahut Ila.”Mungkin dia ingin memberikan kejutan!”

       “Kejutan apa? Yang benar saja kau ini. Tidak mungkin!” Seru Zeze tegas.

       “Mungkin saja! Apa yang tidak bisa dia lakukan. Apa kau tidak ingat dia yang membuat mu ketakutan setengah mati.” Bantah Tora yakin.

       Zeze jadi teringat kelakuan Silvi yang membuatnya nyaris mati ditempat. Saat itu, Zeze sedang ulang tahun. Silvi yang mengetahuinya membuat ide yang di rasanya cukup mengasikkan untuk dijadikan kejutan ulang tahun Zeze. Kebetulan kedua orang tua Zeze tinggal di Jepang dan dia hanya tinggal dengan beberapa pekerja rumahnya saja. Sehingga memuluskan segala rencananya.

       Ketika Ila dan Tora menemui Silvi di depan rumah Zeze. Mereka begitu terkejut dengan beberapa orang yang di bawa oleh Silvi. Mereka berdua hampir berlari ketika melihatnya. Sebab, Silvi membawa beberapa orang yang berpenampilan seperti hantu, sebagai kejutan ulang tahun untuk Zeze. Dan alhasil, Zeze menjerit ketakutan saat membuka pintu kamarnya, bahkan dia nyaris pingsan.

       Padahal, jika diingat-ingat bagaimana sikapnya dulu, penampilannya yang tomboy, tidak takut pada siapa pun, Menentang apa yang menurutnya tidak benar. Bahkan dia pernah beberapa kali menentang dosen hingga berimbas pada nilainya dan pada akhirnya dia harus mengulang mata kuliah yang sama. Hal itu membuatnya malu karena kelemahan tersebut. Nyaris pingsan hanya karena hantu bohongan. 

       “Mungkin saja!” ucap Zeze masih tak percaya, sambil mengingat kejadian yang menyebalkan itu.

       “Kita tunggu saja aksinya.” Ila menambahi dengan semangat.

       Ila dan Tora yakin jika Silvi akan datang ke acara reuni esok atau mungkin malam ini dia sudah berada di kamarnya. Tidak mungkin bagi seorang Silvi melewatkan acara sepenting ini. Apalagi mereka sudah tidak bertemu 6 tahun setelah hari wisuda.

       Tora tahu jika reuni ini merupakan ajang kebanggaan dan menyombongakan diri, bagi mereka yang sudah meraih jabatan tinggi di perusahaan tempat mereka bekerja, membanggakan istri, suami atau bahkan calon istri  atau calon suami juga dibanggakan. Di tempat ini juga mereka akan kembali menjalin hubungan yang pernah mereka bina ketika masih di bangku kuliah dulu. Siapa yang akan menjadi bintang di acara tersebut, akan terjawab esok hari.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (15)
  • TikaHariani

    Suka banget dengan tema reuni. Semangat ya, kak.

    Comment on chapter 18 : Pertanyaan Leo
  • Riyuni

    @yuliana Terima Kasih Ana :-D

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • yuliana

    Mantaapp.. 😊👍

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @rifkhod terima kasih atas koreksinya, kak.

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • rifkhod

    Koreksi.

    “Sempurna,” ujar Fani—dan seterusnya. Setauku dialog tag itu , (koma), narasi baru . (Titik) ka. Selebihnya suka

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @YUYU iya, kak masih on-going. Tidak tau, nih, kapan complete-nya.
    Terima Kasih Kak Yuyu sudah mampir.

    Comment on chapter 15 : Selesai Ujian
  • YUYU

    Masih on-going? Semangat ya kak!

    Comment on chapter 15 : Selesai Ujian
  • Riyuni

    @MukhlisSinaga Terima kasih sudah mampir.

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • MukhlisSinaga

    Bagus...

    Comment on chapter 1 : Rencana
  • Riyuni

    @SusanSwansh terima kasih kak, sudah mampir.

    Comment on chapter 1 : Rencana
Similar Tags
Foodietophia
287      235     0     
Short Story
Food and Love
Mask of Janus
97      4     0     
Fantasy
"Namun, jangan pernah memberikan topeng kepada mereka yang ingin melakukan hal-hal jujur ... karena mereka akan mengambil dunia dari genggamanmu." Vera van Ugde tidak hanya bermain di depan layar sebagai seorang model internasional, tetapi juga di belakang layar di mana dunia gelap berada. Vera adalah seorang mafia. Hanya saja, sekelompok orang--yang memanggil diri mereka sebagai par...
SIREN [ RE ]
2      2     0     
Short Story
nyanyian nya mampu meluluhkan hati. namanya dan suara merdunya mengingatkanku pada salah satu makhluk mitologi.
Broken Promises
579      426     5     
Short Story
Janji-janji yang terus diingkari Adam membuat Ava kecewa. Tapi ada satu janji Adam yang tak akan pernah ia ingkari; meninggalkan Ava. Namun saat takdir berkata lain, mampukah ia tetap berpegang pada janjinya?
Loker Cantik
4      4     0     
Short Story
Ungkapkan segera isi hatimu, jangan membuat seseorang yang dianggap spesial dihantui dengan rasa penasaran
PEREMPUAN ITU
3      3     0     
Short Story
Beberapa orang dilahirkan untuk membahagiakan bukan dibahagiakan. Dan aku memilih untuk membahagiakan.
The pythonissam
3      3     0     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Detik Kesunyian
240      200     3     
Short Story
Tuhan memiliki beribu cara untuk menyadarkan kita. Entah itu dengan cara halus, kasar, bahkan menampar. Tapi peringatan itu yang terbaik, daripada Tuhan mengingatkanmu dengan cara penyesalan.
INTERTWINE (Voglio Conoscerti) PART 2
25      10     0     
Romance
Vella Amerta—masih terperangkap dengan teka-teki surat tanpa nama yang selalu dikirim padanya. Sementara itu sebuah event antar sekolah membuatnya harus beradu akting dengan Yoshinaga Febriyan. Tanpa diduga, kehadiran sosok Irene seolah menjadi titik terang kesalahpahaman satu tahun lalu. Siapa sangka, sebuah pesta yang diadakan di Cherry&Bakery, justru telah mempertemukan Vella dengan so...
14 Days
10      4     0     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...