Read More >>"> RAHASIA TONI (HARI TANPA DIA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - RAHASIA TONI
MENU
About Us  

TONI TIDAK masuk sekolah selama lima hari. Murid laki-laki mulai membahas tentang dia. Ada yang bilang, bahwa Toni perlu operasi plastcik gara-gara kena bola kemarin. Ada juga yang bilang, otaknya bergeser karena bola.

Tidak sedikit, murid laki-laki yang membicarakan hal buruk tentangnya. Entah karena mereka iri pada semua yang dimiliki Toni, atau pun mereka kesal karena sikap angkuhnya.

Desas-desus kondisi Toni, terdengar juga di telinga Vanesa. Membuat hatinya merasa gerah.
"Abaikan saja mereka. Mereka cuma iri dengan Toni, karena Toni punya segalanya. Sedangkan mereka nggak," kata Vanesa saat di kantin membela Toni dihadapan teman satu gengnya.

Vio mengangguk. "Iya. Tapi, bukan salah temen-temen juga, sih. Habisnya, Toni kaku banget sama kita. Padahal kita udah mau masuk satu semester nih," Vio menanggapi sambil menambahkan kecap pada kuah ba'sonya.
Sasha membenarkan. "Disatu sisi dia idolanya cewek di sekolah. Tapi kasian, anak cowok banyak yang gak suka sama tingkahnya."

Vanesa menopang dagu. "Gua khawatir sama Toni."
Vio dan Sasha saling pandang.
"Jangan ngarep sama Toni, ntar patah hati."
"Kenapa?" Vanesa menatap kedua temannya. "Gua cantik, dan idola di sekolah."
"Soalnya...." Vio menahan ucapannya, "Toni gak selera ama cewek!" Dia terkekeh.

Vanesa mendengus. "Jangan sembarangan gitu."
Masih dalam tawanya, Vio menjawab, "Karena yang gua liat, dia sama Prima terus."
"Eh tapi, belakangan ini dia juga deket sama anak kelas sebelah, loh," ujar Sasha.

Vanesa berpikir sejenak. Dia ingat betul, hari itu di perpustakaan, Toni bersama Kinanti. Meski tidak menunjukkan keakraban, di situ Vanesa bisa lihat bahwa Toni mau bicara lebih dulu. Biasanya, kalau tidak ditanya, dia tidak mau bicara. Vanesa merasa kalau Toni punya perasaaan pada Kinanti.

Vio iseng, mengejutkan Vanesha. "Oi!" Dia pukul lengan temannya perlahan. "Ngelamun aja."
Vanesa mengusap perlahan lengannya yang baru kena pukul.
"Gua penasaran dengan keadaan Toni sekarang. Mau jenguk dia, gimana caranya ya?"
"Tanya aja Prima, dia satu-satunya teman Toni." Vio memberi saran.
"Udah gua tanya, tapi Prima bilang Toni memang gak mau dijenguk siapa-siapa."

"Hrggh!" Vio mengerang. "Dia itu beruntung karena diciptakan ganteng. Kalau pas-pasan, mungkin bukan anak cowok aja yang sebel. Tapi kita semua juga bakalan sebel ama dia."
"Bener banget, Yo," tambah Sasha. "Cewek secantik Eca aja gak ditanggepin, apalagi kita."
"Iya bener, kesian yah kita." Vio dan Sasha terbahak.

***

Di sudut lain, ada Kinanti yang diam-diam memikirkan Toni. Lima hari tak bisa melihat Toni, rasanya seperti kehilangan oksigen lima puluh persen.
"Lo kenapa, Nan?" tanya Maya sambil melahap tela-tela gorengnya.
"Gak apa-apa. Udah belinya? Yuk lanjut."
"Ayo!" Ajak Maya.

Bugh! Kinanti menabrak Prima saat berpapasan di kantin. Botol air mineral yang Kinanti pegang terlepas dan jatuh menggelinding.

Prima membantu mengambil dan membersihkan. "Udah kotor," kata Prima dengan kedua botol air mineral masih dalam genggamannya.
"Gua ganti sama punya gua aja ya." Prima menawarkan air mineral miliknya yang masih bersih.
"Gak usah diganti, gak apa kok," Kinanti mengambil air mineral miliknya.

Melihat ada Prima di dekatnya, Maya menggunakan kesempatan ini untuk bertanya soal Toni.
"Gimana kabar Toni?" tanya Maya. 
Prima diam sejenak ketika ditanya, matanya mengerling pada Kinanti. 
"Bilang sama dia, ada yang rindu." Maya melirik Kinanti.

"Maya!" bentak Kinanti. Maya hanya cengar-cengir, sedangkan Prima masih nampak berpikir. Saat Prima melihat mata Kinanti, sorot matanya tak bisa menutupi bahwa dia ingin tahu soal Toni. Apa yang harus dia jawab, Prima bingung saat itu. 
"Prim!" Maya mengejutkan Prima, "ditanya malah melamun."
"Toni sehat, cuma memang perlu istirahat aja. Jangan khawatir."
Maya menyiku Kinanti. "Tuh denger, Nan! Sehat dia."

Ingin rasanya Kinanti menyumpal mulut Maya. Dia mulai kesal. Maya tidak lihat apa, kalau wajah Kinanti memerah karena  terus 

Usai mendapat jawaban dari Prima, Maya melenggang pergi. Kinanti menyusulnya dari belakang. Sebelum dia menghilang dari pandangan Prima, Kinanti menyempatkan diri untuk menoleh kebelakang dan mengucapakan terimakasih pada Prima. Dan Prima membalasnya dengan senyuman.

Kinanti berjalan sejajar dengan Maya."Lain kali, hati-hati kalau ngomong, May. Kalau Prima bilang ke Toni, gimana coba?"
"Hiii, sengaja. Cinta itu butuh perantara. Lo gak bakal pernah tau reaksi Toni, kalau tau perasaan lo yang sebenarnya. Kecuali lo tunjukin itu. Masalahnya lo gak berani terus terang, jadi biar Maya si pakar cinta ini yang beraksi." Dia membusungkan dada.
"Pakar cinta?" Kinanti mencibir. "Sendiri juga masih jomlo kok. Weeeg!"
"Meski jomlo, banyak yang naksir sama gua. Jomlo gua itu pilihan, bukan nasib. You know!"

Kinanti tertawa. "Pede banget, sih," katanya.
"Bagus, daripada minder."
Kinanti menggelengkan kepala. "Ngomong-ngomong mau duduk dimana kita?"

Maya mengerling ke sekitar. "Situ aja, deh." Dia menunjuk ke sebuah bangku yang berada di depan perpus, menghadap lapangan. "Sekalian cuci mata, kali aja ada yang mirip Adipati Dolken. Heee."
"Kalau ada yang mirip Adipati, udah pasti kesamber sama yang lain."

Maya menyipitkan matanya. "Lo, gak bisa liat temen menghayal dikit ya. Selalu aja dipupusin harapannya." Maya mengerang sedang Kinanti menutupi mulutnya supaya tak ketara sedang menertawakannya.

***

Jam pulang sekolah. Prima masih sibuk menulis sesuatu, saat siswa yang lain satu per satu keluar. Rifki dan Deni menghampiri Prima. Mereka penasaran dengan apa yang dikerjakan Prima. 
"Prima, lo gak pulang?" Deni membuka percakapan.
"Belum. Sebentar lagi, gua lagi salin catetan fisika untuk Toni."

Rifki duduk satu bangku di depan Prima, dia memutar badannya supaya bisa mengobrol dengan Prima. "Prim, kita mau kok temenan sama lo."
"Iya, Prim, bener," Deni menandaskan.

Prima menyunggingkan senyuman, tangannya tetap sibuk menulis meski dua temannya datang mengajak bicara. "Memang kita temen, 'kan?"

"Bukan, maksud kita temen akrab. Bukan sekedar say hai."
"Bener Prim. Gua, Deni sama temen yang lainnya sering merhatiin kalian berdua. Kita rasa, Toni cuma manfaatin lo. "
"Lo sering disuruh-suruh, 'kan? Jangan mau lah, Prim, lawan aja dia."

Prima menghela nafas. Ia berhenti sejenak dari menulis catatan, dan menatap Rifki serta Deni. "Toni itu anaknya baik, Ki. Cuma dia lagi ada masalah berat belakangan ini," katanya. "Dia juga gak mau kalau orang lain tau, gak mau hidup dikasihanin. Ahh! Susah kalau mau bahas itu anak." 

Penjelasan Prima sebetulnya tidak menjawab rasa penasaran mereka. Mereka tetap saja heran, mengapa Prima masih membela Toni yang jelas-jelas sering merendahkan Prima. Namun mereka juga tidak bisa memaksa atau memprovokasi Prima supaya menjauh dari Toni. 
"Ok deh, Prim, kita berdua pulang duluan kalau gitu. Kalau lo butuh bantuan, kita siap, Prim."
"Bener kata Rifki, Prim. Mudah-mudahan lo sadar kalau cuma dimanfaatin Toni."

Prima mengangguk. "Makasih," katanya. 
Rifki dan Deni saling bertatapan, mereka gagal membuka pikiran Prima. 
"Kita duluan, ya." Deni menepuk pundak Prima.


 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • dede_pratiwi

    when he gone. huhu judulnya bikin baper. wkwk. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' ://tinlit.com/story_info/3644 jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter PROLOG
  • yurriansan

    @sarisariwah mantap masukannya kak. ayo, itu mksdnya klbhan "K". semoga lanjut baca chapter selnjutnya ya kak...

    Comment on chapter PROLOG
  • sarisari

    Baru baca chapter satuny. Ide ceritanya bagus. Gaya berceritanya juga bagus. Cuma, pelajari lagi PUBInya, ya. Ada beberpa penggunaan tanda baca yang salah. Juga huruf akhir kata kapital. Oh iya. Untuk kata ayok, itu maksdunya dalam aksen Jawakah? Kalau iya di italic. Kalau bukan, tanpa huruf 'k'

    Comment on chapter PROLOG
  • yurriansan

    @ShiYiCha maksih. tpi sbnrnya ini bukan cerita SMA aja loh, aku harap klian baca sampai akhir. krena ini kisah Toni yang berjuang melawan kanker dan Prima yang berjuang demi bertahan hidup dari kemiskinan.

    Comment on chapter PROLOG
  • ShiYiCha

    Wiw... Pembukanya seru, nih. Baka lanjutin baca. Mwehe... Cemungut, Kak Yurlian

    Comment on chapter PROLOG
  • yurriansan

    @Ivaumu thanks ya udah mau berkunjung, aku harap kamu bakalan baca sampai selesai. karena ini sbnrnya crita tntang prjuangan anak yg mlwan kanker dan pngorbnan orgtua, sgaja aku bumbui dengan kejenakaan supaya crita makin hidup dan natural. :D

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • Ivaumu

    mungkin karena aku jarang baca teenfic jadi merasa agak aneh. Tapi lucu sih... 😄

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • yurriansan

    @aisalsa09 ooh masih kuliah, berarti masih d bawah saya lah ya, hihi

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • aisalsa09

    @yurriansan udah kuliah kaka. Tapi krna yang itu genreny teenfict, jadi gaya bahasa dan pemikiran ngikutin anak sekolah lagi, ehhehe

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
  • yurriansan

    @aisalsa09 kelhiran thun brp?
    Aku kira dari baca gaya berceritamu di novel imajinyata msh anak sekolah. hoho.
    ternyta udh pernah sma

    Comment on chapter MONYET KECIL DAN LELAKI TAMPAN
Similar Tags
Nobody is perfect
73      20     0     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Nafas Mimpi yang Nyata
4      4     0     
Romance
Keinginan yang dulu hanya sebatas mimpi. Berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar mimpi. Dan akhirnya mimpi yang diinginkan menjadi nyata. Karna dengan Usaha dan Berdoa semua yang diinginkan akan tercapai.
Flowers
4      4     0     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
ONE SIDED LOVE
5      2     0     
Romance
Pernah gak sih ngalamin yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?? Gue, FADESA AIRA SALMA, pernah!. Sering malah! iih pediih!, pedih banget rasanya!. Di saat gue seneng banget ngeliat cowok yang gue suka, tapi di sisi lain dianya biasa aja!. Saat gue baperan sama perlakuannya ke gue, dianya malah begitu juga ke cewek lain. Ya mungkin emang guenya aja yang baper! Tapi, ya ampun!, ini mah b...
BIYA
10      1     0     
Romance
Gian adalah anak pindahan dari kota. Sesungguhnya ia tak siap meninggalkan kehidupan perkotaannya. Ia tak siap menetap di desa dan menjadi cowok desa. Ia juga tak siap bertemu bidadari yang mampu membuatnya tergagap kehilangan kata, yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Namun kalimat tak ada manusia yang sempurna adalah benar adanya. Bidadari Gian ternyata begitu dingin dan tertutup. Tak mengij...
Young Marriage Survivor
22      9     0     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
69      18     0     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Persapa : Antara Cinta dan Janji
60      16     0     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
Please stay in my tomorrows.
3      3     0     
Short Story
Apabila saya membeberkan semua tentang saya sebagai cerita pengantar tidur, apakah kamu masih ada di sini keesokan paginya?
Sekotor itukah Aku
3      3     1     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...