Read More >>"> Satu Koma Satu (Jealousy) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Satu Koma Satu
MENU
About Us  

Waktu sudah hampir tengah malam, mataku tak kunjung terpejam masih terbayang sikap tak bersahabat Banyu padaku. Aku merasa memang belum siap bertemu dengannya, tapi takdir membawaku tepat berada di dekatnya. Terlalu banyak harapanku untuknya, berharap saat bertemu lagi ia sudah melupakanku dan bahagia bersama orang lain. Berharap saat bertemu ia hanya menganggapku sebagai teman biasa dari masa lalunya. Namun ternyata kerinduan yang mendalam yang kutemukan di matanya, membuatku berbalik menaruh harapan padanya.

Aku menikmati semua detakan jantung yang kembali berirama saat aku bisa menatapnya. Aku mengagumi caranya bersikap terhadapku sekalipun aku adalah gadisnya yang pernah membuatnya kehilangan arah dan gairah. Aku menyukai caranya mencemburuiku dan berusaha melindungiku, namun yang kini membuatku kecewa terselip dari tatapannya ada sejentik ketidak percayaan terhadap perasaanku padanya. Aku tak bisa menghakiminya, karena itu terjadi tentu karena kesalahanku yang belum mampu mengutarakan perasaanku lewat kata-kata.

Entah mengapa sekalipun hati kami dalam satu gelombang rasa yang sama namun masih ada penghalang besar dalam keterbukaannya.

Sudah tidur?

Bisa buka pintu belakang?

Sebuah pesan darinya masuk kedalam handphoneku.

Aku segera berlari menuju pintu belakang dan membukanya. Tampak seorang pria jangkung yang sedang terduduk di dinding pembatas tertunduk lesu. Aku menghampirinya perlahan dan menyentuh wajahnya lembut, sebelum mata kami bertemu ia menarik tubuhku dan mendekap ku erat. Hembusan nafasnya terasa hangat di perutku membuat bulu kudukku meremang seketika.

Aku mengoyak rambutnya, membuat ia menengadah tepat dibawah dadaku. Aku spontan menjauhkan diri darinya, lenganku bersilang dan mengusap-ngusap lengan atas ku yang mulai merasa tertusuk oleh udara dingin. Ia berdiri memasang tampang muram kemudian memelukku, membuat telingaku tepat berada di jantungnya. Mendengarkan alunan kehidupan dalam tubuh kekarnya.

“Apa kamu lelah?” Tanyaku memecah kebisuan.

“Hmmm …sedikit.” Jawabnya dengan suara parau.

“Masuklah, aku akan membuatkanmu susu hangat.” Aku melepaskan pelukannya dan menarik lengannya.

 Aku membuatku susu vanilla hangat untuknya, sementara ia merebahkan tubuhnya di kasurku. Setelah ia selesai dengan minumannya aku harus memaksanya kembali ke kamarnya,pikirku.

“Hey, minumlah selagi hangat!” Aku menusuk-nusuk pipinya dengan jari telunjukku.

Matanya yang terpejam terbuka perlahan.

“Simpan saja dulu.” Jawabnya.

Aku duduk di kursi kayu di dekat meja belajarku, memandanginya yang kembali memejamkan mata. Bagaimana bisa mengusirnya jika ia bersikap seperti itu?

Aku menuliskan beberapa kata dalam laporanku saat ia tiba-tiba sudah berada disampingku dan memainkan anak rambutku yang keluar dari ikatan. Aku berhenti menggoreskan penaku, dan memegang lengannya.

“Apa kamu butuh bicara?” Tanyaku.

“Kemarilah!” Ia menepuk-nepuk sofa di kamarku.

Aku menghampirinya dan duduk disampingnya. Ia memandangiku dalam diam membuatku merasa gugup tak karuan. Sikapnya lagi-lagi membingungkan, aku tak bisa menebak ia masih marah atau tidak. Bukankah ia yang pergi begitu saja saat mengantarku ke kampus siang kemarin? Mungkin karena besok pagi kami akan berangkat ia mencoba kembali bersikap biasa saja denganku.

“Ban…sudah malam. Kembalilah kekamarmu!” Aku mulai merasa tidak nyaman dengan sikapnya.

“Aku belum menghabiskan susu buatanmu.” Ia menunjuk pada segelas susu yang baru tersisa setengah.

“Kalau begitu habiskan dan pulanglah!” Pintaku lagi.

Matanya lagi-lagi menunjukkan kemarahan membuat nyaliku menyusut untuk memintanya pergi. Aku terdiam memandangi lantai keramik putih di kamarku, tak terasa bulir air mata berjatuhan. Membuat diriku sendiri kebingungan dan mencoba menghapusnya sebelum Banyu melihatnya. Ia bangkit kemudian berjalan ke arah pintu belakang, aku mengikutinya.

“Apa jika Salman yang datang kau juga akan mengusirnya atau memilih mendengarkan dengan semangat semua leluconnya?” Tanyanya sinis.

Hatiku seperti dihujam ratusan benda tajam, saat mendengar kata-kata itu keluar dari mulutnya. Aku ingin membalas perkataannya namun hanya sesak yang ada. Ia masih berdiri mematung di lorong dapur, seakan menunggu balasan kata-kata dariku.

“Jangan lupa kunci pintunya!” Ia melangkah keluar.

“Ku mohon … jangan datang lagi kekamarku!” Aku mengatakannya dengan separuh terisak kemudian mendorong pintu dan merapatkannya.

Ia mendorong pintunya kembali, dan memandangiku dengan tatapan rasa bersalah. Namun kobar amarah masih ada di matanya, membuatku kembali menatap kebawah.

“Pergilah, jangan membuat ini semakin buruk!” Aku hanya ingin melemparkan tubuhku kekasur dan membasahi bantalku dengan tangisan.

“Apa yang kalian bicarakan di café sebelum aku bergabung?” Tanyanya.

“Tanyakan saja pada temanmu!” Aku menjawab dengan susah payah, tak ingin amarahku meledak dan meninggikan suaraku.

“Aku bertanya padamu!” Teriaknya.

Aku berusaha mendorong kembali pintu itu namun Banyu mendorongnya lebih kuat membuat aku melepaskan pegangannya karena takut terjatuh. Ia sudah selangkah kembali masuk ke lorong dapur, aku tak mau beradu pembicaraan dengannya. Aku berjalan mundur menjauhinya, melemparkan ransel yang telah aku siapkan untuk berpergian besok kearah tubuhnya disusul dengan bantal dan buku-buku.

Ia terlihat marah kemudian menarik tanganku, aku menangis tertahan menjaga agar tak ada kebisingan yang mengganggu penghuni kosan lain.

“Kenapa tak kau jawab pertanyaanku?” Ia kembali mencecarku dengan pertanyaan.

Aku hanya bisa menutup mulutku sambil terus menerus air mata mengalir dan membuat mataku terasa bengkak. Ia menghempaskanku ke atas kasur, sementara ia menyandarkan dirinya ke dinding kemudian terduduk di lantai.

***

Suara ayam berkokok sudah terdengar di kejauhan, entah sudah berapa lama aku tertidur yang kurasakan hanya rasa dingin dan sembabnya wajah. Aku melihat Banyu tengah tertidur di sofa, matanya mulai bergerak-gerak aku langsung kembali memejamkan mata. Tak mampu aku menghadapinya lagi dengan kondisi seperti ini. Terdengar pintu belakang di tutup, disusul gedoran pintu di samping kamarku. Aku mencoba tak peduli yang kuperlukan kembali masuk kedalam selimutku.

Tak berselang lama pintu kamarku dibuka, dua orang pria memasuki kamarku. Aku masih terlalu mengantuk menyadari apa yang terjadi, yang terdengar Banyu melemparkan tas pada Salman dan memintanya memeriksa kembali kamarku dan mengingatkan untuk mengunci pintunya. Sementara Banyu membungkusku dengan selimut dan menggendongku di bahunya. Aku ingin berteriak namun hanya suara serak yang keluar.

Aku merasa ngeri saat menuruni tangga dengan posisi seperti itu, terlihat Salman kerepotan dengan kedua tangannya penuh barang bawaan ikut menuruni tangga. Aku melemparkan pandangan meminta pertolongan, namun ia hanya melemparkan senyuman. Aku diturunkan di jok belakang mobil Banyu, masih terbungkus selimut. Saat mobil berjalan aku kembali tertidur.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • zalsa

    Comment on chapter Epilog
Similar Tags
Double F
6      3     0     
Romance
Dean dan Dee bersahabat sejak lama. Dean tahu apa pun tentang Dee, tapi gadis itu tak tahu banyak tentangnya. Seperti cangkang kapsul yang memang diciptakan untuk menyamarkan bahkan menutupi rasa pahit serta bau obat, Dean pun sama. Dia mengemas masalah juga kesedihannya dengan baik, menutup pahit hidupnya dengan sempurna. Dean mencintai Dee. Namun hati seorang Dee tertinggal di masa lalu. Ter...
LANGIT
264      41     0     
Romance
'Seperti Langit yang selalu menjadi tempat bertenggernya Bulan.' Tentang gadis yang selalu ceria bernama Bulan, namun menyimpan sesuatu yang hitam di dalamnya. Hidup dalam keluarga yang berantakan bukanlah perkara mudah baginya untuk tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti istilah yang menyatakan bahwa orang yang sering tertawalah yang banyak menyimpan luka. Bahkan, Langit pun ...
Junet in Book
17      8     0     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Melihat Mimpi Awan Biru
29      5     0     
Romance
Saisa, akan selalu berusaha menggapai semua impiannya. Tuhan pasti akan membantu setiap perjalanan hidup Saisa. Itulah keyakinan yang selalu Saisa tanamkan dalam dirinya. Dengan usaha yang Saisa lakukan dan dengan doa dari orang yang dicintainya. Saisa akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat.
Who You?
8      4     0     
Fan Fiction
Pasangan paling fenomenal di SMA Garuda mendadak dikabarkan putus. Padahal hubungan mereka sudah berjalan hampir 3 tahun dan minggu depan adalah anniversary mereka yang ke-3. Mereka adalah Migo si cassanova dan Alisa si preman sekolah. Ditambah lagi adanya anak kelas sebelah yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Migo. Juya. Sampai akhirnya Migo sadar kalau memutuskan Al...
102
28      13     0     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
Dream Space
3      3     0     
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan. Welcome to DREAM SPACE. Cause You was born to be winner!
BLACK HEARTED PRINCE AND HIS CYBORGS
105      25     0     
Romance
Ingin bersama siapa kau hidup hingga di hari tuamu? Sepasang suami istri yang saling mencintai namun dalam artian yang lain, saat akan reuni SMA pertama kali memutuskan saling mendukung untuk mendapatkan orang yang masing-masing mereka cintai. Cerita cinta menyakitkan di SMA yang belum selesai ingin dilanjutkan walaupun tak ada satupun yang tau akan berakhir seperti apa. Akankah kembali menya...
The Black Envelope
17      4     0     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Petrichor
29      16     0     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...