Read More >>"> That Snow Angel (09) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

PAN. P.O.V

Peter sedang izin. Seperti katanya kemarin dia benar- benar menemani ayahnya ke New York. Sampai kapan? Kita semua juga tidak tahu. Dia minta tolong pada kami untuk menemani Ashelyn. Kami semua dengan senang hati ingin membantu kalau saja Ashelyn sendiri menerimanya. Peter sudah bilang kalau Ashelyn tidak akan menerima tapi dia tetap saja meminta kami untuk menemaninya.

Kemarin sebelum berangkat. Kita bertemu di rumah Tim.

"Jadi dia bilang dia tidak butuh bantuan kami?" Tanya John.

Peter mengangguk, "Dia tidak mau kita membantunya. Jika kita akan membawa masalah pada diri kita sendiri."

"Hmm... aku tak tahu apa karena dia tak tahu diri atau memang dia baik." Balas Gary.

"Dia tidak mau kita kena masalah Gar... dia itu tidak pernah suka menyusahkan orang. Dia itu salah satu tipe orang yang lebih memilih memberi pengorbanan dari pada menerima pengorbanan." Jawab Peter. Gary mengangkat tangannya seperti org menyerah. "Ada satu hal yang harus kalian tahu tentang dia."

"Dan itu adalah?" Tanyaku.

"Dia baru saja mengalami hal yang sangat berat. Jadi kalian harus mengerti kenapa dia terlalu tertutup. Hal yang dia alami terlalu berat sampai takut untuk membuka diri lagi. Aku tidak bisa memberi tahu apa masalahnya karena aku tahu dia belum siap orang- orang tahu mengenai hal itu. Jadi harus dia sendiri yang memberi tahu kalian. Tapi aku bisa memberi tahumu apa yang dia takutkan. Dia takut kalau akan kehilangan lagi."

"Hah?" Tanya kami bingung. "Apa maksudmu dengan itu?"

"Dia terlalu takut untuk membiarkan masuk lagi kehidupannya karena dia tahu kalau mereka akan pergi. Ah kalian akan mengerti jika kalian sudah dekat dengannya."

"Wow... separah itukah masalahnya sampai dia menjadi dia yang sekarang?" Tanya Jess.

Iya memang Jess ada di sini daritadi. Dia sedang duduk di antara Tim dan John. Mereka memang sudah pacaran tapi sepertinya Tim belum bisa merelakan adik kesayangannya itu untuk sepenuhnya. Aku tidak tahu mereka akan jadi apa ke depannya nanti.

"Tunggu kau mengenalnya?" tanya Tim.

"Dia terkenal kak," Jawab Jess, "Hampir seluruh sekolah mengenalnya. Tapi tidak ada yang tahu kenapa dia seperti itu."

"Yahh... lebih baik tidak ada yang tahu." Kata Peter, "Kalian mau kan membantuku?"

"Tapi kan kau baru saja bilang kalau dia tidak mau dibantu." Kataku.

"Kadang orang suka berbicara sesuatu yang tidak benar- benar mereka maksud." Kata Peter.

"Dan Ashelyn salah satu orang itu?" Tanya Gary.

Peter menggeleng, "Oh tidak. Jika dia sudah bilang sesuatu dia bersungguh- sungguh."

Kami melihatnya dengan tatapan bingung. Dia benar- benar sudah gila ya?

"Tapi Kay itu terkadang suka tidak tahu apa yang dia inginkan. Dia pikir dia tahu tapi sebenarnya tidak. Jadi yang sekarang dia butuhkan adalah seorang teman. Aku tahu itu."

"Bagaimana kau bisa tahu banyak tentangnya? Ckckckck" kata Tim.

"Dan apa dia sepenting itu bagimu?" Tanyaku.

Peter mengangkat bahu, "Aku sudah berteman dengannya selama 10 tahun. Jadi dia sudah seperti keluargaku sendiri. Dan iya. Dia sepenting itu bagiku. Tolong jangan biarkan dia sendiri. Kay yang kukenal bukan dia yang sekarang. Aku tahu Kay itu masih di sana tapi entah bagimana dia seperti hampir hilang. Jadi tolong jangan biarkan dia hilang sepenuhnya. Kalian mau kan membantuku?"

Aku mengangguk dan menepuk pundaknya, "Pasti akan kami bantu. Beri tahu saja apa yang kau mau kami lakukan."

~~~

Aku memang cemburu dengan Peter karena dia bisa bicara pada Ashelyn. Tapi aku tidak punya hak sama sekali sebenarnya karena Peter sudah lebih dulu mengenal Ashelyn dan aku bisa melihat kalau dia sangat peduli padanya.

Aku sedang berjalan ke pohon belakang sekolah tempat di mana aku selalu melihat Peter dan Ashelyn bersama.

"Okeh. Kalian tahu pohon yang terlihat dari jendela kelas?" tanya Peter.

Kami mengangguk, "Ashelyn selalu melihat pohon itu kan?" Tanyaku.

Peter mengangguk, "Iya. Setiap istirahat itulah tempat yang selalu dia datangi. Jadi aku mau kalian untuk datang ke pohon itu setiap istirahat. Dia tidak akan bicara pada kalian jadi dia tidak akan mengusir kalian."

"Bagaimana jika dia pergi?" Tanyaku.

"Hm... Tidak pikir sampai situ..." jawab Peter terlalu jujur. "Tapi... tenang saja. Dia tidak akan melakukan itu. Menurutku dia terlalu nyaman di situ. Ada satu hal lagi yang kalian harus tahu. Jika kalian benar- benar menemani Kay. Jangan cerewet. Jangan buat dia tidak nyaman. Temani saja dia agar dia tidak sendiri. Jika kalian cerewet dan membuatnya tidak nyaman sudah pasti dia akan pergi."

Aku sudah sampai di belakang sekolah. Benar kata Peter, Ashelyn sedang ada di sini. Dia sedang membaca buku dengan headset di telinganya. Aku melihatnya dari kejauhan selama beberapa saat. Lalu aku melihat dia menutup matanya seperti merasakan suasana di sekelilingnya. Dengan wajah seperti itu, pasti benar kata Peter dia memang sangat nyaman di sini.

Aku mulai jalan mendekat. Sebelum aku duduk aku mengetuk bangkunya, "Boleh aku duduk?"

Dia tidak merespon. Wow... aku sangat terkejut dengan sarkastik. Aku duduk di sebelahnya dan dia masih menutup matanya.

Aku mulai bicara untuk membuat percakapan, "Kau benar- benar suka tempat ini ya?" Sama saja tidak ada respon.

"Jangan paksa dia. Biarkan dia bicara padamu dengan kemauannya sendiri. Jangan buat dia tidak nyaman. Bersabarlah dan dia akan melelehkan saljunya sendiri."

Kata- kata Peter terus terulang di benakku dan aku memutuskan untuk mengikutinya. Aku akan di sini bersamanya sampai dia merasa nyaman denganku. Aku akan menunggu dia untuk berbicara dengan sendirinya.

Aku melihatnya dan dia terlihat sangat damai seperti itu. Jadi aku mengikuti kelakuannya. Aku menutup mataku dan mengambil nafas panjang. Aku melakukan posisi ini selama beberapa menit dan aku sudah merasa dalam damai dan sangat nyaman. Suasanya juga sangat enak. Aku bisa mendengar burung- burung berkicau dan angin sepoi- sepoi di sekelilingku. Pantas saja dia suka di sini. Di sini benar- benar nyaman.

KAY P.O.V

"Boleh aku duduk?"

’Argh... Peter’ pikirku. Sudah kubilang aku tidak butuh bantuan mereka. Ah... tapi apa yang aku harapkan dari Peter. Pastilah dia ingin membantu. Tapi kenapa harus dia yang datang. 

"Kau suka tempat ini?" tanyanya lagi. Siapa lagi kalau bukan Pan. 

Aku tidak merespon apapun yang dia katakan. Lalu, selama beberapa saat aku tidak mendengar dia berbicara apa- apa. Aku sampai susah untuk percaya kalau Pan bisa diam. Maksudnya dia bisa tidak menggangguku. Saat aku membuka mata dan melihatnya. Dia sedang menutup matanya melakukan apa yang aku lakukan. Ternyata dia bisa tenang juga. Lalu tiba- tiba dia membuatku terkejut. Dia membuka matanya dan dia tahu kalau aku sedang melihatnya.

Dia menyeringai, "Kenapa?" lalu menutup matanya lagi, "Kau terkejut aku bisa diam?"

’Bagaimana dia bisa tahu?’ pikirku. Lalu alarm di hpku berbunyi. Sudah waktunya kembali ke kelas dan sepertinya Pan juga mengetahui hal itu. Mungkin karena dia mendengar bel.

Dia berdiri, "Ayo kembali ke kelas." katanya. Dia jalan duluan tapi sepertinya dia merasa aku tidak mengikutinya jadi dia menoleh ke belakang lagi. Dia mengisyaratkanku untuk jalan. Aku bingung pertama harus apa tapi akhirnya aku berdiri dan mengikutinya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Loading 98%
2      2     0     
Romance
Warna Jingga Senja
0      0     0     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
The Journey is Love
11      4     0     
Romance
Cinta tak selalu berakhir indah, kadang kala tak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mencintai tak mesti memiliki, begitulah banyak orang mengungkapkan nya. Tapi, tidak bagiku rasa cinta ini terus mengejolak dalam dada. Perasaan ini tak mendukung keadaan ku saat ini, keadaan dimana ku harus melepaskan cincin emas ke dasar lautan biru di ujung laut sana.
My sweetheart senior
151      26     0     
Romance
Berawal dari kata Benci. Senior? Kata itu sungguh membuat seorang gadis sangat sebal apalagi posisinya kini berada di antara senior dan junior. Gadis itu bernama Titania dia sangat membenci seniornya di tambah lagi juniornya yang tingkahnya membuat ia gereget bukan main itu selalu mendapat pembelaan dari sang senior hal itu membuat tania benci. Dan pada suatu kejadian rencana untuk me...
Mata Senja
3      2     0     
Romance
"Hanya Dengan Melihat Senja Bersamamu, Membuat Pemandangan Yang Terlihat Biasa Menjadi Berbeda" Fajar dialah namaku, setelah lulus smp Fajar diperintahkan orangtua kebandung untuk pendidikan nya, hingga suatu hari Fajar menemukan pemandangan yang luarbiasa hingga dia takjub dan terpaku melihatnya yaitu senja. Setiap hari Fajar naik ke bukit yang biasa ia melihat senja hingga dia merasa...
Secret Garden
3      3     0     
Romance
Bagi Rani, Bima yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Bima, Rani yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar jiwa?
Cowok Cantik
146      33     0     
Romance
Apa yang akan kau lakukan jika kau: seorang laki-laki, dianugerahi wajah yang sangat cantik dan memiliki seorang ibu dari kalangan fujoshi? Apa kau akan pasrah saja ketika ditanya pacarmu laki-laki atau perempuan? Kuingatkan, jangan meniruku! Ini adalah kisahku dua tahun lalu. Ketika seorang laki-laki mengaku cinta padaku, dan menyebarkannya ke siswa lain dengan memuat surat cintanya di Mading...
F.E.A.R
69      25     0     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
Aku dan Dunia
3      3     0     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...
In Love With the Librarian
108      25     0     
Romance
Anne-Marie adalah gadis belia dari luar kota walaupun orang tuanya kurang mampu, ia berhasil mendapatkan beasiswa ke universitas favorite di Jakarta. Untuk menunjang biaya kuliahnya, Anne-Marie mendaftar sebagai pustakawati di kampusnya. Sebastian Lingga adalah anak tycoon automotive yang sombong dan memiliki semuanya. Kebiasaannya yang selalu dituruti siapapun membuatnya frustasi ketika berte...