Read More >>"> Bullying (Bab 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bullying
MENU
About Us  

Namaku Aurel Ferdiansyah, satu nama yang bagus dan indah, kalau menurut teman-temanku dan guruku sih. Kalau menurutku, hhhmm ... aku tak terlalu suka nama itu, apalagi di belakangnya menggunakan nama Ayahku. Ya, seperti ada sebuah momok besar membayangiku ketika mengingat nama itu. Tapi apa boleh buat, nama itu tak mungkin aku buang ke tong sampah dan menjadikannya butiran abu ketika di bakar oleh petugas, kalau di pungut sama orang jangan karena aku tak menginginkan mengenal nama itu lagi.

Aku memiliki banyak alasan kenapa tidak menyukai nama itu, sesuatu yang tidak akan pernah mau ku ingat lagi meski hanya sesaat saja. Rasanya itu terlalu menyakitkan dan begitu pedih mengoyak jiwa ini. Jadi sudahlah, biarkan semua menjadi kenangan yang aku simpan jauh di dasar lubuk hatiku dan jangan sekali-kali mengungkapkannya pada dunia ini.

"Rel ...." Terdengar seseorang memanggilku dengan suara lantang nan cempreng yang sanggup memekakan telingaku. Aku tak perlu mencari tahu siapa pemiliki suara itu, karena sudah pasti itu adalah milik Angel, sahabatku yang mengikutiku ke mana saja aku pergi. Sudah seperti perangko ya, hihihi.

"Apa sih, Gel, teriak-teriak sudah seperti hidup di dalam hutan saja!" kataku sambil memasang wajah sedikit cemberut karena aktivitasku yang menyenangkan diganggu sama gadis remaja satu ini.

"Lagian loe di panggil dari tadi kagak nyahut-nyahut, budi ya loe!" kata Angel yang dia memang jika berbicara tidak pernah ada penyaringan, selalu seenaknya saja yang penting dia happy.

"Maaf deh Cintaku, Sayangku, yang bawel, tadi aku lagi tanggung nyelesein gambar ini," kataku sambil menatap wajahnya dan mencubit pipinya dengan begitu gemas.

"Ih najis deh ya dipanggil cinta dan sayang sama loe, Rel! Gini-gini Angel yang cantik dan menawan ini masih normal dan laku sama cowok kali, jadi ngapain di sayang-sayang sama loe!" Angel buru-buru mengusap pipinya yang tadi aku cubit meski tak terlalu keras. Sebenarnya aku sendiri bingung, kenapa ia berpikiran sependek itu ketika aku panggil Cinta dan Sayang? Semua orang tentu tahu jika aku adalah gadis normal senormal-nomalnya dan tidak mungkin menjadi lesbian. Kalau aku menjadi lesbi, kasihan para pria di sekolah ini akan menangis sejadi-jadinya karena kehilangan satu incaran mereka.

Ah ya, aku lupa memberitahu jika aku adalah siswi jelas tiga SMA di salah satu sekolah swasta bergengsi. Masuk sini sebenarnya agak-agak susah karena selain harus memiliki otak yang encer jiga biaya yang tak sedikit. Bukan rahasia umum lagi jika sekolah swasta dan berkelas pasti membutuhkan biaya yang besar meski ada bea siswa juga bagi siswa berprestasi. Dan mungkin di sini aku harus bersyukur karena ayahku masih mampu menyekolahkanku di sini meski aku sedikit ogah jika berkomunikasi dengan pria yang satu itu.

"Lagian ada apa sih manggil aku pake teriak-teriak udah kayak toa saja? Ada kebakaran atau apa, sih?" tanyaku yang memang kesal karena me time-ku terganggu oleh anak satu ini.

"Noh di panggil sama guru ganteng dan tajir melintir yang siap meminangmu menjadi nyonya rumah megahnya," jawab Angel yang lebih suka membuatku harus menebak sendiri daripada mengatakan semuanya secara gamblang dan jelas.

"Siapa? Mr. Jo, kah?" tanyaku sambil sedikit mengerutkan kening karena tidak terbayang dengan ciri-ciri guru yang sahabatku sebutkan tadi.

"Ya siapa lagi, Rel, kalau bukan Mr. Jo yang selalu jadi rebutan itu. Dia kan ...." Aku segera berlalu dari samping Angel, meninggalkannya yang masih saja mengenai Mr. Jo. Jika ia telah berbicara mengenai guru satu itu, maka sudah dapat dipastikan tidak akan berhenti kecuali ada guru datang dengan membawa buku tebak di tambah kaca mata penambah kesan wibawa mereka.

Kulangkahkan kaki menyusuri koridor sekolah yang memang sedikit ramai. Jam istirhat memang tidak pernah membuat koridor sepi dari aktivitas oara siswanya mulai dari yang bercanda hingga ngerumpi. Kadang aku bertanya, bagaimana mereka selalu memiliki bahan rumpian padahal hampir setiap ada jam kosong atau istirahat mereka merumpi, sepertinya tiada hari tanpa rumpi.

Sesekali aku melemparkan sebuah senyuman tat kala ada yang menyapaku. Memang di sekolah aku terkenal sebagai siswa yang sedikit tertutup dan pendiam, hanya Angel yang tahu jika aku bukanlah gadis seangker yang dikatakan oleh teman-teman yang lainnya. Aku bisa tertawa dan bercanda normal meski tak seperti mereka.

"Permisi, Mr. Jo," kataku saat sampai di samping guru nan tampan yang saat ini tengah berbicara dengan guru lain di depan ruang guru. Hhhmm ... mungkin ia juga sama seperti siswanya yang sedang ngerumpi meski aneh juga masa lelaki ngerumpi.

"Ah, Aurel, sudah dari tadi saya menunggumu," katanya sambil melempar seulas senyum yang begitu menawan dan mampu meluluhkan hati setiap gadis yang melihatnya.

Memang bukan rahasia lagi jika banyak siswa yang mengharapkan dapat dekat apalagi bisa menjadi kekasih dari guru yang satu ini. Selain apa yang dikatakan oleh Angel mengenai Mr. Jo, pria yang berada di hadapanku ini terkenal sebagai guru yang ramah dengan badan super sempurna. Jadi wajar jika banyak yang menyukainya, tapi ingat minus aku ya! Aku tak menyukainya meski hanya seujung kuku, ia hanya guruku saja, tak lebih.

"Ada apa Mr. Jo mencari saya?" tanyaku yang hanya sekedar basa-basi tanpa rasa penasaran sesikitpun.

"Begini, akan ada lomba Fisika bulan depan, dan menurut saya kamu mampu untuk mengikut lomba itu." Mr. Jo menatapku penuh harap.

"Bulan depan? Maaf Mister, menurut saya itu terlalu singkat dan saya sendiri tidak yakin mampu mengikuti lomba itu dengan baik, terlebih saat ini saya kelas tiga yang harus menyiapkan diri untuk Ujian Akhir Nasional," kataku yang menolak permintaan guru satu ini karena aku memang merasa tidak mampu untuk melakukannya. Bayangkan saja, dalam waktu satu bulan harus menghapal semua materi dan terutama rumus-rumus Fisika yang tak mudah. Tidak mungkin dalam sebulan bisa memahami semuanya sedang aku juga harus belajar untuk UAN.

"Saya tahu kamu sedang mempersiapkan UAN, tapi waktunya sangat mepet dan menurut kami para guru, hanya kamu yang mampu mempersiapkan semuanya dengan baik meski di tengah-tengah kesibukanmu," kata Mr. Jo yang seolah meyakinkanku jika aku mampu melakukan semuanya dengan baik.

"Tapi Mr. Jo ...," kataku yang masih berniat untuk menolak permintaan guru yang satu itu.

"Saya yakin kamu bisa mengikutinya dan membawa piala itu ke sekolah." Ada sebuah harapan yang begitu tinggi ia gantungkan kepadaku. Namun harapan itu justru membuatku memundurkan satu langkah ke belakang dan membangun benteng diri yang begitu tinggi dan kokoh.

"Maaf, Mister, saya tidak bisa," kataku yang kemudian berbalik dan berlari menjauh dari Mr. Jo meski guru itu terus memanggilku. Aku sungguh tak sanggup terlebih ada satu ketakutan di dalam diriku akan sebuah asa yang begitu tinggi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (1)
  • dear.vira

    beginningnya udh menarik banget, sukses yaa, tlng like ceritaku juga https://tinlit.com/read-story/1436/2575. semga cerita kita bisa terbit yaa. amin.

    Comment on chapter Bab 1
Similar Tags
Reach Our Time
68      19     0     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...
the Overture Story of Peterpan and Tinkerbell
3      3     0     
Romance
Kalian tahu cerita peterpan kan? Kisah tentang seorang anak lelaki tampan yang tidak ingin tumbuh dewasa, lalu seorang peri bernama Tinkerbell membawanya kesebuah pulau,milik para peri, dimana mereka tidak tumbuh dewasa dan hanya hidup dengan kebahagiaan, juga berpetualang melawan seorang bajak laut bernama Hook, seperti yang kalian tahu sang peri Tinkerbell mencintai Peterpan, ia membagi setiap...
Love Rain
84      3     0     
Romance
Selama menjadi karyawati di toko CD sekitar Myeong-dong, hanya ada satu hal yang tak Han Yuna suka: bila sedang hujan. Berkat hujan, pekerjaannya yang bisa dilakukan hanya sekejap saja, dapat menjadi berkali-kali lipat. Seperti menyusun kembali CD yang telah diletak ke sembarang tempat oleh para pengunjung dadakan, atau mengepel lantai setiap kali jejak basah itu muncul dalam waktu berdekatan. ...
Purple Ink My Story
0      0     0     
Mystery
Berawal dari kado misterius dan diary yang dia temukan, dia berkeinginan untuk mencari tahu siapa pemiliknya dan mengungkap misteri yang terurai dalam buku tersebut. Namun terjadi suatu kecelakaan yang membuat Lusy mengalami koma. Rohnya masih bisa berkeliaran dengan bebas, dia menginginkan hidup kembali dan tidak sengaja berjanji tidak akan bangun dari koma jika belum berhasil menemukan jawaban ...
MALAM DALAM PELUKAN
2      2     0     
Humor
Apakah warna cinta, merah seperti kilauannya ataukah gelap seperti kehilangannya ?
Kesya
88      31     0     
Fan Fiction
Namaku Devan Ardiansyah. Anak kelas 12 di SMA Harapan Nasional. Karena tantangan konyol dari kedua temanku, akhirnya aku terpaksa harus mendekati gadis 'dingin' bernama Kesya. Awalnya pendekatan memang agak kaku dan terkesan membosankan, tapi lama-kelamaan aku mulai menyadari ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kesya. Awal dari ancaman terror dikelas hingga hal mengerikan yang mulai ...
Slash of Life
79      19     0     
Action
Ken si preman insyaf, Dio si skeptis, dan Nadia "princess" terpaksa bergabung dalam satu kelompok karena program keakraban dari wali kelas mereka. Situasi tiba-tiba jadi runyam saat Ken diserang geng sepulang sekolah, kakak Dio pulang ke tanah air walau bukan musim liburan, dan nenek Nadia terjebak dalam insiden percobaan pembunuhan. Kebetulan? Sepertinya tidak.
Pangeran Benawa
115      28     0     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...
Belum Tuntas
28      7     0     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
0      0     0     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?