Read More >>"> Manusia (prolog) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Manusia
MENU
About Us  


      "Bangsat lo Ren!!" Bughh. Manu memberikan bogemannya ke Reno lagi. Ia melampiaskan semua kemarahannya. 

      "Dia emang gak suka sama lo dari awal anjing!!"ucapnya sambil tertawa seperti meremehkan.Reno yang sudah tidak kuat lagi akhirnya terjatuh, tanpa ampun Manu terus memberikan Reno pukulan di setiap sisi wajah dan perutnya.

      Halaman belakang sekolah tampak sepi. Tidak ada yang melerai perkelahian itu, hingga akhirnya pak satpam datang dan melerai mereka.

     Reno yang sudah tak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah di larikan ke rumah sakit, sedangkan Manu yang napasnya masih tersengal sengal langsung melarikan diri .

      "Awas aja sampai gue ketemu sama lo lagi Ren. Abis lo di tangan gue. Kita tunggu aja" batin Manu sambil terus berlari tanpa tujuan yang pasti.

                                     --???--

      Tengah malam tadi Manu pulang dalam kondisi basah kuyup dan babak belur. Untungnya papa dan mamanya sudah tertidur jadi tidak ada yang melihatnya pulang dalam kondisi seperti gembel.

      Tak terasa pagi hari telah tiba. Manu memutuskan untuk tidak sekolah karena masih ingin melanjutkan tidurnya.

      "MANUU..SINI KAMU PAPA MAU BICARA, CEPAT!" Teriak papanya dari lantai dasar. Manu dengan kagetnya langsung bangun dari tidur dan berlari menuju lantai dasar. Manu takut dengan papanya jika sedang marah. Karena biasanya papanya sangat baik dan pengertian padanya, jadi begitu papanya marah akan sangat mengerikan baginya.

      "Kamu gimana sih Man? Kamu gak nyadar kamu itu udah kelas 11! Jangan main-main aja kerjanya, apa lagi mainnya sampai buat anak orang masuk UGD" ujar papa Manu sambil memegang beberapa surat di tangannya.

      "Iya pa Manu minta maaf, janji gak ngulangin lagi, abisnya pa dia yang duluan nyari masalah sama aku, ya aku ga-"

      "STOP! Manu papa gak mau dengar lagi, karena perbuatan kamu itu, kamu sampai di keluarkan oleh pihak sekolah, sekarang papa harus mengurus surat pindahmu di sekolah baru, sampai kejadian ini terulang lagi, papa gak akan ampuni kamu lagi, ingat! camkan itu!"ucap papa dengan lantang sambil menunjuk manu tepat di depan wajahnya lalu meninggalkan Manu sendirian di ruang keluarga.

      "Lah, tukan gue yang kena marah bokap, padahal si curut itu yang nyari masalah sama gue, gue kan yang impasnya sekarang, mana harus pindah sekolah lagi, awas aja sampai gue ketemu sama lo lagi Ren, abis lo di tangan gue" kata Manu kepada dirinya sendiri.

                                      --???--

      Karena perbuatannya di sekolah lama, terpaksa ia harus di keluarkan oleh pihak sekolah.

      Jam di dinding menunjukan pukul tujuh pagi, Manu dengan terburu - buru menyisir rambutnya karena takut akan telat nantinya, ya dia harus berangkat lebih awal karena ini hari pertama di sekolah barunya.

      Dengan tergesa - gesa Manu menyambar kunci mobilnya di nakas dan segera berangkat ke sekolahnya yang baru.

      Untuk mencapai ke sekolahnya yang baru Manu tak memerlukan waktu yang lama, karena jarak sekolah dan rumahnya bisa di bilang tidak terlalu jauh.

      Di sinilah sekarang Manu, SMA TUNAS DAUN, ya menurutnya baik sekolah baru atau sekolah yang lama tak jauh beda, sama sama sekolah...elit.

      Manu menuju ruang kepala sekolah untuk menanyakan dimana kelas yang akan ia tempati untuk kedepannya.

      Tok tok, Manu mengetuk pintu yang terhubung ke dalam ruang kepala sekolah, tak lama terdengar balasan dari dalam "ya..silahkan masuk", Manu memutar kenop pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan.

      "Selamat pagi pak" sapa Manu

      "Iya nak ada yang bisa bapak bantu?" Tanya pak kepala sekolah.

      "Begini pak saya murid baru di sini, saya ingin menanyakan, kelas apa yang saya dapatkan di sekolah ini?"

      "Owh kamu pasti Manu kan siswa kelas 11 pindahan dari SMA BANGSA" duga beliau

      Tok tok, ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kepala sekolah

      "Ya silahkan masuk" ucap kepala sekolah memperbolehkan orang tersebut untuk masuk."ah rupanya Bu Dian, ini dia Bu murid baru yang saya bilang ke ibu" yang di panggil Bu Dian iti hanya mengangguk kan kepala.

      "Nak Manu, ini adalah wali kelas barumu, Bu Dian, dia yang akan antarkan kamu ke kelas barumu" Manu hanya mengangguk - angukkan kepalanya.

      "Ayo nak mari ikuti ibu, kalau begitu saya permisi dulu pak" salamnya kepada kepala sekolah dan keluar dari ruangan itu.

      Setelah berjalan melewati beberapa kelas dan menaiki beberapa anak tangga, akhirnya mereka sampai di kelas tujuannya, kelas 11 IPA 1.

      Bu Dian memasuki kelas dan Manu mengikutinya dari belakang, melihat kehadiran mereka membuat anak - anak yang awalnya ricuh menjadi tenang dan sunyi.

      "Pagi anak - anak, di pagi hari ini kalian mendapatkan teman baru, ayo nak silahkan perkenalkan diri kamu" Bu Dian mempersilahkan Manu untuk memperkenalan dirinya.

      Manu mengangguk kan kepalanya "perkenalkan saya Manu, pindahan dari SMA BANGSA" 

     "Apa ada yang ingin di tanyakan untuk temen baru kalian?" Tanya Bu Dian ke anak - anak yang lain 

      Para putri sibuk berbisik - bisik, merundinhkan apa yang akan mereka tanyakan, tak lama kemudian salah satu putri ada yang bertanya " udah punya pacar belum? Lalu teman temannya yang lain juga bertanya "lo model ya?", pertanyaan pertanyaan tersebut semakin membuat kelas semakin bertambah ricuh.

      PLAK PLAK, Bu Dian memukulkan penggaris kayunya yang besar itu ke papan, sontak semua siswa mau pun siswi terdiam,"kita akhiri sesi pertanyaannya, Manu sekarang kamu bisa duduk di bangku itu" tunjuk Bu Dian menggunakan pengaris kayunya"Sia akan menjadi teman sebangkumu" lagi - lagi Manu hanya menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan kearah bangku yang di tunjuk Bu Dian.

      Manu memperhatikan siswi yang katanya akan menjadi temam sebangkunya itu, "SIA" Manu membaca name tag siswi itu. Akhirnya Manu duduk di samping gadis itu, namun gadis itu tetap fokus membaca novelnya, seolah olah tak ada makhluk yang duduk di sampingnya.

      "Baik sekarang kita lanjutkan pelajaran yang kemari, catat apa yang ibu tulis di papan" perintah Bu Dian lalu menuliskan kata demi kata di papan tulis.

      Manu masih seperti tadi tetap memperhatikan gadis yang duduk di smapingnya "tumben gue di kacangin sama perempuan" pikir Manu dalam hati. Gadis yang awalnya membaca novel itu akhirnya mulai mencatat sesuai perintah Bu Dian.

      Manu hanyut dalam lamunannya, perempuan yang bernama Sia pun sadar jika laki - laki di sebelahnya sedang memperhatikannya. Sia melirik Manu sekilas, membuat Manu salting dan buru - buru mencatat apa yang di papan, Sia mengalihkan pandangannya dan melanjutkan catatannya.

      "Gak biasanya gue salting gini, depan cewek yang baru kenal pula" Manu terheran heran pada dirinya sendiri, iya juga berpikir bahwa gadis yang duduk di sampingnya ini adlah gadis yang BERBEDA dari kebanyakan gadis yang pernah ia temui sebelumnya.

      "Anak - anak ibu cukupi pelajaran kita kali ini, yang belum menyelesaikan catatan yang ibu berikan, harap di selesaikan dan di kumpulkan di Sia, biar dia yang menyetorkan ke ibu, Sia nanti taruh di meja ibu ya" pesan Bu Dian

     "IYA BU..." balas anak - anak serentak " kalau begitu ibu permisi dulu ya, ibu ada rapat dengan guru - guru yang lain, Sia kamu sebagai ketua kelas tolong tangani teman te, an yang lain" ujar Bu Dian lalu pergi meninggalkan kelas.

     "Eh beruang kutub betina, ajak gue ngomong kek!" Kata Manu ke Sia sambil menoel - noel puntak Sia dengan pulpen. Sia tidak menggubris omongan Manu dan terus melanjutkan catatannya.

     "TEMEN - TEMEN YANG UDAH SELESAI, CATETANNYA BISA DI KASI KE GUE SEKARANG!!" Teriakan Sia ke seluruh penjuru kelas, tak lama anak - anak kelas termasuk Manu mengumpulkan catatannya ke Sia " udah semua kan? Tanya Sia sambil mengedarkan pandanganya, tak ada yang menjawab, Sia melangkahkan kakinya keluar dari kelas dan menuju ruang guru.

     "SIA.. TUNGGU.. GUE IKUT.." teriak salah satu putri sambil mengejar Sia.

     "Sabar ya bro lo dapet temen duduk ya kayak gitu" ujar seorang siswa sambil menepuk nepuk pundak Manu, Manu hanya melihat siswa itu"oh iya kenalin gue Daniel

     " gue duduk di sebelah bangku lo, dan yang tadi ngejar Sia itu sahabatnya Sia dari orok, namanya Bila" Daniel memeperkenalkan dirinya dan Bila, Manu meanggukan kepalanya 

      "oh iya tadi gue gak sengaja denger lo bilang Sia, beruang kutub betina?" Tanya daniel sambil menggeleng - gelengkan kepalanya

      "iya, lo gak salah denger, emang pantes kok dia di ejek kayak gitu"balas Manu. 

      "Dia emang dingin orananya Man, ya lo sabar - sabar aja duduk sama dia, tapi aslinya dia baik banget kok, percaya deh sama gue".

      "Eh ngomong - ngomong gue laper nih, lo mau ikut gue ke kantin gak, tenang aja guru guru pada rapat" ajak Daniel

      "Ayo deh, gue juga laper" balas Manu mengiyakan ajakan Daniel.
 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kaichuudokei
49      4     0     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
Senja Belum Berlalu
20      3     0     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Abay Dirgantara
73      23     0     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
About love
11      7     0     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
Save Me From Myself
14      7     0     
Romance
"Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi aku."
Sweet Scars
1      1     0     
Romance
Renafkar
0      0     0     
Romance
Kisah seorang gadis dan seorang lelaki, yakni Rena dan Afkar yang sama-sama saling menyukai dalam diam sejak mereka pertama kali duduk di bangku SMA. Rena, gadis ini seringkali salah tingkah dan gampang baper oleh Afkar yang selalu mempermainkan hatinya dengan kalimat-kalimat puitis dan perlakuan-perlakuan tak biasa. Ternyata bener ya? Cewek tuh nggak pernah mau jujur sama perasaannya sendiri....
AVATAR
31      18     0     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
102
21      12     0     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
LELAKI DI UJUNG JOGJAKARTA
27      9     0     
Romance
Novel yang mengisahkan tentang seorang gadis belia bernama Ningsih. Gadis asli Jogja, wajahnya sayu, kulitnya kuning langsat. Hatinya masih perawan belum pernah mengenal cinta sampai saatnya dia jatuh hati pada sosok lelaki yang saat itu sedang training kerja pada salah satu perusahaan besar di Jogjakarta. Kali ini Ningsih merasakan rasa yang tidak biasa, sayang, rindu, kangen, cemburu pada le...