Read More >>"> Mencintaimu di Ujung Penantianku (Kepergianmu...) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mencintaimu di Ujung Penantianku
MENU
About Us  

       Aku mengajak sahabat-sahabatku ke kampus dan mengenalkan mereka pada Lara, Bang Beno, Bang Aron dan juga Bang Alca. Kalau Bang Elang nggak usah dikenalkan lagi, lihat tuh mereka langsung lupa kalau ini bukan di sekolahan SMU kami lagi. Aku tersenyum melihat tingkah mereka. Mmm... Bang Elang kelihatan masih suka Aldora, dia suka ngelirik Aldora tuh...

“Hei dari mana aja beberapa hari ini?” tanya Bang Alca, aku menoleh pada Bang Alca.

“Eh..bang...” ucapku sadar Bang Alca duduk di sampingku.

“Mmm... jalan ke kampungnya Nenek Adonia...” jawabku, Aku dan Bang Alca duduk sedikit jauh dari mereka. Kami duduk di depan ruang perkuliahan yang kosong.

“O.. asyik donk, nggak ajak-ajak...” ucapnya aku senyum kalau ajak kamu aku bisa makin terpikat dong sama kamu.

“Besok aku berangkat...” ucap Bang Alca, dadaku berdesir halus.

“Oh...” ucapku datar...padahal hatiku berguncang hebat. Besok? Jadi ini pertemuan terakhir...

“Kamu bisa datang ke bandara?” tanyanya, bagaimana aku bisa melihat kepergianmu.

“Mmm... sepertinya nggak bisa, aku ada acara dengan teman-teman...” ucapku sambil tertunduk. Bagaimana bisa aku melihat kepergianmu... Sebenarnya acara dengan teman-teman sih bisa di undur tapi aku memang nggak ingin melihatmu pergi.

“O ya...” ucapnya

“Semoga sukses di sana ya Bang...” ucapku.

“Terima kasih, kamu juga sukses di sini ya...” ucapnya, aku mengangguk sulit untuk bicara.

“Jangan suka melamun sendiri di taman ya...” ucapnya aku tersenyum

“Hmmm...” gumamku.

“Teman-temanmu tepat seperti apa yang kamu dan Elang bicarakan. Makhluk-makhluk cantik yang memberi kehangatan. Aku bisa rasakan kehangatan persahabatan saat ini. Terutama karena ada kamu di antara mereka.” ucapnya aku menaikkan wajahku dan menoleh padanya. Dia sedang melihatku. Sesaat mata kami saling menatap, sepertinya ada banyak hal yang ingin dikatakan...

“Hei...kalian berdua...” suara Bang Elang menyadarkan kami, aku langsung mengalihkan pandanganku ke Bang Elang begitu juga Bang Alca.

“Ayo ke Caffe Gold, hitung-hitung perpisahan dengan Alca yang berangkat besok...” ucap Bang Elang. Ku lihat Aldora, Adonia dan Meckha kaget, mereka saling pandang. Lalu...

“Iya..ayo, meski kami juga baru kenal kan nggak apa-apa buat perpisahan..” ucap Adonia.

“Oke ayo kita berangkat...” ucap Bang Beno, lalu kami bergerak ke Caffe Gold. Aku ngak bisa lagi menikmati moment ini. Pikiranku bercampur aduk... Aku melihat wajahmu yang ceria saat teman-teman membuat acara dan menyampaikan kata-kata perpisahan. Ini adalah pilihan hidupmu... Aku bahagia melihatmu bahagia tapi aku juga sakit saat menyadari tak sampai 24 jam lagi kita akan menikmati kebersamaan ini. Setelah teman-teman puas mengobrol akhirnya kami pulang. Kali ini aku tidak diantar Bang Alca karena Aldora membawa mobil dan kami pulang bareng. Sepanjang jalan pulang kami hanya saling diam, teman-teman mungkin mengerti apa yang ku rasakan. Sesampainya di rumahku mereka tidak langsung pulang, kami berkumpul di kamarku. Aku hanya diam, lalu Adonia mendekatiku dan memelukku dan yang lain ikut juga memelukku. Aku menangis dalam pelukan ketiga sahabatku. Mereka juga menangis. Terima kasih sahabat-sahabatku telah mengerti hatiku dan ikut menangis bersamaku...

       Pagi ini aku sudah bersiap mau pergi dengan ketiga sahabatku, aku duduk di depan meja belajarku. Aku teringat Bang Alca. Aku tak mampu melukiskan hatiku...apakah aku marah...sedih...atau bahagia... Dan akhirnya aku hanya diam dalam ketidakmengertianku...dan mencoba menghentikanmu bermain-main di pikiranku...

Ketiga sahabatku akhirnya tiba di rumahku, kami lalu pergi jalan. Seharian bersama mereka menyenangkan tapi tetap saja keberangkatan Bang Alca sore ini mengusik pikiranku. Kami di parkiran mall...

“Ayolah Cher..., kalau kamu ingin mengantarnya antar aja...” ucap Meckha, aku menggeleng.

“Ini untuk terakhir kali loh Cher...” ucap Aldora di sisiku

“Ya udah kita kesana aja...” ucap Adonia.

”Iya...” ucap Meckha...

“Iya Cher?” si lembut Aldora bertanya lagi padaku..., aku akhirnya mengangguk.

“Hore...” ucap Adonia dan Meckha...

Let's go...” ucap Meckha, aku senyum dengan tingkah ketiga sahabatku ini.

Oke.” aldora lalu menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju menuju air port. Kami tiba di air port... Tapi aku enggan untuk turun.

“Cher...” ucap Aldora, aku menggeleng...

“Maaf teman-teman aku nggak sanggup...” ucapku air mataku menetes. Teman-teman hanya diam, sesaat hening menyelimuti suasana mobil yang tadi ceria. Dan akhirnya aku dan teman-teman hanya sampai di parkiran air port tanpa menemui Bang Alca untuk terakhir kalinya. Suara pesawat terbang membelah langit, mungkin itu pesawat yang membawanya pergi.. Aku membuka pintu mobil dan turun dari mobil. Berdiri di sisi mobil sambil melihat ke langit di mana pesawat itu terbang..

“Hari beranjak malam...
Angin berhembus perlahan menyapu jalanan
Daun-daun terbang perlahan mengikuti hembusan angin
Daun-daun pepohonan bergoyang lembut mengikuti irama angin
Suara binatang malam mulai perdengarkan suaranya
Disertai burung yang terbang kembali pulang ke sarangnya
Ku berdiri menatap langit...
Seakan ingin menahannya ‘tuk tetap biru
Sehingga hatiku pun sebiru warnamu...
Tapi tak ada yang bisa menahan perjalanan waktu...
Ku menatap langit sore ini dengan hati nelangsa
Selamat beranjak malam langit
Seperti kekasih hatiku yang beranjak pergi...”

       Dan masa ini pun berlalu... Aku melanjutkan hidupku tanpa kamu ada di sisiku. Hari-hariku di kampus terasa berbeda tapi aku coba beradaptasi tanpamu. Satu persatu orang terdekat pergi, Bang Elang juga akhirnya wisuda. Dan akan menyusul Bang Aron dan Bang Beno. Bang Anggara setelah wisuda tidak pernah ku temui lagi. Bang Elang kemarin mengatakan padaku, kalau Bang Anggara menitip surat padaku. Saat membacanya aku kaget, ternyata Bang Anggara tahu kalau aku suka Bang Alca. Katanya dia sempat simpatik padaku tapi karena tahu aku suka Bang Alca dia mengundurkan diri dari kisah ini katanya. Dan pesan spesialnya padaku : Kenapa kita selalu mudah mengatakan hal-hal tidak baik atau hal-hal yang menyakitkan hati tapi sulit mengatakan hal yang baik seperti mengatakankan cinta...* Aku nggak menyangka bang anggara mengerti hatiku. Padahal dia begitu cuek. Hah..., aku menatap langit biru. Aku sedang duduk di tepi kolam dan menatap langit seperti yang pernah kami lakukan dengan Bang Alca.

“Perubahan berjalan perlahan tapi pasti...
Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang di tinggal..
Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti...
Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi...
Tak ada yang menetap dalam keabadian...
Dan aku...masih disini...”

                                                               *****

______________________________________________

* Perkataan dari seseorang yang ku kenal.

 

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kare To Kanojo
152      86     0     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
Haruskah Ku Mati
696      292     0     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
Zo'r : The Teenagers
92      68     0     
Science Fiction
Book One of Zo'r The Series Book Two = Zo'r : The Scientist 7 orang remaja di belahan dunia yang berbeda-beda. Bagaimana jadinya jika mereka ternyata adalah satu? Satu sebagai kelinci percobaan dan ... mesin penghancur dunia. Zo'r : The Teenagers FelitaS3 | 5 Juni - 2 September 2018
My Big Bos : Mr. Han Joe
2      2     0     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...
Koude
89      67     0     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...
I'll Be There For You
32      29     0     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
ALUSI
132      58     0     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Cadence's Arcana
136      84     0     
Inspirational
Cadence, seorang empath, tidak suka berhubungan dengan orang lain. Ketika dia kalah taruhan dari kakaknya, dia harus membantu Aria, cewek nomor satu paling dihindari di sekolah, menjalankan biro jasa konseling. Segalanya datar-datar saja seperti harapan Cadence, sampai suatu saat sebuah permintaan klien membawanya mengunjungi kenangan masa kecil yang telah dikuburnya dalam-dalam, memaksanya un...
NAZHA
9      9     0     
Fan Fiction
Sebuah pertemuan itu tidak ada yang namanya kebetulan. Semuanya pasti punya jalan cerita. Begitu juga dengan ku. Sang rembulan yang merindukan matahari. Bagai hitam dan putih yang tidak bisa menyatu tetapi saling melengkapi. andai waktu bisa ku putar ulang, sebenarnya aku tidak ingin pertemuan kita ini terjadi --nazha
My Secret Wedding
48      32     0     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...